PROGRAM STUDI
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
Sungai”.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
Ibu Dr. Hj. Sri Wahyuni, S.H, M.Si yang telah mengarahkan saya dalam proses
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................................... 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah suatu daerah yang dibatasi oleh pemisah topografi, yang menerima
dan manusia.2 Sebagai suatu ekosistem, maka setiap masukan (input) dan
merespons curah hujan yang jatuh dalam wilayah DAS tersebut dapat
1
Asdak, C., Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, (Yogyakarta: 2002), Gadjah Mada
University Press, h.6
2
Fitryane Lihawa, Daerah Aliran Sungai Alo (Erosi, Sedimentasi, dan Longsoran,
(Yogyakarta:2017), Deepublish, h.7
4
memberikan pengaruh terhadap besar kecilnya evapotranspirasi, infiltrasi,
gunung atau pegunungan, di mana air hujan yang jatuh di daerah tersebut
akan mengalir menuju sungai utama pada suatu titik atau stasiun yang
permukaan air yang dibatasi oleh suatu batas air berupa topografi dan
3
Slamet Supryogi, Setiawan Purnama dan Darmakusuma Darmanto, Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universiti Press), h. 201.
5
adalah satu kesatuan ekosistem yang terdiri dari subsistem hulu, tengah
dan hilir. Selain itu, Dengan memandang DAS sebagai suatu ekosistem,
maka setiap masukan ke dalam DAS dapat dievaluasi proses yang telah
terjadi dan dan proses yang sdang terjadi dengan cara melihat keluaran
dari DAS dari outletnya. Input di daerah aliran sungai adalah air hujan,
sedangkan outputnya berupa aliran air, muatan sedimen dan unsur hara.
vegetasi, tanah dan sistem sungai. Hujan yang jatuh ke dalam DAS akan
Pada sisi lain lahan yang cocok untuk pertanian sudah sangat berkurang.
penduduk DAS yang ada disekitar daerah perumahan justru digunakan oleh
manusia menjadi alih fungsi dengan adanya pembangunan ruko dan tempat
tinggal diatas aliran sungai, pemanfaatan untuk tempat usaha lainnya karena
4
Ahmad Cahyadi, Kajian Permasalahan Daerah Aliran Sungai Juwet Kabupaten Gunung Kidul
dan Usulan Penanggulangannya, Seminar Nasional Geospatial Day 2012, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, h.1
6
berada dipinggir jalan, ini tentu saja membawa dampak pada peralihan
tanah tersebut dengan mudah terkikis dan terangkut air hujan yang disebut
dengan erosi. Curah hujan yang jatuh secara langsung atau tidak langsung
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
(DAS)
7
BAB II
PEMBAHASAN
es, angin, dan gelombang atau arus. Secara umum, terjadinya erosi
penggunaan lahan5.
5
Zachar, D. (1982). Soil Erosion. . Bratislava: Developments in Soil
Science 10, h 10.
8
pembuatan jalan di daerah kemiringan lereng besar.
tempat lain oleh suatu media pengangkut yaitu air yang mengalir,
tersebut oleh gerakan air atau angina kemudian diikuti dengan pengendapan
material yang terangkut di tempat yang lain. Pada dasarnya erosi yang
9
paling besar adalah erosi permukaan (sheet erosion) jika dibandingkan
dengan beberapa jenis erosi yang lain yakni erosi alur (rill
erosion), erosi parit (gully erosion) dan erosi tebing sungai (stream bank
erosion).
jenis tanah, vegetasi, topografi dan faktor pengelolaan tanah.6 Faktor iklim
yang paling menentukan laju erosi adalah hujan yang dinyatakan dalam nilai
indeks erosivitas hujan. Curah hujan yang jatuh secara langsung atau tidak
tipis permukaan tanah yang terkikis oleh kombinasi air hujan dan limpasan
permukaan (run-off).
Erosi jenis ini akan terjadi hanya dan jika intensitas dan/atau
lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi dan kapasitas simpan air tanah.
6
Bayu Oktasandi, Endang Setyawati Hisyam, dan Indra Gunawan, Jurnal Fropil Vol 7 Nomor 2
Juli-Desember 2019 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka BelitungAnalisis Erosi pada
Daerah Aliran Sungai (DAS) Pompong Kabupaten Bangka, Vol 7 Nomor 2 Juli-Desember 2019, h.72.
10
laju infiltrasi karena pori-pori tanah tertutup oleh kikisan partikel tanah.
pindahnya suatu massa batuan atau tanah yang disebabkan oleh air sungai
yang mengalir secara terus menerus. Adapun jenis erosi sungai terbagi
menjadi 2 jenis yaitu erosi dasar dan erosi tepi. Akibat lain dari erosi adalah
sungai.7
ketersediaan air menurun sehingga pada musim hujan terjadi banjir dan pada
sebagai suatu sistem hidrologi berperan dalam mengatur tata air sehingga
ketersediaan air dalam DAS dapat terdeteksi dengan baik. Telaah mengenai
ketersediaan air suatu DAS sangat membantu dalam mempelajari tata air
7
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=erosi+sungai
11
DAS, khususnya yang menyangkut jumlah air yaitu jumlah air yang menjadi
limpasan dan jumlah air yang masuk ke dalam tanah atau tertahan oleh
fungsi DAS akan berubah yang akan mengakibatkan aliran air terhambat
yang tentu saja dapat mengakibatkan banjir, untuk Kota Pekanbaru saja
contohnya bisa dilihat didaerah sekitar Panam terdapat DAS yang walaupun
kecil tapi ini merupakan daerah aliran sungai yang sebenarnya sangat
penduduk yang justru mendirikan bangunan diatas DAS tersebut, hal ini
tentu akan menyebabkan aliran air terhambat sehingga bisa dilihat pada saat
hujan daerah ini akan banjir. Belum lagi pembangunan Ruko dikanan kiri
8
Muhammad Amin, Ridwan dan Iskandar Zulkarnaen, Diktat Kuliah (Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai), (Fakultas Pertanian Lampung :2018), h.2.
12
suatu tempat atau lahan dan melakukan berbagai aktivitas, tercermin dari
masih ditentukan anggota masyarakat itu sendiri. Perilaku mereka itu tidak
dan nalar budi sesuai perkembangan alam dan teknologi. Manusia tidak
dapat hidup sendiri, tetapi tergantung satu sama lain dalam kaitan moral,
etika, komunikasi.
bagi kelakuan dan tindakan-tindakan sosial manusia atau pola bagi kelakuan
9
Dwi Setiawan Chaniago, Anisa Puspa Rani, Solikatun, Peran Lembaga Sosial Kemasyarakatan
dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan, RESIPROKAL Vol. 1, No. 1, (14-30) Juni 2019
13
Perilaku merupakan perwujudan dari partisipasi yang dilakukan
didukung oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor: 9 tahun 1982 yang
planning.
ilmiah,
untuk menangkap makna atau arti luas dari suatu konsep. Pendekatan
p-ISSN: 2685-7626
14
pemahaman masyarakat merupakan tambahan bagi proses lebih mekanis
sedang terjadi disamping rasa suka atau tidak suka. Indikator utama
2) penerapan pengetahuan,
miliki, dan
dan
(4) internalisasi nilai merupakan keterpaduan dari seluruh sistem nilai yang
perilakunya.
15
Kinerja masyarakat (social performance) merupakan himpunan
untuk menciptakan nilai tambah yang lebih bermanfaat bagi masyarakat dan
pengendalian lingkungan;
dan
(SDA) telah dilakukan sejak lama. Tetapi perdebatan mengenai nilai SDA
16
dan berkurangnya SDA relatif (ekonomis), (ii) Nilai SDA oleh masyarakat
(sosial), dan (ii) Potensi berkurangnya SDA yang tidak dapat pulih
(ekologis).
produksi pertanian dan menyediakan pangan, bahan bakar dan serat untuk
‘alamiah’ pada saat awal karena dianggap dapat diperoleh cuma-cuma dan
dsb).
unit SDA yang dipakai (contohnya: hasil per hektar, produksi per unit dari
17
tekanan pada dasar produksi, maka fokus mulai berpindah ke pengelolaan
keberlanjutan yang permanen. Jadi, bila SDA menjadi semakin sedikit, nilai
lingkungan. Nilai sosial dari SDA meningkat terus selama beberapa decade
pentingnya kehidupan hutan, udara dan air bersih, keindahan alami lahan.
species yang ada. Ini membuat pentingnya wawasan lingkungan secara luas
18
pertanian untuk merusak lingkungan.
terhitung nilainya. Tidak dapat pulih sesaat juga merupakan faktor utama di
hutan, padang rumput ataupun badan-badan air yang dapat menjadi semakin
tidak dapat pulih untuk memberikan keuntungan fisik maupun estetik dari
SDA ini.
produksi yang tidak dapat pulih serta sistem pertanian tidak lagi
sosial dan ekologi memberikan kesulitan juga bagi NRMR. Sistem pertanian
selalu akan mempunyai dampak terhadap SDA tetapi karena sistem ini
19
tetapi karena sistem ini sangat kompleks dan periode waktu, maka
dan telah diterapkan pada suatu daerah agar sustain memerlukan suatu
erosi tanah. Penilaian tidak hanya dilakukan secara biofisik saja, namun
dihubungkan dengan atribut-atribut criteria konservasi tanah dan air. Hal ini
20
akan memberikan pengaruh penting dalam mempertahankan keberlanjutan
suatu sistem yang pertanian yang ada. Penggunaan Cost-Benefit Ratio yang
disertai dengan analisis multi criteria dapat dipakai dalam tahap awal
halnya dengan penilaian degradasi lahan (dalam hal ini erosi) juga perlu
Jawa,
10
Ibid
21
(2) orientasi ekonomi yang kuat tidak diimbangi komitmen terhadap
nyata pada lingkungan biofisik dan/atau sosek di bagian hilir dari DAS yang
bagian hulu dan hilir sebagai satu kesatuan perencanaan dan pengelolaan.
(2) masyarakat yang tinggal pada periode waktu tertentu setelah kegiatan
22
(3) kepentingan berbagai sektor ekonomi yang berada di luar lokasi
kegiatan pengelolaan sumberdaya alam (DAS) dan para aktor yang akan
sumberdaya semakin nyata pada saat DAS tidak dapat berfungsi optimal
sebagai media pengatur tata air dan penjamin kualitas air yang dicerminkan
yang timbul sebagai akibat dari terganggunya fungsi DAS sebagai satu
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
es, angin, dan gelombang atau arus. Secara umum, terjadinya erosi
oleh air sungai yang mengalir secara terus menerus. Adapun jenis erosi
sungai terbagi menjadi 2 jenis yaitu erosi dasar dan erosi tepi. Akibat
pada musim hujan terjadi banjir dan pada musim kemarau terjadi
24
hidupnya dengan lingkungan alam dan sesamanya serta
dan teknologi.
erosi DAS yaitu nilai sumberdaya dan produksi yang dapat digunakan
sosek di bagian hilir dari DAS yang sama, maka perlu adanya
B. Saran
materinya yang kurang. Mohon kritik dan saran yang membangun sebagai
25
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Cahyadi, Kajian Permasalahan Daerah Aliran Sungai Juwet Kabupaten Gunung
Kidul dan Usulan Penanggulangannya, Seminar Nasional Geospatial Day 2012, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Asdak, C., Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, (Yogyakarta: 2002),
Gadjah Mada University Press.
Fitryane Lihawa, Daerah Aliran Sungai Alo (Erosi, Sedimentasi, dan Longsoran,
(Yogyakarta:2017), Deepublish.
Muhammad Amin, Ridwan dan Iskandar Zulkarnaen, Diktat Kuliah (Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai), (Fakultas Pertanian Lampung :2018).
26