BIOLOGI TANAH
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat dan KaruniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Makrofauna Tanah Sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah Gambut” ini dengan baik
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Saya juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
pembaca. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3. Tujuan......................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN
2.1. Tanah Gambut............................................................................. 4
2.2. Makrofauna Sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah................. 4
2.3. Proses Yang Terjadi di Dalam Tanah.......................................... 5
2.4. Peranan Makrofauna Tanah Sebagai Bioindikator Kesuburan
Tanah Gambut............................................................................. 6
2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Makrofauna Tanah dan
Kesuburan Tanah......................................................................... 7
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 9
3.2. Saran............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
I. PENDAHULUAN
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi makrofauna tanah dan kesuburan tanah?
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
II. PEMBAHASAN
Organisme yang hidup di dalam tanah ada yang bermanfaat, ada yang
mengganggu, dan ada pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu.
Organisme yang bermanfaat antara lain cacing tanah dan bakteri tertentu yang dapat
mengubah CO (karbon monoksida) yang beracun menjadi CO 2 (karbon dioksida) atau
mengikat N dari udara (Hardjowigeno, 1987).
Adapun beberapa contoh makrofauna tanah yaitu cacing, semut, dan rayap. Salah
satu makrofauna tanah yang berpotensi sebagai bioindikator kesuburan tanah adalah
cacing tanah. Cacing tanah merupakan makrofauna tanah yang berguna untuk
menyuburkan tanah dan berperan penting sebagai penyelaras keberlangsungan
ekosistem yang sehat, baik untuk biota tanah, hewan maupun manusia. Hewan ini
berevolusi menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Cacing tanah juga
memperbaiki aerasi tanah melalui aktivitas pembuatan lubang dan juga memperbaiki
porositas tanah akibat perbaikan struktur tanah. Selain itu cacing tanah mampu
memperbaiki ketersediaan unsur hara dan kesuburan tanah secara umum (Edward,
1998).
substansi nabati yang mati, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk
kotoran. Diversitas makrofauna dapat digunakan sebagai bioindikator ketersediaan
unsur hara dalam tanah. Hal ini karena makrofauna mempunyai peran penting dalam
memperbaiki proses-proses dalam tanah (Mangungsong, 2019).
selanjutnya mampu membentuk kemantapan hasil proses antara bahan mineral dan
organik pada tanah (Endrik, 2015).
Cacing tanah sebagai salah satu bioindikator kesuburan tanah berperan penting
dalam memperbaiki struktur tanah. Aktivitas cacing tanah yang memengaruhi
struktur tanah meliputi pencernaan tanah, perombakan bahan organic, pengadukannya
dengan tanah dan produksi kotorannya yang diletakkan di permukaan atau di dalam
tanah. Cacing tanah merupakan makrofauna tanah yang bermanfaat karena dapat
merubah bahan organik kasar menjadi humus. Cacing tanah memakan bahan organik
yang berada dipermukaan tanah, masuk sambil menyeret sisa-sisa tanaman ke
liangnya, kemudian mengeluarkan kotorannya di permukaan tanah. Dengan adanya
makrofauna tanah, bahan organik kasar yang ada di dalam tanah dapat menjadi
humus. makrofauna tanah dapat memperbaiki tata udara tanah dan mengubah
kesuburan tanah serta struktur tanah (Hardjiwigeno, 2007).
sistem tanah, interaksi makrofauna tanah tampaknya sulit dihindarkan, karena biota
tanah banyak terlibat dalam suatu jaring-jaring makanan dalam tanah. Meskipun
sebagai penghasil senyawa-senyawa organik tanah dalam ekosistem tanah, namun
tidak berarti berfungsi sebagai subsistem produsen (Suheriyanto, 2013).
Kesuburan tanah juga dipengaruhi oleh ketersediaan hara, rendahnya
ketersediaan hara mencerminkan rendahnya kesuburan tanah sehingga keberadaan
makrofauna tanah sebagai perombak bahan organik sangat menentukan ketersediaan
hara dalam menyuburkan tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik dalam
tanah maka tanah tersebut akan semakin subur begitu juga sebaliknya (Hanafiah,
2013).
Keberadaan makrofauna tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah, salah satunya
adalah bahan organik tanah. Bahan organik tanah sangat menentukan kepadatan
populasi organisme tanah salah satunya adalah makrofauna tanah di mana semakin
tinggi kandungan organik tanah maka akan semakin beranekaragaman makrofauna
tanah yang terdapat pada suatu ekosistem. Meningkatnya keanekaragaman
makrofauna di dalam tanah dengan meningkatnya kandungan bahan organik tanah
dan dominansi vegetasi bawah disebabkan oleh karena bahan organik tanah maupun
sisa-sisa tanaman dari vegetasi bawah dapat dimanfaatkan oleh makrofauna di dalam
tanah sebagai sumber makanannya (Sugiyarto, 2000).
III. PENUTUP
9
III.1. Kesimpulan
Makrofauna tanah merupakan bagian dari biodiversitas tanah yang berperan
penting dalam perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah melalui proses
imobilisasi dan humifikasi. Dalam proses dekomposisi bahan organik, makrofauna
tanah lebih banyak berperan dalam proses fragmentasi (comminusi) serta
memberikan fasilitas lingkungan (mikro habitat) yang lebih baik bagi proses
dekomposisi.
Makrofauna tanah berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik
tanah. Makrofauna akan meremah-remah substansi nabati yang mati, kemudian bahan
tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran.
Cacing tanah sebagai salah satu bioindikator kesuburan tanah berperan penting
dalam memperbaiki struktur tanah. Aktivitas cacing tanah yang memengaruhi
struktur tanah meliputi pencernaan tanah, perombakan bahan organic, pengadukannya
dengan tanah dan produksi kotorannya yang diletakkan di permukaan atau di dalam
tanah.
Keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis makrofauna tanah di suatu daerah
sangat ditentukan oleh faktor lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan
abiotik. Faktor lingkungan abiotik terdiri atas fisika dan kimia. Faktor fisika terdiri
dari suhu, kadar air dan tekstur tanah. Sedangkan faktor kimia terdiri dari salinitas,
pH, kadar organik tanah dan unsur mineral lainnya. Faktor lingkungan abiotik dapat
menentukan sruktur dari komunitas hewan-hewan yang terdapat pada suatu
habitatekosistem.
III.2. Saran
Saya menyadari jika makalah saya masih memiliki banyak kesalahan. Oleh
karena itu, saya meminta pembaca agar memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
10
Achmad Tarmeji, Ratna Shanti, Patmawati. 2018. Hubungan Bahan Organik dengan
Keberadaan Fauna Tanah pada Umur Rehabilitasi Lahan Pasca
Tambang yang Berbeda. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab 1
(1) : 1-10.
Anderson JM. 1994. Functional Attributes of Biodiversity in Landuse System: In D.J.
Greenland and I. Szabolcs (eds). Soil Resiliense and Sustainable Land
Use. CAB International. Oxon.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2008.
Laporan Tahunan, Konsorsium Penelitian dan Pengmbangan
Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Cahyo Wibowo dan Syamsudin Ahmad Slamet. 2017. Keanekaragaman Makrofauna
Tanah Pada Berbagai Tipe Tegakan Di Areal Bekas Tambang Silika
Di Holcim Educational Forest, Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal
Silvikultur Tropika 8 (1) : 26-34.
Edwards, C.A. 1998. Earthworm Ecology. St. Lucie Press. Washington, DC. 389.
Endrik. 2015. Keanekaragaman Makrofauna Tanah Di Kawasan Perkebunan Coklat
(Theobroma Cacao L. ) Sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah Dan
Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia 1 (2) :
197-208.
Endrik. 2018. Studi Hubungan Keanekaragaman Makrofauna Tanah dengan
Kandungan C-Organik dan Organophosfat Tanah di Perkebunan
Cokelat (Theobroma cacao L.) Kalibaru Banyuwangi. Jurnal
Bioeksperimen 4 (1) : 1-10.
Eni Maftu’ah, M. Alwi, dan Mahrita Willis. 2005. Potensi Makrofauna Tanah
Sebagai Bioindikator Kualitas Tanah Gambut. Bioscientiae 2 (1) : 1-
14.
Hanafiah, K.A. 2013. Dasar-Dasar Imu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hanafiah K A. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah Cetakan Keenam. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hardjowigeno S. 1987. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Bogor.
Hasyimuddin, Syahribulan & Andi A. U. 2017. Peran Ekologis Serangga Tanah di
Perkebunan Patallassang Kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan. Seminar Nasional Biology for Life. Gowa : Jurusan
Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Alauddin Makassar.
Hilwan, I & Handayani, E.P. 2013. Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna
Tanah pada Areal Bekas Tambang Timah di Kabupaten Belitung,
11
3. Bahan organik asal seresah berkualitas tinggi cepat habis. Namun berdasarkan
hasil penelitian cacing tanah lebih banyak di temukan hidup di bawah seresah
berkualitas rendah dari pada yang berkualitas tinggi, mengapa ?
Jawab :
Karena cacing tanah menyukai lahan pertanian dengan masukan bahan
organik berkualitas tinggi (C/N rendah). Seresah berkualitas tinggi memiliki
kandungan lignin, polifenol dan nisbah C/N rendah serta cepat
terdekomposisi. Seresah yang berkualitas rendah memiliki kandungan
(L+P)/N yang tinggi, lambat lapuk dan lambat termineralisasi. Serasah
dianggap sebagai sumber makanan yang paling baik bagi cacing tanah karena
karbohidratnya relatif tinggi dan rendahnya kandungan ligno selulosenya.
Cacing tanah tidak mampu memakan serasah yang baru jatuh dari pohon.
Serasah tersebut membutuhkan periode tertentu untuk lapuk atau terurai
sampai cacing tanah mampu memakannya. Sehingga serasah berkualitas
rendah dengan masa lapuk lambat memiliki masa tinggal lebih lama
dipermukaan tanah dan mampu memberikan pasokan hara pada tanah secara
lambat dan sebagai bahan makanan bagi cacing tanah.