• Material Behavior
OUTLINE
• Mechanical Analogues
• Rheology of Lithosphere
RHEOLOGY
Berbagai jenis batuan memiliki perilaku (behavior) berbeda
di bawah tekanan. Mengingat kondisi stress dan suhu
identik, beberapa batuan mungkin akan hancur sedangkan
batuan lainnya berubah secara plastic (ductile).
Rock Mechanics
o Mekanika batuan berkaitan dengan sifat mekanik batuan sebagai respons terhadap tekanan.
Ini adalah bagian dari deformasi batuan yang lebih berkaitan dengan pembentukan rekahan
daripada ductile flow.
o Mekanika batuan digunakan pada lingkup penambangan, pembuatan terowongan, pekerjaan
konstruksi, dan hydrofracturing pada reservoir minyak bumi.
CONTINUUM MECHANICS
Experimental results
STRESS VS. STRAIN DIAGRAM
Yield Strength
400 After Strain
Hardening Ultimate A. Onset plastic deformation
D Strength
B. Removal axial load
C B E C. Permanently strained
300
D. Plastic deformation
A E. Rupture
200
100
1 2 3 4 5 6
Strain (in %)
DEFORMATION MODES
• Rheology behavior berkaitan dengan material padat bersifat elastis sempurna hingga material cair kental.
analog mekanis (kiri), kurva stress-strain (tengah) dan strain history curves (kanan)
ELASTIC BEHAVIOR
• Elastic Deformation yaitu batuan yang mengalami
deformasi kembali ke bentuk atau volume aslinya
ketika stress deformasi dihilangkan.
𝑒𝑦𝑦
𝜈=−
𝑒𝑧𝑧
Kurva Stress-strain untuk bahan elastis-plastis dengan hardening, softening, dan tidak ada
sifat hardening/ softening.
VISCOUS BEHAVIOR
• Viskositas adalah sifat utama dalam reologi dan umumnya
didefinisikan sebagai rasio shear stress terhadap shear rate atau
dalam istilah yang lebih populer, ketahanan fluida untuk flow-ing.
Kurva aliran untuk fluida Newtonian. σs adalah shear stress, ϒ adalah shear strain Contoh kurva aliran untuk fluida kental non-Newtonian.
dan e adalah laju strain. Viskositas (η) adalah kemiringan garis.
VISCOUS MATERIALS (FLUIDS)
Shearing media (fluida) menyiratkan bahwa maximum stress bekerja pada 45o ke permukaan ekuivalen
dengan orientasi ISA1. Peningkatan stress menghasilkan shearing yang lebih cepat jika materialnya
viscous (kental). Hubungan antara keduanya ditentukan oleh viskositas material.
CREEP
• Creep beroperasi pada strain rates rendah dan
melibatkan deformasi plastis di atas yield stress. Suhu
tinggi merupakan faktor penentu.
• Pada bagian ini, analog mekanis diperkenalkan melalui eksperimen sederhana. Rig uji terdiri dari
pegas elastis yang dipasang ke piston permeabel yang tertutup dalam silinder berisi cairan.
Viskositas fluida silinder mengontrol apakah dan bagaimana piston akan bergerak melalui fluida.
ELASTIC MATERIALS
Bahan elastis sejati mengalami deformasi menurut hukum Hooke. Energi strain disimpan selama fase
tekan dan dilepaskan selama rebound elastis (unloading).
NEWTONIAN FLUIDS
• Cairan Newtonian, seperti air murni, merupakan ideal atau perfectly viscous behavior dan tidak menunjukkan respons
elastis atau yield point.
• Fluida Newtonian sepenuhnya menyerap energi strain dan menunjukan pola linier antara laju stress dan strain, yaitu stress
yang diberikan (tarikan oleh tali) sebanding dengan laju strain.
• Minat utama ahli reologi adalah pada material non-Newtonian, yaitu material dengan properti antara padatan ideal (elastis)
dan zat cair (Newtonian).
BINGHAM MATERIALS
• Bahan Bingham berperilaku kaku (inelastis)
pada besaran stress yang relatif rendah, tetapi
mulai mengalir seperti fluida (perilaku kental)
setelah melebihi yield stress.
Kurva Stress–strain untuk marmer Yule extended (a) normal dan (b) sejajar dengan foliasi. Data dari Heard dan Raleigh (1972). (c)
Kurva Stress–strain untuk marmer Yule pada suhu 500oC untuk berbagai strain rates. Dari Heard (1960).
DEFINITION OF PLASTIC, DUCTILE AND BRITTLE DEFORMATION
• Material ductile adalah material yang mengakumulasi strain
permanen (flow) tanpa diertai rekahan yang terlihat secara
makroskopis, at least sampe titik kekuatannya terlampaui.
Ilustrasi hubungan antara bentuk deformasi ductile and brittle serta mekanisme plastic and brittle (frictional).
Contoh 4 tidak mungkin karena kita tidak dapat membentuk gaya deformasi brittle dengan mekanisme 100% plastis.
RHEOLOGY OF THE LITHOSPHERE
Kekuatan (ketahanan geser) meningkat ke bawah melalui brittle crust, sampai suhu cukup tinggi untuk mengaktifkan plastic flow.
Deformasi brittle and plastic memiliki dua profil kekuatan yang berbeda, dan perpotongan antara keduanya menentukan transisi
brittle–plastic. Kekuatan plastis mengikuti hukum aliran yang bergantung pada laju strain. Hukum aliran plastis berasal dari deformasi
eksperimental kuarsit (Gleason dan Tullis 1995). Resistensi geser untuk tiga stress regimes yang berbeda ditampilkan.
RHEOLOGY OF THE LITHOSPHERE
Stratifikasi rheology litosfer kontinental berdasarkan kombinasi hukum brittle friction dan hukum plastic flow yang diturunkan secara
eksperimental untuk kuarsa (kuarsit), feldspar (diabase) dan olivin (dunit). Transisi brittle–plastic terjadi di mana hukum brittle
(frictional) and plastic flow berpotongan. Profil kekuatan tergantung pada mineralogi dan stratifikasi litologi. Dengan memilih
stratifikasi kuarsa-feldspar-olivin kita mendapatkan tiga transisi brittle–plastic. Perhatikan bahwa batuan kering (c) jauh lebih kuat
(dapat mempertahankan differential stress yang lebih tinggi) daripada batuan basah (b).
SUMMARY
• Mekanika batuan berkaitan dengan perilaku mekanik batuan.
• Studi reologi menangani aspek aliran deformasi.
• Perilaku reologi berkisar dari padatan elastis sempurna yang ekstrem hingga cairan
Newtonian viscous di sisi lain.
• Deformasi elastis dapat dibalik, yaitu batuan yang mengalami deformasi kembali ke bentuk
atau volume aslinya ketika stress deformasi dihilangkan.
• Deformasi plastis melibatkan strain permanen tanpa berkembangnya fractures. Viskositas
adalah hambatan fluida untuk mengalir.
• Fluida Newtonian menunjukkan hubungan linier antara shear stress (σs) dan strain rates.
• Creep mendefinisikan mekanisme deformasi yang beroperasi pada strain rates yang sangat
rendah dan melibatkan deformasi plastis pada tingkat stress di bawah yield stress.