Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HIDROLOGI

AIR TANAH

OLEH : KELOMPOK 1

-MARTA EVI MEILIANA GIRSANG (3203131044)

-RIDWAN ROFIQ GURNING (3203131051)

-YOGA TRI BUWONO (3203331034)

-SARAH NOVITA SILALAHI 93203131053)

-AME MAHISA CEMPAKA AY (3203331019)

KELAS : B

DOSEN PENGAMPU : Dr.Dwi Wahyuni Nurwihastuti,S.Si., M.Sc

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kahadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapatb menyelesaikan makalah ini sebagai mana mestinya. Shalawat dan Salam tak lupa pula
kami kirimkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih kami hanturkan kepada dosen pengajar mata kuliah Hidrologi dan
Lingkungan dan teman-teman satu kelompok di Program Studi Pendidikan Geografi yang dapat
saling berkerjasama.

Kami sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kekuarangan-
kekurangan didalamnya, baik dalam hal penyajian materi ataupun tampilannya, sehingga kritik dan
saran dari pembaca makalah sangat diharapkandan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermamfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wr.wb
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya alam yang terbatas me-nurut waktu dan tempat. Pengolahan dan
pelesta-riannya merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan. Airtanah adalah salah satu sumber air
yang karena kualitas dan kuantitasnya cukup potensial untuk dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan dasar mahluk hidup.

Air tanah merupakan salah satu komponen dalam peredaran air di bumi yang dikenal sebagai siklus
hidrologi. Dengan demikian airtanah adalah salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui,
tetapi hal ini tidak berarti sumberdaya ini dapat dieks-ploitasi tanpa batas. Eksploitasi airtanah yang
tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu sendiri.
Pengem-bangan sumber airtanah harus berdasar pada konsep pengawetan, yaitu memanfaatkan
airtanah secara optimal, mencegah pemborosan dengan menjaga skala prioritas pemakaian dan
menjaga kelestarian alam. Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka
bumi. Sirkulasi suplai air di bumi juga disebut siklus hidrologi. Siklus ini berawal dari sistem energi
matahari yang merupakan energi yang berperan cukup penting bagi siklus hidrologi memancarkan
energinya sehingga air yang berasal dari danau, rawa, sungai maupun dari laut secara tetap
mengalami evaporasi menjadi uap air yang naik ke atmosfer. Angin akan mengangkut uap air pada
jarak yang sangat jauh dan akan berkumpul membentuk awan, setelah mengalami jenuh akan
berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran air yang jatuh ke permukaan bumi juga disebut dengan
hujan. Turunnya hujan ke bumi ini mengakhiri siklus hidrologi dan akan dimulai dengan siklus yang
baru.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang dimaksud dengan Air Tanah …?

2. Apa sajakah Jenis dari Air Tanah …?

3. Darimana Sumber Air Tanah…?

4. Apa saja Faktor yang mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Air Tanah…?
1.3 Tujuan

Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan

a. Air Tanah.

b. Proses Pergerakannya

c. Jenis Air Tanah

d. darimana asal usul air tanah

e. Faktor yang mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Air Tanah.

BAB II
DASAR TEORI

· Air tanah (Groundwater) adalah nama untuk menggambarkan air yang tersimpan di bawah
tanah dalam batuan yang permeabel. Periode penyimpanannya dapat berbeda waktunya
bergantung dari kondisi geologinya (beberapa minggu – tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul
ke permukaan, dengan manifestasinya sebagai mata air (spring) atau sungai (river).
(Budhikuswansusilo)

· Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-
butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut
akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang
terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan
impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan
air disebut akuifer. (Herlambang, 1996:5)

· Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu
berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer;
penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan,
pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987).

· Batas lateral dan vertical cekungan airtanah akan menunjukkan geometri cekungan airtanah.
Penentuan agihan lateral dan vertikal akuifer maupun non akuifer menunjukkan konfigurasi sistem
akuifer. (Pusat Lingkungan Geologi, 2007)

· Air Tanah memiliki cakupan yang cukup luas, diantaranya: jenis akuifer, parameter akuifer yang
menunjukkan karakteristik akuifer, maupun pemanfaatan serta kualitasnya. (Parhusip, 2001)

BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya
dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selain air sungai dan air
hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik)
maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air
tanah telah mencapai ± 70%.

Air tanah merupakan salah satu sumber akan kebutuhan air bagi kehidupan makhluk di muka bumi.
Usaha memanfaatkan dan mengembangkan air tanah telah dilakukan sejak jaman kuno. Dimulai
menggunakan timba yang ujungnya diikat pada bambu kemudian dilengkapi dengan pemberat
(sistem pegas), kemudian berkembang dengan menggunakan teknologi canggih dengan cara
mengebor sumur-sumur dalam sampai kedalaman 200 meter. Dalam usaha untuk mendapatkan
susunan mengenai lapisan bumi, kegiatan penyelidikan melalui permukaan tanah atau bawah tanah
haruslah dilakukan, agar bisa diketahui ada atau tidaknya lapisan pembawa air (akuifer), ketebalan
dan kedalamannya serta untuk mengambil contoh air untuk dianalisis kualitas airnya. Meskipun air
tanah tidak dapat secara langsung diamati melalui permukaan bumi, penyelidikan permukaan tanah
merupakan awal penyelidikan yang cukup penting, paling tidak dapat memberikan suatu gambaran
mengenai lokasi keberadaan air tanah tersebut. Beberapa metode penyelidikan permukaan tanah
yang dapat dilakukan, diantaranya : metode geologi, metode gravitasi, metode magnit, metode
seismik, dan metode geolistrik. Dari metode-metode tersebut, metode geolistrik merupakan metode
yang banyak sekali digunakan dan hasilnya cukup baik Notosiswoyo (2002) menambahkan bahwa
airtanah merupakan sumberdaya alam yang terbaharui, namun waktu pengisian kembali
(replenishment) sangat relatif, tergantung pada: ketersediaan air, kondisi permukaan, curah hujan,
litologi, konduktivitas hidraulik, topografi, kedalaman muka air tanah dan pengaruh sifat zona tidak
jenuh. Todd (1980) menjelaskan bahwa airtanah tersimpan dalam suatu lapisan batuan yang dapat
menyimpan dan meluluskan air yang disebut sebagai akuifer. Terdapat beberapa macam perlapisan
batuan atau formasi geologi yang dapat berfungsi sebagai akuifer, antara lain: endapan aluvial,
batugamping, batuan vulkanik, dan batupasir. akuifer berdasarkan letak dan kedudukannya
terhadap batuan, yang dibagi menjadi: akuifer tidak tertekan (unconfined aquifer) dan akuifer
tertekan (confined aquifer). Berkaitan dengan geometri dan konfigurasi akuifer, Pusat Lingkungan
Geologi (2007) memberikan batasan bahwa penentuan batas lateral dan vertical cekungan airtanah
akan menunjukkan geometri cekungan airtanah. Penentuan agihan lateral dan vertikal akuifer
maupun non akuifer menunjukkan konfigurasi sistem akuifer. Parhusip (2001) menambahkan bahwa
tinjauan terhadap airtanah memiliki cakupan yang cukup luas, diantaranya: jenis akuifer, parameter
akuifer yang menunjukkan karakteristik akuifer, maupun pemanfaatan serta kualitasnya. Informasi
geologi diantaranya: penampang (cross section) geologi, log pemboran dan sumur yang dikombinasi
dengan informasi hidrogeologi akan menunjukkan unit hidrostratigrafi cekungan airtanah (Maxey,
1964; Seaber, 1988). Penampang (cross section) geologi dapat menunjukkan formasi geologi, unit
stratigrafi, bidang piezometrik, kandungan kimia air dan korelasi formasi dari log pemboran dari
beberapa sumur (Erdelyi, 1988). Pendugaan geolistrik merupakan salah satu metode geofisika
untukJurnal SMARTek, Vol. 9 No. 4. Nopember 2011: 337 – 349 340 mengetahui material penyusun
akuifer melalui geometri dan konfigurasi akuifer (Todd, 1980; Zohdy, 1989; Santosa dan Adji, 2006).

Cekungan Air Tanah

Boonstra dan Ridder (1981) ; Zeffitni, (2010) menjelaskan bahwa pada suatu cekungan airtanah
mengalami proses hidrologi yang berlangsung secara terus menerus. Proses pertambahan volume
airtanah dalam cekungan melalui proses perkolasi dari air permukaan, sebaliknya volumenya akan
berkurang akibat proses evapotranspirasi, pemunculan sebagai mataair, serta adanya aliran menuju
sungai. Faktor litologi sangat menentukan terhadap kecepatan proses perkolasi air permukaan.
Keterdapatan endapan alluvial merupakan ciri utama litologi suatu cekungan airtanah. Todd (1980);
Zeffitni, (2010) berpendapat bahwa cekungan air tanah merupakan suatu satuan hidrogeologi yang
terdiri dari satu atau beberapa bagian akuifer yang saling berhubungan membentuk suatu sistem
dan dapat berubah akibat perubahan lingkungan. Hadian dkk., (2006) menambahkan bahwa
airtanah merupakan air inter koneksi secara terbuka pada batuan saturasi di bawah permukaan
tanah, baik pada zona jenuh maupun tidak jenuh. Pada zona jenuh, terdapat sistem air jenuh berupa
air bawah tanah. Sistem ini dipengaruhi oleh kondisi geologi, hidrogeologi, dan gaya tektonik yang
membentuk cekungan airtanah. Pada pendapat lain Gregory dan Walling (1973); Zeffitni (2010),
menjelaskan bahwa cekungan airtanah merupakan suatu area dengan air yang berasal dari aliran
permukaan. Cekungan airtanah merupakan salah satu contoh dari sistem geomorfologi.

B. Jenis Air Tanah

1. Air Tanah Freatik

merupakan air tanah dangkal, air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada
di atas lapisan kedap air / impermeable. contohnya air sumur yang terletak di antara air permukaan
dan lapisan kedap air (impermeable).

2. Air Tanah Dalam (Artesis)

meruapakan air tanah dalam, terletak di antara lapisan akuifer dengan lapisan batuan kedap air
(akuifer terkekang).

3. Air Tanah Meteorit (Vados)

merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) dari awan yang mengalami
kondensasi bercampur debu meteorit.

4. Air Tanah Baru (Juvenil)


merupakan air tanah yang terbentuk dari dalam bumi karena intrusi magma. air tanah juvenil
ditemukan dalam bentuk air panas (geyser).

5. Air Konat

merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba sehingga sering copypaste dari fuat
cepat disebut fosil water.

Macam - macam Air akiver

Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa macam-macam akifer
sebagai berikut:

· Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)

yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air
yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.

· Akuifer terangkat (perched)

merupakan kondisi khusus, dimana ABT pada akuifer ini terpisah dari ABT utama oleh lapisan yang
relatif kedap air dengan penyebaran terbatas, dan terletak di atas muka ABT utama.

· Akifer Tertekan (Confined Aquifer)

yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas
maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.

· Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)

yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air
dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.

· Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)

yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya
merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan
adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan
aquifer semi tertekan.

C. Sumber Air Tanah

Asal - Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah


Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), untuk memahami asal-
usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi kesalah-pengertian tentang
sumberdaya yang dikelola. Kesalah-pengertian tersebut akan menjadikan tujuan mewujudkan
kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan
justru akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta
kaum miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah
antara lain tentang: Asal air tanah, Pembentukan air tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan
air tanah serta mutu air tanah.

● Asal Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak pada zona jenuh air.
Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan, sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri
diamana air tersebut terjadi bersama-sama dengan batuannya, misalkan pada waktu terjadinya
batuan endapan terdapat air yang terjebak oleh batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang
biasanya asin air volkanik – panas dan mengandung sulfur.

● Pembentukan Air Tanah

Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air (zone
of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate)
mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate)
hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.

Gambar ABT pada Zona Jenuh

Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu berulang
dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari
darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan
dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi
tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-
komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup,
penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan.

Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi (pemompaan,
pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian
sebaliknya.

● Wadah Air Tanah

Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melalukan air tanah
dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air disebut akuifer. Lapisan pasir atau
kerikil adalah salah satu formasi geologi yang dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang
disebut akuifer tersebut dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah,
misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga menutupi akuifer, yang
menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah tekanan (confined aquifer). Di beberapa
daerah yang sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah
muncul ke permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup
di atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan tekanan udara
luar.

Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air tanah dan (ii)
kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil dari keragaman geologinya, akuifer
sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya (kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya
(ketebalan dan sebaran geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air
tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya.

Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif
pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung satu
akuifer atau lebih dengan penyebaran luas, disebut cekungan air tanah.

●Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah

Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah sangat intensif,
seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan, muka air tanah dalam (piezometic
head) umumnya sudah berada di bawah muka air tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi
perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya air tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena
piezometic head lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal
memasok air tanah dalam.

Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui jumlah rata-rata
imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus serta pengurangan
cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti halnya aliran uang tunai ke dalam tabungan, kalau
pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan terus berkurang). Jika ini hal ini
terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan penambangan
air tanah terjadi.

● Gerakan Air Tanah

Air yang meresap kedalam tanah akan mengalir mengikuti gaya gravitasi bumi.

Akibat adanya gaya adhesi butiran tanah pada zona tidak jenuh air, menyebabkan poripori tanah
terisi air dan udara dalam jumlah yang berbeda-beda. Setelah hujan, air bergerak kebawah melalui
zona tidak jenuh air. Sejumlah air beredar didalam tanah dan ditahan oleh gaya-gaya kapiler pada
pori-pori yang kecil atau tarikan molekuler di sekeliling partikel-partikel tanah. Bila kapasitas retensi
dari tanah telah habis, air akan bergerak kebawah kedalam daerah dimana pori-pori tanah atau
batuan terisi air. Air di dalam zona jenuh air ini disebut Air Bawah Tanah.
Penambahan volume air akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan. Air yang tersimpan di
bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa diserap dan berada di permukaan
tanah disebut air permukaan

Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona
saturasi air.

Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona
saturasi air.

Permukaan zona saturasi — yang tak lain adalah water table tersebut — selalu mengikuti bentuk
topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.

Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawah ke atas (gaya
kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal
karena adanya perbedaan gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi
“volume air tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik
dengan tebal lapisan.

● Kondisi Air Tanah Dataran Aluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih
didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu,
yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air
ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai,
daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil
rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya.
Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran permeabilitas dari
akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium yang mengendap dalam dataran. Apabila suatu
daerah materi penyusunnya atas materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil,
sedangkan suatu daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang
mengendap di dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air
tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat dengan sumur dangkal.

Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2, NO3, Ca, Mg, Si, dan Fe. Kelebihan
Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan organik dari hasil reduksi nitrat yang ada
disekitar air tanah (Karmono dan Joko Cahyo, 1978:11). Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor alam
juga sebagai aktivitas manusia misalnya adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi pupuk organik
yang mengandung nitrat.

● Metode Pencarian Air Tanah

Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Diantaranya adalah:

v Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)

Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa metode
yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang meliputi
pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah dengan
menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi.

v Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)

Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara teori
ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen yang dilewatinya. Sebagai
contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral
yang berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas Air Tanah

· Struktur tanah merupakan tatanan (susunan) partikel-partikel tanah menjadi agregat yang
lebih besar. Rongga di antara agregat-agregat ini menyediakan ruang bagi pergerakan air drainage,
aerasi tanah, dan pertumbuhan akar tanaman. Hal ini sangat penting pada tanah-tanah berat
dengan partikel tanah yang halus ukurannya.

· Komposisi tanah : komposisi tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu: bahan mineral,
bahan organik, udara dan air tanah. keberadaan air dan udara sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman dan mikroba tanah. perbandingan air dan udara tidak selalu sama dapat berubah sesuai
dengan kondisi cuaca dan faktor lingkungan lainnya.

· Tekstur Tanah: Semakin halus ukuran partikel tanah , semaki besar luas permukaannya, dan
dengan demikian semakin besar pula jumlah air yang dapat ditahannya. Hal ini mengakibatkan
semakin besarnya kapasitas simpanan lengas tersedia.

· Bahan organic dapat meningkatkan kapasitas simpanan lengas tanah, terutama melalui
perbaikan kondisi fisika tanah.
· Lapisan cadas (Hardpans) semacam lapisan yang kompak dan keras yang disebabkan oleh
proses-proses fisika dan kimia dan membatasi drainage tanah. Ha ini menghasilkan kondisi sepeeti
pada tanah yang strukturnya jelek.

· Kandungan garam dalam tanah dapat membatasi kemampuan tanaman menyerap air dari
larutan tanah.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

A. Definisi Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.

B. Jenis Air Tanah


· Air Tanah Freatik

· Air Tanah Dalam (Artesis)

· Air Tanah Meteorit (Vados)

· Air Tanah Baru (Juvenil)

· Air Konat

C. Sumber Air Tanah

Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke
zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai
zona jenuh air dan menjadi air tanah.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah

Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami sangat
dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis
air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air
tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll.

Faktor alami

Faktor alami yang laian adalah keadaan lingkungan terbentuknya akuifer, misalnya pada dearah
lingkungan pantai cenderung akan menghasilkan kandungan ion klorida yang lebih besar
dibandingkan di daerah yang jauh dari pantai.

Faktor lain adalah masuknya unsur-unsur kimia sejak awal ketika berupa air hujan. Air hujan banyak
meangkap terutama unsur oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen klorida, menjadi air tanah bereaksi
dengan batuan permukaan membentuk terutama unsure kalsium, natrium, magnesium, bikarbonat,
sulfat dan klorit.

Faktor non alami

karena ada kaitannya demgan kegiatan manusia, misalnya pada daerah-daerah pertanian yang
sering menggunakan pupuk atau pestisida dengan kadar tinggi kemungkinan dapat mencemari air
tanahnya. Disamping kegiatan untuk pertanian, kegiatan industry dan rumah tangga dapat
memperburuk kualitas air tanah. Limbah industri umumnya menghasilkan logam-logam berat yang
sangat berbahaya bagi manusia walaupun dalam jumlah yang sedikit.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas Air Tanah


· Struktur tanah

· Komposisi tanah

· Tekstur Tanah

· Bahan organic.

· Lapisan cadas (Hardpans)

· Kandungan garam.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah

http://budhikuswansusilo.wordpress.com/2008/05/09/dinamic-geology-groundwater-air-tanah/

http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html

http://klastik.wordpress.com/2008/03/27/dari-mana-asal-air-tanah/

http://herrywidayat.wordpress.com/2009/01/09/115/http://taman.blogsome.com/category/air-
tanah/

http://arisinta.blogspot.com/p/air-tanah-proses.htm

Anda mungkin juga menyukai