Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMANFAATAN DAN PELESTARIAN


PERAIRAN DARAT DALAM UNIT
DAERAH ALIRAN SUNGAI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 3

NAMA : - LIAN SAFITRI


- BAMBANG ARJUNA
- PUPUT MELANI
KELAS : X IPS3

SMA NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

            Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pemanfaatan

dan Pelestarian Perairan Darat Dalam Unit Daerah Aliran Sungai” ini tepat pada

waktunya. Laporan hasil makalah ini semata-mata hanya untuk menambah wawasan dan

pengetahuan yang lebih luas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kesalahan, untuk itu kritik

dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

            Akhirnya penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi kita semua.


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................

................................................................................................................................................

C. Tujuan ...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Pengertian Daerah Aliran Sungai .........................................................................................

B. Fungsi DAS............................................................................................................................

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS................................................................................

D. Pemanfaatan perairan darat dalam unit daerah aliran sungai (DAS).....................................

E. Pelestarian perairan darat dalam unit daerah aliran sungai (DAS)........................................

F. Fungsi Balai Pengelolaan DAS..............................................................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................

A. Kesimpulan ...........................................................................................................................

B. Saran .....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur
utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia
sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia
memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat
tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi
belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya
kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan
terhadap kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian
hulu maupun hilir demikian besarnya.
Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi
biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap
ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh
pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya
dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).
Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya adanya
ketidakterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan DAS tersebut. Dengan kata lain, masing-masing berjalan sendiri-sendiri dengan
tujuan yang kadangkala bertolak belakang. Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi tersebut
lebih terasa dengan adanya otonomi daerah dalam pemerintahan dan pembangunan dimana
daerah berlomba memacu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
memanfaatkan sumberdaya alam yang ada.
Permasalahan ego-sektoral dan ego-kedaerahan ini akan menjadi sangat komplek pada
DAS yang lintas kabupaten/kota dan lintas propinsi. Oleh karena itu, dalam rangka
memperbaiki kinerja pembangunan dalam DAS maka perlu dilakukan pengelolaan DAS
secara terpadu.
Pengelolaan DAS terpadu dilakukan secara menyeluruh mulai keterpaduan kebijakan,
penentuan sasaran dan tujuan, rencana kegiatan, implementasi program yang telah
direncanakan serta monitoring dan evaluasi hasil kegiatan secara terpadu. Pengelolaan DAS
terpadu selain mempertimbangkan faktor biofisik dari hulu sampai hilir juga perlu
mempertimbangkan faktor sosial-ekonomi, kelembagaan, dan hukum. Dengan kata lain,
pengelolaan DAS terpadu diharapkan dapat melakukan kajian integratif dan menyeluruh
terhadap permasalahan yang ada, upaya pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam skala
DAS secara efektif dan efisien.
Berdasarkan sudut pandang biofisik, yang dimaksud dengan daerah Aliran Sungai (DAS)
adalah suatu wilayah daratan tertentu yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh
aktivitas di daratan  (UU air Pasal 1 ayat 11 UU No. 7 Tahun 2004) .
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Daerah Aliran Sungai
2. Apa Saja Fungsi DAS
3. Faktor-faktor Apa Saja yang mempengaruhi DAS
4. Apa Saja Pemanfaatan perairan darat dalam unit daerah aliran sungai (DAS)
5. Apa Pelestarian perairan darat dalam unit daerah aliran sungai (DAS)
6. Apa Fungsi Balai Pengelolaan DASTujuan

C. Tujuan
Untuk mengetahui pemanfaatan dan pelestarian perairan darat dalam unit daerah aliran
sungai.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah di sekitar sungai tempat air hujan
tertampung dan tempat di mana air hujan dialirkan ke sungai tersebut. 
1. DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus :
 DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang
besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di bagian hulu
terjadi hujan deras.
 DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil.
Sungai dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian
hulunya terjadi hujan lebat.
B. Fungsi DAS
1. DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk
mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain
dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan
menyimpan air (debit), dan curah hujan.
2. DAS bagian tengahdidasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
dapat memberikanmanfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat
diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan
ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan
sungai, waduk, dan danau.
3. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan
melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan,
dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah. 
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS di Indonesia:
1. Iklim
2. Jenis batuan yang dilalui DAS
3. Banyak sedikitnya air hujan yang jatuh ke alur DAS
4. Lereng
5. Bentukan alam (mender,dataran banjir dan delta)
Masalah-masalah DAS di Indonesia:
1. Banjir
2. Produktivitas tanah menurun
3. Pengendapan lumpur pada waduk
4. Saluran irigasi
5. Proyek tenaga air
6. Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan
konservasi yang tidak tepat)
Kerusakan DAS dapat terlihat dari adanya tanda-tanda yang berupa :
1. Lingkungan DAS semakin bertambah gundul, dan
2. Di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat.
Selain itu gejala alam yang akan terjadi bila DAS rusak adalah :
1. Air sungai meluap, sering terjadi banjir
2. Akan terbentuk delta sungai, dan
3. Dataran pantai (tempat bermuaranya sungai) bertambah luas
D. Pemanfaatan perairan darat dalam unit daerah aliran sungai (DAS)
Lahan disekitar DAS banyak dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pertanian dan non-
pertanian
1. Sebagai sumber air minum (air tanah)
2. Tempat mencuci
3. Mandi
4. Transportasi
5. Dll
E. Pelestarian perairan darat dalam unit daerah aliran sungai (DAS)
Di dalam DAS penggunaan lahan dibedakan atas: Hutan, biasanya berada di hulu,
Kawasan budidaya, perkebunan, petanian, Pemukiman, Rawa, waduk atau danau,
bantaran sungai, Lahan industri, dan lain lain.
Air hujan yang turun dalam kawasan DAS akan mengalami beberapa kejadian
yang berbeda.
 Pertama, air hujan yang jatuh di kawasan hutan akan menjadi uap kembali
(eveporasi), mengalir urut batang (stemflow) turun ke tanah atau jatuh langsung dari
dahan, ranting dan daun langsung ke tanah. Air yang jatuh ke tanah akan ditahan oleh
lapisan tumbuhan bawah, berupa semak dan perdu, serta lapisan humus sehingga
sedikit merusak partikel tanah.
 Kedua, lahan pertanian biasanya intensip digarap, disiangi, dipupuk sehingga
tanaman bawah bersih.Akibatnya air hujan yang jatuh ke tanah dapat langsung
mencerai-beraikan partikel tanah di permukaan lahan dan terjadi erosi. Hujan yang
jatuh langsung dari langit ke permukaan lahan akan mencerai-beraikan partikel tanah
dengan energi yang lebih besar sehingga erosinya akan makin besar.
 Ketiga, pemukiman terutama di pekotaan sebagian besar terdiri dari bangunan kedap
air; atap, halaman beton, jalanan aspal, saluran beton, sehingga air tidak diberi
kesempatan meresap ke dalam tanah.Akibatnya hampir semua air hujan mengalir ke
sungai utama dan berakhir ke laut, waduk, dan atau danau, termasuk semua bentuk
limbah yang diangkut.Makin luas atau makin besar persentasi kawasan pemukiman
dari suatu DAS maka makin besar air yang masuk ke sungai dan berpotensi
menambah volume air sungai dan menimbulkan banjir di musim
penghujan.Meskipun demikian erosi di kawasan pemukiman di perkotaan relatif
lebih kecil dibanding dengan pedesaan atau kawasan budidaya.
 Keempat, air hujan yang jatuh ke permukaan air di waduk, danau, dam, atau sungai
akan menambah langsung volume air yang tercermin dengan naiknya permukaan air.
Secara langsung tidak menyebabkan erosi, tetapi kalau air tersebut mengalir maka
kecepatan aliran akan dapat mengikis dinding/tebing saluran/badan air dan
mengangkutnya ke hilir.
Banjir, erosi, tanah longsor dan kekeringan menjadi masalah serius yang dihadapi
oleh masyarakat dan Pemerintah.Beberapa daerah tergenang air, tanah longsor, banjir
lumpur, jalur jalan putus, dan rakyat perkampungan terisolasi pada musim penghujan
terberitakan di berbagai media masa.Pada musim kemarau, media masa memuat
berita rakyat kekurangan air bersih, beribu-ribu hektar tanaman padi puso
kekurangan air, pembangkit listrik tenaga air menurun kapasitasnya, waduk dan
saluran pengairan kering.
Meskipun merupakan fenomena biasa, sebenarnya kedua kejadian itu adalah
akibat kegiatan manusia yang meningkat dalam mengeksploitasi sumber daya alam.
Eksploitasi tanpa memperhatikan kelestarian akan mengganggu keseimbangan alam,
menyebabkan bencana bagi manusia.
a. Faktor penyebab kerusakan DAS :
 Ilegal loging
 Usaha tani tidak KTA
 Erosi dan sedimentasi 
 Alih Fungsi Lahan Hutan jadi Kebun Sawit 
 Tata Ruang DAS
 Tidak ada koordinasi instansi terkait 
b. Upaya Pelestarian Das
 Mengusahakan DAS daerah hulu sebagai penyangga, dapat tertutup, oleh
vegetasi pelindung, dengan tujuan
 Menjaga agar debit sungai antara musim penghujan dan kemarau dapat
terkendali,
 Menjaga supaya terhindar banjir, 
 Menjaga supaya daerah bagian hulu tidak terjadi erosi yang kuat. 
 Mengusahakan DAS bagian hilir dapat terhindar dari berbagai bentuk polusi.
F. Fungsi Balai Pengelolaan DAS
Pengelolaan DAS diatur dalam :
1. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
2. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.328/Menhut-II/2009 tentang
Penetapan Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas dalam rangka Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010-2014;
3. Peraturan Direktur Jenderal RLPS Nomor: P.04/V-SET/2009 tentang Pedoman
Monitoring dan Evaluasi DAS;
4. Lampiran Peraturan Direktur Jenderal RLPS Nomor: P.04/V-SET/2009 tentang
Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS;dan
5. Kerangka Kerja Pengelolaan DAS di Indonesia sebagai amanah Inpres Nomor: 5
Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah di sekitar sungai tempat air hujan
tertampung dan tempat di mana air hujan dialirkan ke sungai tersebut.
Lahan disekitar DAS juga banyak dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pertanian dan
lahan non-pertanian contohnya seperti dimanfaatkan sebagai sumber air minum (air tanah),
Tempat mencuci, Mandi, Transportasi.

B. Saran
Adapun untuk makalah ini sebaiknya dapat menjadi bahan pembelajaran Pemanfaatan
dan pelestarian perairan darat dalam unit Daerah Aliran Sungai (DAS)
DAFTAR PUSTAKA

https://rhandayouuww.blogspot.com/2016/05/pemanfaatan-dan-pelestarian-perairan.html

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pemanfatan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Slamet, Bejo. 2007. Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Terpadu.

http://bejoslam.blogspot.com/2007/12/pengelolaan-daerah-aliran-sungai.htmlDiakses pada
tanggal 15 April 2013

Widotono, Hendri. 2011. Identifikasi Peran Pemangku Kepentingan (Stakeholder) dalam


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu.

Anda mungkin juga menyukai