Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi
Disusun oleh :
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan saya
nikmat iman dan sehat, sehingga masih diberi kesempatan yang luar biasa untuk
Tidak lupa shalawat beserta salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Adapun penyusunan makalah ini dengan maksud agar dapat mengetahui
Saya sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan kekurangan serta jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar menerima kritik dan saran,
sebab sekali lagi saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
disertai saran yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
BAB I .......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II ......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
PENUTUP .................................................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia yang hidup selain memerlukan air dan udara juga memerlukan
keberadaannya bagi kehidupan manusia, sebab memiliki nutrisi penting yang akan
diserap oleh tubuh. Respon tubuh ketika membutuhkan makanan adalah rasa lapar.
manusia. Selain menyediakan bahan makanan, nutrisi, bahan non pangan, terdapat
Dibalik pentingnya peran pertanian, tak ayal terjadi pula banyak permasalahan.
Salah satu permasalahan tersebut adalah terjadinya alih fungsi lahan subur.
sehingga dapat diartikan bahwa kebutuhan pangan ini harus dapat dipenuhi setiap
waktu.
pentingnya lahan gambut bagi pembangunan pertanian, bahkan tidak berlebihan jika
kesuburanya yang rendah. Namun apabila dikelola dan dibudidayakan dengan baik
dan bijak, lahan gambut dapat memberikan hasil tanaman yang baik bahkan dapat
1.3 Tujuan
pertanian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tanah organik pada prinsipnya dibagi menjadi dua kategori yaitu, 1) tanah
gambut yang memiliki 40% bahan organik dan 2) tanah organik lainnya yang
mengandung 20– 39,9% bahan organik (tanah mull) di lapisan bajak, yang seringkali
dengan lapisan tanah mineral (Yli-Halla, et al., 2021). Tanah gambut merupakan
material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah
berlebihan atau jenuh air, bersifat tidak mampat dan hanya sebagian yang mengalami
perombakan. Gambut telah menjadi komponen utama media tanam karena harganya
yang murah, ketersediaannya yang tinggi dan karakteristik fisiko-kimia yang unik
gambut adalah sisa tumbuhan di lingkungan berair yang mulai mengarang, tetapi
memiliki kadar lengas yang tinggi sekitar 70%. Subagyo et al., dalam Tampubolon, et
al., (2020) juga berpendapat bahwa tanah gambut adalah tanah yang sebagian besar
tersusun dari bahan organik dengan kadar C-organik lebih dari 12 % jika tidak
mengandung clay atau lempung atau memiliki kadar C–organik lebih dari 18% jika
mengandung clay atau lempung 60% atau lebih. Barchia dalam Tampubolon, et al.,
(2020) menyebutkan bahwa gambut memiliki kandungan bahan organik lebih dari
85% dan C organik sebesar 12-18%, jika BD-nya >0,1 g cm3 maka ketebalannya lebih
dari 40 cm, akan tetapi jika BD-nya < 0,1 g cm3 maka ketebalannya >60 cm.
dalam (dengan ketebalan 200-300); 4) Gambut sangat dalam (dengan ketebalan >300
3
cm). Sedangakan berdasarkan kandungan sertanya, gambut terbagi menjadi: 1)
Fibrik, tipe gambut ini memiliki serat yang tinggi yakni lebih dari 66%, termasuk
kurang dari 1/3 volume dengan kematangan gambut yang sempurna; dan 3) Hemik,
gambut tipe ini proses dekomposisinya antara gambut tipe fibrik dan gambut tipe
saprik.
Menurut Noor et al. (2015) dalam Masganti, et al., (2017) pembentukan gambut
proses pembentukan biomassa dengan dukungan nutrisi terlarut, air, udara, dan
radiasi matahari. Proses translokasi merupakan pemin dahan bahan oleh gerakan
air dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan oleh gerakan angin
(udara) akibat perbedaan tekanan. Akibat proses pembentukan biomasa dari sisa
tumbuhan setempat lebih cepat dari proses perombakannya, maka ter bentuklah
Laju pembentukan gambut sangat lambat dan berbeda dari satu tempat
dengan tempat lainnya. Yang mana laju pembentukan gambut ini dipengaruhi oleh
4
2.3 Pemanfaatan Lahan gambut di Bidang Pertanian
Lahan gambut merupakan sumber daya yang mempunyai fungsi ekonomi bagi
sehingga lahan gambut menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang tinggal di
area gambut.
manusia. Lahan gambut dikenal sebagai lahan yang rapuh atau rentan terhadap
produktivitas lahan, apalagi menjadi tidak produktif. Salah satu pertimbangan yang
gambut tersebut. Semakin tebal gambut, semakin rendah potensinya untuk budidaya
tanaman pangan.
Lahan gambut tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai media tumbuh tanaman
yang mana sudah dimanfaatkan lebih dari ratusan tahun, tetapi juga bisa
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal dan sumber mata pencaharian petani. Lahan
mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Salah satu strategi yang diperlukan adalah
dan gambut sangat dalam. Gambut dangkal dapat ditata menjadi lahan sawah atau
untuk sistem usahatani padi sawah dan hortikultura, gambut dengan kedalaman
sedang dapat dimanfaatkan untuk usahatani semusim, padi gogo, palawija, dan
5
tanaman tahunan, sedangkan gambut dengan kedalaman tinggi dapat ditata untuk
usahatani tanaman perkebunan, seperti karet, kelapa, dan kelapa sawit, dan gambut
kehutanan, seperti sungkai, pulai, meranti, ramin, sengon, dan jelutong (Rosianty, et
al., 2020).
sistem perakaran yang lebih dangkal, sehingga memerlukan air yang lebih sedikit, (2)
nilai produk yang menguntungkan dan diperlukan konsumen setiap hari, dan (3)
beberapa jenis horti kultura sayuran dapat dipanen dalam waktu yang lebih singkat.
dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai hal meliputi hutan, semak belukar,
tanaman sawit dan tanaman pangan dan sayuran. Lahan gambut juga dapat berperan
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanah gambut merupakan material atau bahan organik yang tertimbun secara
alami dalam keadaan basah berlebihan atau jenuh air, bersifat tidak mampat dan
gambut dalam, dan gambut sangat dalam. Gambut dangkal (50 - 100 cm) dapat ditata
menjadi lahan sawah atau untuk sistem usahatani padi sawah dan hortikultura,
semusim, padi gogo, palawija, dan tanaman tahunan, sedangkan gambut dengan
kedalaman 200 - 300 cm dapat ditata untuk usahatani tanaman perkebunan, seperti
karet, kelapa, dan kelapa sawit, dan gambut dengan kedalaman lebih dari 300 cm
7
DAFTAR PUSTAKA
Masganti, Anwar, K. & Susanti, M. A., 2017. Potensi dan Pemanfaatan Lahan Gabut
Rosianty, Y., Syachroni, S. H. & Ariansyah, 2020. Kajian Pemanfaatan Lahan Gambut