Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI

PENGUKURAN MUKA AIR TANAH (MAT) PADA SUMUR

MINGGU KE- 1

Asisten Praktikum :

1. Reza Dava Fadila (191150010)


2. Rionanda Rubiansyah (191150051)
3. Muhammad Wildan Arrosyid (120150037)
4. David Parulian Hutauruk (120150071)
5. Irfan Arif (120150105)

Disusun Oleh :
Daniel Owen Sinaga (121150016)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
PENGUKURAN MUKA AIR TANAH (MAT)
PADA SUMUR GALI DUSUN WAY GALIH 4
Daniel Owen Sinaga

Institut Teknologi Sumatera

daniel.121150016@student.itera.ac.id

Abstrak
Abstrak mencakup permasalahan, metodologi dan hasil penelitian yang dituliskan maksimal 250 kata.
(Margin kiri 3 cm; Margin kanan 3 cm; spasi 1,5 spasi; kertas 1 kolom; diberi efek italic).
Kata Kunci : Abstrak disertai dengan kata kunci sebanyak 2-5 kata yang dituliskan di bawah abstrak.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan elemen utama yang ada di bumi. Sebagian besar (71%) dari permukaan bumi tertutup
oleh air. Sekalipun jumlah air relatif konstan, tetapi air tidak diam melainkan bersirkulasi setiap saat. Air
berperan penting dalam ekosistem lingkungan dan kehidupan manusia, air digunakan dalam kehidupan
sehari-hari untuk keperluan rumah tangga sampai dengan industri. Air tersebut dapat berasal dari air laut,
air tanah, air danau atau air sungai. Jumlah ketersedian air yang dibutuhkan oleh industri maupun
masyarakat umum harus tetap terjaga ketersediaanya dan sehingga dapat tercukupi dengan baik, karena
ketersediaan air dapat mempengaruhi proses produksi (pada industri) dan proses kehidupan sehari-hari.
Untuk mengetahui jumlah ketersediaan air tersebut, diperlukannya suatu alat yang dapat mengukur level
(ketinggian muka) air. Perancangan dan pengukuran level air dilakukan agar mudah dalam melakukan
pengukuran dan pengamatan ketinggian air secara langsung setiap saat (Indarto dkk., 2015). Muka air
tanah adalah permukaan air yang terdapat di dalam tanah atau batuan yang jenuh dengan air. Muka air
tanah dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi lingkungan, seperti curah hujan, suhu, dan jenis
tanah. Tinggi muka air tanah dapat diukur dengan menggunakan berbagai metode, seperti metode
geolistrik Schlumberger. Tetapi pada praktikum kali ini kita hanya memakai meteran untuk mengukur MAT
pada sumur yang akan diambil datanya. Tinggi muka air tanah sangat penting dalam berbagai bidang,
seperti konstruksi bangunan, pertanian, dan lingkungan permukiman. Pada praktikum kali ini sebelum
mencari data pada sumur kita membuat peta dasar dahulu untuk mengetahui daerah penelitian kita, pada
peta terdapat kavling dimana kavling tersebut terletak di Desa Way Galih dan tepatnya pada Dusun Way
Galih 4.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pengukuran muka air tanah pada sumur adalah untuk mengetahui tinggi muka
air tanah pada suatu lokasi. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat pengukur muka air
tanah, seperti water level meter atau dip meter. Beberapa tujuan praktikum pengukuran muka air tanah
pada sumur antara lain:
1. Mahasiswa mengetahui tinggi muka air tanah pada suatu lokasi.
2. Mahasiswa mengetahui perubahan tinggi muka air tanah dari waktu ke waktu.
3. Mahasiswa mengetahui arah aliran air tanah.
4. Mahasiswa mengetahui kualitas air tanah pada suatu lokasi.
5. Mahasiswa mengetahui potensi air tanah pada suatu lokasi.
6. Mahasiswa mengetahui pengaruh kegiatan manusia terhadap muka air tanah.
Pengukuran muka air tanah pada sumur sangat penting dalam berbagai bidang, seperti konstruksi
bangunan, pertanian, dan lingkungan permukiman. Dengan mengetahui tinggi muka air tanah, maka
dapat diketahui apakah suatu lokasi cocok untuk dibangun atau tidak, serta dapat diketahui potensi air
tanah yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian atau kebutuhan air bersih. Selain itu,
pengukuran muka air tanah juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam
pengelolaan dan konservasi sumber daya air tanah di suatu daerah.
1.3 Metode Penelitian
Metode penelitian pada praktikum kali ini dengan membuat peta dasar terlebih dahulu untuk daerah
penelitiannya setelah itu melakukan penelitian pengambilan data dan pengamatan di lapangan atau pada
rumah warga yang terdapat pada peta dasar yaitu bertempat pada desa Way Galih tepatnya pada dusun
Way Galih 4 dengan melakukan pengukuran tinggi sumur gali dan pengukuran muka air tanah pada sumur
gali dan mencari elevasi dan data longitude, latitude yang dapat dilihat menggunakan aplikasi Avenza
dan head dapat dihitung dengan rumus. Setelah melakukan pengukuran MAT maka data yang didapatkan
diolah terlebih dahulu dan dibuatkan dalam peta pola aliran sebagai hasil akhir dari penelitian praktikum
pengukuran MAT pada sumur tersebut.
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
1. Alat tulis seperti pulpen, pensil, penggaris, penghapus, dan lain-lain
2. Kertas Hvs dan Tabel data pengukuran MAT
3. Papan jalan
4. Meteran
5. Kamera (Hp) untuk dokumentasi lampiran
6. Aplikasi Avenza
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah atau batuan yang jenuh dengan air. Air tanah merupakan
sumber air tawar terbesar yang tersedia dan sangat penting untuk kehidupan manusia. Air tanah
merupakan bagian air di alam yang terdapat di bawah permukaan tanah. Pembentukan air tanah mengikuti
siklus peredaran air di bumi yang disebut daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang berlangsung pada air
di alam yang mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus menerus (Kodoatie, 2012).

1.4.2 Muka Air Tanah


Muka air tanah adalah permukaan air yang terdapat di dalam tanah atau batuan yang jenuh dengan air.
Tinggi muka air tanah dapat mempengaruhi daya dukung dan kepadatan pondasi jalan, sehingga perlu
diketahui pendugaan tinggi muka air tanah agar dilakukan tindakan perbaikan tanah. Pendugaan tinggi
muka air tanah dapat dilakukan dengan pengujian geolistrik yang bertujuan untuk memberikan gambaran
penyebaran dan informasi keberadaan lapisan batuan yang berfungsi sebagai lapisan pembawa air. Air
tanah sangat penting untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman, dan tinggi muka air tanah pada lahan
gambut dapat mempengaruhi kadar air gambut. Air tanah juga dapat tercemar oleh limbah cair industri
atau aktivitas manusia lainnya, sehingga perlu dilakukan analisis kualitas air tanah untuk mengetahui
apakah air tanah tersebut layak digunakan sebagai sumber air minum atau tidak. Muka air tanah dapat
didefinisikan sebagai batas antara tanah jenuh (penuh air) dantanah tidak jenuh. Curah hujan, seperti
hujan, memasuki sungai dan danau, dan kemudianmeresap ke dalam tanah. Di bawah gaya gravitasi, air
mulai mengisi rongga atau bagianrongga di dalam tanah atau di antara partikel batuan. Ketika infiltrasi
terjadi, air mencapaimuka air tanah dan zona jenuh, dimana air secara bertahap mulai bergerak secara
horizontal,yang dikenal sebagai air tanah. Air tanah di zona jenuh mengalir dari dataran tinggi kedataran
rendah. Tidak seperti aliran air di sungai dan sungai, air tanah bergerak sangatlambat. Pergerakan di
tanah berpasir atau berpasir mungkin beberapa milimeter per hari,sementara pergerakan di tanah liat
mungkin lebih lambat.

Gambar 1.4.2 Muka Air Tanah

1.4.3 Karakteristik Akuifer Air Tanah


Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi yang berlangsung di alam, serta terdapat dalam batuan
yang berada di bawah permukaan tanah meliputi keterdapatan, penyebaran dan pergerakan air tanah
dengan penekanan pada hubungannya terhadap kondisi geologi suatu daerah (Danaryanto, dkk. 2005)
Berdasarkan atas sikap batuan terhadap air, dikenal adanya beberapa karakteristik batuan sebagai
berikut :
a. Akuifer (lapisan pembawa air) adalah lapisan batuan jenuh air di bawah permukaan tanah yang
dapat menyimpan dan meneruskan air dalam jumlah yang cukup dan ekonomis misalnya pasir.
b. Akuiklud (lapisan batuan kedap air) adalah suatu lapisan batuan jenuh air yang mengandung air
tetapi tidak mampu melepaskannya dalam jumlah berarti misalnya lempung.
c. Akuitard (lapisan batuan lambat air) adalah suatu lapisan batuan yang sedikit lulus air dan tidak
mampu melepaskan air dalam arah mendatar, tetapi mampu melepaskan air cukup berarti kea
rah vertikal, misalnya lempung pasiran.
d. Akuiflug (lapisan kedap air) adalah suatu lapisan batuan kedap air yang tidak mampu
mengandung dan meneruskan air, misalnya granit.
Tipe akuifer digolongkan menjadi tiga (Kodoatie, 2012), yaitu :
a. Akuifer bebas (unconfined aquifer), merupakan akuifer jenuh air dimana lapisan pembatasnya
hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas di lapisan atasnya (batas di lapisan atas
berupa muka air tanah).
b. Akuifer tertekan (confined aquifer), adalah akuifer yang batas lapisan atas dan lapisan bawah
adalah formasi tidak tembus air, muka air akan muncul diatas formasi tertekan bawah. Akuifer ini
terisi penuh oleh air tanah sehingga pengeboran yang menembus akuifer ini akan menyebabkan
naiknya muka air tanah di dalam sumur bor yang melebihi kedudukan semula.
c. Akuifer semi tertekan (leaky aquifer), merupakan akuifer jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas
berupa akuitard dan lapisan bawahnya merupakan akuiklud. Akuifer semi-tertekan atau aquifer
bocor adalah akuifer jenuh yang sempurna, pada bagian atas dibatasi oleh lapisan semi-lulus air
dan bagian bawah merupakan lapisan lulus air ataupun semi-lulus air.
1.4.4 Aliran Permukaan
Aliran permukaan adalah air hujan atau bagian dari air hujan yang jatuh dan mengalir di atas
permukaan tanah yang mengalir menuju daerah pengendapan seperti sungai, waduk atau laut. (Sari,
R.W., & Andayono, T. 2022). Aliran permukaan dapat menyebabkan terjadinya degradasi lahan yang
ditandai dengan menurunnya kualitas tanah, dan dapat ditekan dengan melakukan konservasi tanah,
seperti pembuatan guludan dan pemberian pupuk organik pada lahan saat olah tanah yang dapat
memperbaiki struktur tanah, mengurangi kerusakan akibat butiran hujan yang jatuh dan dapat
mengurangi erosi. Selain itu, aliran permukaan juga dapat dikendalikan dengan melakukan
konservasi vegetatif, seperti melakukan penanaman pohon di sekitar mata air untuk menjaga kualitas
air dan memperbaiki proses infiltrasi air ke dalam tanah. Peningkatan infiltrasi air ke dalam tanah
dapat mengurangi aliran permukaan dan memperbaiki kualitas tanah.
1.4.5 Pemanfaatan Air Tanah
Pemanfaatan air tanah melalui sumur-sumur akan mengakibatkan lengkung penurunan muka air
tanah (depression cone). Makin besar laju pengambilan air tanah, makin curam lengkung permukaan
air tanah yang terjadi di sekitar sumur sampai tercapai keseimbangan baru jika terjadi pengisian dari
daerah resapan. Keseimbangan air tanah yang baru ini dapat terjadi hanya jika laju pengambilan air
tanah lebih kecil dari pengisian oleh air hujan pada daerah resapan. Laju pengambilan air tanah dari
sejumlah sumur apabila jauh lebih besar dari pengisiannya maka lengkung-lengkung penurunan
muka air tanah antara sumur satu dengan lainnya akan menyebabkan terjadinya penurunan muka air
tanah secara permanen (Ashriyati, 2011).
2. PEMBAHASAN
2.1 PETA DASAR

Gambar 2.1 Peta Dasar Way Galih


Pada Peta Dasar Way Galih tersebut memiliki kavling untuk daerah penelitian pengukuran MAT
(Muka Air Tanah) di Desa Way Galih tepatnya di Dusun Way Galih 4. Pada hari minggu tanggal 24
September 2023 kami melakukan penelitian dan pengukuran MAT pada sumur gali di rumah-rumah
warga berlokasi di Dusun Way Galih 4 Desa Way Galih Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan. Sebelum melakukan pengukuran kita akan mengambil foto sumurnya dan
memasukkan kedalam avenza sebagai plot tempat kita mengambil data, lalu mengukur tinggi sumur
dan mengukur tinggi MAT dengan meteran, Lalu kita melihat elevasi, longitude dan latitude melalui
aplikasi avenza.
2.2 DATA PENGUKURAN MAT
Dari data yang didapatkan berikut tabel data hasil pengukuran MAT di Dusun Way Galih 4 :
Tinggi
Kedalaman Head
Kode Lokasi Sumur Pencatat
Long (X) Lat (Y) Elevasi (Z) MAT [b] [h] Keterangan
[ID] (Dusun) [a] Data
(meter) (meter)
(meter)
Way - Crespo
1 105.349672 98.73 0.7 9.26 90.17 Sumur Gali
Galih 4 5.361389 dan Julius
Daniel
Way -
2 105.349477 92.52 0.78 9.45 83.85 Sumur Gali dan
Galih 4 5.361957
Hendri
Jeremi
Way
3 -5.36397 105.349095 95 0.8 9.05 86.75 Sumur Gali dan
Galih 4
Naufal
Rhido
Way -
4 105.348814 94.82 0.8 6.5 89.12 Sumur Gali dan
Galih 4 5.363608
Pratami
Way - Octaleoni
5 105.348454 93.82 0.63 8.15 86.3 Sumur Gali
Galih 4 5.363908 dan Ririn
Octaleoni
Way
6 -5.36352 105.348416 91.81 0.5 7.45 84.86 Sumur Gali dan
Galih 4
Pratami
Way - Rhido
7 105.348862 89.4 0.77 7.45 82.72 Sumur Gali
Galih 4 5.363206 dan Ririn
Way - Ririn dan
8 105.348873 90.48 0.74 6.65 84.57 Sumur Gali
Galih 4 5.363066 Daniel
Rhido
Way -
9 105.348885 89.37 0.65 5.85 84.17 Sumur Gali dan
Galih 4 5.362912
Hendri
Ririn,
Way -
10 105.349066 92.86 0.74 6.05 87.55 Sumur Gali Pratami,
Galih 4 5.362848
dan Julius
Naufal
Way -
11 105.349653 88.5 0.57 4.95 84.12 Sumur Gali dan
Galih 4 5.363013
Pratami
Way - Pratami
12 105.344353 94.78 0.62 8.35 87.05 Sumur Gali
Galih 4 5.363709 dan Ririn
Pada data tabel sumur bisa kita lihat yang diamati dalam pengukuran MAT pada sumur gali adalah
Longitude (X), Latitude (Y), dan Elevasi, Tinggi Sumur [a] (meter), Kedalaman MAT [b] (meter), Head
[h] (meter).
Gambar 2.2 Rumus Head (elevasi air tanah)
Dari data diatas didapatkan data Head [h] (meter) dari perhitungan berikut dan menggunakan rumus
diatas:

Dari perhitungan yang paling tinggi headnya adalah head dari data pengukuran sumur 1 yaitu sebesar
90,17 mdpl dan yang paling rendah adalah head dari data pengukuran sumur 7 yaitu sebesar 82,72
mdpl. Lalu data tersebut dimasukkan kedalam excel dan dissave dalam bentuk format csv dan diolah
menjadi peta pola aliran dalam aplikasi Arcgis dan Qgis.
2.3 Hasil Peta Pola Aliran Air Tanah
Berikut Hasil Peta Pola Aliran Air Tanah Dusun Way Galih 4 :

Gambar 2.3 Peta Pola Aliran Air Tanah


Pada Peta Pola Aliran Air Tanah Dusun Way Galih 4 ini terdapat pembagian warna sesuai media dari
pola alirannya untuk yang warna ungu paling rendah dan yang warna merah paling tinggi.
3. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Tinggi muka air tanah pada suatu lokasi dapat didiukur dari data yang diambil pada pengukuran
MAT sumur gali.
2. Perubahan tinggi muka air tanah dari waktu ke waktu adalah sangat berdampak pada aliran air
tanah disuatu tempat atau daerah dalam pemanfaatan air tanah.
3. Arah aliran air tanah nya dapat dilihat dari peta pola aliran air tanah.
4. Kualitas air tanah pada sumur yang diamati kurang bersih. Namun masih banyak yang masih
terjaga.
5. Potensi air tanah pada sumur yang diamati masih cukup terbilang berpotensi karena dari warga
setempat masih banyak yang menggunakan sumur untuk ketersediaan air tanah untuk kehidupan
sehari-hari.
6. Pengaruh kegiatan manusia terhadap muka air tanah sangat berpengaruh seperti melakukan
pembuangan limbah yang bertempat dekat dengan daerah potensi air tanah berada yang akan
mengakibatkan tercemarnya air tanah tersebut.
3.2 Saran
Saran buat praktikum pada kali ini kepada praktikan sudah harus mampu mengetahui materi dan
langkah- langkah sebelum melakukan penelitian pengukuran MAT di lapangan, dan semakin
semangat untuk melakukan kegiatan praktikum modul-modul selanjutnya.
4. DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Penerbit : Kanisius. Yogyakarta
Muhardi, M., Ridwan, A., & Fuadi, Z. (2022). Pendugaan Tinggi Muka Air Tanah Menggunakan
Metode Schlumberger. Sainstek (e-Journal).
Robert J. Kodoatie, Roestam Sjarief, 2010. Tata Ruang Air Tanah. Penerbit Andi.
Sari, R.W., & Andayono, T. (2022). Hubungan Laju Infiltrasi Terhadap Peningkatan Aliran Permukaan
di Daerah Pengembangan Permukiman Kota Padang. CIVED.
Sujatmiko. (2009). Pola Aliran Air Tanah. Tasikmalaya.Bandung : Kelompok Riset Cekungan
Bandung
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai