Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PERAN LAHAN BASAH BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI KABUPATEN


BARITO KUALA”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Globalisasi dan Lingkungan Lahan Basah

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H. Wahyu, MS

Nurul Huda, M.Pd

Di Susun Oleh:

ADELIA PUTRI

NIM : 2110112220011

KELAS/ANGKATAN : A1/2021

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan kepada Tuhan, Pemilik Alam Semesta. Berkat izin-
Nya, saya telah membuat makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini adalah tugas
dari mata kuliah Globalisasi dan Lingkungan Lahan Basah. Penulisan makalah ini ditujukan
untuk memenuhi tugas individu dari mata kuliah tersebut. Penulisan makalah yang berjudul
“Peran Lahan Basah Bagi Kehidupan Masyarakat di Kabupaten Barito Kuala” dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Saya berharap makalah ini dapat digunakan
pembaca untuk memahami dan mengetahui berbagai aspek mengenai materi yang akan saya
bahas.

Penulis menyadari makalah yang bertema Lingkungan Lahan Basah ini masih
memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Saya menerima segala bentuk kritik
dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, saya memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Banjarmasin, 23 Agustus 2023

ADELIA PUTRI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Fokus Masalah ....................................................................................................2
C. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
D. Tujuan .................................................................................................................2
E. Manfaat ...............................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................4
A. Definisi Peran .....................................................................................................4
B. Definisi Lahan Basah..........................................................................................5
C. Gambaran Umum Kabupaten Barito Kuala........................................................6
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................7
BAB IV ..........................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................................8
A. Pemanfaatan Lahan Basah Bagi Masyarakat DI kabupaten Barito Kuala .........8
B. Peran Lahan Basah Bagi Hewan Endemik .......................................................10
C. Peran Lahan Basah Dalam Mengatasi Degradasi Air ......................................10
BAB V .........................................................................................................................13
PENUTUP ...................................................................................................................13
A. Kesimpulan .......................................................................................................13
B. Saran .................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Barito Kuala, sebuah wilayah yang terletak di Provinsi Kalimantan
Selatan, Indonesia, memiliki kekayaan luar biasa dalam bentang alamnya, termasuk lahan
basah yang luas dan subur. Lahan basah di wilayah ini mencakup berbagai tipe ekosistem,
termasuk rawa, mangrove, dan danau-danau alami, yang menyediakan berbagai manfaat
ekologis dan sosial bagi lingkungan dan masyarakat setempat (Aini et al, 2018).
Namun, dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi yang pesat,
lahan basah di Kabupaten Barito Kuala menghadapi tekanan yang meningkat. Pembukaan
lahan untuk pertanian, pembangunan infrastruktur, dan perubahan iklim menjadi ancaman
serius bagi keberlanjutan ekosistem lahan basah. Oleh karena itu, penting untuk memahami
peran vital tanaman yang tumbuh di lahan basah ini dalam mendukung lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat.
Tanaman yang tumbuh di lahan basah memiliki kemampuan unik untuk menyerap
air, menyaring polutan, dan menyediakan tempat berlindung serta sumber makanan bagi
berbagai jenis hewan. Selain itu, akar tanaman tersebut juga memiliki peran penting dalam
mencegah erosi tanah dan mempertahankan keberagaman hayati. Oleh karena itu, penelitian
tentang jenis-jenis tanaman lahan basah, ekologi mereka, serta kontribusi mereka terhadap
keseimbangan ekosistem sangat penting untuk memandu upaya konservasi dan pengelolaan
berkelanjutan di Kabupaten Barito Kuala (Soendjoto, M. A. (2015)..
Melalui makalah ini, akan dilakukan eksplorasi mendalam tentang peran penting
tanaman lahan basah dalam mendukung keberlanjutan lingkungan di Kabupaten Barito
Kuala. Dalam konteks ini, penting untuk menyoroti upaya-upaya konservasi yang sedang
dilakukan, tantangan yang dihadapi, serta rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan
untuk melindungi dan memanfaatkan lahan basah dengan bijak. Dengan pemahaman yang
mendalam tentang peran tanaman lahan basah, diharapkan dapat merumuskan solusi yang

1
konkret dan berkelanjutan untuk melindungi lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Barito Kuala.
B. Fokus Masalah
Kabupaten Barito Kuala di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia, dihadapkan
pada sejumlah tantangan yang signifikan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem lahan
basahnya. Beberapa masalah utama yang perlu difokuskan dalam makalah ini melibatkan
peran tanaman lahan basah bagi lingkungan di wilayah tersebut:
1. Pengrusakan Habitat Alamiah
Pembangunan infrastruktur dan perluasan pertanian seringkali mengakibatkan
pengrusakan habitat alamiah tanaman lahan basah. Akibatnya, ekosistem yang
mendukung keberagaman hayati dan sumber daya alam vital menjadi terancam.
2. Degradasi Kualitas Air
Lahan basah berperan penting dalam menyaring polutan dari air. Penggunaan
pestisida, limbah industri, dan sampah dapat merusak kualitas air, mengancam
keberlanjutan sumber daya air bersih di wilayah tersebut.
3. Ancaman Spesies Endemik
Kabupaten Barito Kuala mungkin menjadi rumah bagi spesies tanaman dan hewan
unik yang hanya ditemukan di lahan basah tersebut. Perubahan habitat dapat
membahayakan keberadaan spesies-spesies ini, yang bisa mengancam keberagaman
hayati secara global.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemanfaatan Lahan Basah Bagi Masyarakat di Kabupaten Barito Kuala?
2. Bagaimana Peran Lahan Basah dalam Degradasi Kualitas Air?
3. Bagaimana Lahan Basah sebagai tempat tinggal hewan Endemik?

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemanfaatan lahan basa bagi masyarakat Kabupaten Barito Kuala.
2. Untuk Mengetahui peran Lahan Basah dalam mengatasi degradasi kualitas air.
3. Untuk Mengetahui peran lahan basah sebagai tempat tinggal hewan endemik.

2
E. Manfaat
Manfaat Secara Praktik dalam Kehidupan Sehari-hari:
1. Sumber Air Bersih: Lahan basah berfungsi sebagai penyaring alami yang menyediakan
air bersih untuk konsumsi manusia.
2. Pertanian dan Perikanan: Lahan basah mendukung pertanian dan perikanan dengan
menyediakan sumber air yang konsisten dan tanah yang subur.
3. Pariwisata Ekologi: Keberadaan lahan basah yang indah dan beragam fauna
menciptakan potensi pariwisata ekologi.
4. Kesehatan Masyarakat: Lahan basah membantu dalam penyaringan polutan air,
mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh air tercemar.
Manfaat Secara Teoritis dan Kajian Lingkungan:
1. Penelitian Ilmiah: Lahan basah menyediakan konteks ideal untuk penelitian ilmiah
dalam berbagai disiplin ilmu seperti biologi, ekologi, dan ilmu lingkungan.
2. Konservasi Biodiversitas: Lahan basah sering kali menjadi habitat bagi spesies-spesies
unik dan terancam punah. Dengan mempertahankan lahan basah, kita mendukung
konservasi keanekaragaman hayati dan menjaga keberlanjutan spesies-spesies yang
tinggal di sana.
3. Pengembangan Kebijakan Lingkungan: Penelitian dan analisis mengenai lahan basah
memberikan wawasan yang berharga bagi pengambil kebijakan. Informasi ini
membantu dalam pengembangan rencana dan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan
dan berbasis bukti.
4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Pengetahuan tentang peran lahan basah dapat
digunakan dalam pendidikan formal dan informal.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Peran
Istilah "peran" sering kali digunakan oleh banyak orang. Kita sering mendengar
kata "peran" diartikan sebagai posisi atau kedudukan seseorang, atau dikaitkan dengan "apa
yang dimainkan" oleh seorang aktor dalam suatu drama. Mungkin tidak banyak yang tahu
bahwa kata "peran", atau "role" dalam bahasa Inggris, memang diambil dari dramaturgi atau
seni teater. Dalam seni teater, seorang aktor diberi peran yang harus dimainkan sesuai
dengan plot atau alur cerita, dan dengan berbagai macam lakonnya. Lebih jelasnya, kata
"peran" atau "role" dalam Kamus Oxford Dictionary diartikan sebagai "bagian seorang
aktor; tugas atau fungsi seseorang".
Istilah "peran" menurut terminologi adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan dimiliki oleh seseorang yang berkedudukan dalam masyarakat. Dalam bahasa
Inggris, "peran" disebut sebagai "role", yang definisinya adalah "tugas atau kewajiban
seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan". Peran diartikan sebagai perangkat tingkah laku
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Sementara itu,
"peranan" merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa
(Kurniawan, A.E. 2016).
Peran adalah aktivitas yang dijalankan oleh seseorang atau suatu
lembaga/organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh suatu lembaga/organisasi biasanya
diatur dalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Ada dua macam
peran, yaitu peran yang diharapkan (expected role) dan peran yang dilakukan (actual role).
Dalam "Kamus Besar Bahasa Indonesia", istilah "peran" memiliki arti sebagai
pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, atau perangkat tingkah
laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan pada peserta didik. Ketika
istilah "peran" digunakan dalam lingkungan pekerjaan, seseorang yang diberi (atau
mendapatkan) suatu posisi juga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan yang

4
diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Harapan mengenai peran seseorang dalam posisinya
dapat dibedakan atas harapan dari pemberi tugas dan harapan dari orang yang menerima
manfaat dari pekerjaan atau posisi tersebut (Diana, Suwena & Wijaya, 2017)
B. Definisi Lahan Basah
Lahan (land) atau sumber daya lahan (land resources) adalah lingkungan fisik yang
melibatkan iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi, serta benda-benda yang ada di atasnya yang
memiliki pengaruh terhadap penggunaan tanah. Dalam konteks ini, tanah juga mencakup
konsep ruang atau tempat. Sumber daya tanah sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia karena berperan dalam setiap aspek kehidupan (Aini, et al, 2018).
Lahan merupakan area di permukaan bumi yang membentuk suatu tatanan
terestrial, sistem kompleks yang menggabungkan berbagai sumber daya alam dan struktur
buatan manusia. Ini juga berfungsi sebagai habitat untuk berbagai ekosistem dan merupakan
wilayah bagi manusia dan kehidupan lainnya. Lahan basah, di sisi lain, adalah area dengan
karakteristik terestrial dan akuatik, seperti rawa-rawa, mangrove, daerah payau, dan wilayah
genangan banjir. Beberapa jenis lahan basah yang dikenal termasuk rawa-rawa, air payau,
dan tanah gambut, meskipun sering dianggap tidak menarik atau bahkan berbahaya oleh
sebagian masyarakat (Soendjoto, M.A. 2015).
Namun, kenyataannya, lahan basah adalah ekosistem yang sangat penting,
menyediakan habitat bagi berbagai satwa dan tumbuhan liar. Banyak spesies serangga,
sebagai contoh, tinggal di kawasan ini dan menggunakan lahan basah sebagai habitat,
membentuk ekosistem yang unik. Dibandingkan dengan ekosistem lainnya, lahan basah
dikenal sebagai salah satu ekosistem yang paling kaya akan keanekaragaman flora dan fauna
Banyak jenis lahan basah yang ada, salah satunya adalah lahan gambut. Lahan
gambut kaya akan bahan organik karena terdiri dari sisa-sisa tanaman yang belum terurai
sempurna akibat kondisi lingkungan yang jenuh air dan kekurangan unsur hara. Fungsi
utama lahan gambut termasuk menyimpan air dan berperan sebagai cadangan air untuk
daerah sekitarnya. Selain itu, lahan gambut memiliki peran penting sebagai pengendali
banjir, menjaga keanekaragaman flora dan fauna, dan dapat digunakan untuk produksi
berbagai produk hutan, pertanian, atau perkebunan.

5
Keberadaan lahan basah sangat vital dalam kehidupan, memberikan manfaat
ekologis dan ekonomis yang signifikan. Secara ekologis, lahan basah berperan dalam
mengatur aliran air selama musim hujan, mengendalikan erosi, menahan lumpur, serta
menyediakan unsur hara dan bahan makanan penting bagi makhluk hidup di sekitarnya.
Secara ekonomis, lahan basah memberikan manfaat sebagai sumber makanan, sumber
produk alami, dan sumber energi. Selain itu, ekosistem lahan basah memainkan peran
penting dalam menjaga keseimbangan alam antara makhluk hidup dan lingkungan tempat
tinggal mereka.
Lahan basah juga menjadi habitat bagi flora dan fauna dengan adaptasi khusus
terhadap lingkungan lahan basah. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal bagi berbagai
spesies, lahan basah juga merupakan sumber daya yang penting untuk keperluan penelitian.
Dengan demikian, penting untuk menghargai dan melindungi lahan basah karena
kontribusinya yang vital terhadap keberlangsungan makhluk hidup di bumi ini.
C. Gambaran Umum Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Barito Kuala terletak antara 114°20’50″ – 114°50’18″ Bujur Timur dan
2°29’50″ – 3°30’18″ Lintang Selatan dengan luas wilayah 2.996,96 KM², yang terbagi atas
17 kecamatan. Kabupaten Barito Kuala merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0,2
sampai dengan 3 meter dari permukaan laut. Karena merupakan dataran rendah maka hampir
di semua kecamatan tumbuh hutan galam yang digunakan sebagai bahan bangunan dan
purun yang dimanfaatkan untuk anyaman tikar, bakul dsb. Barito Kuala dibelah oleh Sungai
Barito yang membentang dari selatan sebagai muara sungainya (Kecamatan Tabunganen)
hingga ke-utara (Kecamatan Kuripan) (Martini, D. 2017).

6
BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam penulisan makalah mengenai peran lahan basah bagi kehidupan masyarakat
di Kabupaten Barito Kuala, Penulis menggunakan metode untuk memperoleh informasi
yang akurat dan relevan. metode yang gunakan adalah Studi Literatur yaitu dengan
Membaca literatur-literatur terkait mengenai ekologi lahan basah, peran ekosistem lahan
basah bagi kehidupan manusia, serta studi kasus mengenai Kabupaten Barito Kuala. Studi
literatur membantu memahami konsep dasar dan temuan-temuan sebelumnya dalam topik
tersebut

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Lahan Basah Bagi Masyarakat DI kabupaten Barito Kuala


Kalimantan Selatan merupakan wilayah yang didominasi oleh lahan basah, baik
yang tergenang air secara musiman maupun permanen. Menurut Global Wetlands, total
lahan basah di Kalimantan Selatan mencapai sekitar 1.194.471,98 hektare, atau sekitar
32,39% dari total luas daratan Kalimantan Selatan. Partisipasi aktif masyarakat memainkan
peran kunci dalam memanfaatkan lahan basah yang ada di wilayah ini, terutama di
Kabupaten Barito Kuala.

Keberadaan ekosistem lahan basah memiliki peran dan fungsi penting dalam
menjaga keseimbangan alam, terutama di Bumi. Fungsi ekologis dan manfaat lainnya
menunjukkan hubungan yang sangat erat antara manusia dengan lingkungannya. Awalnya,
masyarakat yang tinggal di dekat ekosistem lahan basah mungkin merasa bahwa lahan-lahan
basah seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan hutan air payau tidak memberikan manfaat atau
keuntungan karena memiliki risiko tinggi. Sebagai contoh, ekosistem lahan basah dapat
menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria, atau
tempat tinggal bagi hewan liar seperti ular dan buaya, yang kadang-kadang mendekati
perkampungan manusia yang tinggal di sekitar daerah rawa. Oleh karena itu, keberadaan
ekosistem lahan basah terlihat tidak menarik atau bermanfaat bagi masyarakat.

Namun, pandangan ini telah berubah seiring dengan pemahaman yang lebih
mendalam. Sekarang, kita menyadari betapa pentingnya ekosistem lahan basah bagi
kehidupan makhluk hidup yang mendiaminya. Sebagai contoh, ekosistem lahan basah,
seperti rawa-rawa, memiliki manfaat ekologis yang signifikan, seperti menyerap air hujan
dan mencegah banjir. Penghancuran ekosistem lahan basah, seperti rawa-rawa, dapat
mengakibatkan air hujan tidak dapat diserap dengan baik, sehingga meningkatkan risiko
banjir. Ekosistem lahan basah tidak hanya memiliki manfaat ekologis, tetapi juga
memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia:

8
Bagi masyarakat dikabupaten Barito Kuala dapat dimanfaatkan dalam berbagai
aspek sebagai berikut :
Perkebunan Jeruk
Di daerah Beringin, lahan basah banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai
perkebunan, yaitu perkebunan jeruk. Buah yang kaya akan vitamin C ini tidak hanya dapat
tumbuh di lahan kering, tetapi dapat tumbuh subur di daerah lahan basah. Budidaya jeruk
dilakukan dengan sistem Surjan.
Pertanian (Muhammad, T. 2018)
Di sepanjang daerah kabupaten Barito Kuala, mayoritas penduduknya bermata
perncaharian sebagai petani. Tanaman yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat adalah
tanaman padi di areal pertanian in I, daerahnya hampir selalu tergenang air.

a. Manfaat Lahan Basah dalam Segi Ekologis:


1. Menyerap unsur hara penting dan menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup
sekitarnya.
2. Menyediakan air sepanjang tahun, terutama untuk pengisian air tanah (akuifer) dan
lahan basah lainnya.
3. Mengendalikan aliran air saat musim hujan.
4. Mengurangi polusi dengan menjernihkan air buangan dan menyerap polutan dengan
kapasitas tertentu.
5. Mencegah intrusi air asin.
6. Melindungi daerah pantai dari aktivitas gelombang dan badai.
7. Mengendalikan erosi dan menahan lumpur.
b. Manfaat Lahan Basah dalam Segi Ekonomis:
1. Sumber produk alami, baik di dalam maupun di luar lahan basah.
2. Sumber obat tradisional dari spesies flora dan fauna.
3. Sumber makanan.
4. Produksi energi.

9
c. Manfaat Lahan Basah dalam Segi Pariwisata:
1. Obyek rekreasi.
2. Tujuan wisata.
3. Suaka alam dan kawasan perlindungan.
d. Manfaat Lahan Basah dalam Segi Ilmiah:
1. Penelitian tentang ekosistem lahan basah.
2. Pengamatan spesies flora dan fauna (Tornado et al, 2019).

B. Peran Lahan Basah Bagi Hewan Endemik


Lahan basah juga berfungsi sebagai habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna,
mendukung peningkatan populasi flora dan fauna yang cenderung punah.
Namun, penggunaan lahan basah untuk kegiatan manusia harus memiliki batas
tertentu. Penggunaan lahan ini tidak boleh merusak atau mengubah ekosistem yang ada.
Oleh karena itu, kawasan lahan basah yang masih alami dan memiliki nilai ekologis tinggi
memiliki arti penting bagi kehidupan makhluk hidup yang bergantung pada ekosistem ini.
Sebagai contoh, lahan basah adalah habitat bagi spesies burung di mana ekosistem ini
menjadi tempat untuk mencari makan, minum, istirahat, dan berkembang biak bagi spesies
burung. Populasi burung di lahan basah saat ini mengalami penurunan seiring dengan
bertambahnya aktivitas manusia. Oleh karena itu, penting untuk melindungi dan
menghormati ekosistem lahan basah agar dapat terus memberikan manfaatnya bagi alam dan
manusia (Harianto & Dewi, 2017)
C. Peran Lahan Basah Dalam Mengatasi Degradasi Air
Lahan basah selain dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan
juga tempat tinggal hewan endemik dapat juda digunakan sebagai penyaring polutan dari
air. Lahan basah memainkan peran yang sangat penting dalam menyaring polutan dari air.
Dengan memiliki tanaman yang berakar dalam dan sistem tanah yang kaya akan
mikroorganisme, lahan basah mampu menyerap, mengendapkan, dan memecah berbagai zat
pencemar dalam air seperti logam berat, pestisida, dan bahan kimia lainnya. Proses ini
membantu membersihkan air dan meningkatkan kualitasnya, yang sangat penting untuk

10
keberlanjutan sumber daya air bersih. Oleh karena itu, pelestarian lahan basah adalah
langkah penting dalam menjaga kualitas air dan mendukung kehidupan ekosistem di
sekitarnya (Al Syahrin, et al. 2021).

Lahan basah memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi degradasi
polutan air. Berikut adalah beberapa peran kunci lahan basah dalam menangani polusi air:

1. Penyaring Alami:
Lahan basah berperan sebagai penyaring alami yang menghilangkan polutan dari air.
Tanaman yang tumbuh di lahan basah dapat menyerap zat-zat kimia dan logam berat
dari air, membersihkannya sebelum mencapai sumber air lainnya.
2. Pengendapan Polutan:
Air yang mengalir melalui lahan basah melambat, memungkinkan partikel-partikel
polutan untuk mengendap di dasar lahan basah. Hal ini membantu mengurangi beban
polutan dalam air.
3. Biodegradasi Polutan:
Lahan basah menyediakan lingkungan yang cocok bagi mikroorganisme yang dapat
mendegradasi senyawa-senyawa kimia berbahaya. Proses biodegradasi ini membantu
mengurai polutan organik menjadi senyawa-senyawa yang lebih aman.
4. Penyimpanan Polutan:
Lahan basah juga berfungsi sebagai penyimpanan alami untuk polutan. Polutan-
polutan yang teradsorpsi oleh tanaman atau terendapkan di lahan basah dapat disimpan
di dalam tanah, mengurangi paparan manusia terhadap polutan tersebut.
5. Pencegahan Erosi dan Sedimentasi:
Vegetasi di lahan basah membantu mencegah erosi tanah dan sedimentasi. Erosi tanah
adalah penyebab umum dari polusi air karena membawa endapan tanah ke dalam
sungai dan danau. Dengan mencegah erosi, lahan basah mengurangi polutan yang
masuk ke dalam sumber air.

11
6. Mengurangi Pencemaran Air Tanah:
Lahan basah juga berperan dalam melindungi air tanah dari pencemaran. Mereka dapat
menyerap polutan yang meresap ke dalam tanah, menjaga kualitas air tanah yang
digunakan sebagai sumber air minum.
7. Meningkatkan Kualitas Air:
Dengan melakukan fungsi-fungsi di atas, lahan basah secara keseluruhan membantu
meningkatkan kualitas air di lingkungannya. Air yang bersih adalah kunci untuk
mendukung kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan (Rahmawati, K. 2022).

12
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada Kabupaten Barito Kuala, lahan basah memegang peran krusial bagi kehidupan
masyarakat. Berdasarkan makalah ini, kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut,
Sumber Daya yang Tak Ternilai: Lahan basah di Kabupaten Barito Kuala adalah aset tak
ternilai. Mereka bukan hanya menyediakan air bersih, tetapi juga menjadi tempat penting
bagi berbagai bentuk kehidupan. Mereka berperan sebagai penyaring alami, membersihkan
air dan menjaga kualitasnya, yang sangat penting untuk kesehatan dan keberlanjutan
masyarakat setempat.
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem: Lahan basah adalah rumah bagi berbagai
spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Keanekaragaman hayati ini mendukung
ekosistem yang seimbang dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, baik sebagai
sumber pangan, obat-obatan, maupun bahan konstruksi. Fungsi Lingkungan: Lahan basah
juga berfungsi sebagai penyimpan air, membantu mengendalikan banjir, serta menjaga
keseimbangan ekosistem air di wilayah tersebut. Mereka juga berperan dalam mitigasi
perubahan iklim dan mengurangi dampak erosi tanah.
Kemampuan Penyaringan Polutan: Dengan kemampuan alaminya dalam
menyaring polutan dari air, lahan basah membantu menjaga kualitas air yang dikonsumsi
oleh masyarakat setempat. Mereka membantu mengurangi risiko penyakit yang disebabkan
oleh air tercemar. Peran dalam Kehidupan Masyarakat: Masyarakat setempat memanfaatkan
lahan basah untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai sumber mata pencaharian, sumber
daya pangan, dan tempat wisata alam. Lahan basah juga menjadi pusat kegiatan budaya dan
tradisional masyarakat.
Pentingnya Pelestarian: Pelestarian lahan basah di Kabupaten Barito Kuala adalah
suatu keharusan. Upaya konservasi dan kebijakan berkelanjutan harus diimplementasikan
untuk melindungi ekosistem ini. Pengelolaan yang bijaksana dan kesadaran Masyarakat

13
tentang pentingnya lahan basah akan mendukung keberlanjutan ekosistem ini untuk generasi
yang akan datang.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan
baik dari sistematikan penulisan maupun dari segi bahan referensi yang digunakan sebagai
acuan dalam penulisan makalah ini, sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
bagi para pembaca agar saya dapat memperbaiki kedepannya dalam penulisan makalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N., Zainuddin, Z., & Mahardika, A. I. (2018). Pengembangan materi ajar IPA
menggunakan model pembelajaran kooperatif berorientasi lingkungan lahan
basah. Pengembangan Materi Ajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Berorientasi Lingkungan Lahan Basah, 6(02).
Al Syahrin, M. N., Mahyuni, T. T., Riyadi, H., & Rahmah, A. (2021). Model rancangan
kerja sama sister city kota kembar Banjarmasin dalam tata kelola lingkungan lahan
basah (wetland governance). In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan
Basah (Vol. 6, No. 3).
Diana, P., Suwena, I. K., & Wijaya, N. M. S. (2017). Peran Dan Pengembangan Industri
Kreatif Dalam Mendukung Pariwisata Di Desa Mas Dan Desa Peliatan,
Ubud. Jurnal Analisis Pariwisata ISSN, 1410, 3729.
Harianto, S. P., & Dewi, B. S. (2017). Buku ajar biologi konservasi: Biodiversitas fauna di
kawasan budidaya lahan basah.
Kurniawan, A. E. (2016). Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam Peningkatan
Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga
Tahun 2015). Jurnal]. Universitas Maritim Raja Ali Haji. TanjungPinang.
Martini, D. (2017). Rancang Bangun E-Marketplace Hortikultura Berbasis Web (Studi
Kasus: Kabupaten Barito Kuala). Phasti: Jurnal Teknik Informatika Politeknik
Hasnur, 3(02), 40-48.
Muhammad, T. (2018). ERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TERHADAP LAHAN
PERTANIAN DI LAHAN BASAH DALAM PERSPEKTIF SUSTAINABLE
DEVELOPMENT.
Rachmawati, K. (2022). Pengkajian Keperawatan Kesehatan Lahan Basah Berfokus Pada
Keperawatan Komunitas: Literatur Review. Dunia keperawatan: Jurnal
Keperawatan dan Kesehatan, 10(3), 376-391.

15
Soendjoto, M. A. (2015). Potensi, peluang, dan tantangan pengelolaan lingkungan lahan
basah secara berkelanjutan. In Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah.
Universitas Lambung Mangkurat (pp. 1-20).
Tornado, A. S., Topan, M., & Ifrani, I. (2019, April). Kebijakan hukum penataan ruang
kawasan pertanian dalam upaya perlindungan dan pengelolaan terhadap lahan
pertanian di lahan basah dalam perspektif pembangunan berkelanjutan.
In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH (Vol. 4,
No. 2, pp. 385-387).

16

Anda mungkin juga menyukai