id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambar potongan dan gambar denah dari Bangunan Hotel di Semarang dapat
dilihat pada Gambar 4.1. dan Gambar 4.2. dibawah ini :
(a)
(b)
Gambar 4.2. Denah (a) dan Lantai 3 – 9 (b)
Lantaito2user
commit
Sumber : PT. Perkasa Carista Estetika (2013)
36
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Data elevasi Gedung Hotel di Semarang disajikan dalam Tabel 4.1. dibawah ini :
Data mutu beton struktur gedung disajikan dalam Tabel 4.2. dibawah ini :
*) Ec 4700 f' c
Contoh perhitungan konversi :
Balok Induk dengan f’c = 35 MPa
Ec 4700 f' c
Ec 4700 35
Ec 27805,6 MPa
4.3.3.2. Balok
Tipe balok yang dipakai dapat dilihat dalam Tabel 4.3. dibawah ini :
4.3.3.3. Kolom
Tipe kolom yang dipakai dapat dilihat dalam Tabel 4.4. dibawah ini :
4.4. Pembebanan
Berat sendiri struktur untuk setiap lantai diperoleh dari hasil output pemodelan
struktur pada ETABS seperti yang disajikan dalam Tabel 4.5. dibawah ini :
Perhitungan beban mati tambahan diluar beban sendiri dan beban hidup setiap
lantai dihitung sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Perhitungan beban struktur untuk lantai berikutnya di rekapitulasi pada Tabel 4.6.
dibawah ini :
Perhitungan massa bangunan untuk setiap lantai dapat dilihat pada Tabel 4.7.
dibawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
Inersia massa bangunan atau mass moment of inertia (MMI) merupakan bagian di
dalam analisis dinamik struktur, khususnya pada bangunan yang memiliki
ketidakberaturan struktur, nilai inersia massa bangunan umumnya berbeda antara
lantai satu dengan lantai lainnya.
Besarnya inersia massa bangunan ini sangat bergantung pada massa lantai dan
kekakuaan bangunan. Untuk besarnya inersia massa bangunan pada Gedung Hotel
di Semarang ini dapat diketahui dari output program ETABS.
Besarnya nilai inersia massa bangunan pada setiap lantai disajikan dalam Tabel
4.8. dibawah ini :
MMi
No. Lantai
(ton.m2)
1 Lantai 2 37586,0878
2 Lantai 3 32657,3100
3 Lantai 4 28469,1746
4 Lantai 5 28014,7306
5 Lantai 6 27854,8969
6 Lantai 7 27840,6943
7 Lantai 8 27671,3713
8 Lantai 9 27460,2990
9 Atap 21411,7004
10 Atap 1 353,2415
Sumber : ETABS Table Diaphragm Mass Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Nilai hasil Test Penetrasi Standar rata-rata 3 titik sampel pengeboran (Tabel 4.9.)
pada lapisan tanah setebal 30 m untuk lapis teratas (metode N’) bernilai N’ < 15.
Menurut SNI 03-1726-2012 Pasal 5.3, maka jenis tanah ditetapkan sebagai tanah
lunak (SE).
Nilai SS : 1,5 g
Nilai S1 : 0,3 g
Perhitungan Nilai Parameter Spektrum Respon Percepatan Desain SMS dan SM1
SMS = Fa x SS = 0,9 x 1,5 = 1,35
SM1 = Fv x S1 = 2,8 x 0,3 = 0,84
Dengan :
T0 = 0,20 x (SD1/ SDS)
= 0,20 x (0,56/0,90)
= 0,12
TS = SD1/ SDS
= 0,56/0,90
= 0,62 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Dari perhitungan gempa diatas maka didapat grafik respon spektrum seperti
Gambar 4.3.
Menurut SNI 03-1726-2012 Pasal 11.1.4, bahwa nilai parameter spektrum respon
gempa rencana harus dikalikan dengan faktor skala Ie/R, dimana Ie adalah faktor
keutamaan gempa dan R adalah Koefisien Modifikasi Respons.
Nilai faktor skala untuk masing-masing arah gempa rencana untuk metode respon
spectrum dapat dilihat pada Tabel 4.10. dibawah ini :
U1 (100%) 1,5328
RSPX
U2 (30%) 0,4598
U1 (30%) 0,5255
RSPY
U2 (100%) 1,7518
Catatan : *) Percepatan gravitasi; g = 9,81 m/s2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Faktor reduksi gempa diambil dari SNI 03-1726-2012 Pasal 7.2.2. Nilai R, Ω0 dan
Cd (Tabel 4.11.) untuk sistem penahan gempa Dual System yang dipakai dalam
Gedung Hotel di Semarang adalah sebagai berikut :
1. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dengan nilai R=8, Ω0=5,5 dan Cd=3.
2. Kombinasi sistem rangka pemikul momen dan sistem dinding struktural
(Dinding Geser Beton Bertulang Khusus) dengan nilai R=7, Ω0=5,5 dan
Cd=2,5.
R Ω0 Cd
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis displacement, drift dan base shear dengan menggunakan program
ETABS melalui beban gempa diperoleh nilai displacement, drift dan base shear
terbesar.
Hasil base shear maksimum dari analisis dinamik dengan metode respon
spektrum menggunakan program ETABS dapat dilihat pada Tabel 4.13. dibawah
ini :
Berdasarkan SNI 03-1726-2012 Pasal 7.8.1 bahwa gaya geser dasar seismik (V)
dalam arah yang ditetapkan harus dihitung dengan mengalikan nilai koefisien
respon seismik (Cs) dengan berat struktur (W).
Nilai waktu getar alami fundamental (Tc) struktur gedung diperoleh dari ETABS
masing-masing adalah :
Tc x = 2,0844 detik
Tc y = 1,7574 detik
Ta = Ct.hnx
Tmax = Cu.Ta
Nilai perioda fundamental struktur (T) yang dipakai dari hasil perhitungan rumus
diatas dapat dilihat pada Tabel 4.14. dibawah ini :
Cs max =
Cs gedung =
Nilai koefisien respon seismik (Cs) yang dipakai dari hasil perhitungan rumus
diatas dapat dilihat pada Tabel 4.15. dibawah ini :
Gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisis respons spektrum, minimum
adalah sebesar 85% gaya geser dasar yang dihitung berdasarkan cara statik
ekuivalen. Apabila gaya geser dasar hasil analisis respons spektrum lebih kecil
dari 85% gaya geser dasar statik ekuivalen, maka ordinat respons spektrum harus
Vi > 0,85 x V
Vx = 5099,0800 kN > 0,85 x 2384,8548
Vx = 5099,0800 kN > 2027,1266 kN ………………… (Memenuhi Syarat)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
Vi > 0,85 x V
Vy = 7770,5700 kN > 0,85 x 4379,2096
Vy = 7770,5700 kN > 3722,3282 kN ………………… (Memenuhi Syarat)
Evaluasi gaya geser dasar akibat beban gempa arah X dan arah Y dapat dilihat
pada Tabel 4.16. dibawah ini :
Hasil simpangan dari analisis respons spektrum struktur gedung dengan program
ETABS selanjutnya di kontrol kinerja batas layan dengan persyaratan sebagai
berikut :
Dimana :
R = Koefisien Modifikasi Respons
= Simpangan Antar Tingkat
FS = Faktor Skala
= Tinggi Tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Kontrol kinerja batas layan struktur gedung akibat pengaruh beban gempa arah X
disajikan pada Tabel 4.17. dibawah ini :
∆s antar Syarat ∆s
H ∆s arah X
No. Lantai tingkat X (m) Keterangan
(m) (m)
(m) {(0.03/R)*H}
1 Atap 1 2,5 0,0573 0,0012 0,0094 Memenuhi
2 Atap 3,2 0,0561 0,0030 0,0120 Memenuhi
3 Lantai 9 3,2 0,0531 0,0042 0,0120 Memenuhi
4 Lantai 8 3,2 0,0489 0,0057 0,0120 Memenuhi
5 Lantai 7 3,2 0,0432 0,0064 0,0120 Memenuhi
6 Lantai 6 3,2 0,0368 0,0073 0,0120 Memenuhi
7 Lantai 5 3,2 0,0295 0,0079 0,0120 Memenuhi
8 Lantai 4 3,2 0,0216 0,0080 0,0120 Memenuhi
9 Lantai 3 3,2 0,0136 0,0070 0,0120 Memenuhi
10 Lantai 2 4,0 0,0066 0,0066 0,0150 Memenuhi
11 Base / Lantai Dasar 0,0 0,0000 0,0000 0,0000 Memenuhi
Kontrol kinerja batas layan struktur gedung akibat pengaruh beban gempa arah Y
disajikan pada Tabel 4.18. dibawah ini :
∆s antar Syarat ∆s
H ∆s arah Y
No. Lantai tingkat Y (m) Keterangan
(m) (m)
(m) {(0.03/R)*H}
Tidak
1 Atap 1 2,5 0,0557 0,0170 0,0107
Memenuhi
2 Atap 3,2 0,0727 0,0051 0,0137 Memenuhi
3 Lantai 9 3,2 0,0676 0,0068 0,0137 Memenuhi
4 Lantai 8 3,2 0,0608 0,0083 0,0137 Memenuhi
5 Lantai 7 3,2 0,0525 0,0090 0,0137 Memenuhi
6 Lantai 6 3,2 0,0435 0,0097 0,0137 Memenuhi
7 Lantai 5 3,2 0,0338 0,0098 0,0137 Memenuhi
8 Lantai 4 3,2 0,0240 0,0095 0,0137 Memenuhi
9 Lantai 3 3,2 0,0145 0,0082 0,0137 Memenuhi
10 Lantai 2 4,0 0,0063 0,0063 0,0171 Memenuhi
11 Base / Lantai Dasar 0,0 0,0000 0,0000 0,0000 Memenuhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
Grafik kontrol kinerja batas layan struktur gedung akibat pengaruh beban gempa
arah X disajikan pada Gambar 4.4. dibawah ini :
Base
Lantai 2
Lantai 3
Kinerja Batas Layan
Lantai 4 Arah X
Lantai 5
Lantai 6 Syarat ∆s (m) {(0.03/R)*H}
Lantai 7 ∆s Antar Tingkat X (m)
Lantai 8
Lantai 9
Atap
Atap 1
Grafik kontrol kinerja batas layan struktur gedung akibat pengaruh beban gempa
arah Y disajikan pada Gambar 4.5. dibawah ini :
Base
Lantai 2 Kinerja Batas Layan
Lantai 3 Arah Y
Lantai 4
Lantai 5
Lantai 6 Syarat ∆s (m) {(0.03/R)*H}
Lantai 7 ∆s Antar Tingkat Y (m)
Lantai 8
Lantai 9
Atap
Atap 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Berdasar perhitungan kontrol kinerja batas layan struktur gedung untuk arah X
yang ditunjukkan pada Tabel 4.17. menunjukkan bahwa struktur gedung tersebut
sudah memenuhi dari batas yang disyaratkan.
Berdasarkan perhitungan kontrol kinerja batas layan struktur gedung untuk arah Y
yang ditunjukkan pada Tabel 4.18. terlihat pada struktur lantai teratas (lantai atap
1) ternyata tidak memenuhi batas yang disyaratkan. Hal ini di sebabkan karena
pada lantai atap 1 hanya mempunyai massa lantai dan tinggi lantai yang kecil
dibandingkan dengan lantai yang ada di bawahnya, sehingga ketika gedung
terkena beban gempa rencana maka gedung akan berdeformasi (mengalami
simpangan) lebih kecil dibandingkan dengan lantai tingkat dibawahnya. Dengan
demikian akan mempengaruhi nilai simpangan (∆s) antar lantai tingkat dan syarat
{(0,03/R) x H}.
Kontrol kinerja batas layan sendiri merupakan salah satu kontrol dalam analisis
struktur yang menunjukkan tingkat kenyamanan tiap lantai gedung, khususnya
sebagai lantai hunian. Pada kasus ini, struktur lantai atap 1 pada Gedung Hotel di
Semarang ini hanya difungsikan sebagai penutup lift dan tangga, bukan untuk
lantai hunian, sehingga apabila tingkat kenyamanan kurang maka tidak akan
berpengaruh terhadap segala aktifitas di dalam gedung tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
Hasil simpangan dari analisis respons spektrum struktur gedung dengan program
ETABS selanjutnya di kontrol kinerja batas ultimit dengan persyaratan sebagai
berikut :
Dimana :
ξ = Faktor Pengali
m = Simpangan Antar Tingkat
= Tinggi Tingkat
ξ =
ξx = = = 5,60
ξ =
ξy = = = 4,90
Kontrol kinerja batas ultimit struktur gedung akibat pengaruh beban gempa arah
X disajikan pada Tabel 4.19. dibawah ini :
Tabel 4.19. Kontrol Kinerja Batas Ultimit Arah X
ξ . ∆m
∆m antar Syarat ∆m
H ∆m arah antar
No. Lantai tingkat X (m) Keterangan
(m) X (m) tingkat X
(m) {(0.02*H)}
(m)
1 Atap 1 2,5 0,0573 0,0012 0,0067 0,0500 Memenuhi
2 Atap 3,2 0,0561 0,0030 0,0168 0,0640 Memenuhi
3 Lantai 9 3,2 0,0531 0,0042 0,0235 0,0640 Memenuhi
4 Lantai 8 3,2 0,0489 0,0057 0,0319 0,0640 Memenuhi
5 Lantai 7 3,2 0,0432 0,0064 0,0358 0,0640 Memenuhi
6 Lantai 6 3,2 0,0368 0,0073 0,0409 0,0640 Memenuhi
7 Lantai 5 3,2 0,0295 0,0079 0,0442 0,0640 Memenuhi
8 Lantai 4 3,2 0,0216 0,0080 0,0448 0,0640 Memenuhi
9 Lantai 3 3,2 0,0136 0,0070 0,0392 0,0640 Memenuhi
10 Lantai 2 4,0 0,0066 0,0066 0,0370 0,0800 Memenuhi
Base / Lantai
11 0,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 Memenuhi
Dasar
Kontrol kinerja batas ultimit struktur gedung akibat pengaruh beban gempa arah
Y disajikan pada Tabel 4.20. dibawah ini :
Tabel 4.20. Kontrol Kinerja Batas Ultimit Arah Y
ξ . ∆m
∆m antar Syarat ∆m
H ∆m arah antar
No. Lantai tingkat Y (m) Keterangan
(m) Y (m) tingkat Y
(m) {(0.02*H)}
(m)
1 Atap 1 2,5 0,0557 0,0170 0,0833 0,0500 Memenuhi
2 Atap 3,2 0,0727 0,0051 0,0250 0,0640 Memenuhi
3 Lantai 9 3,2 0,0676 0,0068 0,0333 0,0640 Memenuhi
4 Lantai 8 3,2 0,0608 0,0083 0,0407 0,0640 Memenuhi
5 Lantai 7 3,2 0,0525 0,0090 0,0441 0,0640 Memenuhi
6 Lantai 6 3,2 0,0435 0,0097 0,0475 0,0640 Memenuhi
7 Lantai 5 3,2 0,0338 0,0098 0,0480 0,0640 Memenuhi
8 Lantai 4 3,2 0,0240 0,0095 0,0466 0,0640 Memenuhi
9 Lantai 3 3,2 0,0145 0,0082 0,0402 0,0640 Memenuhi
10 Lantai 2 4,0 0,0063 0,0063 0,0309 0,0800 Memenuhi
Base / Lantai commit 0,0000
to user
11 0,0 0,0000 0,0000 0,0000 Memenuhi
Dasar
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
Grafik kontrol kinerja batas ultimit struktur gedung akibat pengaruh beban gempa
arah X disajikan pada Gambar 4.6. dibawah ini :
Base
Lantai 2
Lantai 3 Kinerja Batas Ultimit
Lantai 4 Arah X
Lantai 5
Lantai 6 Syarat ∆m (m) {0.02*H}
Lantai 7 ∆m Antar Tingkat X (m)
Lantai 8
Lantai 9
Atap
Atap 1
Grafik kontrol kinerja batas ultimit struktur gedung akibat pengaruh beban gempa
arah Y disajikan pada Gambar 4.7. dibawah ini :
Base
Lantai 2
Lantai 3 Kinerja Batas Ultimit
Lantai 4 Arah Y
Lantai 5
Lantai 6 Syarat ∆m (m) {0.02*H}
Lantai 7 ∆m Antar Tingkat Y (m)
Lantai 8
Lantai 9
Atap
Atap 1
Menurut SNI 03-1726-2012 Pasal 7.9.1 bahwa analisis respon dinamik struktur
harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi
massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90% dari massa aktual dalam
masing-masing arah horisontal ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.
Pada Tabel 4.21. menunjukkan bahwa dari mode ke-10 struktur gedung sudah
mampu memenuhi syarat partisipasi massa ragam terkombinasi (melampaui 90%)
sesuai SNI 03-1726-2012 Pasal 7.9.1.
Menurut ATC-40, batasan rasio drift ditunjukkan pada Tabel 4.22. dibawah ini :
Tabel 4.22. Batasan Rasio Drift Menurut ATC-40.
Perfomance Level
Parameter
Immediate Damage Live Structural
Occupancy Control Savety Stability
Maksimum
0,01 0,01 s.d 0,02 0,02 0,33
Total Drift
Maksimum
Total In-elastic 0,005 0,005 s.d 0,015 No limit No limit
Drift
Sumber :Applied Technology Council, commit to user and Retrofit Of Concrete Buildings,
Seismic Evaluation
Report ATC-40, (Redwood City : ATC, 1996), Table 8-4, p.8-19
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
–
Maksimum total In-elastic Drift = = = 0,0018
Level kinerja gedung Nonlinear adalah Immediate Occupancy.
–
Maksimum total In-elastic Drift = = = 0,0017
Level kinerja gedung Nonlinear adalah Immediate Occupancy.
Keterangan :
Dt = displacement atap (lantai teratas)
D1 = displacement lantai dasar
Nilai displacement maksimum dan story drift maksimum dari hasil analisis respon
dinamik struktur akibat pengaruh beban gempa arah X dan arah Y dapat dilihat
dari output program ETABS dalam bentuk grafik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
Grafik story drift maksimum akibat pengaruh beban gempa arah X dapat dilihat
pada Gambar 4.10. dibawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
Grafik story drift maksimum akibat pengaruh beban gempa arah Y dapat dilihat
pada Gambar 4.11. dibawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
, dimana hsx adalah tinggi lantai dan ρ adalah faktor redundansi yang
Contoh perhitungan :
Base
Lantai 2
Lantai 3 Kontrol Tingkat Ijin
Lantai 4
Lantai 5 Syarat Displacement {
0.015*hx/ρ }
Lantai 6
Displacement Arah Y
Lantai 7
Lantai 8 Displacement Arah X
Lantai 9
Atap
Atap 1
Gambar 4.12. Grafik Displacement Antar Lantai Maksimum Analisis Respon Spektrum
commit to user