Anda di halaman 1dari 4

JURNAL FISIKA LABORATURIUM MATERIAL 1

Analisis Uji Porositas dan Densitas pada Batuan


Arda Bayu Apriliawan, Agustin Leny Putrid dan Khoirotul Yusro,
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: ardapanc@gmail.com

Abstrak—Telah dilakukan percobaan berjudul analisis uji formasi atau ruang-ruang yang terisi oleh fluida di antara zat-
porositas dan densitas pada batuan. Dengan tujuan untuk zat padat atau mineral pada suatu bahan Sehingga pororositas
mengetahui nilai densitas dan porositas pada material batu, serta berhubungan erat dengan densitas. Secara teori, semakin besar
untuk membandingkan nilai densitas dan porositas. Pertama-
porositas, maka densitasnya akan semakin kecil. Sebaliknya,
tama massa keempat batu ditimbang, batu dioven selama 10
menit pada suhu 130 ºC selama 10 menit, kemudian batu semakin kecil porositas, maka semakin besar densitasnya.
ditimbang kembali. Lakukan pengovenan hingga massa batu Untuk itulah dilakukan percobaan ini, guna menganalisis
konstan dan catat sebagai Mk atau massa kering. Lalu batu densitas dan porositas dari material alam dalam bentuk padat
digantungkan pada neraca pegas dengan benang wol dan dan serbuk. [1]
beratnya dicatat sebagai Wk. Lalu batu dicelupak pada gelas ukur Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
yang telah di isi air dan batu diangkat jika gelembung-gelembung
memiliki massa jenis yang berbeda. Suatu zat berapapun massa
pada batu hilang. Lalu batu ditimbang kembali dan catat sebagai
Wb atau berat basah. Lalu batu dilepas dari benang dan batu
dan volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
ditimbang pada neraca ohaus dan dicatat sebagai massa basah Rumusan untuk densitas adalah sebagai berikut:
atau Mb. maka didapat bahwa dapat nilai densitas adalah batu
batako 523 kg/m3, batu bata 2287 kg/m3, batu kerikil 1487,88 .................................................(1) [2]
kg/m3, batu kali 1498 kg/m3, dan batu koral 1118,667 kg/m3. Pengukuran densitas dengan menggunakan prinsip
Sedangkan nilai porositas batuan Batu batako 0,718929%,
Archimedes dilakukan dengan menghitung besar gaya angkat
batu bata 0,088282%, batu kerikil 0,024081%, batu kali keatas, yaitu selisih berat benda terhadap berat benda ketika
0,008011%, batu koral 0,025626%. Batuan (material dalam dimasukkan kedalam air yang diukur menggunakan neraca
bentuk bongkahan) dengan porositas terbesar adalah batu
Newton. Besarnya densitas dengan menggunakan prinsip
batako, yang memiliki prosentase porositas sebesar 0,718929%.
Tetapi nilai densitasnya terendah sebesar 523 kg/m3. Dari
Archimedes ini dapat dirumuskan[3]:
percobaan sifat fisis material ini dapat diambil kesimpulan bahwa
densitas atau rapat jenis berbanding terbalik dengan nilai
porositasnya. Selain itu diketahui faktor-faktor yang Dengan
mempengaruhi porositas suatu batuan, yaitu susunan batuan,
distribusi batuan, sementasi, kompaksi, dan angularitas.

Kata Kunci— Batuan, Densitas, Fluida, Porositas Porositas juga dapat diukur dari selisih densitas teoritik
bahan tersebut dengan densitas hasil eksperimen. Porositas
I. PENDAHULUAN juga dapat diprediksi dari parameter bahannya misalnya pada
batu pasir. Prediksi empiris batupasir memiliki beberapa
N ilai densitas, prorositas serta sifat tiap material adalah
berbeda-beda. Banyak hal yang dikaji dalam mempelajari
sifat material, diantaranya sifat fisis, sifat kimiawi, ataupun
kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari batupasir jenis
yang lainnya, yaitu struktur, tekstur dan komposisi.[2]
Hukum Archimedes menyatakan bahwa “ketika sebuah
sifat mekanik. Pengujian secara fisis terhadap sifat fisis benda seluruhnya atau sebagian di masukkan ke dalam zat cair,
material dapat membantu kita memperoleh informasi yang cairan akan memberikan gaya ke atas pada benda setara pad
cukup penting sebelum kita menfaatkan material tersebut berat cairan yang di pindahkan benda. Hal ini disebabkan
sesuai keinginan yang kita kehendaki. Setiap material memiliki karena adanya gaya apung. Gaya apung terjadi karena adanya
banyak sifat fisis, misalnya bentuk ukuran, kerapatan perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda.
(densitas), dan porositas. Porositas dan densitas merupakan tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam
ciri sifat fisis bahan. Kedua sifat tersebut antara satu bahan fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika
dengan bahan yang satunya pasti berbeda karena setiap bahan sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat
pasti tersusun atas susunan kimiawi yang berbeda-beda. perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan
Kerapatan didefinisikan sebagai perbandingan dari massa fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada
bahan terhadap volumenya. Berbeda dengan densitas, bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar
porositas merupakan jumlah pori yang terdapat dalam batuan. daripada fluida yang berada di bagian atas benda.
Atau porositas dapat diartikan sebagai kemampuan material
untuk menyerap fluida atau dapat pula diartikan sebagai
JURNAL FISIKA LABORATURIUM MATERIAL 2

II. METODE
Pada percobaan ini kita melakukan pengujian sifat fisis
material ini dilakukan dengan uji porositas dan uji densitas.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah lima jenis
batuan berporus yaitu batu batako, batu bata, batu kerikil, batu
kali dan batu koral selain itu bahan yang digunakan adalah air.
Lalu untuk alat pada percobaan ini adalah oven untuk
mengeringkan sampel, benang wol untung menggantung batu
pada neraca pegas untuk menukur berat pada sampel, neraca
pegas ohaus dan gelas ukur untuk wadah air.

Gambar 1. Gejala Archimedes Pertama-tama massa keempat batu ditimbang, batu dioven
selama 10 menit pada suhu 130 ºC selama 10 menit, kemudian
Pada gambar 1 diketahui bahwa Fpegas = gaya pegas, w = batu ditimbang kembali. Lakukan pengovenan hingga massa
gaya berat batu, F1 = gaya yang diberikan fluida pada bagian batu konstan dan catat sebagai Mk atau massa kering. Lalu batu
atas batu, F2 = gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah digantungkan pada neraca pegas dengan benang wol dan
batu, Fapung = gaya apung. Fapung merupakan gaya total yang beratnya dicatat sebagai Wk. Lalu batu dicelupak pada gelas
diberikan fluida pada batu (Fapung = F2-F1). Arah gaya apung ukur yang telah di isi air dan batu diangkat jika gelembung-
(Fapung) ke atas, karena gaya yang diberikan fluida pada bagian gelembung pada batu hilang. Lalu batu ditimbang kembali dan
bawah batu (F2) lebih besar daripada gaya yang diberikan catat sebagai Wb atau berat basah. Lalu batu dilepas dari
fluida pada bagian atas batu (F1). Hal ini dikarenakan tekanan benang dan batu ditimbang pada neraca ohaus dan dicatat
fluida pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan fluida sebagai massa basah atau Mb. Alur percobaan ini bias dilihat
pada bagian atas batu[3]. daripada flowchart berikut.
Tabel 1. Nilai Refrensi densitas batuan
Batuan Densitas (g/cm3)
Batu batako 600
Batu bata 2403
Batu Kerikil 1928
Batu Kali 1723
Batu Koral 1580

Tabel 2. nilai referensi massa jenis[4]

Nama zat ρ dalam kg/m3 ρ dalam gr/cm3

Air (4 derajat Celcius) 1.000 kg/m3 1 gr/cm3

Alkohol 800 kg/m3 0,8 gr/cm3

Air raksa 13.600 kg/m3 13,6 gr/cm3

Aluminium 2.700 kg/m3 2,7 gr/cm3

Besi 7.874 kg/m3 7,87 gr/cm3

Emas 19.300 kg/m3 19,3 gr/cm3

Kuningan 8.400 kg/m3 8,4 gr/cm3

Perak 10.500 kg/m3 10,5 gr/cm3

Platina 21.450 kg/m3 21,45 gr/cm3

Seng 7.140 kg/m3 7,14 gr/cm3

Udara (27
1,2 kg/m3 0,0012 gr/cm3
derajat Celcius)

Es 920 kg/m3 0,92 gr/cm3


Gambar 2. Flowchart
JURNAL FISIKA LABORATURIUM MATERIAL 3

Setelah percobaan dilakukan pengolahan data dengan Nama Densitas Porositas Densitas Error
menggunakan rumus berikut: Batuan (kg/m3) (%) Referensi (%)
Batu batako 523 0,718929 600 0,147228
Batu bata 2287 0,088282 2403 0,050721
………….…(1) Batu Kerikil 1487,88 0,024081 1928 0,295803
Batu Kali 1498 0,008011 1723 0,1502
Batu Koral 1118,667 0,025626 1580 0,412396
kemudian dicari % porositasnya dengan persamaan :
C. Pembahasan
% .....(2)
Pada praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui nilai densitas dan porositas pada material batu,
III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN serta untuk membandingkan nilai densitas dan porositas.
Percobaan ini menggunakan empat jenis batu yang berbeda
A. Analisa Data yaitu batuan berporus yaitu batu apung, batu karang, batu
gamping, dan batu bata putih. Hal ini ditujukan untuk
Dari hasil pengamatan didapatkan data sebagai berikut yang
membuktikan bahwa setiap material memiliki nilai densitas
berupa massa kering (Mk), massa basah (Mb), berat kering
dan porositas yang berbeda – beda.
(Wk), dan berat basah (Wb).
Batu batako 0,718929%, batu bata 0,088282%, batu kerikil
Tabel 3. Data Percobaan Densitas
0,024081%, batu kali 0,008011%, batu koral 0,025626%
Nama Batuan mk (g) mb (g) Wk (N) Wb (N) Besar densitas pada setiap batuan ini berbeda, dimana
Batu batako 5,23 8,99 0,5 0,4 densitas suatu batuan dipengaruhi oleh massa dan volume.
Batu bata 22,87 24,889 2,5 2,4 Semakin besar massa batuan tersebut maka massa jenisnya pun
Batu Kerikil 14,8788 15,2371 1,1 1 akan semakin besar (berbanding lurus), namun semakin besar
Batu Kali 14,98 15,1 1,7 1,6 volume batuan, semakin kecil massa jenisnya (berbanding
Batu Koral 33,56 34,42 3,5 3,2
terbalik).
B. Perhitungan Pada analisis ini digunakan dinamometer untuk mengetahui
Setelah didapat analisa data, maka dilakukan perhitungan besar gaya dan massa yang ditunjukkan pada tabel 3. Nilai
menurut persamaan (1) untuk menghitung densitas, dan (2) massa kering pada batuan memiliki nilai yang lebih kecil
untuk menghitung porositas, berikut contoh perhitungannya. daripada nilai massa basah batuan karena adanya kandungan
air yang tersimpan pada batuan pada saat proses pencelupan
- Densitas pada batu Batako batuan pada fluida. Adanya air yang bisa masuk ke dalam
batuan dipengaruhi adanya pori-pori pada batuan. Sehingga,
massa yang dikandung oleh batuan basah akan lebih besar dari
pada massa batuan kering. Batuan yang berbeda jenisnya akan
mempunyai pori-pori yang berbeda. Semakin banyak pori-pori,
Fa = 0,5 – 0,4 = 0,1 maka akan semakin besar pula fluida yang bisa terserap masuk
ke dalam batuan, sehingga nilai massa basah akan semakin
besar. Selain mempengaruhi massa basah, proses pencelupan
ini juga mempengaruhi gaya yang bekerja pada batuan.
Terdapat gaya berat yang arahnya menuju pusat bumi (gaya
- Porositas pada batu Batako gravitasi), dan gaya apung yang didapatkan dari fluida. Arah
gaya apung ke atas dikarenakan tekanan fluida pada bagian
bawah lebih besar daripada tekanan fluida pada bagian atas
batu.
Penggunaan Hukum Archiemedes pada analisis ini
0,718929 % dikarenakan tidak dapat digunakannya rumus volume pada
umumnya untuk mengukur volume suatu batuan yang berpori
- Data Error pada percobaan batu Batako atau pada benda yang tidak memiliki permukaan yang rata.
Dari nilai densitas dan porositas batuan yang digunakan ini
terdapat hubungan erat dengan archiemedes. Dimana hukum
Archimedes yang berbunyi jika benda dimasukkan ke dalam
x100% cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan mendapatkan gaya
= 0,147228 % ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu. Dari
bunyi hukum Archimedes tersebut, maka dapat dilihat dari
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka tabel 1 dan 2. Dimana pada berat yang didapatkan pada setiap
didapatkan hasil data seperti pada tabel berikut. batuan memiliki berat yang berbeda ketika tanpa dimasukan
kedalam air dan dimasukan kedalam air. Berdasarkan data

Tabel 4. Data Nilai Denditas dan Porosias


JURNAL FISIKA LABORATURIUM MATERIAL 4

yang diapatkan bahwa hampir setiap berat basah yang


diapatkan merupakan setengah dari berat keringnya..

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dengan judul “Analisis Uji


Porositas dan Densitas pada Batuan,” maka didapat bahwa
dapat nilai densitas adalah batu batako 523 kg/m3, batu bata
2287 kg/m3, batu kerikil 1487,88 kg/m3, batu kali 1498 kg/m3,
dan batu koral 1118,667 kg/m3. Sedangkan nilai porositas
batuan Batu batako 0,718929%, batu bata 0,088282%, batu
kerikil 0,024081%, batu kali 0,008011%, batu koral
0,025626%. Batuan (material dalam bentuk bongkahan)
dengan porositas terbesar adalah batu batako, yang memiliki
prosentase porositas sebesar 0,718929%. Tetapi nilai
densitasnya terendah sebesar 523 kg/m3. Dari percobaan sifat
fisis material ini dapat diambil kesimpulan bahwa densitas atau
rapat jenis berbanding terbalik dengan nilai porositasnya.
Selain itu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
porositas suatu batuan, yaitu susunan batuan, distribusi batuan,
sementasi, kompaksi, dan angularitas.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
asisten laboratorium Fisika ITS dan rekan-rekan praktikum
dan semua pihak terkait praktikum “Analisis Uji Porositas dan
Densitas pada Batuan” ini, dalam melakukan percobaan dan
penyelesaian laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sears and Zemansky. 2002.”Physics Universcity”.Jakarta. Erlangga
[2] Incropera, Frank P. and Dewitt, David P. 2002. Fundamentals Of Heat
and Mass Transfer 5th edition. Singapore, John Wiley & Sons, Inc.
[3] Young, Hugh D.dkk. 2004. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid
I.Jakarta:Erlangga

[4] http://rumushitung.com/2013/05/31/tabel-massa-jenis-dan-berat-jenis/
(Diakses pada 3 oktober 2015 pukul 8.00)

Anda mungkin juga menyukai