Anda di halaman 1dari 17

Makalah

“Konservasi Sumber Daya Lahan”

Dosen Pengampuh : Ibu Erina Rahmayuni, SP., MP

Oleh :

Lady Fitrianti Adnan


151420148

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan mengucap Syukur Allhamdulillah. Bahwasanya saya telah dapat membuat


makalah dengan judul “Konservasi Sumber Daya Lahan” walaupun tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang saya hadapi pada saat pembuatan, diada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan
Allah SWT.

Walaupun demikian, makalah yang telah saya buat masih terdapat banyak kekurangan dan
belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam pembuatan makalah di
waktu yang akan dating bias lebih baik lagi. Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa
saja yang membacanya.

Wabilahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Wr.Wb.

Penyusun,

Lady Fitrianti Adnan

2
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ............................................................................................................... 2
Daftar Isi.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

A. Latar Belakang................................................................................................. 4
B. Tujuan ............................................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 6

A. Daerah Aliran Sungai (DAS) ........................................................................... 6


B. Prediksi Erosi .................................................................................................. 7
C. Mekanisme dan Bentuk Erosi........................................................................... 8
D. Evaluasi Lahan dan Klasifikasi Kemampuan Lahan ......................................... 9
E. Perencanaan Usaha Tani Konservasi ................................................................ 11
F. Olah Tanah Konservasi Untuk Menunjang Pertanian Berkelanjutan ................. 12
G. Konservasi Sumber Daya Alam Dengan Sistem Wanatani ............................... 13
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................. 15

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lahan yaitu suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi,
dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan
penggunaan lahan. Sedangkan, sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang
sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan
manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk
transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk
tujuan ilmiah. Lahan pertanian memiliki fungsi yang besar bagi kemanusiaan melalui
fungsi gandanya (multifunctionality). Selain berfungsi sebagai penghasil produk pertanian
(tangible products) yang dapat dikonsumsi dan dijual, pertanian memiliki fungsi lain yang
berupa intangible products, antara lain mitigasi banjir, pengendali erosi, pemelihara
pasokan air tanah, penambat gas karbon atau gas rumah kaca, penyegar udara, pendaur
ulang sampah organik, dan pemelihara keanekaragaman hayati. Fungsi sosial-ekonomi dan
budaya pertanian juga sangat besar, seperti penyedia lapangan kerja dan ketahanan pangan.
Saat ini, jumlah luasan lahan pertanian tiap tahunnya terus mengalami gangguan.
Berkurangnya jumlah lahan pertanian ini merupakan akibat dari adanya peningkatan
jumlah dan aktivitas penduduk serta aktivitas pembangunan. Kondisi ini mengakibatkan
permintaan akan lahan pun meningkat. Sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan atau
yang dikenal dengan konversi lahan. Konversi lahan dapat diartikan sebagai perubahan
fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang
direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif (masalah) terhadap
lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.
Penggunaan sumberdaya lahan akan mengarah kepada penggunaan yang secara
ekonomi lebih menguntungkan yaitu ke arah penggunaan yang memberikan penerimaan
keuntungan ekonomi yang paling tinggi.

4
B. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui tentang Daerah Aliran Sungai (DAS)
2. Untuk Memprediksi Erosi
3. Untuk Mengetahui tentang Mekanisme dan Bentuk Erosi
4. Untuk Mengetahui Evaluasi Lahan dan Klasifikasi Kemampuan Lahan
5. Untuk Mengetahui Perencanaan Usaha Tani Konservasi
6. Untuk Mengetahui Olah Tanah Konservasi Untuk Menunjang Pertanian Berkelanjutan
7. Untuk Mengetahui Konservasi Sumber Daya Alam Dengan Sistem Wanatani

C. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Daerah Aliran Sungai (DAS)?
2. Bagaimanakah Memprediksi Erosi
3. Bagaimanakah Mekanisme dan Bentuk Erosi
4. Bagaimanakah Evaluasi Lahan dan Klasifikasi Kemampuan Lahan
5. Bagaimanakah Perencanaan Usaha Tani Konservasi
6. Bagaimanakah Olah Tanah Konservasi Untuk Menunjang Pertanian Berkelanjutan
7. Bagaimanakah Konservasi Sumber Daya Alam Dengan Sistem Wanatani

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem karena memiliki
komponen-komponen yang terintegritas dan berinteraksi satu sama lain. Ekosistem DAS
terdiri dari ekosistem DAS Hulu, tengah dan hilir yang masing-masing memiliki
karakteristik yang khas.
- Area Hulu sungai yang menjadi titik awal penampungan air hujan, umumnya
berlokasi di dataran tinggi, perbukitan, atau pegunungan serta banyak terdapat
air terjun, jeram, serta memiliki lereng-lereng yang curam.
- Area Tengah sungai umumnya akan relatif lebih landau dibandingkan hulu.
Pada kawasan aliran sungi ini banyak memiliki lekukan atau disebut juga
dengan meander. Area ini merupakan lokasi aktivitas penduduk, serta menjadi
tempat pembangunan waduk dan juga danau.
- Area Hilir sungai merupakan area yang kebanyakan digunakan untuk kawasan
pertanian. Bentuknya juga lebih landai dibandingkan area tengah, sehingga
kecepatan aliran air relatif lambat.
Dalam memahami ekosistem DAS, maka perlu untuk memahami karakteristik fisik
DAS yang dikenal dengan istilah morfometri termasuk pencegahan banjir dan erosi serta
perlindungan nilai keindahan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Termasuk
kedalam pengelolaan DAS adalah identifikasi keterkaitan antara tata guna lahan, tanah dan
air dan keterkaitan antara daerah hulu dan hilir suatu DAS.

Pengertian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah merupakan ilmu terapan untuk
prtlindungan, perbaikan, dan pengelolaan DAS, dan obyek dasarnya adalah meningkatkan
suplai air, mengurangi kisaran aliran maksimum dan minimum, mengurangi hasil sedimen
dan meningkatkan kualitas air untuk berbagai penggunaan.

6
Sasaran Pengelolaan DAS
- Terciptanya kondisi hidrologis DAS yang optimal
- Meningkatkan produktivitas lahan yang diikuti oleh perbaikan kesejahteraan
masyarakat
- Tertata dan berkembangnya kelembagaan formal dan informal masyarakat
dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS dan konservasi tanah
- Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pengelolaan DAS secara berkelanjutan
- Terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan
berkeadilan

B. Prediksi Erosi
Erosi berasal dari bahasa Latin erosionem (berarti menggerogoti) atau disebut juga
pengikisan adalah suatu peristiwa yang terjadi secara alami oleh pengikisan padatan
(sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi oleh angin, tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup, semisal hewan yang
membuat liang atau pertumbuhan akar tanaman yang mengakibatkan retakan tanah dalam
hal ini disebut bio-erosi.
Erosi merupakan salah satu proses dalam daerah aliran sungai (DAS) yang terjadi
akibat dari pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan. Erosi juga
merupakan salah satu indikasi untuk menentukan kekritisan suatu DAS. Besarnya erosi
dan sedimentasi dari tahun ke tahun akan semakin bertambah apabila tidak dilakukan
pengendalian atau pun pencegahan.

Faktor Penentu Terjadinya Erosi


- Topografi atau tinggi rendahnya permukaan bumi juga bias menjadi pemicu
terjadinya pengikisan. Topografi akan menyebabkan terjadinya perbedaan
lereng. Kemiringan dan panjang lereng yang sangat berpengaruh terhadap
aliran permukaan dan pengikisan.

7
- Tanah, beberapa hal dari kondisi tanah yang bisa menyebabkan pengikisan
antara lain ketahanan tanah terhadap penyebab kerusakan baik air hujan atau
aktivitas di permukaan dan kemampuan tanah untuk menyerap air.
- Vegetasi, kehadirannya di atas permukaan bumi akan mempengaruhi aliran
permukaan dan pengikisan.
- Manusia, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perubahan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap erosi, misalnya perubahan penutupan tanah akibat
penggundulan atau pengbabatan hutan untuk prmukiman, lahan pertanian, atau
gembalaan.

Contoh-Contoh Erosi
- Erosi Air atau Ablasi, pengikisan ini terjadi karena adanya pengaruh dari air
sungai dan hujan. Intensitas dan curah hujan yang tinggi akan semakin
meningkatkan peluang terjadinya ablasi.
- Erosi Korasi atau Deflasi, merupakan pengikisan yang disebabkan oleh angin.
Biasanya terjadi di daerah gunung. Angin ditempat tersebut akan menyebabkan
pasir berpindah ke tempat lain secara konstan.
- Abrasi, adalah pengikisan yang terjadi di daera pantai. Pengikisan tersebut
terjadi karena adanya gelombang laut dan arus laut yang merusak.
- Eksarasi, pengikisan ini disebabkan oleh adanya gerakan es yang mencair.
Pencairan ini membuat bebatuan ikut bergerak ke bawah kemudia mengendap.
Hasil dari pengikisan tersebut dikenal dengan nama fjord. Kejadian ini biasanya
ada di pegunungan bersalju.

C. Mekanisme dan Bentuk Erosi


Menurut buku Konservasi Tanah dan Air yang diterbitkan oeh IPB Bogor, erosi
adalah proses penguraian dan proses pengangkutan partikel-partikel pada tanah oleh tenaga
geomorfologi. Tenaga geomorfologi ini merupakan instrument-instrumen alam seperti
tanah, air, bahkan es.

Proses Terjadinya Erosi

8
- Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam
partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil
- Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui penghanyutan
ataupun karena kekuatan angin
- Pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut tadi di
tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar sungai

Dampak Erosi
- Distorsi pada produktivitas tanah dan lahan yang terkena erosi. Di waktu yang
bersamaan. Juga terjadi pada penurunan daripada daya dukung serta kualitas
lingkungan hidup
- Sungai, waduk, dan aliran irigasi/drainase di daerah hilir menjadi dangkal,
sehingga masa guna dan daya guna menjadi berkurang
- Seca implisit melahirkan terjadinya dua kejadian, yaitu banjir pada setiap
musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau

D. Evaluasi Lahan dan Klasifikasi Kemampuan Lahan


Lahan merupakan salah-satu komponen dari bentang alam (landscape) mencakup
definisi lingkungan fisik, termasuk iklim, tofografi/relief, hidrologi keadaan vegetasi alami
(natural vegetation).

Pengertian Satuan Peta Lahan (SPL)


Satuan Lahan merupakan bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang
spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang jelas
dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batas-batasnya, dapat
dipandang sebagai satuan lahan untuk suatu evaluasi lahan. Namun demikian evaluasi
lahan akan lebih muda dilakukan apabila satuan lahan didefinisikan atas kriteria-kriteria
karakteristik lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan (FAQ 1990).

9
Penggunaan Lahan
Sitanala Arsyad (1989: 207) mengartikan penggunaan lahan sebagai setiap bentuk
campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik
materil maupun spiritual.

Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah sifat-sifat lahan yang dapat diukur atau ditetapkan.
Sebagai contoh lereng, curah hujan, tekstur, kandungan air, kemsaman, kandungan hara,
kedalam solum, dan lainnya. Karakteristik lahan pun dibedakan menjadi 1) Karakteristik
lahan tunggal, yaitu sifat-sifat lahan yang didalam menetapkannya tidak tergantung pada
sifat lahan lainnya (lereng, kedalaman solum, tekstur, kemasan dan lain-lain). 2)
Karakteristik lahan majemuk, adalah sifat lahan yang dalam menetapkannya tergantung
pada sifat lahan lainnya (drainase, kandungan air, permeabilitas, dll).

Kualitas Lahan
Kualitas lahan adalah karakteristik lahan (dapat tunggal atau majemuk) yang
dibutuhkan dalam persyaratan lahan. Beek (1978) mengelompokkan kualitas lahan
menjadi kualitas lahan ekologi, konservasi dan pengelolaan.

No. Kualitas Lahan Karakteristik Lahan


1. Ekologi (Kualitas lahan yang - Ketersediaan air
mempengaruhi kehidupan organisme - Ketersediaan unsur hara
hidup) - Ketersediaan oksigen
- Kedalaman solum tanah
- Kondisi lapisan atas (batuan)
- Bahaya banjir
- Suhu udara
- Penyinaran
- Kelembaban udara
- Jumlah bulan kering
- Air bersih

10
- Sanitasi
- Serangan hama/penyakit
- Topografi
- Ketinggian tempat
- Dll
2. Konservasi (Kualitas lahan yang - Bahaya erosi
mempengaruhi jenis konservasi - Bahaya salinasi dan alkalinasi
tanah) - Bahaya pemadatan tanah
3. Pengelolaan (Kualitas lahan yang - Luas lahan (ukuran petak)
mempengaruhi jenis pengelolaan) - Lokasi
- Mekanisasi
- Ketersediaan sumber energi

E. Perencanaan Usaha Tani Konservasi


Pengertian dan tujuan, model usaha mengendalikan erosi pada lahan perencanaan
usaha tani KTA di DAS.

Pengertian dan Tujuan


Usaha tani konservasi merupakan suatu bentuk pengelolaan lahan pertanian yang
mengintegrasikan teknik konservasi tanah dan air, baik mekanik maupun vegetatif dalam
suatu pola usaha tani tertentu.
Tujuan usaha tani yaitu bagaimana petani dapat memperbesar hasil sehingga
kehidupan seluruh keluarganya menjadi lebih baik. Untuk mencapai tujuan ini petani selalu
memperhitungkan untung ruginya walau tidak secara tertulis. Dalam ilmu ekonomi
dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada
waktu panen (penerimaan, revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus
dikeluarkan.

Model Usaha Mengendalikan Laju Erosi Pada Lahan

11
- Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggaian
dan pengurungan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah,
guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi
dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan
terjunan air yang tegak lurus kontur. (Yuliarta et al., 2002).
- Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis
kontur atau memotong lereng. Tinggi tumpukan tanah sekitar 25 – 30 cm
dengan lebar dasar sekitar 30 – 40 cm. Jarak antara guludan tergantung pada
kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas hujan. Semakin curam
lereng, semakin pendek jarak guludan; semakin peka tanah terhadap erosi
semakin pendek jarak lereng; dan semakin tinggi erosivitas hujan, semakin
pendek jarak lereng.
- Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksud untuk
menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tmbuh dengan baik. Mulsa dapat bersifat permanen
seperti serpihan kayu atau sementara seperti mulsa plastik.

Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai, yang berfungsi menampung, menyimpan,
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alamiah
yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

F. Olah Tanah Konservasi Untuk Menunjang Pertanian Berkelanjutan


Pengolahan tanah dapat diartikan sebagai kegiatan manipulasi mekanik terhadap
tanah. Tujuannya adalah untuk mencampur dan menggemburkan tanah, mengontrol
tanaman pengganggu, mencampur sisa tanaman dengan tanah, dan menciptakan kondisi
kegemburan tanah yang baik untuk pertumbuhan akar (Gill and Vanden Berg, 1967).
Setiap upaya pengolahan tanah akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat
tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh jenis alat pengolah tanah

12
yang digunakan. Penggunaan cangkul, misalnya, relatif tidak akan banyak menyebabkan
terjadinya pemadatan pada lapisan bawah tanah. Namun demikian karena seringnya tanah
terbuka, terutama antara 2 musim tanam, maka lebih riskan terhadap dispersi agregat, erosi
dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah (Pankhurst and Lynch,
1993).

G. Konservasi Sumber Daya Alam Dengan Sistem Wanatani


Menurut Maruapey (2013) “Agroforestry merupakan salah satu bentuk
pemanfaatan lahan secara multi tajuk yang terdiri dari campuran pepohonan dengan
tanaman pertanian. Dengan komposisi tanaman yang bervariasi menjadikan keberadaan
hutan ada dan masyarakat masih mendapatkan hasil dari produksi tanaman pertanian.
Agroforestry merupakan suatu sistem penggunaan lahan yang cukup unik yang
mencoba mengkombinasikan beberapa macam pohon baik dengan atau tanpa tanaman
semusim atau ternak pada lahan yang sama untuk mendapatkan berbagai macam
keuntungan. Jadi pada dasarnya, agroforestry mempunyai beberapa komponen penyusun
utama yaitu, pohon (tanaman berkayu), tanaman non-pohon, ternak dan manusia dan
masing-masing komponen saling berinteraksi satu sama lain”.

Tegakan Hutan dan Tanaman Semusim


"Salah satu kunci keberhasilan agroforestry terletak pada usaha meningkatkan
pemahaman terhadap interaksi antar tanaman (tujuan jangka pendek) dan dampaknya
terhadap perubahan kesuburan tanah (tujuan jangka panjang). Guna menghindari
kegagalan agroforestry, ada tiga hal utama yang harus diperhatikan yaitu, proses
terjandinya interaksi, faktor penyebab terjadi interaksi dan jenis-jenis interaksi” (Hairiah,
2002).
Menurut Sudjono, Mustofa Agung (2003) “ditinjau dari komponennya, agroforestri
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Agrisilvikultur (Agrisilvicultural systems) Agrisilvikultur adalah sistem
agroforestri yang mengkombinasikan komponen kehutanan (atau tanaman
berkayu/woody plants) dengan komponen pertanian (atau tanaman non-kayu).
Tanaman berkayu dimaksudkan yang berdaur panjang (tree crops) dan tanaman

13
non-kayu dari jenis tanaman semusim (annual crops). Dalam agrisilvikultur,
ditanam pohon serbaguna atau pohon dalam rangka fungsi lindung pada lahan-
lahan pertanian.
- Silvopastura (Silvopastural systems) Sistem agroforestri yang meliputi
komponen kehutanan (atau tanaman berkayu) dengan komponen peternakan
(atau binatang ternak/pasture) disebut sebagai sistem silvopastura. Beberapa
contoh silvopastura antara lain: Pohon atau perdu pada padang penggembalaan
(Trees and shrubs on pastures), atau produksi terpadu antara ternak dan produk
kayu (integrated production of animals and wood products).
- Agrosilvopastura (Agrosilvopastural systems) Telah dijelaskan bahwa sistem-
sistem agrosilvopastura adalah pengkombinasian komponen berkayu
(kehutanan) dengan pertanian (semusim) dan sekaligus peternakan/binatang
pada unit manajemen lahan yang sama. Tegakan hutan alam bukan merupakan
sistem agrosilvopastura, walaupun ketiga komponen pendukungnya juga bisa
dijumpai dalam ekosistem dimaksud. Pengkombinasian dalam agrosilvopastura
dilakukan secara terencana untuk mengoptimalkan fungsi produksi dan jasa
(khususnya komponen berkayu/kehutanan) kepada manusia/masyarakat (to
serve people)”.

14
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
DAS dikenal dengan istilah morfometri termasuk pencegahan banjir dan erosi serta
perlindungan nilai keindahan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Termasuk
kedalam pengelolaan DAS adalah identifikasi keterkaitan antara tata guna lahan, tanah
dan air dan keterkaitan antara daerah hulu dan hilir suatu DAS.

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah merupakan ilmu terapan untuk
prtlindungan, perbaikan, dan pengelolaan DAS, dan obyek dasarnya adalah
meningkatkan suplai air, mengurangi kisaran aliran maksimum dan minimum,
mengurangi hasil sedimen dan meningkatkan kualitas air untuk berbagai penggunaan.

Erosi merupakan salah satu proses dalam daerah aliran sungai (DAS) yang terjadi
akibat dari pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan. Erosi juga
merupakan salah satu indikasi untuk menentukan kekritisan suatu DAS. Besarnya erosi
dan sedimentasi dari tahun ke tahun akan semakin bertambah apabila tidak dilakukan
pengendalian atau pun pencegahan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/books/edition/Pengaruh_Hutan_Dan_Pengelolaan_Daerah
_Al/zGbMDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Pengertian+daerah+aliran+sungai&pr
intsec=frontcover

https://rimbakita.com/daerah-aliran-sungai/

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:HEcc41MUKvkJ:https://d
sdap.bantenprov.go.id/upload/Advetorial/1.%25208%2520PENGELOLAAN%2520
DAERAH%2520ALIRAN%2520SUNGAI%2520(bagian%25201)%2520RDA_EDI
TOR.pdf&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-erosi/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6131546/apa-itu-erosi-berikut-pengertian-
proses-faktor-hingga-dampaknya

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1944/7/UNIKOM_ANANTA%20IKHSAN_B
AB%202.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/HENDRO_MURTIANTO/21_PETA
__SATUAN_LAHAN.pdf

https://journal.uny.ac.id/index.php/geomedia/article/download/14207/9424

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/5c52c_MDL_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf
http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2560/

http://dinanovia.lecture.ub.ac.id/files/2013/09/PUT_1_Pendh.doc

https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/teras-2/

https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/guludan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Mulsa

https://data.pu.go.id/dataset/wilayah-sungai

16
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/buku/lahankering/berlere
ng8.pdf

https://eprints.umm.ac.id/53640/3/BAB%20II.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai