Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan rahmatnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Tegangan dan Regangan tepat pada waktunya

Penyusun tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihal yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun juga menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun meminta maaf bila
terjadi kesalahan penulisan kata dan salah dalam pencetakan sehingga kurang
menarik untuk dilihat maupun dibaca.

Harapan penyusun adalah semoga makalah Tegangan dan Regangan ini berguna,
dan dapat membantu untuk keperluan pembaca. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun, sehingga dapat lebih baik
kedepannya. Penyusun juga mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua, khususnya teman-teman Mahasiswa Program Studi S1 Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram.

Mataram, 30 Maret 2023

Penyusun

M. Ardy Febriyanto P.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika.
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan
dan massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang
dominan dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan penerowongan,
pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya.
Sehingga untuk mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan
dilakukan berbagai macam uji coba baik itu dilaboratorium maupun dilapangan
langsung atau secara insitu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Sifat Fisik Batuan ?
2. Apa definisi dari Sifat Mekanik Batuan ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui Sifat Fisik Batuan.
2. Mengetahui Sifat Mekanik Batuan.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Dalam penulisan makalah ini diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:
1. Bagi penulis, bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya
pengetahuan tentang Sifat Fisik Batuan.
2. Bagi pembaca, memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang Sifat
Fisik Batuan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat Fisik Batuan


Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari hasil kumpulan
mineral-mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan padat anorganik
yang terbentuk di alam dengan mempunyai susunan kimia tertentu dan sifak-sifat
fisiknya dan terbentuk oleh susunan kristal yang teratur. Dalam resume ini
dijelaskan tentang sifat - sifat fisik dari batuan yang meliputi :
a) Porositas Batuan
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu
volume yang ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua
jenis porositas yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Besar kecilnya
porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. atau bisa
didefinisikan bahwa porositas adalah ruang yang terdapat diantara fragmen
butiran yang ada pada batuan yang akan menyarangkan air.
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang
bersamaan dengan proses pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses
pengendapan.

b) Permeabilitas
Permeabilitas merupakan besaran yang digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida yang
terkandung didalamnya. Permeabilitas merupakan properti suatu batuan berpori
dan merupakan besaran yang menunjukkan kapasitas medium dalam
mengalirkan fluida. Jenis-jenis Permeabilitas :
1. Permeabilitas absolut (ka). Yaitu pengukuran pada medium berpori untuk
fluida satu fasa ketika medium tersebut dialiri oleh satu jenis fluida,
dimana saturasi fluida yang mengalir bernilai satu.
2. Permeabilitas efektif (k). Yaitu pengukuran pada medium berpori untuk
fluida satu fasa ketika medium tersebut dialiri oleh lebih dari satu jenis
fluida.
3. Permeabilitas relatif (kr). Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif
fluida pada nilai saturasi tertentu, terhadap permeabilitas absolut pada
saturasi 100%.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas.


1. Distribusi ukuran butir. Ukuran butiran yang semakin beragam dalam
suatu batuan, maka pori-pori akan semakin kecil dan permeabilitas juga
akan semakin kecil.
2. Susunan (packing) butiran. Susunan butiran yang semakin rapi, maka
makin besar harga permeabilitasnya.
3. Geometri butiran. Semakin menyudut geometri butiran, maka
permeabilitasnya semakin kecil.
4. Jaringan antar pori (pore network). Semakin bagus jaringan antar pori,
maka permeabilitasnya semakin besar.
5. Sementasi. Semakin banyak semen dalam suatu batuan, maka harga
permeabilitas akan semakin kecil.
6. Clays content. Semakin banyak mengandung lempung, maka semakin
kecil permeabilitas batuan tersebut.

c) Densitas Batuan
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat
terhadap volume (rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah
perbandingan antara densitas material tersebut terhadap densitas air pada
tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang lebih 103 kg/m3.

d) Void Ratio
Merupakan perbandingan antara volume rongga dalam batuan dengan
volume butiran batuan.
Penentuan sifat fisik batuan berkaitan dengan :
 Rancangan peledakan
 Perencanaan penambangan
 Perhitungan beban
 Analisis regangan
 Analisis kemantapan lereng

B. Sifat Mekanik Batuan


Dalam menentukan sifat mekanik dari batuan, perlu dilakukan dengan
pengujian di laboratorium dengan bantuan alat-alat yang akan menentukan
bagaimana karakteristik dari setiap sifat mekanik batuan. dalam pengujian di
laboratorium ada beberapa pengujian yang dilakukan, diantaranya :
Sifat mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas
dan (Poisson `s Ratio).
a. Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength)
Pengujian ini menggunakan mesin tekan untuk menekan percontoh batu
yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah (uniaksial).
Perbandingan antara tinggi dan fiameter percontoh (l/D) mempengaruhi nilai
kuat tekan batuan. Untuk perbandingan l/D = 1 kondisi tegangan triaksial
saling bertemu sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan batuan untuk
pengujian kuat tekan digunakan 2 < l/D < 2,5. Makin besar l/D maka kuat
tekan akan bertambah kecil.
Gambar 1
Penyebaran tegangan didalam percontoh batu (a) teoritis dan (b) eksperimental,
(c) Bentuk pecahan teoritis dan (d) Bentuk pecahan eksperimental

Gambar 2
Kodisi tegangan didalam percontoh untuk l/D berbeda (a) l/D = 1 (b) l/D = 2
b. Pengujian Kuat Tarik (Indirect Tensile Strength Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari
percontoh batu berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat yang digunakan
adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.

Gambar 3
Pengujian kuat tarik

c. Modulus Elastisitas
Dalam penentuan elastisitas pada batuan, biasanya digunakan beberapa
konsep percobaan untuk regangan yang dihasilkan, tegangan dan perbandingan
antara keduanya atau sering disebut sebagai modulus young.
1. Regangan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang dengan
panjang awalnya. Pertambahan panjang ini tidak hanya terjadi pada
ujungnya saja, tetapi pada setiap bagian batang yang terentang dengan
perbandingan yang sama. Atau bisa dikatakan bahwa regangan
merupakan besarnya deformasi dibandingkan dengan kondisi awalnya.
Gambar 4
Regangan yang dihasilkan dari pengujian kuat tekan batuan
(a) regangan aksial, (b) regangan lateral dan (c) regangan volumik

2. Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tarik yang
dikerjakan pada benda dengan luas penampangnya. Atau tegangan
merupakan besarnya gaya yang dialami suatu luasan batuan. Apabila gaya
yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan, maka stress yang demikian
dikatakan tegangan normal (normal stress). Sedangkan gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan dikatakan sebagai tegangan geser (shear
stress).

3. Modulus Young
Modulus Elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan,
dengan regangan suatu bahan selama gaya yang bekerja tidak melampaui
batas elastisitasnya. Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan
faktor penting dalam mengevaluasi deformasi batuan pada kondisi
pembebanan yang bervariasi. Nilai modulus elastisitas batuan bervariasi
dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi ke daerah geologi lainnya
karena adanya perbedaan dalam hal formasi batuan dan genesa atau
mineral pembentuknya. Modulus elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan,
porositas, ukuran partikel, dan kandungan air.
4. Nisbah Poisson (Poisson Ratio)
Nisbah Poisson didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara
regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson menunjukkan
adanya pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat adanya
tegangan dalam arah aksial.

Gambar 5
Ilustrasi Poisson’s Ratio
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah tentang “Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan”, dapat
disimpulkan bahwa sifat-sifat ini merupakan hal yang utama dalam pemebelajaran
geomekanika, karena pada konsepnya, penentuan sifat-sifat ini dapat diketahui
dengan cara pengujian di laboratorium dengan bantuan alat-alat sesuai dengan
kebutuhan dan sifat fisik yang akan diketahui dari sebuah sampel batuan yang
diambil dari lapangan secara langsung.
Dalam aplikasinya dilapangan, hasil dari pengujian di laboratorium untuk
sifat fisik dan mekanik batuan ini akan dipakai sebagai acuan untuk sebuah
proyek pekerjaan yang berhubungan dengan kontruksi maupun pemboran dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Utomo, Prabowo, Hardiansyah, 2012. ”Sifat Fisik Dan Mekanik Batuan”.


http://id.scribd.com/doc/95499867/Sifat-Fisik-Dan-Mekanik-Batuan.
Diakses tanggal 03 April 2023 (pdf, online).
Parisi, Daus, 2011. “Sifat Fisik Batuan”.
http://id.scribd.com/doc/30259483/SIFAT-FISIK-BATUAN.
Diakses tanggal 03 April 2023 (pdf, online).

Anda mungkin juga menyukai