Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Densitas Batuan adalah Kerapatan yang terdapat pada tiap pori batuan dan biasanya pori-
pori ini tidak semuanya berbentuk bundar dan biasanya diiisi oleh jenis-jenis mineral.
Sedangkan massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Dalam kehidupan sehari-hari, densitas dari bahan
sampel batuan sangat berguna, tentunya di butuhkan suatu alat untuk mengukur
densitas pada satu sample tersebut. Berbagai cara dan metode telah di teliti untuk
membuat alat pengukur yang cepat dan praktis. Kebanyakan para ahli
menggunakan metode pengukuran dengan mengukur masa dan volume sampel
lalu di masukan ke rumus densitas dan di olah data, tujuan dalam pengujian ini adalah untuk
mengukur densitas terhadap batuan, karena densitas terhadap batuan berbeda beda, Dimana
semakin besar nilai densitas suatu batuan maka semakin padat dan semakin keras batuan
tersebut.Pada dasarnya suatu batuan meemilki dua komponen yaitu komponen padatan dan
komponen rongga,setiap batuan mempunyai padatan dan rongga yang berbeda-beda.padatan pada
batuan dipengaruhi oleh padatnya suatu massa(materi) dari batuan tersebut.sedangkan pori batuan
dipengaruhi oleh fluida yang masuk kedalam pori batuan baik berupa air,minyak maupun gas
bumi.Persentasi rongga yang di isi fluida di sebut “kejenuhan fluida”,untuk air dinamakan
“saturasi air” dan minyak atau gas bumi di sebut “ saturasi hidrokarbon”.
Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan
merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa batuan. Hal ini
menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang dominan dalam operasi penambangan,
seperti pekerjaan penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya.
Sehingga untuk mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan dilakukan berbagai macam
uji coba baik itu dilaboratorium maupun dilapangan langsung atau secara insitu. Untuk
mengetahui sifat mekanik batuan dilakukan beberapa percobaan seperti uji kuat tekan uniaksial,
uji kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan insitu. Porositas merupakan sifat fisis batuan yang
mampu mendeskripsikan jumlah kandungan fluida yang terakumulasi dalam batuan reservoir.
Porositas batuan reservoir dapat ditentukan dari hasil perbandingan volume pori dengan volume
total batuan. Semakin tinggi nilai porositas, maka batuan memiliki rongga yang besar. Rongga
tersebut akan diisi oleh fluida yang mengandung minyak dan gas bumi. Karena keberadaan
batuan reservoir yang jauh di bawah permukaan bumi mengakibatkan sulit untuk mengetahui
nilai porositas secara pasti sehingga nilai porositas hanya dapat diprediksi. Bebatuan
terkonsolidasi seperti batu pasir, shale, granit, atau batu kapur umumnya memiliki dua sifat
porositas jika dibandingkan dengan sedimen aluvial. Sifat porositas tersebut yaitu porositas
terhubung dan porositas tidak terhubung. Porositas terhubung dapat diukur dengan menggunakan
gas atau cairan yang mengalir ke dalam bebatuan, namun tidak dapat melalui porositas yang
tidak terhubung.

Dengan mengetahui porositas yang menjadi salah satu parameter batuan ini,dapat diketahui
besarnya cadangan fluida yang ada dan kemampuan batuan untuk bisa mengalirkan fluida
tersebut sehingga bisa dieksploitasi.

Untuk mengetahui besarnya porositas pada batuan terdapat beragam salah satunya yaitu dengan
menggunakan porosimeter. Alat ini menggunakan dasar hukum Boyle sebagai prinsipnya, gas
digunakan sebagai pengganti cairan untuk menentukan volume pori yang terdapat pada batuan.

Jadi, Setiap batuan memiliki kekuatan atau kekerasan yang berbeda beda. Dan setiap tingkat
kekuatan batuan digunakan dalam hal yang berbeda pula. Untuk mengetahui hal tersebut
diperlukan pengukuran atau uji kuat tekan pada batuan. Tentunya untuk mengukur kuat tekan
diperlukan sampel batuan yang berbentuk silinder atau prisma. Mengapa demikian? Karena
dengan bentuk sampel batuan berbentuk silinder atau prisma akan lebih memudahkan dalam
melakukan observasi kuat tekan dari sampel batuan yang kita uji. Selain itu juga, pengukuran kuat
tekan ini juga dapat menjadi acuan pemilihan batuan dalam pembuatan jalan tambang maupun
bahan untuk pembuatan penyangga buatan pada tambang bawah tanah. Dalam masalah
penanggulangan bencana misalnya, kekuatan batuan tentu sangat diperlukan. Mengingat Indonesia
adalah negara yang dilalui ring of fire, tentunya akan selalu dilanda bencana gempa bumi. Maka
dari itu kekuatan material terutama batuan yang akan digunakan untuk banguna harus kuat dan
tahan dari tekanan beban akibat gempa.

Anda mungkin juga menyukai