Anda di halaman 1dari 11

“Sungai: klasifikasi, debit (Pengukuran) dan Hidrograf”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

OLEH : KELOMPOK 5

Anggelina P.A.C Nainggolan : (3203131001)


Ari Julianto Simbolon : (3203131062)
Mutiara Wulandari : (3203131004)
Rosa Delima Panjaitan : (3201131012)
Widya Ayu Kiranti : (3201131013)

Dosen Pengampu
Dr.DWI WAHYUNI NURWIHASTUTI,S.Si., M.Sc

Mata Kuliah : HIDROLOGI

Kelas : B-2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya yang memberikan kesehatan serta Kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah ini. Tidak lupa kami berterima Kasih kepada Dosen mata kuliah Hidrologi
yang telah memberikan bimbingan serta masukan dalam menyusun Makalah ini.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mememnuhi kewajiban kami sebagai
mahasiswa dalam melengkapi salah satu tugas mata Kuliah hidrologi

Penulis Sangat berharap tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan Rekan-rekan Mahasiswa. Sebagai Penulis makalah ini kami juga
menyadari bahwa dalam penulisan terdapat banyak kekurangan sehingga kami sangat
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah yang lebih
baik lagi.

Medan, 15 Maret 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................4

C. TUJUAN...............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUNGAI......................................................................................5

B. JENIS KLASIFIKASI SUNGAI................. .........................................................5

C. DEBIT PENGUKURAN SUNGAI.......................................................................7

D. HIDROGRAF…………………............................................................................8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ...................................................................................................10

B. SARAN ...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungai adalah tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan yang jatuh di daerah
tangkapannya dan mengalir dengan takarannya. Sungai tersebut merupakan drainase
alam yang mempunyai jaringan sungai dengan penampangnya, mempunyai areal
tangkapan hujan atau disebut Daerah Aliran Sungai (DAS).
Hidrograf merupakan hubungan antara waktu dan aliran, baik berupa kedalaman
aliran maupun debit aliran. Data hidrograf aliran sangat berguna dalam perencanaan
sumber air dan perencanaan perkiraan banjir. Pemahaman dan penerapan ilmu
hidrologi menyangkut pemahaman proses pengalihragaman (transformation) dari satu
set masukan menjadi satu set keluaran melalui satu proses dalam sistem hidrologi.
Skema sederhana tersebut menyangkut pengukuran-pengukuran variabel dan
parameter yang cukup banyak, karena hanya dengan data dan informasi yang
terkumpul tersebut proses hidrologi dapat dipahami secara menyeluruh. Pemahaman
secara detail membutuhkan pengukuran dan pengamatan yang menyeluruh dan
cermat. Kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan informasi, baik 2 besaran maupun
penyebarannya sebagai fungsi waktu dan ruang (time and spacial distribution).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Sungai dan Hidrograf?
2. Seperti apakah  klasifikasi dari sungai?
3. Bagaimanakah penerapan Hidrograf?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Sungai dan Hidrograf
2. Untuk mengenal klasifikasi sungai
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan hidrograf
4. Untuk mememnuhi salah satu tugas hidrologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SUNGAI
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau
sungai yang lebih besar. Secara alami, sungai mengalir sambil melakukan aktivitas
yang satu sama lain saling berhubungan. Aktivitas tersebut, antara lain erosi
(pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan pengendapan (sedimentasi). Ketiga
aktivitas tersebut tergantung pada faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air
sungai, dan kecepatan aliran. Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang
letaknya lebih rendah dari tanah yang disekitarnya dan menjadi tempat untuk
mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.
Pada umumnya setiap aliran sungai dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu,
bagian tengah dan hilir.

Sungai Menurut Para Ahli


 Menurut Wikipedia : Sungai adalah aliran air alami, biasanya air tawar,
mengalir menuju samudera, laut, danau atau sungai lain. Dalam beberapa
kasus sungai mengalir ke tanah dan menjadi kering di ujungnya tanpa
mencapai genangan air lainnya. Sungai-sungai kecil dapat disebut
menggunakan nama-nama seperti aliran, anak sungai, sungai kecil, anak
sungai.
 Menurut National Geographic. Sungai adalah aliran besar air alami yang
mengalir. Sungai ditemukan di setiap benua dan di hampir setiap jenis tanah.
Beberapa mengalir sepanjang tahun. Lainnya mengalir secara musiman atau
selama bulan-bulan basah. Sebuah sungai mungkin hanya beberapa kilometer
panjangnya.
 Menurut Brierly, 2005 Sungai adalah fitur alami dan integritas ekologis,
yang berguna bagi ketahanan hidup.
 Menurut Hamzah, 2009 Sungai adalah bagian permukaan bumi yang
letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya
air tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau ke sungai yang lain.
 Menurut Yodi Isnaini, 2006 Bantaran sungai berbeda dengan sempadan
sungai. Bantaran sungai adalah areal sempadan kiri-kanan sungai yang
terkena/terbanjiri luapan air sungai. Fungsi bantaran sungai adalah tempat
mengalirnya sebagian debit sungai pada saat banjir (high water channel).

B. JENIS KLASIFIKASI SUNGAI


1. Berdasarkan sumber airnya
 Sungai hujan, yaitu jenis sungai yang airnya yang berasal dari air hujan.
 Sungai gletser, yaitu salah satu jenis sungai yang airnya berasal dari suatu
pencairan es.
 Sungai campuran, yaitu salah satu jenis sungai yang airnya berasal dari suatu
pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air.
2. Berdasarkan debit airnya (volume airnya)
 Sungai permanen, yaitu salah satu jenis sungai yang debit airnya sepanjang
tahun relatif tetap.
 Sungai periodik, yaitu salah satu jenis sungai yang pada waktu musim hujan
airnya lebih banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sangat sedikit.
 Sungai episodik, yaitu salah satu jenis sungai yang pada musim kemarau
airnya akan kering dan pada musim hujan airnya banyak.
 Sungai ephemeral, yaitu jenis sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan turun.
3. Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya)
 Sungai konsekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang airnya mengalir untuk
mengikuti daerah lereng awal.
 Sungai subsekuen/strike valley yaitu jenis sungai yang aliran airnya mengikuti
sebuah strike batuan.
 Sungai obsekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang aliran airnya berlawanan
arah dengan sungai konsekuen.
 Sungai resekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang airnya mengalir mengikuti
arah kemiringan pada lapisan batuan dan bermuara disungai subsekuen.
 Sungai insekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang mengalir tanpa
bisa kontrol oleh litologi ataupun struktur geologi.
4. Berdasarkan struktur geologinya
 Sungai anteseden, yaitu salah satu jenis sungai yang tetap mempertahankan
sebuah arah aliran airnya meskipun ada srtuktur geologi (batuan) yang
melintang.
 Sungai superposed, yaitu salah satu jenis sungai yang melintang, struktur dan
dalam prosesnya dibimbing oleh suatu lapisan batuan yang menutupinya.
5. Berdasarkan pola alirannya
 Radial atau menjari, jenis yang satu ini dibedakan menjadi dua yakni :
1. Radial sentrifugal, yaitu pola aliran yang menyebar meninggalkan
pusatnya.Radial sentripetal yaitu suatu pola aliran yang mengumpul untuk
menuju ke pusat.
 Dendritik, yaitu salah satu jenis sungai yang pola aliran yang tidak teratur.
 Trellis, yaitu salah satu jenis sungai yang pola aliran yang menyirip seperti
daun.
 Rektangular, yaitu salah satu jenis sungai yang pola aliran yang membentuk
sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90º sungainya membentuk sudut lancip.
 Anular, yaitu salah satu jenis sungai yang pola aliran sungai yang membentuk
lingkaran.
C. DEBIT PENGUKURAN SUNGAI
1. Pengukuran Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode)

Prinsip :

 kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U)


 luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan
kedalaman saluran (D)
 debit sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta

Q=AxkxU
Q = debit (m3/det)

U = kecepatan pelampung (m/det)

A = luas penampang basah sungai (m2)

k = koefisien pelampung

2. Pengukuran Debit dengan Current-meter

Prinsip :

 kecepatan diukur dengan current meter


 luas penampang basah ditetapkan berdasarkan pengukuran kedalaman air
dan lebar permukaan air. Kedalaman dapat diukur dengan mistar
pengukur, kabel atau tali.

Cara Pengukuran Kecepatan Aliran

Keterangan :

Vs di ukur 0,3 m dari permukaan air

Vb di ukur 0,3 m di atas dasar sungai

Kecepatan aliran dihitung berdasarkan jumlah putaran baling-baling


perwaktu putarannya (N = putaran/dt). Kecepatan aliran V = aN + b
dimana a dan b adalah nilai kalibrasi alat current meter. Hitung jumlah
putaran dan waktu putaran baling-baling (dengan stopwatch).

3.Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu

Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang
konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas
dengan kecepatan yang sama.
D. HIDROGRAF

hidrograf adalah grafik yang menunjukkan laju aliran ( discharge ) terhadap waktu
melewati suatu titik tertentu di sebuah sungai, saluran, atau saluran yang membawa
aliran. Laju aliran biasanya dinyatakan dalam meter kubik atau kaki kubik per detik
(cms atau cfs). Ini juga dapat mengacu pada grafik yang menunjukkan volume air
yang mencapai titik pembuangan tertentu , atau lokasi di jaringan saluran air limbah.
Grafik biasanya digunakan dalam desain saluran air limbah , lebih khusus lagi, desain
sistem saluran air permukaan dan saluran pembuangan gabungan .

1.Pemisahan Aliran Dasar

Hidrograf sungai biasanya menentukan pengaruh proses hidrologi yang berbeda pada
pembuangan dari daerah tangkapan subjek. Karena waktu, besaran, dan durasi aliran
balik air tanah sangat berbeda dari aliran langsung, memisahkan dan memahami
pengaruh proses yang berbeda ini adalah kunci untuk menganalisis dan
mensimulasikan kemungkinan efek hidrologi dari berbagai penggunaan lahan,
penggunaan air, cuaca, dan kondisi dan perubahan iklim.

Namun, proses memisahkan "aliran dasar" dari "limpasan langsung" adalah ilmu yang
tidak tepat. Sebagian karena kedua konsep ini tidak, dengan sendirinya, sepenuhnya
berbeda dan tidak berhubungan. Arus balik dari air tanah meningkat seiring dengan
aliran darat dari daerah jenuh atau kedap air selama dan setelah peristiwa badai;
Selain itu, molekul air tertentu dapat dengan mudah bergerak melalui kedua jalur
menuju outlet DAS. Oleh karena itu, pemisahan "komponen aliran dasar" murni
dalam hidrograf adalah latihan yang sewenang-wenang. Meskipun demikian, berbagai
teknik grafis dan empiris telah dikembangkan untuk melakukan pemisahan hidrograf
ini. Pemisahan aliran dasar dari limpasan langsung dapat menjadi langkah pertama
yang penting dalam mengembangkan model limpasan curah hujan untuk DAS yang
diinginkan — misalnya,dalam mengembangkan dan menerapkan hidrograf satuan

2.Hidrograf Satuan

Sebuah hidrograf satuan (UH) adalah respon satuan hipotetis DAS (dalam hal volume
limpasan dan waktu) untuk input unit curah hujan. Ini dapat didefinisikan sebagai
hidrograf limpasan langsung (DRH) yang dihasilkan dari satu unit (misalnya, satu cm
atau satu inci) curah hujan efektif yang terjadi secara seragam di DAS tersebut dengan
laju yang seragam selama satu unit periode waktu. Karena UH hanya berlaku untuk
komponen limpasan langsung dari hidrograf (yaitu, limpasan permukaan), diperlukan
penentuan komponen aliran dasar secara terpisah.

UH spesifik untuk DAS tertentu, dan spesifik untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan durasi curah hujan efektif. Artinya, UH ditetapkan sebagai UH 1-jam, 6-jam,
atau 24-jam, atau jangka waktu lain hingga waktu konsentrasi limpasan langsung di
outlet DAS. Jadi, untuk DAS tertentu, terdapat banyak satuan hidrograf, masing-
masing sesuai dengan durasi curah hujan efektif yang berbeda.

Teknik UH menyediakan alat yang praktis dan relatif mudah diterapkan untuk
mengukur pengaruh satu unit curah hujan pada limpasan yang sesuai dari cekungan
drainase tertentu. Teori UH mengasumsikan bahwa respon limpasan suatu DAS
adalah linier dan invarian waktu, dan bahwa curah hujan efektif terjadi secara
seragam di atas DAS. Di dunia nyata, tidak satu pun dari asumsi ini yang sepenuhnya
benar. Namun demikian, penerapan metode UH biasanya menghasilkan perkiraan
yang masuk akal dari respons banjir DAS alami. Asumsi linier yang mendasari teori
UH memungkinkan adanya variasi intensitas badai dari waktu ke waktu (yaitu,
hyetograf badai) untuk disimulasikan dengan menerapkan prinsip superposisi dan
proporsionalitas untuk memisahkan komponen badai guna menentukan hidrograf
kumulatif yang dihasilkan. Hal ini memungkinkan untuk penghitungan respons
hidrograf yang relatif mudah untuk setiap peristiwa hujan yang sewenang-wenang.

Hidrograf satuan sesaat adalah penyempurnaan lebih lanjut dari konsep tersebut;
untuk IUH, curah hujan yang masuk diasumsikan terjadi pada titik waktu tertentu
(jelas, ini bukan kasus hujan badai yang sebenarnya). Membuat asumsi ini dapat
sangat menyederhanakan analisis yang terlibat dalam membangun hidrograf satuan,
dan diperlukan untuk pembuatan hidrograf satuan sesaat geomorfologi.

3.Hidrograf Hidrologi Bawah Permukaan

Dalam hidrologi bawah permukaan ( hidrogeologi ), hidrograf adalah catatan


ketinggian air ( kepala hidrolik yang diamati dalam sumur yang disaring melintasi
akuifer ). Biasanya, hidrograf direkam untuk pemantauan kepala di akuifer selama
kondisi non-uji (misalnya, untuk mengamati fluktuasi musiman di akuifer). Ketika
pengujian akuifer dilakukan, pengamatan yang dihasilkan biasanya disebut drawdown
, karena hasil tersebut dikurangi dari tingkat pra-pengujian dan seringkali hanya
perubahan permukaan air yang ditangani.

4.Hidrograf Raster

Hidrograf raster adalah plot berbasis piksel untuk memvisualisasikan dan


mengidentifikasi variasi dan perubahan dalam kumpulan data multidimensi yang
besar. Awalnya dikembangkan oleh Keim (2000), mereka pertama kali diterapkan
dalam hidrologi oleh Koehler (2004) sebagai sarana untuk menyoroti perubahan aliran
sungai antar-tahunan dan intra-tahunan. Hidrograf raster di WaterWatch, seperti yang
dikembangkan oleh Koehler, menggambarkan tahun pada sumbu y dan hari di
sepanjang sumbu x. Pengguna dapat memilih untuk memplot aliran sungai (nilai
aktual atau nilai log), persentil aliran aliran, atau kelas aliran aliran (dari 1, untuk
aliran rendah, hingga 7 untuk aliran tinggi), untuk Harian, 7-Hari, 14-Hari, dan 28-
Hari aliran sungai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. Dari jumlah tersebut
sekitar 97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es dan salju, sedang
sisanya yang 0,65% merupakan air yang terdapat di danau, sungai, atmosfer dan air
tanah. Meskipun persentase dari bagian yang terakhir ini sangat kecil, tetapi
jumlahnya sangat besar.
Sungai adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran alam. Pada
umumnya, sungai mengalir ke laut, tetapi terkadang sungai yang tidak mengalir
kelaut, biasanya sungai ini ada di gurun dan disebut creek/wadi.
Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Air bergerak turun
melalui kanal sungai karena pengaruh gaya gravitasi. Kecepatan aliran meningkat
sesuai dengan kelerengan atau kemiringan sungai. Aliran air tidak saja lurus tetapi
dapat pula acak (turbulent). Energi sungai meningkat sejalan dengan peningkatan
kemiringan dan volume air karenanya mampu membawa muatan sedimen. Aliran
sungai sangat fluktuatif dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Beberapa
variabel penting dalam dinamika sungai adalah: (1) debit air (discharge), (2)
kecepatan (velocity), (3) gradient, (4) Muatan sedimen (sediment load), dan (5) base
level (level terendah sungai).
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari
suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik, untuk
memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk disalurkan ke
saluran yang telah disiapkan  (Dumiary, 1992).Pengukuruan debit dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara yaitu (Arsyad,1989): Pengukuran volume air sungai,
Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai, Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang
dialirkan dalam sungai, dan Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur
debit.

B. Saran
Saran yang dapat kelompok kami berikan berikan dalam makalah ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan yang mendalam kepada para pembaca , mahasiswa
maupun ibu dosen , dengan materi Sungai: klasifikasi, debit (Pengukuran) dan
Hidrograf. Kita juga dapat melihat referensi disetiap artikel agar lebih jauh tahu atas
materi kelompok yang kami berikan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/27158/2/BAB%201%20Pendahuluan.pdf

http://eprints.ums.ac.id/53335/3/BAB%20I.pdf

https://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?p=110

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-sungai/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hydrograph

https://noviafujalestariwahyani.wordpress.com/2015/06/14/makalah-
hidrologi-dan-lingkungan-judul-sungai/

Anda mungkin juga menyukai