Anda di halaman 1dari 41

RHEOLOGY

KELOMPOK KEAHLIAN SEDIMENTOLOGI, STRATIGRAFI DAN GEODINAMIK


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKONOLOGI SUMATERA
• Rheology by Definition

• Material Behavior
OUTLINE
• Mechanical Analogues

• Rheology of Lithosphere
RHEOLOGY
Berbagai jenis batuan memiliki perilaku (behavior) berbeda
di bawah tekanan. Mengingat kondisi stress dan suhu
identik, beberapa batuan mungkin akan hancur sedangkan
batuan lainnya berubah secara plastic (ductile).

Perbedaan stress deformasi tersebut terutama berkaitan


dengan sifat material batuan yang mengalami deformasi,
yaitu lingkup mekanika dan rheology batuan.

Ilmu-ilmu ini sangat penting untuk pemahaman kita


tentang hubungan antara riwayat stress (stress history –
dynamic analysis) and strain batuan (kinematic analysis).
DEFINITION
Rheology
o Nama Rheology berasal dari kata Yunani "rhea", yang berarti “flow". Studi mengenai flow
atau aliran pada batuan atau material yang terdeformasi karena pengaruh stress.
o Rheology memiliki penekanan pada interaksi antara stress, strain, dan laju aliran (rate of
flow).
o Rheology adalah bidang luas yang mencakup sifat aliran terhadap fluida dan padatan.
o Peningkatan temperature dan adanya fluida cenderung membuat batuan “flowing” daripada
“fracturing” karena pengaruh differential stress.
o Rheology lebih condong ke arah ductile deformation (viscousity, flow) dan mekanika batuan
ke arah deformasi brittle (fractured).

Rock Mechanics
o Mekanika batuan berkaitan dengan sifat mekanik batuan sebagai respons terhadap tekanan.
Ini adalah bagian dari deformasi batuan yang lebih berkaitan dengan pembentukan rekahan
daripada ductile flow.
o Mekanika batuan digunakan pada lingkup penambangan, pembuatan terowongan, pekerjaan
konstruksi, dan hydrofracturing pada reservoir minyak bumi.
CONTINUUM MECHANICS

Value Stress (genetic) Strain (deskriptif)

Positive (+) Compression Extension (Lengthening)

Negative (-) Tension Contraction (Shortening)


RHEOLOGY – STRESS VS. STRAIN
• Evaluasi dengan menggunakan eksperimen deformasi batuan
• Rheology bebatuan
• Menggunakan alat deformasi triaksial
• Mengukur shortening
• Mengukur laju strain
• Strength and ductility
TRIAXIAL TEST
Model apparatus
EXPERIMENT ROCK DEFORMATION

Experimental results
STRESS VS. STRAIN DIAGRAM
Yield Strength
400 After Strain
Hardening Ultimate A. Onset plastic deformation
D Strength
B. Removal axial load
C B E C. Permanently strained
300
D. Plastic deformation
A E. Rupture

Differential Stress (in MPa)


Yield
Strength Rep ture
Strength

200

100

1 2 3 4 5 6
Strain (in %)
DEFORMATION MODES
• Rheology behavior berkaitan dengan material padat bersifat elastis sempurna hingga material cair kental.

• Rheology termasuk batuan, mencakup material non-elastis, non-Newtonian, dan viskos-elastis.


IDEALIZED CONDITIONS
Deformasi elastic, viscous dan plastic diilustrasikan oleh analog mekanis.

analog mekanis (kiri), kurva stress-strain (tengah) dan strain history curves (kanan)
ELASTIC BEHAVIOR
• Elastic Deformation yaitu batuan yang mengalami
deformasi kembali ke bentuk atau volume aslinya
ketika stress deformasi dihilangkan.

• Elastisitas batuan ditentukan oleh modulus Young


(E) dan Poisson's ratio (ν) baca = nu

• Deformasi elastic linier konsisten dengan Hooke


Law. Hubungan antara stress and strain adalah:
𝜎 =Ε𝜀

• Young modulus (E) adalah modulus elastisitas yang


menyatakan perbandingan antara stress yang
diberikan dan deformasi elastis yang dihasilkan. E
bervariasi untuk berbagai media
ELASTIC DEFORMATION

Tiga jenis elastisitas:

1. (a) Elastisitas linier merupakan kondisi dimana jalur loading


(straining) dan unloading (unstraining) keduanya linier dan identik,
dimana gradien dijelaskan oleh Young’s modulus.

2. (b) Elastisitas sempurna menunjukan jalur non-linier yang sama


selama loading and unloading.
Beberapa mineral dan batuan menunjukkan elastisitas
linier, dapat diartikan bahwa benda tersebut mengikuti 3. (c) Elastisitas dengan histeresis menunjukan jalur non-linier dan
trend linier yang sama dalam ruang stress-strain selama
pembentukan stress seperti saat unloading. Data dari berbeda pada kondisi loading dan unloading.
Griggs dan Handin (1960) dan Hobbs et al. (1972).
POISSON’S RATIO
Modulus elastisitas yang berguna adalah Poisson's ratio, yang merupakan rasio strain transversal (eyy,
normal terhadap σ1) terhadap strain longitudinal (ezz, sejajar dengan σ1), dinyatakan sebagai

𝑒𝑦𝑦
𝜈=−
𝑒𝑧𝑧

• Efeknya bisa dilihat saat menarik karet gelang:


semakin diregangkan, semakin tipis karet tersebut.
Efek ini dikenal sebagai efek Poisson.

• Perbandingan bahan yang benar-benar dapat


dimampatkan dan tidak dapat dimampatkan (luas /
Totally compressible Totally incompressible
ν=0 ν=1 volume konstan) – Rentang nilai elastisitas pada
Poisson Ratio memiliki nilai antara 1 dan 0.
PERFECT ELASTIC BEHAVIOR
Elastisitas sempurna (perfect) menunjukan jalur non-linier yang sama selama loading and unloading.
ELASTIC BEHAVIOR WITH HYSTERESIS
• Histeresis artinya “terlambat”, istilah fisika umum yang menggambarkan sistem yang bereaksi perlahan terhadap
gaya yang diberikan.
• Elastisitas dengan histeresis terjadi ketika jalur pantul elastis menyimpang dari jalur loading.
• Dalam praktiknya, sebagian besar batuan menunjukkan beberapa tingkat histeresis elastis selama unloading.
PLASTIC BEHAVIOR
• Deformasi plastis melibatkan strain permanen
(tidak dapat diubah saat stress dihilangkan)
tanpa disertai kemunculan rekahan-rekahan
(fractures).

• Plastis sempurna adalah type plastic behavior


yang paling sederhana, kondisi saat stress
tidak pernah naik di atas yield stress, tetapi
tetap konstan selama deformasi.

• Bahan plastik sempurna disebut bahan Saint


Venant.
Elastisitas awal disertai oleh yield (hasil) plastisitas sempurna.
• Deformasi plastis batuan terbentuk pada laju Material dapat menjadi plastis sempurna tanpa melalui rejim
strain rendah, serta suhu dan tekanan yang elastis.
tinggi.
PLASTIC DEFORMATION (FLOW OF SOLID ROCK)
Plastic strain adalah perubahan permanen dalam bentuk atau ukuran benda tanpa
rekahan, terakumulasi dari waktu ke waktu oleh stress yang berkelanjutan
setelah melewati batas elastis (yield stress).

Kurva Stress-strain untuk bahan elastis-plastis dengan hardening, softening, dan tidak ada
sifat hardening/ softening.
VISCOUS BEHAVIOR
• Viskositas adalah sifat utama dalam reologi dan umumnya
didefinisikan sebagai rasio shear stress terhadap shear rate atau
dalam istilah yang lebih populer, ketahanan fluida untuk flow-ing.

• Adanya kenaikan suhu cenderung melunakkan bahan viscous dan


mengurangi tingkat viskositasnya.

• Newton adalah orang pertama yang mengukur perilaku viscous


(kental). Ia menilai kasus aliran fluida laminar, dengan membagi
fluida yang bergerak menjadi lapisan tipis (laminae) yang
berorientasi sejajar dengan bidang geser. Gaya gesek ada di antara
lapisan-lapisan, yang bergerak secara kaku dengan kecepatan yang Newton’s concept of laminar flow
berbeda dan menimbulkan gradien kecepatan. Viskositas bekerja
untuk melawan perubahan gradien kecepatan.
VISCOUS BEHAVIOR
• Fluida Newtonian tidak dapat dimampatkan (massa jenis konstan) dan menunjukkan hubungan linier antara
shear stress (ϒ) dan gradien kecepatan normal terhadap bidang geser
𝜎𝑠 = 𝜂𝛾
Dimana: σs → shear stress
η → viskositas (konstanta)
ϒ → laju shear strain per satuan waktu
• Viskositas fluida Newtonian tetap konstan di bawah kondisi suhu dan tekanan konstan, dan tidak dipengaruhi
oleh perubahan laju strain atau gradien kecepatan.
• Air dan gasoline adalah contoh fluida Newtonian.

Kurva aliran untuk fluida Newtonian. σs adalah shear stress, ϒ adalah shear strain Contoh kurva aliran untuk fluida kental non-Newtonian.
dan e adalah laju strain. Viskositas (η) adalah kemiringan garis.
VISCOUS MATERIALS (FLUIDS)

Shearing media (fluida) menyiratkan bahwa maximum stress bekerja pada 45o ke permukaan ekuivalen
dengan orientasi ISA1. Peningkatan stress menghasilkan shearing yang lebih cepat jika materialnya
viscous (kental). Hubungan antara keduanya ditentukan oleh viskositas material.
CREEP
• Creep beroperasi pada strain rates rendah dan
melibatkan deformasi plastis di atas yield stress. Suhu
tinggi merupakan faktor penentu.

• Suhu homolog adalah rasio suhu material terhadap


suhu fusi (titik leleh).

• Creep bisa bersifat sementara atau stabil. Dengan


aliran transien laju strain dengan waktu di bawah
tekanan konstan. Dengan steady-state creep (or
steady-state flow) laju strain konstan di bawah stress
konstan. Hasil steady-state creep dari keseimbangan
antara strain hardening dan recovery.
STRAIN HARDENING
Strain hardening atau work hardening adalah ketika
material menjadi lebih kuat dan lebih sulit untuk
berubah bentuk melebihi titik leleh (yield point).
Strain hardening melibatkan pelebaran strained
zone.

• Strain hardening menyebabkan strain rate


menurun pada nilai stress yang konstan.
Perhatikan peningkatan stress sampai yield,
tingkat post-yield stress adalah konstan.

• Stress harus meningkat untuk mempertahankan


laju strain konstan selama strain hardening.
STRAIN SOFTENING
Strain softening or work softening adalah ketika
material menjadi lebih lemah dan lebih mudah untuk
berubah bentuk melebihi titik leleh (yield point).
Strain softening melibatkan lokalisasi strain.

• Strain softening menyebabkan laju strain


meningkat dalam percobaan stress konstan.
Perhatikan peningkatan stress sampai yield,
post-yield stress level adalah constant.

• Stress dikurangi untuk mempertahankan laju


strain konstan selama strain softening .
COMBINED MODELS
• Kombinasi deformasi elastis, viscous dan
plastis yang diilustrasikan oleh analog
mekanis (kiri), kurva stress-strain
(tengah) dan kurva strain history (kanan).

• Deformasi elastis sempurna diwakili oleh


pegas, sedangkan kotak dengan gesekan
didasar melambangkan deformasi plastis
sempurna.

• Deformasi viscous sempurna diwakili oleh


dashpot.
• YP → yield point
• t1 → waktu penghilangan stress.
MECHANICAL ANALOGUES
• Material yang terbentuk secara alami menunjukkan sifat material yang sangat beragam dan sering
kali menunjukkan perilaku mekanis yang kompleks di bawah tekanan. Untuk memahami perilaku
tersebut, kita dapat membandingkan bahan alami dengan analog mekanis dengan sifat material yang
diketahui.

• Pada bagian ini, analog mekanis diperkenalkan melalui eksperimen sederhana. Rig uji terdiri dari
pegas elastis yang dipasang ke piston permeabel yang tertutup dalam silinder berisi cairan.
Viskositas fluida silinder mengontrol apakah dan bagaimana piston akan bergerak melalui fluida.
ELASTIC MATERIALS
Bahan elastis sejati mengalami deformasi menurut hukum Hooke. Energi strain disimpan selama fase
tekan dan dilepaskan selama rebound elastis (unloading).
NEWTONIAN FLUIDS
• Cairan Newtonian, seperti air murni, merupakan ideal atau perfectly viscous behavior dan tidak menunjukkan respons
elastis atau yield point.

• Fluida Newtonian sepenuhnya menyerap energi strain dan menunjukan pola linier antara laju stress dan strain, yaitu stress
yang diberikan (tarikan oleh tali) sebanding dengan laju strain.

• Minat utama ahli reologi adalah pada material non-Newtonian, yaitu material dengan properti antara padatan ideal (elastis)
dan zat cair (Newtonian).
BINGHAM MATERIALS
• Bahan Bingham berperilaku kaku (inelastis)
pada besaran stress yang relatif rendah, tetapi
mulai mengalir seperti fluida (perilaku kental)
setelah melebihi yield stress.

• Bahan Bingham menunjukkan pola linier antara


laju stress dan strain, tetapi berbeda dari bahan
Newton pada critical yield strength.

• yield strength (kekuatan luluh) diwakili oleh


gesekan statis antara kotak dan alas yang akan
digeser.

• Reologi lempung dapat dianalogikan dengan


bahan Bingham, yaitu kaku pada tekanan di
bawah yield strength, tetapi viscous bila dikenai
tekanan di atas yield strength.
MAXWELL (VISCOELASTIC) MATERIALS
• Material Maxwell bersifat viskoelastik dan menggabungkan perilaku
viscous linier elastis dan non-linier (non-Newtonian).

• Sifat viskoelastik bahan deformasi dicirikan oleh Deborah Number


(De) yang didefinisikan sebagai perbandingan waktu relaksasi dan
skala waktu proses deformasi.

• Bahan dengan De besar berperilaku seperti padatan, sedangkan


bahan dengan De kecil bersifat viscous.

• Contoh ini menggambarkan deformasi material dengan De kecil.

• Ketika stress dilepaskan perpindahan piston bersifat permanen,


elastisitas diabaikan.
GEOLOGICAL MATERIALS
Bahan geologi sering berubah bentuk sesuai dengan model elastis/ friction-plastic.
THE ROLE OF TEMPERATURE, WATER ETC.
Meningkatkan suhu, meningkatkan jumlah fluida, menurunkan strain rates dan pada batuan yang mengalami deformasi plastis
akan mengurangi ukuran butir, keseluruhannya cenderung menyebabkan strain melemah.

Kurva Stress–strain untuk marmer Yule extended (a) normal dan (b) sejajar dengan foliasi. Data dari Heard dan Raleigh (1972). (c)
Kurva Stress–strain untuk marmer Yule pada suhu 500oC untuk berbagai strain rates. Dari Heard (1960).
DEFINITION OF PLASTIC, DUCTILE AND BRITTLE DEFORMATION
• Material ductile adalah material yang mengakumulasi strain
permanen (flow) tanpa diertai rekahan yang terlihat secara
makroskopis, at least sampe titik kekuatannya terlampaui.

• Deformasi ductile mempertahankan kontinuitas struktur dan


lapisan yang continuous, dan menjelaskan deformasi yang
bergantung pada skala terbentuk melalui berbagai mekanisme
deformasi.

• Material brittle adalah material berubah bentuk disertai rekahan


saat mengalami tekanan melebihi yield point.

• Deformasi plastis umumnya didefinisikan sebagai perubahan


permanen dalam bentuk atau ukuran benda tanpa rekahan, akibat
stress berkelanjutan di luar batas elastis.
RHEOLOGY OF THE LITHOSPHERE

Ilustrasi hubungan antara bentuk deformasi ductile and brittle serta mekanisme plastic and brittle (frictional).
Contoh 4 tidak mungkin karena kita tidak dapat membentuk gaya deformasi brittle dengan mekanisme 100% plastis.
RHEOLOGY OF THE LITHOSPHERE

Kekuatan (ketahanan geser) meningkat ke bawah melalui brittle crust, sampai suhu cukup tinggi untuk mengaktifkan plastic flow.
Deformasi brittle and plastic memiliki dua profil kekuatan yang berbeda, dan perpotongan antara keduanya menentukan transisi
brittle–plastic. Kekuatan plastis mengikuti hukum aliran yang bergantung pada laju strain. Hukum aliran plastis berasal dari deformasi
eksperimental kuarsit (Gleason dan Tullis 1995). Resistensi geser untuk tiga stress regimes yang berbeda ditampilkan.
RHEOLOGY OF THE LITHOSPHERE

Stratifikasi rheology litosfer kontinental berdasarkan kombinasi hukum brittle friction dan hukum plastic flow yang diturunkan secara
eksperimental untuk kuarsa (kuarsit), feldspar (diabase) dan olivin (dunit). Transisi brittle–plastic terjadi di mana hukum brittle
(frictional) and plastic flow berpotongan. Profil kekuatan tergantung pada mineralogi dan stratifikasi litologi. Dengan memilih
stratifikasi kuarsa-feldspar-olivin kita mendapatkan tiga transisi brittle–plastic. Perhatikan bahwa batuan kering (c) jauh lebih kuat
(dapat mempertahankan differential stress yang lebih tinggi) daripada batuan basah (b).
SUMMARY
• Mekanika batuan berkaitan dengan perilaku mekanik batuan.
• Studi reologi menangani aspek aliran deformasi.
• Perilaku reologi berkisar dari padatan elastis sempurna yang ekstrem hingga cairan
Newtonian viscous di sisi lain.
• Deformasi elastis dapat dibalik, yaitu batuan yang mengalami deformasi kembali ke bentuk
atau volume aslinya ketika stress deformasi dihilangkan.
• Deformasi plastis melibatkan strain permanen tanpa berkembangnya fractures. Viskositas
adalah hambatan fluida untuk mengalir.
• Fluida Newtonian menunjukkan hubungan linier antara shear stress (σs) dan strain rates.
• Creep mendefinisikan mekanisme deformasi yang beroperasi pada strain rates yang sangat
rendah dan melibatkan deformasi plastis pada tingkat stress di bawah yield stress.

Anda mungkin juga menyukai