Anda di halaman 1dari 20

SIFAT-SIFAT BIOLOGI TANAH DAN PENGARUHNYA BAGI PERTANIAN

DISUSUN OLEH :
RYAN SAPUTRA ( 2203310037 )

DOSEN PENGAMPUH:
Dr. Ir. RUARITA RAMADHALINA KAWATY, M.P.

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVESITAS TRIDINANTI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang sifat-sifat
biologi tanah dan pengaruhnya bagi pertanian. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, 19 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Biologi Tanah......................................................................................................... 3
B. Organisme Tanah.................................................................................................. 3
C. Jenis dan Klasifikasi Organisme Tanah.............................................................. 3
D. Aktivitas Organisme Tanah.................................................................................. 5
E. Bahan Organik Tanah........................................................................................... 6
F. Sumber Bahan Organik........................................................................................ 7
G. Proses Dekomposisi Bahan Organik................................................................... 8
H. Fungsi Bahan Organik Terhadap Sifat fisik, kimia dan biologi tanah............ 10
I. Pengaruh sifat biologi tanah bagi pertanian....................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan medium alami tempat tanaman hidup, berkembang biak dan mati,
karena itu tanah mampu menyediakan sumber bahan organik selama bertahun-tahun yang
dapat didaur ulang untuk nutrisi tanaman. Tanah juga menyediakan dukungan fisik yang
diperlukan untuk berpegang bagi sistem perakaran dan juga berfungsi sebagai reservoir
udara, air, dan nutrisi yang juga penting bagi pertumbuhan tanaman. Bagian dari kerak bumi
di bawah tanah dikenal sebagai lapisan dan tidak langsung memberikan sumbangan bagi
pertumbuhan tanaman.
Tanah sebagai suatu pedosistem dengan tanaman tingkat tinggi tumbuh diatasnya
membentuk ekosistem yang terbuka dan dinamis sehingga terdapat aliran energi dan bahan
(panas, air, hara, bahan mineral dan organik, organisme). Sifat tanah yang penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah kesesuaiannya sebagai media pertumbuhan akar
tanaman: air, udara, penyerapan panas dan pasokan unsur hara. Keadaan tersebut bersama-
sama menentukan tingkat kesuburan tanah.
Kemampuan tanah sebagai habitat tanaman dan menghasilkan bahan yang dapat dipanen
sangat ditentukan oleh tingkat kesuburan atau sebagai alternatif kapasitas berproduksi atau
berproduktivitas. Hasil akhir dari kesuburan tanah adalah hasil tanaman yang diukur
berdasarkan keadaan asli tanah, produksi berat kering tanaman setiap tahun, setelah deskripsi
keragaman tanaman dan variasi produktivitas musiman; total hasil tertinggi, keragaman
vegetasi terbesar, dan adanya variasi terkecil dari tahun ke tahun yang menunjukkan keadaan
kesuburan tanah yang tinggi.
Sejumlah besar organisme tanah hidup di dalam tanah. Bagian terbesar organisme tanah
terdiri dari kehidupan tumbuhan. Hal ini tidaklah berarti memperkecil arti hewan-hewan
terutama dalam tahap permulaan dekomposisi organik.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang kita ambil adalah:
1. Apa yang dimaksud biologi tanah?
2. Apa yang dimaksud dengan organisme tanah?
3. Bagaimana klasifikasi dan jenis organisme tanah?
4. Apa yang dimaksud dengan bahan organik?
5. Darimana sumber-sumber bahan organik?
6. Bagaimana proses dekomposisi bahan organik?
7. Bagaimana fungsi biologi tanah terhadap sifat, biologi dan kimia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan memahami
tentang:
1. Pengertian biologi tanah
2. Pengertian organisme tanah
3. Klasifikasi dan jenis organisme tanah
4. Pengertian bahan organik
5. Sumber-sumber bahan organik
6. Proses dekomposisi bahan organik
7. Fungsi bahan organik terhadap sifat, biologi dan kimia
8. Pengaruh sifat biologi tanah bagi pertanian

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biologi Tanah
Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian. Sifat, ciri dan
tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika dan
biologi tanah.
Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam tanah.
Karena ada bagian-bagian hidup di dalam tanah, maka tanah itu disebut sebagai “Living
System” contohnya akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah.

B. Organisme Tanah
Organisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua makhluk hidup baik
hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari fase hidupnya
berada dalam sistem tanah.

C. Jenis dan Klasifikasi Organisme Tanah


Di dalam tanah, berdasarkan fungsinya dalam budidaya pertanian, secara umum terdapat
dua golongan jasad hayati tanah, yaitu yang menguntungkan dan yang merugikan. Jasad
hayati yang menguntungkan ini, yaitu yang terlibat dalam proses dekomposisi bahan organik,
pengikat/penyediaan unsur hara dan atau pembentukan serta perbaikan struktur tanah.
Sedangkan jasad yang merugikan adalah yang memanfaatkan tanaman hidup, baik sebagai
sumber pangan atau sebagai inangnya, yang disebut sebagai hama atau penyakit tanaman
maupun sebagai kompetitor dalam penyerapan hara dalam tanah.
Secara umum biota (jasad hayati) tanah dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Fauna, meliputi:
a. Makro fauna, terdiri dari herbivora (pemakan tanaman) dan karnivora (pemangsa hewan-
hewan kecil). Herbivora meliputi cacing (Annelida), bekicot (Mollusca), Arthopoda, yaitu
Crustacea seperti kepiting,Chilopoda seperti kelabang, Diplopoda seperti kaki seribu,
Arachnidaseperti kutu dan kalajengking, dan serangga (Insecta); seperti belalang, kumbang,
rayap, jangkrik dan semut; serta hewan-hewan kecil lain yang bersarang dalam tanah, seperti
ular, tikus, kadal dan lain-lain; kanivora meliputi serangga, rayap, dan laba-laba.
b. Mikro fauna berupa pemangsa parasit, meliputi nematoda, protozoa, dan rotifera.
2. Mikroflora meliputi:

3
a. Ganggang, terdiri dari ganggang hijau dan hijau-biru.
b. Cendawan, meliputi jamur, ragi, dan kapang.
c. Bakteri, aerobik dan anaerobik. Bakteri aerobik meliputiAzotobakter, Beijerinkia,
Rhizobium dan Azospirillum. Bakteri anaerobik meliputi Desulfovibrio.
Jasad hayati tanah ini berdasarkan ukurannya dipilih menjadi tiga
a. Makrobia : jika berukuran di atas 10 mm.
b. Mesobia : berukuran 0,2-10 mm.
c. Mikrobia : berukuran < 0,2 mm (200 mm) (Hanafiah, 2005).
Berdasarkan cara memperoleh energi, mikrobia tanah dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:
(1) kelompok yang memperoleh energi dari sinar matahari, dikenal sebagai kelompok
fototrof, dan
(2) kelompok yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa anorganik, seperti senyawa N
(amonia dan nitrit), sulfur, zat besi atau senyawa karbon sederhana, dan metana. Kelompok
kedua ini dikenal sebagai kelompok kemotrof.
Selain itu berdasarkan sumber karbon yang digunakannya, mikrobia tanah dapat digolongkan
menjadi dua kelompok yaitu:
(1) kelompok yang menggunakan CO2, HCO3, CO3 sebagai sumber carbon yang
dikelompokkan dalam ototrof (litotrof), dan
(2) kelompok yang menggunakan C organik sebagai sumber karbon dan dikelompokkan
dalam heterotrof (organotrof).
Mikroflora yang tergolong fototrof meliputi alga, sianobakter, bakteri lembayung dan
hijau. Mikroflora yang tergolong fotohetotrof adalah bakteri lembayung non sulfur, dan
heliobakteri (bakteri pembentuk endospora, Bascillus dan Closdtridium). Mikroflora yang
tergolong kemotrof antara lain bakteri pengoksidasi NH4+ (Nitrobacter), dan pengoksidasi
nitrit. Kelompok mikroflora kemoototrof dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Kelompok yang menggunakan CO2 antara lain bakteriNitrosomonas, bakteri pengoksidasi
sulfur (Thiobacillus thiooxidans), bakteri pengoksidasi Fe (Thiobacillus ferrooxidans) dan
2. Kelompok yang menggunakan HCO3, contoh Pseudomonas sp. Mikroflora yang termasuk
kelompok kemoheterotrof adalah bakteri perombak selulosa.

Berdasarkan keberadaannya dalam tanah, dibagi dalam dua kelompok besar yaitu:

4
1. Mikrobia otokton (autochtonous), yakni mikrobia setempat pada tanah-tanah tertentu dan
atau bersifat endemik, contohnya bakteri Azospirillum halopraeferen yang selalu ditemukan
di tanah salin;
2. Mikrobia zymogen, yaitu mikrobia yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh adanya
perlakuan khusus seperti penambahan pupuk, bahan organik dan pengelolaan tanah. Selain
itu dikenal juga mikrobia trasien, yaitu mikrobia yang keberadaannya di dalam tanah bersifat
sebagai penetap sementara. Mikrobia trasien umumnya merupakan mikrobia yang
diintrodusir ke dalam tanah baik disengaja ataupun tidak disengaja (Ma’shum, 2003).
Berdasarkan spesifikasi fungsinya, jasad hayati tanah digolongkan menjadi jasad spesifik
fungsional jika fungsinya dalam tanah bersifat spesifik, misalnya bakteri nitrosomonas dan
nitrobacteryang berperan dalam nitrifikasi, bakteri rhizobium yang berperan dalam fiksasi N
bebas, endomikoriza yang berperan dalam penyediaan dan penyerapan hara P oleh tanaman.
Serta jasad nonspesifik fungsional jika berperan tidak spesifik, misalnya mikrobia
dekomposer bahan organik.
Apabila dikaitkan dengan pertumbuhan tanaman, biota tanah dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
1. Biota yang menguntungkan.
2. Biota yang merugikan.
3. Biota tanpa pengaruh.
Jika kelompok (1) yang dominan maka pertumbuhan tanaman menjadi baik, sedangkan
jika kelompok (2) yang dominan maka pertumbuhan tanaman akan jelek. Dengan tujuan agar
biota tanah yang menguntungkan ini dapat dimaksimalkan dan yang merugikan dapat
diminimalkan, yang tanpa pengaruh dapat dimanfaatkan, sehingga pertumbuhan dan produksi
tanaman dapat dioptimalkan, maka pengembangan biologis dan bioteknologi tanah menjadi
penting untuk dikembangkan sebagai dasar pertanian organik tersebut.

D. Aktivitas Organisme Tanah


Faktor yang mempengaruhi aktivitas organisme tanah meliputi :
 Vegetasi (Hutan, padang rumput, rawa, belukar)
 Iklim (curah hujan, suhu, kelembaban)
 Tanah (unsur hara, kemasaman, kelengasan, toxisitas)

Parameter aktivitas organisme tanah meliputi :

5
 Jumlahnya di dalam tanah
 Biomassa
 Aktivitas metabolik
Peranan Organisme Tanah
Positif:
 Penyedia unsur hara
 Penghasil enzim dan auksin
 Pelindung tanaman dari stres air
 Pelindung tanaman dari patogen
 Perombakan organik menjadi senyawa sederhana
Negatif:
 Patogen tumbuhan

E. Bahan Organik Tanah


Tanah tersusun dari: (a) bahan padatan, (b) air, dan (c) udara. Bahan padatan tersebut
dapat berupa: (a) bahan mineral, dan (b) bahan organik. Bahan mineral terdiri dari partikel
pasir, debu dan liat. Ketiga partikel ini menyusun tekstur tanah. Bahan organik dari tanah
mineral berkisar 5% dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik tanah
mineral sedikit (+5%) tetapi memegang peranan penting dalam menentukan Kesuburan
Tanah.
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang
sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.

Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik Tanah:


Diantara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen
tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase.
Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak
ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke bawah kadar bahan organik
semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di
lapisan atas.

6
Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin,
kadar bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N
bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila kelembaban efektif
meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan
kegiatan organisme tanah.
Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar
bahan organik dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan
oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis. Pada tanah dengan drainase buruk,
dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk.
Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik.
Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi
kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah
pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim et al,
1986).

F. Sumber Bahan Organik


Bahan organik tanah umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar,
hanya sekitar 3 – 5 % tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman
besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya
terhadap pertumbuhan tanaman adalah :
 Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah
 Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (Kapasitas Pertukaran
Kation tanah menjadi lebih tinggi)
 Sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan organik memiliki peranan sangat penting di dalam tanah. Bahan organik tanah juga
merupakan salah satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki kandungan
bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang tidak sehat memiliki kandungan
bahan organik yang rendah. Kesehatan tanah penting untuk menyamin produktivitas
pertanian.
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting,
daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis

7
sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur
karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa,
hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin.
Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan
organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses
perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan
akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja
sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan
bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan
organik tanah selain dapat berasal dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan.
Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan perbedaan pengaruh yang
disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari
bahan organik tersebut.
Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung dari
beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah,
keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan
jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan
binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan.
Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-
rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-
30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar
(44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu
itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H
dan O.

G. Proses Dekomposisi Bahan Organik


Proses dekomposisi Bahan Organik memiliki urutan sebagai berikut:
1. Fase perombakan bahan organik segar. Proses ini akan merubah ukuran bahan menjadi
lebih kecil.
2. Fase perombakan lanjutan, yang melibatkan kegiatan enzim mikroorganisme tanah.
Fase ini dibagi lagi menjadi beberapa tahapan. Pada tahapan awal dicirikan oleh kehilangan
secara cepat bahan-bahan yang mudah terdekomposisi sebagai akibat pembafaatan BO
sebagai sumber karbon dan energi oleh mikro organisme tanah, terutama bakteri. Dihasilkan

8
sejumlah senyawa sampingan seperti: NH3, H2S, CO2, asam organik dll. Selanjutnya, pada
tahapan tengah, terbentuk senyawa organik tengahan/antara (intermediate products) dan
biomasa baru sel organisme).Lalu tahapan akhir dicirikan oleh terjadinya dekomposisi secara
berangsur bagian jaringan tanaman/hewan yang lebih resisten (mis: lignin). Peran fungi dan
Actinomycetes pada tahapan ini sangat dominan
3. Fase perombakan dan sintesis ulang senyawa-senyawa organik (humifikasi) yang akan
membentuk humus.
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh
tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus mengalami serangan-serangan
jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan bangunan tubuhnya.
Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro disebut humus.Humus biasanya
berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi
bahan organik tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman serta
binatang yang telah terdekomposisikan.
Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk inilah bahan
organik banyak terakumulasi dalam tanah. Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap
durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu
bermuatan negatif. Tetapi tidak seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf
(tidak beraturan bentuknya).
Humus merupakan senyawa rumit yang agak tahan lapuk (resisten), berwarna coklat,
amorf, bersifat koloidal dan berasal dari jaringan tumbuhan atau hewan yang telah diubah
atau dibentuk oleh berbagai jasad mikro. Humus tidaklah resisten sama sekali terhadap kerja
bakteri. Mereka tidak stabil terutama apabial terjadi perubahan regim suhu, kelembapan dan
aerasi.Adanya humus pada tanah sangat membantu mengurangi pengaruh buruk liat terhadap
struktur tanah, dalam hal ini humus merangsang granulasi agregat tanah.
Kemampuan humus menahan air dan ion hara melebihi kemampuan liat. Tinggi daya
menahan (menyimpan) unsur hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus,
karena humus mempunyai beberapa gugus yang aktif terutama gugus karboksil. Dengan sifat
demikian keberadaan humus dalam tanah akan membantu meningkatkan produktivitas tanah.
Sifat dan Ciri Humus:
 Bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous.
 Luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat.
 Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8-100 me/100 g.

9
 Daya jerap air 80-90% dari bobotnya, liat hanya 15-20%.
 Daya kohesi dan plastisitasnya rendah sehingga mengurangi sifat lekat dari liat dan
membantu granulasi agregat tanah.
 Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein liat yang didampingi oleh
C, H, O, N, S, P dan unsur lainnya.
 Muatan negatif berasal dari gugus -COOH dan -OH yang tersembul di pinggiran
dimana ion H dapat digantikan oleh kation lain.
 Mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia seperti Ca, Mg, dan K.
 Merupakan sumber energi jasad mikro.
 Memberikan warna gelap pada tanah.

H. Fungsi Bahan Organik Terhadap Sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan
organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat
fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam
tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik
adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya.
Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah
yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan
tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil.
Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah
(porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya
sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari
kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman.
Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah.
Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan
susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah:

 Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat
polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan
partikel tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan

10
tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5
bar/ atmosfer.
 Warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan energi
radiasi matahari yang kemudian mempengaruhi suhu tanah.
 Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya
 Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.
Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur
tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang
stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini
berlangsung melalui mekanisme:
 Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah,
diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh
mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau
hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan
bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.
 Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes.
Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam
tanah.
 Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa
organik yang berbentuk rantai panjang.
 Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat
dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan
ikatan hidrogen.
 Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dan
bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah:


Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari
kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat
meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid
mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan
KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan
menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur
hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan

11
pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK menambah kemampuan
tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga
terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk komersil
dimana biasanya ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena sangat larut air sehingga
pada periode hujan terjadi kehilangan yang sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam
residu organik tidak larut dalam air sehingga dilepaskan oleh proses mikrobiologis.
Kehilangan karena pencucian tidak seserius seperti yang terjadi pada pupuk komersil.
Sebagai hasilnya kandungan nitrogen tersedia stabil pada level intermediet dan mengurangi
bahaya kekurangan dan kelebihan. Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K
bagi tanaman dari hasil mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan
kata dari immobilisasi
Mineralisasi merupakan transformasi oleh mikroorganisme dari sebuah unsur pada bahan
organik menjadi anorganik, seperti nitrogen pada protein menjadi amonium atau nitrit.
Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari
mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan
ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan
belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan
mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral. Mempengaruhi kemasaman atau pH.
Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah menurunkan pH tanah, hal ini
bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan.
Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena dekomposisi
bahan organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH
akibat penambahan bahan organik yang terjadi pada tanah masam dimana kandungan
aluminium tanah tinggi , terjadi karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa
kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi .
Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam
kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi perubahan
terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau
hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa
organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir.

12
Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain
terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan
mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah.

Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah:


Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian
bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan
organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di
dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan
organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat.
Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad
renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan
mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh
sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus.
Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.

Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman:


Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk
menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat
langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan
sifat dan ciri tanah.

Pengaruh Langsung Bahan Organik pada Tanaman:


Melalui penelitian ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap
langsung dari bahan organik dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap
orang bahwa hanya asam amino, alanin, dan glisin yang diserap tanaman. Serapan senyawa N
tersebut ternyata relatif rendah daripada bentuk N lainnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa
bahan organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin serta pada waktu-waktu
tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan jasad mikro.

13
Bahan organik ini merupakan sumber nutrien inorganik bagi tanaman. Jadi tingkat
pertumbuhan tanaman untuk periode yang lama sebanding dengan suplai nutrien organik dan
inorganik. Hal ini mengindikasikan bahwa peranan langsung utama bahan organik adalah
untuk menyuplai nutrien bagi tanaman.
Penambahan bahan organik kedalam tanah akan menambahkan unsur hara baik makro
maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga pemupukan dengan pupuk
anorganik yang biasa dilakukan oleh para petani dapat dikurangi kuantitasnya karena
tumbuhan sudah mendapatkan unsur-unsur hara dari bahan organik yang ditambahkan
kedalam tanah tersebut. Efisiensi nutrisi tanaman meningkat apabila pememukaan tanah
dilindungi dengan bahan organik.

Pengaruh Tidak Langsung Bahan Organik pada Tanaman:


Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya
terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Bahan organik tanah mempengaruhi
sebagian besar proses fisika, biologi dan kimia dalam tanah. Bahan organik memiliki peranan
kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam
mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam
memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut.
Besarnya pengaruh ini bervariasi tergantung perubahan pada setiap faktor utama lingkungan.
Sehubungan dengan hasil-hasil dekomposisi bahan organik dan sifat-sifat humus maka dapat
dikatakan bahwa bahan organik akan sangat mempengaruhi sifat dan ciri tanah.

Peranan tidak langsung bahan organik bagi tanaman meliputi:

 Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman.


Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air karena bahan
organik, terutama yang telah menjadi humus dengan ratio C/N 20 dan kadar C 57%
dapat menyerap air 2-4 kali lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut, maka
bahan organik terutama yang sudah menjadi humus dapat menjadi penyangga bagi
ketersediaan air.
 Membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur-unsur tersebut
dari pencucian.

14
Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme,
sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali.
 Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah Peningkatan KTK menambah kemampuan
tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
 Memperbaiki struktur tanah Tanah yang mengandung bahan organik berstruktur
gembur, dan apabila dicampurkan dengan bahan mineral akan memberikan struktur
remah dan mudah untuk dilakukan pengolahan.
Struktur tanah yang demikian merupakan sifat fisik tanah yang baik untuk media
pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir, atau gumpal akan memberikan sifat
fisik yang lebih baik bila tercampur dengan bahan organik.
 Mengurangi erosi
 Memperbaiki agregasi tanah.
Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam
pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah
yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi
berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat
diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi
diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori
tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
 Menstabilkan temperatur.
Bahan organik dapat menyerap panas tinggi dan dapat juga menjadi isolator panas
karena mempunyai daya hantar panas yang rendah, sehingga temperatur optimum
yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya dapat terpenuhi dengan baik.
 Meningkatkan efisiensi pemupukan
Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Demikian pula dengan peranannya dalam menanggulangi erosi dan
produktivitas lahan. Penambahan bahan organik akan lebih baik jika diiringi dengan
pola penanaman yang sesuai, misalnya dengan pola tanaman sela pada sistem
tumpangsari. Pengelolaan tanah atau lahan yang sesuai akan mendukung terciptanya
suatu konservasi bagi tanah dan air serta memberikan keuntungan tersendiri bagi
manusia.

15
I. Pengaruh sifat biologi tanah bagi pertanian
Sifat biologi tanah memiliki pengaruh yang signifikan bagi pertanian. Ini berdampak
pada kesuburan tanah, produktivitas tanaman, dan keberlanjutan sistem pertanian. Berikut
adalah beberapa pengaruh sifat biologi tanah bagi pertanian:
1. Dekomposisi Bahan Organik: Organisme tanah, seperti bakteri dan jamur, berperan dalam
mengurai bahan organik seperti dedaunan yang terurai dan residu tanaman. Proses
dekomposisi ini menghasilkan humus, yang meningkatkan kesuburan tanah dengan
menyediakan nutrisi penting bagi tanaman.
2. Siklus Nutrisi: Organisme tanah berperan dalam siklus nutrisi dengan mengubah senyawa
organik menjadi bentuk-bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Ini memastikan
ketersediaan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tanaman.
3. Penyediaan Nutrisi Mikro: Beberapa mikroorganisme tanah menghasilkan senyawa
organik yang membantu tanaman mendapatkan nutrisi mikro yang penting, seperti besi, seng,
dan tembaga.
4. Aerasi Tanah: Aktivitas cacing tanah dan organisme lainnya membantu meningkatkan
aerasi tanah dengan menggali lorong-lorong. Tanah yang baik dioksigenasi adalah penting
untuk pertumbuhan akar dan aktivitas mikroorganisme yang sehat.
5. Kontrol Hama dan Penyakit: Beberapa organisme tanah, seperti nematoda predator dan
bakteri antagonis, membantu mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Ini dapat
mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
6. Akumulasi Materi Organik: Aktivitas biologis dalam tanah menghasilkan akumulasi materi
organik, yang meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air dan nutrisi. Tanah yang kaya
akan bahan organik memiliki kapasitas retensi air yang baik.
7. Erosi Tanah: Tanaman dengan akar yang kuat dan aktivitas biologis tanah dapat membantu
mengurangi erosi tanah dengan menjaga kepadatan dan kelembaban tanah.
8. Keanekaragaman Tanaman: Sifat biologi tanah dapat memengaruhi jenis tanaman yang
tumbuh dengan baik. Ini dapat mempengaruhi pemilihan tanaman yang ditanam dalam suatu
area pertanian.
Pemahaman dan pengelolaan sifat biologi tanah yang positif adalah kunci dalam
pertanian berkelanjutan. Praktik-praktik pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk
organik, peningkatan bahan organik dalam tanah, dan konservasi tanah, dapat membantu

16
mendukung sifat biologi tanah yang sehat. Ini, pada gilirannya, meningkatkan produktivitas
pertanian dan keberlanjutan sistem pertanian.

17

Anda mungkin juga menyukai