Anda di halaman 1dari 59

• .

SIFAT-SIFAT FISIS
MATERIAL GEOLOGI
MATERIAL-MATERIAL GEOLOGI

• Semua material yang membentuk bumi digolongkan ke dalam material


geologis.
• Material ini terdiri dari batuan, tanah, air, minyak bumi, gas, es, atau semua
material yang terdapat di muka dan di lapisan dalam bumi.
• Menurut wujudnya material geologis bisa berbentuk padat, cair ataupun
gas
• Material geologis dapat dibedakan atas material batuan dan material
tanah,
Sifat-sifat mekanis dari suatu material
geologi dapat ditentukan : .

1. sifat-sifat berbagai material yang


membentuknya
2. sifat-sifat keseluruhan volume
material (sifat-sifat massa) Tidak kohesif
(pasir, kerikil)
TANAH (soil)
tidak tersementasi
Kohesif (lempung)
Untuk material geologi MATERIAL
cair seperti air dan GEOLlGlS
fluida lainnya pada
hakekatnya tidak BATUAN (rock) granit, batupasir,
tufa, batu kapur
memiliki bentuk khusus, tersementasi

karena material ini


mengambil bentuk
melalui wadah yang perbedaan sifat-sifat yang membentuk material geologi padat
mereka tempati.
Sifat-sifat material geologi yang melakukan penyusunan .

❑ Bentuk bentuk butiran : Bersudut, agak bersudut, agak bulat, bulat (pada batuan
sedimen dan metamorf)

❑ Bentuk bentuk kristal : Prisma, berbidang delapan, belah ketupat, berbidang dua
belas (pada batuan beku)

❑ Susunan kimiawi dan struktur kristal dari mineral-mineral sangat penting dalam
menentukan sifat-sifat kimiawi

❑ mineral2 yang rentan mengalami pelapukan kimia dan berpengaruh pada aktivitas
teknik sipil yaitu lempung < 2mikron meter

❑ Berat jenis (kN/m3) atau massa jenis (Mg/m3), besar butiran dan bentuk butiran
sangat mempengaruhi sifat-sifat material
Sifat-sifat massa
Sifat-sifat massa = Sifat-sifat
susunannya +
Struktur
(Pembuatannya)

a) Tumpukan Butiran
▪ Batuan atau tanah cukup penting dalam menentukan sifat-sifat fisis dan
mekanis dari material geologis padat
▪ Bagian-bagian kecil vang berbentuk bulat dapat bertumpuk membentuk
kubus atau heksagonal untuk menempati volume yang sekecil mungkin.
▪ Semakin rapat sebuah tumpukan, semakin tinggi kerapatannya, semakin
tinggi gaya gesernya dan semakin rendah permeabilitasnya

b) Distribusi besar butiran


• Jenis tanah yang bergradasi baik mengandung butiran dengan fraksi
besaran yang berspektrum luas.
• Distribusi besar butiran mempunyai pengaruh terhadap kerapatan.
c) Kerapatan batuan
o Kerapatan batuan lebih bervariasi dibandingkan dengan kerapatan tanah.
o Kerapatan batuan dapat menentukan tegangan yang dialami batuan, jika
digunakan untuk membentangi sebuah lubang bawah tanah.
o Kerapatan yang lebih tinggi mempunyai daya tahan yang lebih pendek, jika
digunakan pencampur beton.
o Kerapatan ditentukan oleh masa jenis rata2 dari mineral penyusunnya dan
kemungkinan adanya ruang pori2 antar butiran

d) Sistem butiran air udara


• Tanah dan batuan tidak hanya terdiri dari berbagai fase padat, tapi juga berisi
fasa cair, gas/udara.
• Volume relatif yang ditempati oleh ketiga fase (gas, zat cair, zat padat) tersebut
menentukan jumlah sifat massa material seperti kerapatan, kadar air, porositas
dan kadar jenuh.
e) Permeabilitas
Tanah mempunyai kemampuan untuk meloloskan air dan dengan permeabilitas tinggi
dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian.
Material yang permeabel memiliki rongga-rongga dan dapat ditembus oleh zat cair, jika
tidak menembus, maka material tersebut dinamakan impermeabel.
Rumus (Darcy, 1856) : kecepatan suatu zat cair ( v ) melalui suatu medium yang berpori
berbanding lurus dengan gradien hidrolik ( i )

V=C.i

dimana C sebuah konstanta, tergantung V=K.i dimana K adalah koefisien permeabilitas


sifat yang dimiliki zat cair pada kondisi K = V/I cm/detik atau m/hari
Temperatur 20°C

Permiabilitas suatu mineral batuan merupakan hal penting pada banyak proyek teknis
f) Kekuatan dan Deformasi
Ditentukan oleh sifat-sifat mekanis yang dimiliki oleh material yang bersangkutan. :
Tegangan
Tegangan dapat dialami akibat adanya desakan (compression) regangan, dan
tegangan geser.
Pemampatan mengurangi volume dari material (misalnya tekanan hidrostatik),
Regangan di semua sisi akan menimbulkan celah-celah regangan, sedangkan
tegangan geser akan memindahkan satu bagian terhadap bagian lain.

Kekuatan
Kekuatan sebagai perbedaan tegangan maksimal yang dapat ditahan oleh material
menjelang terjadinya kehancuran atau keluluhan, sehingga akan timbul suatu
kehilangan tahanan yang besar terhadap tegangan.

Deformasi
Deformasi berkaitan dengan perubahan bentuk material geologis dikarenakan adanya
tegangan eksternal.
Deformasi bertranslasi rotasi komponen sehingga mengalami perubahan posisi dalam
ruang.
Perilaku deformasi ditentukan oleh sifat mekanis yang dimiliki material dibawah
berbagai kondisi fisis yg dikenakan
Variasi sifat-sifat volume dalam ruang

Material homogen memiliki sifat-sifat yang sama.


Homogenitas statis tergantung dari skala contoh yang diteliti.
misal granit, tidak homogen jika contohnya hanya menampakkan kristal, nilai
dari sifat-sifat yang diukurkan kepada contoh tidak dapat kita ulang

Material yang homogen bisa isotrop atau anisotrop.


Pada sebuah material isotrop, sifat-sifat mekanisnya tidak akan tergantung
dari arah dilakukannya pengukuran.
Sedimen yang berlapis dan batuan metamorf yang terdeformasi (dengan
skistositas atau belahan) adalah contoh-contoh dari material anisotrop.
Keadaan anisotrop ini akan nampak dalam sebuah variasi sifat-sifat material.
Perubahan sifat-sifat volume (massa) dalam waktu

Pelapukan kimiawi adalah dasar dari proses pelapukan.


Pelapukan kimiawi ini akan menyebabkan perubahan kimiawi atau
pelarutan atas mineral.

Proses ini terjadi oleh air (asam) ion H, sedangkan mineral akan terkena
pencemaran kimiawi dan dapat larut dalam air.

Contoh Felspar, dapat beralih menjadi mineral lempung. Kalsit (CaCO3).


Material Pyrit (FeS2) dengan dibiarkan terkena udara, bisa beroksidasi,
akan mengembang.Batuan yang banyak mengandung pyrit tidak baik
sebagai pencampur beton “busukan beton”.
SIFAT-SIFAT GEOLOGI TEKNIK
DARI BATUAN
• Material Batuan : .

memiliki sifat fisik kimiawi.


sifat material dari sebuah batuan merupakan suatu fungsi dari sifat-sifat
yang dimiliki berbagai material yang membentuk batuan dan konfigurasinya
seperti tembaga atau baja terdiri dari satu jenis mineral saja dalam suatu
material batuan.

untuk kepentingan bangunan diperlukan data sifat-sifat batuan, antara lain :


porositas, kerapatan, kekuatan dan ketahanan.

Beberapa uji material batu antara lain:


1. Uji kuat tekan berporos tunggal
Kegunaannya untuk mengetahui nilai kekuatan batu.
SIFAT-SIFAT MATERIAL BATUAN

• Kekuatan material batuan


1. Uji Kuat tekan berporos tunggal
Kegunaannya untuk mengetahui nilai kekuatan batu

Contoh batuan berbentuk selinder (dengan panjang; diameter = 2:l)


diatas sebuah bangku tekan yang kemudian secara perlahan-lahan
menekan piston sampai contoh tersebut hancur (Verhoef, 1992: 115)

σ = 4F/ d2

є = l – lo/lo
.

Kuat tekan (u.c.s = unconfined compressive strength),


Klasifikasi Deere
Kelas u.c.s. (Mpa) Skala kekuatan
A > 220 Luar biasa kuat
B 100 – 200 Sangat kuat
C 50 – 100 Kuat
D 25 – 50 Cukup kuat
E < 25 Lemah
.

2. Uji Tumbukan Palu atau uji pantulan [impact test atau rebout tes)
(Matthewson)
menghubungkan suara, pantulan, dan kemungkinan tapak tumbukan
palu dengan kekuatan material, dengan kekuatan kuat tekan,
diperoleh sebuah gambaran suatu material
Pengamatan Skala Kekuatan

Tumbukan keras, jelas , pantulannya kuat, tidak Luar biasa kuat


meninggalkan bekas
Tumbukan keras, bergedebuk, terjadi pantulan, Sangat kuat
sedikit berbekas atau sedikit menimbulkan kerapatan

Tumbukan bergedebuk, tiada pantulan, berbekas, Kuat


dan menimbulkan patahan
Tumbukan bergedebuk, meninggalkan tapak palu, Cukup kuat
terjadi keretakan

Palu terbenam, terjadi keretakan Lemah


.
.

3. Uji Beban Titik (Bell)


menggunakan contoh batuan yang tidak beraturan, benda uji
ditempatkan diantara konus yang terbuat dari baja keras dan
beban ditambah hingga terjadi benda uji menjadi hancur.

Kekuatan beban titik adalah : Is = P/D2


P = beban dalam keadaan kehilangan ketahanan
D = Jarak antara kedua buah konus. diameter benda uji akan
mempengaruhi hasil percobaan, diperlukan grafik kalibrasi, yang
menghubungkan D pada suatu diameter standar, D = 50 mm,
sehingga Is (50) dapat ditentukan : u.c.s = ± 24 Is
.

Material Ls (50) MPa U.C.S (Mpa)


Granit Eskdale 12,0 198,3
Andesit Somerset 14,8 204,3
Basalt (Derbyshire) 16,9 321,0
Sabak (North Wales) 7,9 98,4
Skis (Abandeenshire) 7,2 82,7
Gneis 12,7 162,0
Batu pasir aneka warna (Edwinstone) 0,7 11,6
Kapur Karbon (Buxton) 3,5 106,2
.

4. RQD (Rock Quality Designation) & Recovery Ratio


Hasil pemboran inti dapat di interpretasikan kualitasnya berdasarkan
kondisi/keadaan inti batuan sangat dipengaruhi oleh proses pemboran.
Recovery Ratio adalah prosentasi hasil perolehan inti, yang mungkin
terjadi hancur/lepas karena sifat/kondisi batuan itu sendiri
RQD adalah jumlah panjang inti batuan10 cm lebih dibagi kedalaman
lubang bor .
.
• Perilaku Deformasi
kuat-tekan (u.c.s) tepat untuk klasifikasi material batuan, tetapi tidak
tepat untuk perilaku deformasi batuan,
masa batuan yang berperilaku merupakan material berelastisitas
sempurna, kehilangan ketahanan akan tejadi secara tiba-tiba (rock
burdt),
bersifat agak getas, batuan akan kehilangan ketahanan secara lebih
beransur-ansur dan dapat memberikan ciri-ciri tentang akan tejadinya
sebuah bencana
menimbulkan masalah teknis yang berbeda bila dibandingkan dengan
sebuah material yang menjelang kehilangan (Bowles, 1991 ; 334).
.
.

Pada kurva A, hasil uji kuat-tekan untuk batuan jenis isorop yang padat
don masif. Dimana pada saat berlansungnya pembebanan, batuan
akan terdeformasi secara elastis dan tidak akan mengalami
pemadatan/menutupnya pori-pori patahan mikro pada awal
pembebanan

kebalikan dari material B, berdasarkan kadar pori-porinya, sehingga


akan mengalami deformasi yang tidak linear sewaktu batuan tersebut
menjadi padat

Sedangkan untuk material C don D, proses kehilangan ketahanan akan


didahului oleh fasa liat (ductile).
.

• Sifat-sifat lain dari material batuan


sifat-sifat fisis material lain dalam menentukan karakteristik
material geologis adalah

Porositas
Pada batuan sedimen porositas akan bervariasi antara 0 sampai 9 %
(pada batuan pasir n = 15 %), dan akan berkurang sejalan dengan
umur, kedalaman dibawah permukaan
Pada batuan beku, porositasnya ≤ 1 atau 2 %, kecuali telah
mengalami pelapukan, porositasnya meningkat sampai 20 % atau
lebih
porositas dapat memberi petunjuk yang baik tentang kualitas sebuah
batuan
.

Formasi Porositas Total Pororifas Efektif


Anhidrit 0,5 - 5 0.005 – 0.5
Chalk 5 – 20 0.005 – 0.5
Limestone, dolomit 5 – 15 0.1 – 5
Sandstone 5 – 15 0.5 – 10
Shale 1 – 10 0.5 – 5
Sait 0.5 0.1
Granite 0,1 0.0005
fracture Crystalline ---------- 0.00005 – 0.01

(Guymon, 1993; 61 )
.

Kerapatan
Kerapatan batuan lebih bervariasi dibandingkan dengan
kerapatan tanah. Kerapatan batuan dapat menentukan
tegangan yang dialami batuan jika batuan digunakan untuk
membentangi sebuah lubang bawah tanah Kerapatan
lebih tinggi mempunyai daya tahan yang lebih pendek, jika
digunakan sebagai pencampur beton.
Kesatuan yang berat dapat menguntungkan pada
pembangunan sebuah bendungan gravitas (tidak begitu
banyak memerlukan beton)
Kesatuan yang ringan dapat pula menguntungkan pada
konstruksi pada beton
..

Permiabilitas

Permiabilitas suatu mineral batuan merupakan hal penting


pada banyak proyek teknis (pemompaan air, minyak, atau
gas dari atau ke dalam sebuah formasi yang berpori;
penginjeksian larutan limbah ke dalam bawah tanah;
penentuan apakan sebuah reservoar bawah tanah kedap
air atau tidak; perkiraan masuknya air ke dalam terowongan,
dsb).

Permiabilitas bagi mineral bisa sangat berbeda dari nilai-nilai


yang dimiliki massa batuan, sebagai akibat dari adanya
diskontinuitas (discontinuity)
.
.

Ketahanan
Ketahanan sebuah batuan sangat penting untuk
penggunaan berbagai jenis kegiatan (bangunan, jalan,
lereng)
Dengan adanya pelapukan, sifat-sifat yang dimiliki batuan
akan berubah misalnya eksfoliasi (pengelupasan
batuan), hidrasi, pelarutan, oksidasi, abrasi.
Pada sebagian serpih don batuan vulkanik, penularan
terhadap material dapat berlansung sangat cepat.
Pengujian kepekaan batuan untuk batuan yang agak
lembek adalah dengan uji katahanan slake.
.

Batuan di masukkan kedalam sebuah


teromol kasa-loyang, yang berputar pada
sebuah sumbu horizontal dengan sebuah
bak yang disi air kita masukan beberapa
potong material. Teromol tersebut diputar
dengan kecepatan 20 putaran permenit.
Setelah 10 menit, perputaran kita hentikan
don material yang tetinggal dalam
teromol kita timbang serta dihitung
kehilangan beratnya.
Percobaan ini memberikan petunjuk
tentang ketahanan material terhadap
keausan apabila terdapat air. Akibat
perputaran potongan-potongan batu
akan bertumbukan satu soma lain, don
terlepaslah sejumlah frogmen material
yang menghilang dari teromol melalui
kasa-loyang.
.

Sifat-sifat Massa Material Batuan


Pengaruh terhadap perilaku batuan di tandai dengan terjadinya diskontinuitas
(diaklas, penglapisan, foliasi, don patahan)
Diskontinuitas ini merupakan tempat-tempat yang paling lemah dalam struktur
batuan.
❑ Beberapa bentuk diskontinuitas
> Penglapisan merupakan anisotropi planar primer dalam batuan.
Lapisan sedimenter seringkali bercirikan lapisan-lapisan berbentuk pelat
yang berselang seling secara tidak beraturan.
Lapisan primer dalam batuan beku seringkali terdiri dari berbagai struktur
lelehan, misalnya susunan paralel dari beberapa kristal anisotrop.
> Foliasi digunakan untuk bidang-bidang dalam batuan yang telah
mengalami perubahan bentuk.
Foliasi deformasi adalah homogen dan dapat ditembus
jenis foliasi deformasi antara lain belahan sabak, skistositas
.

Penampang beberapa Jenis Folias


.

❑ Kuat geser suatu diskontinuitas


Untuk mengetahui kuat geser bidang suatu diskontinuitas, sangat
berkaiatan dengan kestabilan lereng.
Dengan sebuah field shear box kita dapat menentukan kuat geser
sebuah bidang diskontinuitas, dan ditempatkan dalam sebuah bak
geser, Tegak lurus terhadap diskontinuitas dengan tegangan yang
sama besarnya dengan keadaan yang sebenarnya.
Kemudian dengan bantuan sebuah skwp pengangkat, secara
perlahan-lahan diberikan tegangan yang sejajar dengan bidang
diskontinuitas. pada saat tejadi geseran pada bidang tersebut, kuat
geser dari diskontinuitas telah dilampaui.
Andaikata suatu proyek rekayasa menyebabkan terjadinya sebuah
tegangan yang lebih besar dari pada yang ditimbulkan oleh proses
kuat geser dalam arah diskontinuitas. hendaknya diadakan tindakan
seperlunya untuk mencegah terjadinya keruntuhan.
.
.

❑ Klasifikasi massa batuan


Untuk memenuhi kebutuhan material batuan dalam berbagai konstruksi
don bangunan, diperlukan berbagai sistem klasifikasi massa batuan.
Untuk mendapatkan suatu patokan tentang klasifikasi diberikan ikhtisar
dari sistem klasifikasi berdasarkan Bieniawski (Verhoef, 1992: 116), yaitu :
- kuat tekan (ucs) dari material geologis
- nilai RQD
- jarak antara setiap diskontinuitas
- kondisi diskontinuitas
- orientasi diskontinuitas
- kondisi air tanah

Penilaian dapat disusun tentang kualitas batuan dan dapat


mengklasifikasikan massa batuan ke dalam lima kelas yang bervariasi
dari batuan yang sangat buruk sampai batuan yang sangat baik.
.

SIFAT-SIFAT GEOLOGI
TEKNIK TANAH
.

• Tanah secara geologi didefenisikan sebagai material yang


terdiri dari agregat (butir) mineral-mineral padat yang tidak
tersementasi (terikat secara kimia) antara satu dengan
yang lainnya.

• Tanah terdiri dari bahan-bahan organik yang telah melapuk


(yang berupa partikel padat) disertai oleh pengisian zat
dan gas antar rongga yang terdapat diantara partikel-
partikel zat padat
.

Proses terjadinya tanah


Tanah terjadi sebagai produk pecahan dari batuan yang mengalami
pelapukan kimiawi dan mekanis (kecuali tanah gambut).

Batuan yang ditulari oleh proses pelapukan kimiawi, akan berubah


menjadi lempung yang berbutir sangat halus.

Batuan yang ditulari pelapukan mekanis, misalnya akibat desakan es


(frost wedging), atau kegiatan yang dilakukan oleh tumbuhan dan
binatang akan membantu proses pemecahan, tanah tetap berada
pada tempat pembentukannya

sifat-sifat yang dimiliki tanah akan bergantung pada batuan induknya


dan pada faktor-faktor seperti iklim, topografi, organisme, don waktu.
.

tanah yang telah lapuk mengalami perpindahan tempat dari lokasi


batuan induknya, diakibatkan oleh adanya gaya-berat (proses
kemiringan) atau oleh media transportasi seperti air, angin, dan es
untuk daerah kutub.

Batuan induk, media transportasi, mempunyai pengaruh terhadap sifat


material tanah yang pada akhirnya diendapkan di suatu tempat.
material tanah tersebut masih mengalami berbagai perubahan, dan
terbentuklah berbagai jenis tanah, dengan distribusi besar butiran,
tahapan penyatuan dan bentuk butirannya
.

• Klasifikasi, susunan, dan struktur tanah


Susunan dan struktur tanah akan menentukan sifat-sifat fisis kimiawi
Sedangkan klasifikasi tanah berdasarkan besar butiran.

Klasifikasi tanah berdasarkan besar butiran


.

Selain berdasarkan besar butiran sistem klasifikasi pembagian


tanah dapat kita bedakan menjadi tiga kelompok yaitu;
a). Tanah berbutir kasar (pasir, kerikil)
b). Tanah berbutir halus (lanau, lempung)
c). Tanah campuran
Perbedaan antara pasir dan kerikil, lanau don lempung,
dapat kita ketahui melalui sifat-sifat yang terkandung pada
material
seperti lanau dan lempung seringkali terbukti bersifat kohesif
(saling mengikat), sedangkan material yang berbutir (pasir,
kerikil) adalah bersifat tidak kohesif (tidak saling mengikat).
.

Perilaku material tanah merupakan sebuah fungsi dari struktur material,


karena struktur tanah yang tidak kohesif dapat ditentukan melalui cara
penumpukan butiran (kerangka butiran).
Struktur tanah yang berkohesi ditentukan oleh konfigurasi bagian-
bagian kecil
Pada tanah campuran, terdiri dari material dengan butiran halus yang
berfungsi sebagai pengikat bagi butiran yang lebih kasar sehingga
setiap butiran halus dapat mengapung jika sedikit terdapat butirannya,
atau dapat membentuk sebuah kerangka apabila banyak butiran.
Pada daerah yang mempunyai banyak gunung api seperti Jawa,
Sumatera, Sulawesi banyak ditemukan pasir vulkanis hitam yang
sebagian besar terdiri dari mineral vulkanis, dimana kerapatan pasirnya
cukup tinggi, berpengaruh terhadap sifat-sifat teknisnya.
.

Siat-sifat geologi-teknik dan klasifikasi tanah

▪ Kekuatan dan deformasi


Kuat-geser yang dimiliki tanah merupakan sifat-sifat yang
mengikat tanah jika di dalamnya terdapat perbedaan tegangan.
Pada material yang memiliki perbedaan tegangan selalu terdapat
sebuah arah dimana tegangan-gesernya paling tinggi.
Apabila tegangan-geser ini melampaui kuat-gesemya, maka
material tersebut akan kehilangan ketahanannya.
.

Hambatan geser dapat ditentukan


dengan sebuah blok yang beratnya
W terletak di sebuah meja horizontal.
Diberi gaya H sejajar meja, terdapat
gaya reaksi R akan mencapai sudut
tertentu. Ini dinamakan sudut geser

Hambatan geser adalah sama


dengan gaya geser H = Wtg ,
sedangkan tgΦ dinamakan sebagai
koefisien gesek.

Kuat-geser mempunyai hubungan


dengan hambatan geser (Wtg ) dari
tanah. Pada tanah yang butiranya
dengan suatu cara tertentu terikat
satu soma lainnya, juga mempunyai
sebuah hambatan geser (kohesi),
dengan syarat tegangan-norrnalnya
adalah nol,
.

ζ = c + σn tg (Coulomb, 1 773).

dimana :
ζ = tegangan-geser pada keadaan menjelang hilangnya
ketahanan (kuat-geser).
c = kohesi
σn = tegangan normal,
tg =sudut gesek dalam.

Berdasarkan persamaan tersebut perbedaan diantara tiga jenis tanah


dapat kita lakukan melalui bentuk grafik
Dalam kasus A, material tidak memiliki kuat-geser
apabila tegangan norrnalnya nol (tidak terikat satu
soma lain, kecuali jika dipadatkan) sehingga material
tersebut termasuk tidak kohesif (misalnya pasir).
Jika material tersebut memiliki kuat-geser, apabila
tegangan normalnya nol, maka material ini akan
menjadi kohesif (tipe B).
Dalam kasus C, kuat-geser tanah tidak akan
bertambah apabila tegangan normalnya
bertambah. Ini tejadi jika ada proses yang bekerja,
sebab dalam tegangan normal selalu mendapat
hambatan.
Keadaan ini bisa tejadi jika zat cair dalam pori-pori
memberikan tekanan balik, ini tejadi pada lempung
diberi sebuah beban (air tidak dapat hilang akibat
perrniabelitasnya rendah) atau pada sebuah badan
pasir yang tertutup sehingga air tidak dapat cepat
keluar ke sekitarnya.
.
.
.

• Konsolidasi tanah
Akibat adanya pembebanan, maka tanah akan mengalami konsolidasi.
Pada tanah kohesif, mula-mula beban dipikul oleh kerangka butiran dari
bagian-bagian yang padat maupun oleh air dalam pori-pori.
Jika beban diberikan dalam waktu yang lama, maka air akan tertekan
perlahan-lahan dari bagian tanah yang dibebani, proses ini berlansung
perlahan-lahan, mengakibatkan volume tanah akan berkurang
Konsolidasi merupakan sebuah proses yang terjadi secara alamiah, karena
setiap lempung akan berkonsolidasi jika terhadapnya diendapkan lapisan
yang lebih muda. pada kurva terlihat titik a, b, dan c menunjukkan model
konsolidasi normal suatu lapisan lempung yang dibebani oleh lapisan-lapisan
sedimen yang diendapkan di atasnya.
.

Model konsolidasi normal


.

Ahli Teknik Sipil yang memahami geologi-teknik, harus dapat mengetahui seberapa besar
penurunan akan terjadi apabila ditemukan sebuah proyek sipil seperti bangunan pada suatu
lokasi dengan struktur tanah tertentu.
Untuk mengetahui seberapa besar perubahan volume disebabkan oleh tekanan yang
diberikan. Sebenarnya dapat dengan mudah ditentukan sifat pemanpatan (koefisien
perubahan volume) dan dapat dihitung dengan penamaan :
.
.

Penurunan akan berlansung, berkaitan dengan kecepatan arus (aliran air) yang
mempunyai hubungan dengan produk dari permiabilitas dengan gradien
hidroulik.
Gradien hidroulik sangat tergantung dengan kehilangan tekanan air dalam tanah
dibagi oleh jarak yang dilalui
.

Konsolidasi akan tejadi : 1. peningkatan akan sejalan dengan meningkatnya


kemungkinan pemampatan kerangka butiran
2. akan berkurang dengan meningkatnya perrniabilitas
3. akan cepat meningkat dengan bertambahnya
ketebalan massa tanah
4. tidak tergantung dari besarnya selisih tekanan.

Penurunan dapat pula tejadi pada tanah yang tak berkohesi (seperti pasir, kerikil)
jika dibebani, penurunan berlansung dengan cepat akibat tingginya permiabilitas
tanah dan air akan cepat terdesak ke luar.
Perbedaan dalam kecepatan konsolidasi merupakan sangat penting diantara
berbagai jenis tanah.
Kerapatan relatif menunjukkan keadaan padat dari pasir atau kerikil, yang
terletak diantara kemungkinan kerapatan minimum don kemungkinan kerapatan
maksimum.
.

Sebagian besar material berbutir


mempunyai rentang perbandingan
pori yang besar. Apabila pasir
digetarkan dan dipadatkan, maka
butiran-butirannya akan lebih rapat
satu sama lain dimana berdasarkan
kondisi laboratorium dapat kita
tentukan perbandingan minimal pori-
porinya. Nilai maksimvm ini dapat kita
tentukan dengan mengukur pasir
pada saat di cor lepas.

Kerapaian relatif juga dapat


diketahui melalui uji laboratorium,
sedangkan untuk harga kerapatan
yang telah dilakukan di lapangan
.

• Nilai kerapatan relatif tergantung dari bentuk butiran dan distribusi


ukuran butiran di dalam endapan.
• kerapatan maksimal dapat dicapai tanpa memecahkan butiran oleh
proses endapan.
• Tahapan pemadatan sebuah endapan alamiah dapat di nyatakan
dalam istilah kerapatan relatif.
• Untuk suatu material geologis kerapatan relatif dapat ditentukan
secara tidak lansung dengan memanfaatkan bantuan uji penerasi
standar (SPT).
• Pada bagian ini sebuah pipa pancang kosong (yang sekaligus dapat
digunakan untuk pengambilan benda uji) dari ukuran tertentu ( 50
mm, panjang 500 mm), dengan berat jatuh 630 N dan tinggi jatuh 750
mm, dipancangkan 300 mm ke dalam tanah. Banyak pukulan yang
dibutuhkan untuk ini harus di catat.
.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai