Abstrak
Kuat geser batuan adalah perlawanan internal batuan terhadap tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut
yang dipengaruhi oleh karakteristik, intrinstik dan faktor internal. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai cohesi (c) dan
sudut geser dalam (0) menggunakan alat direct shear dan mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat
geser batuan. Proses pertama yang kami lakukan mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan untuk mata acara uji kuat geser ini.
Setelah itu yang kami lakukan adalah menggunakan safety glasses dan safety shoes lalu menyiapkan tabel pengamatan untuk
mencatat nilai deformasi. Pada sampel uji harus memenuhi syarat L/D = 2. Kemudian, lakukan persiapan alat direct shear, letakkan
sampel batuan pada shear box. Lalu pasang dial gauge untuk mengukur perpindahan pada arah pergeseran kemudian atur pada
posisi nol. Kemudian diberikan gaya normal menggunakan bandul dengan berat tertentu. Lalu berikan gaya geser dengan besar
tertentu menggunakan mesin direct shear otomatis Selanjutnya, membaca pertambahan gaya setiap interval deformasi sebesar 0,5
mm. Kemudian memberikan tegangan geser dengan memutar berlawanan arah jarum jam pada pengerak shear box sehingga
mencapai puncak. Setelah sampel patah, memberikan gaya yang berlawanan arah dengan gaya yang sebelumnya sampai tegangan
gesernya mencapai puncak. Hasil penelitian akan diperoleh nilai dari luas permukaan, gaya geser, tegangan normal, tegangan geser,
sudut geser dalam dan kohesi.
Kata kunci: Kuat geser, tegangan, direct shear, kohesi dan sudut geser dalam.
= 2,11224 N
Gambar 6. Memberikan gaya yang
berlawanan 3. Tegangan Normal
Fn
7. Setelah sampel patah, berikan gaya yang σn ¿( )/1000
berlawanan arah dengan gaya yang A
sebelumnya sampai tegangan gesernya
mencapai puncak. σn ¿ ( 29,02930
0,4
) x 1000
= 13,77918 N/m2
4. Tegangan Geser
Fg
τ =( )/1000
A
Gambar 7. Memberikan gaya searah jarum
jam 2,4372
Peak :τ ¿( ) x 1000
29,02930
= 83,95655 N/m2
HASIL
Tabel 1 Data Pengamatan 2,11224
Residual :τ =( ) x 1000
Gaya Normal: 0,4 kN
29,02920
= 72,76234 N/m2
Pergeseran Deformasi (mm)
= 29,02930 m 2
= 82,55 – 82,54990
8. Gaya Geser = 0,00001 kN/m2
Fg Peak = 0,02031 x Deformasi
Residual : C = τ − σn tan ϕ
Fg = 0,02031 x 118 mm
C = 72,76234 –13,77918
= 2,39658 N 0
× tan 79,27674
Fg Residual = 0,02031 x Deformasi
= 72,06 – 72,05983
Fg = 0,02031 x 103 mm
= 0,00017 kN/m2
= 2,09193 N
PEMBAHASAN
9. Tegangan Normal Dari hasil perhitungan yang telah di lakukan
Fn maka dapat di simpulkan bahwa sampel 1
σn ¿( )/1000
A memiliki nilai A = 29,02930 m2, Fg = 2,4372
(Peak) dan 2,11224 (Residual), σn=¿ 13,77918
σn ¿ ( 29,02930
0,4
) x 1000 N/m2 , tegangan geser (peak) = 83,95655 N/m2
dan (residual) = 72,76234 N/m2, sudut geser
dalam (Peak) = 80,679550 dan (residual) =
= 13,77918 N/m2 79,276740 , dan kohesi (peak) = 0,00003 kN/m2
dan kohesi (residual) = 0,00002 kN/m2.
10. Tegangan Geser Kemudian sampel 2 memiliki nilai A = 29,02930
Fg m2, Fg = 2,39658 (Peak) dan 2,09192 (Residual),
τ =( )/1000
A σn=¿ 13,77918 N/m2 , tegangan geser (peak) =
82,55 N/m2 dan (residual) = 72,06 N/m2, sudut
2,39658 geser dalam (Peak) = 80,523590 dan (residual) =
Peak :τ ¿( ) x 1000
29,02930 79,174660 , dan kohesi (peak) = 0,00001 kN/m2
dan kohesi (residual) = 0,00017 kN/m2.
= 82,55 N/m2
2,09193
Residual :τ =( ) x 1000 PENUTUP
29,02920
Kesimpulan
= 72,06 N/m2 Setelah melakukan praktikum mekanika
batuan dilaboratorium geomekanika dengan mata Rekayasa Institut Teknologi Bandung.
acara uji kuat geser maka dapat disimpulkan uji Bandung
ini menggunakan mesin tekan (compression
machine) untuk menekan sampel batuan yang
berbentuk silinder dari satu arah (uniaxial) dan
alat yang digunakan untuk membuat sampel
berbentuk silinder adalah Core Drilling.
Penyebaran tegangan di dalam sampel batuan
secara teoritis adalah searah dengan gaya yang
dikenakan pada sampel tersebut. Tetapi dalam
kenyataannya arah tegangan tidak searah dengan
gaya yang dikenakan pada sampel tersebut karena
ada pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang
menghimpit sampel, sehingga bentuk pecahan
tidak terbentuk bidang pecah yang searah dengan
gaya melainkan berbentuk kerucut cone.
Perbandingan antara tinggi dan diameter sampel
(l/d) mempengaruhi nilai kuat tekan batuan.
Untuk melakukan pengujian pada kuat tekan
maka dari itu kita dapat digunakan yaitu 2 < l/d <
2,5.
Saran
Saran untuk asisten yaitu selalu
memberikan pengulangan materi kepada
praktikan agar praktikan tidak lupa dengan materi
yang telah diajarkan pada saat praktikum.
Saran untuk laboratorium adalah agar
senantiasa dijaga kebersihannya demi
kenyamanan saat praktikum maupun asistensi
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad M, 2017, Analisis sifat fisis dan mekanik
batuan karst Maros. Universitas Negeri
Makassar. Makassar
Bieniawski, Z. T., 1989. Engineering Rock Mass
Classifications. Wiley: New York. Hal: 272.
[6]
Bieniawski, Z. T., 1978. Determining rock mass
deformability: Experience from case
histories. International Journal of Rock
Mechanics and Mining Sciences &
Geomechanics Abstract, Vol. 15, hal. 237-
247. DOI: 10.1016/0148-9062(78)90956-
Rahman A, 2018, Uji laboratorium mekanika
batuan menggunakan metode unconfined
compressive strength pada batuan inti
(core) batupasir. Akademi Minyak dan Gas
Balongan Indramayu. Bandung.
Rai, 1998. Perencanaan dan Pelatihan Teknik
Terowongan. Laboratorium Geoteknik
Pusat Antar Universitas Ilmu Rekayasa
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Rai, 1998. Mekanika Batuan. Laboratorium
Geoteknik Pusat Antar Universitas Ilmu