Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Perancangan
Peningkatan Kapasitas Struktur Bangunan Gedung
Oleh:
Esa Rahma Pangesti
161144005
Ac = 97386,59 mm2
b= = = 50 mm
d= = = -102,613 mm
n= = = 7,83 ~ 8 buah
Maka tulangan utama yang digunakan untuk dimensi kolom yang baru yaitu 8D25
Dari kedua persyaratan diatas, diambil diameter tulangan sengkang yang lebih besar
yaitu 10 mm
√
Keterangan :
dh = diameter tulangan sengkang
tj = tebal jacketing
320 N/mm2 × (10 mm)2
√30 N/mm2 × 200 mm
s = 29,21 mm ~ 25 mm
Maka tulangan sengkang lapangan yang digunakan yaitu ∅10-25 dan tulangan
sengkang tumpuan yang digunakan sama dengan tulangan sengkang lapangan yaitu
∅10-25 mm.
Untuk sisi b
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (25 + 10) – 40
= 25 mm
Untuk sisi d
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (25 + 10) – 40
= 25 mm
Dari hasil perhitungan didapatkan spasi untuk agregat = 25 mm. Berdasarkan hasil
perhitungan maka spasi untuk masuknya agregat memenuhi persyaratan, karena ukuran
maksimum agregat = 25 mm.
fs=0
(P ma x)
fs=0 .5 fy
fs=0
fs=0 .5 fy
0 1200
M x ( k N m)
(P min )
-6 0 0 0
Gambar 1.2 Diagram Interaksi Kolom K11 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
9) Gambar Detail Penampang Kolom Setelah Perkuatan
Gambar 1.4 Detail Penampang Kolom K11 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
2) Menghitung nilai Ac
Ac = 85491,1 mm2
b= = = 50 mm
d= = = -114,509 mm
Maka tulangan utama yang digunakan untuk dimensi kolom yang baru yaitu 8D25
Dari kedua persyaratan diatas, diambil diameter tulangan sengkang yang lebih besar
yaitu 10 mm
√
Keterangan :
dh = diameter tulangan sengkang
tj = tebal jacketing
320 N/mm2 × (10 mm)2
√30 N/mm2 × 200 mm
s = 29,21 mm ~ 25 mm
Maka tulangan sengkang lapangan yang digunakan yaitu ∅10-25 dan tulangan
sengkang tumpuan yang digunakan sama dengan tulangan sengkang lapangan yaitu
∅10-25 mm.
fs=0
(P ma x)
fs=0 .5 fy
fs=0
fs=0 .5 fy
0 1200
M x ( k N m)
(P min )
-6 0 0 0
Gambar 1.6 Diagram Interaksi Kolom K11 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
9) Gambar Detail Penampang Kolom Setelah Perkuatan
Gambar 1.8 Detail Penampang Kolom K12 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
2) Menghitung nilai Ac
Ac = 49764,93 mm2
b= = = 50 mm
d= = = -150,235 mm
n= = = 10,11 ~ 12 buah
Maka tulangan utama yang digunakan untuk dimensi kolom yang baru yaitu 12D22
√
Keterangan :
dh = diameter tulangan sengkang
tj = tebal jacketing
s = 29,21 mm ~ 25 mm
Maka tulangan sengkang lapangan yang digunakan yaitu ∅10-25 dan tulangan
sengkang tumpuan yang digunakan sama dengan tulangan sengkang lapangan yaitu
∅10-25 mm.
Untuk sisi b
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (22 + 10) – 40
= 28 mm
Untuk sisi d
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (22 + 10) – 40
= 28 mm
Dari hasil perhitungan didapatkan spasi untuk agregat = 28 mm. Berdasarkan hasil
perhitungan maka spasi untuk masuknya agregat memenuhi persyaratan, karena ukuran
maksimum agregat = 25 mm.
fs=0
(P ma x)
fs=0 .5 fy
fs=0
fs=0 .5 fy
0 1000
M x ( k N m)
(P min )
-4 0 0 0
Gambar 1.10 Diagram Interaksi Kolom K11 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
9) Gambar Detail Penampang Kolom Setelah Perkuatan
Gambar 1.12 Detail Penampang Kolom K12 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
2) Menghitung nilai Ac
Ac = 65871,84 mm2
b= = = 50 mm
d= = = -134,128 mm
Maka tulangan utama yang digunakan untuk dimensi kolom yang baru yaitu 12D22
√
Keterangan :
dh = diameter tulangan sengkang
tj = tebal jacketing
s = 29,21 mm ~ 25 mm
Maka tulangan sengkang lapangan yang digunakan yaitu ∅10-25 dan tulangan
sengkang tumpuan yang digunakan sama dengan tulangan sengkang lapangan yaitu
∅10-25 mm.
Untuk sisi b
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (22 + 10) – 40
= 28 mm
Untuk sisi d
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (22 + 10) – 40
= 28 mm
Dari hasil perhitungan didapatkan spasi untuk agregat = 28 mm. Berdasarkan hasil
perhitungan maka spasi untuk masuknya agregat memenuhi persyaratan, karena ukuran
maksimum agregat = 25 mm.
fs=0
(P ma x)
fs=0 .5 fy
fs=0
fs=0 .5 fy
0 1000
M x ( k N m)
(P min )
-4 0 0 0
Gambar 1.14 Diagram Interaksi Kolom K12 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
9) Gambar Detail Penampang Kolom Setelah Perkuatan
Gambar 1.16 Detail Penampang Kolom K12 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
2) Menghitung nilai Ac
Ac = 23009,76 mm2
d= = = -176,99 mm
Maka tulangan utama yang digunakan untuk dimensi kolom yang baru yaitu 16D19
√
Keterangan :
dh = diameter tulangan sengkang
tj = tebal jacketing
s = 29,21 mm ~ 25 mm
Maka tulangan sengkang lapangan yang digunakan yaitu ∅10-25 dan tulangan
sengkang tumpuan yang digunakan sama dengan tulangan sengkang lapangan yaitu
∅10-25 mm.
Untuk sisi b
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (19 + 10) – 40
= 31 mm
Untuk sisi d
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (19 + 10) – 40
= 31 mm
Dari hasil perhitungan didapatkan spasi untuk agregat = 31 mm. Berdasarkan hasil
perhitungan maka spasi untuk masuknya agregat memenuhi persyaratan, karena ukuran
maksimum agregat = 25 mm.
fs=0
(P ma x)
fs=0 .5 fy
fs=0
fs=0 .5 fy
1
0 900
M x ( k N m)
(P min )
-3 0 0 0
Gambar 1.17 Diagram Interaksi Kolom K18 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
9) Gambar Detail Penampang Kolom Setelah Perkuatan
Gambar 1.19 Detail Penampang Kolom K18 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
2) Menghitung nilai Ac
Ac = 37539,26 mm2
b= = = 50 mm
d= = = -162,461 mm
n= = = 13,55 ~ 16 buah
Maka tulangan utama yang digunakan untuk dimensi kolom yang baru yaitu 16D19
√
Keterangan :
dh = diameter tulangan sengkang
tj = tebal jacketing
s = 29,21 mm ~ 25 mm
Maka tulangan sengkang lapangan yang digunakan yaitu ∅10-25 dan tulangan
sengkang tumpuan yang digunakan sama dengan tulangan sengkang lapangan yaitu
∅10-25 mm.
Untuk sisi b
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (19 + 10) – 40
= 31 mm
Untuk sisi d
Spasi untuk agregat = Tj – (D.tul utama + ∅sk) – sb
= 100 – (19 + 10) – 40
= 31 mm
Dari hasil perhitungan didapatkan spasi untuk agregat = 31 mm. Berdasarkan hasil
perhitungan maka spasi untuk masuknya agregat memenuhi persyaratan, karena ukuran
maksimum agregat = 25 mm.
fs=0
(P ma x)
fs=0 .5 fy
fs=0
fs=0 .5 fy
0 900
M x ( k N m)
(P min )
-3 0 0 0
Gambar 1.21 Diagram Interaksi Kolom K12 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
9) Gambar Detail Penampang Kolom Setelah Perkuatan
Gambar 1.23 Detail Penampang Kolom K12 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
BAB 2
Tabel 2.2 Rekap Gaya-Gaya Dalam Elemen Struktur Balok Arah y Pada Struktur Bangunan Gedung 4
Lantai
Dimensi Gaya-Gaya Dalam
Panjang
Story Balok Tipe b h Mu Vu
m m m kNm kN
B15 Eksterior 4 0,35 0,4 112,01 106,84
Story 1
B17 Interior 4 0,35 0,4 109,45 103,283
Untuk balok, elemen yang diperkuat hanya ada pada story 1 karena pada story 2 dan 3
balok tidak mengalami OS (Over Stress) sehingga balok sudah aman dan tidak memerlukan
perkuatan. Dapat dilihat hasil analisis ETABS pada Gambar 2.1 elemen balok yang ada
pada story 2 dan Gambar 2.2 elemen balok yang ada pada story 3.
Gambar 2.1 Gambar Output Display Design Result Longitudinal Reinforcing Story 2
Gambar 2.1 Gambar Output Display Design Result Longitudinal Reinforcing Story 3
1 2
Ast2 = × × jumlah tulangan
4
1
× (22)2 × 3
4
= 1140,39 mm2
3 2 4
*0,446 × × × × + + (3) × *0,446 × × ×7 × + =
7
Sehingga,
N N
(0,87 ×320 1140,39 mm2 ) × (0,87 ×320 1140,39 mm2 )
mm2 mm2
Xu’ = N 3 2 N 4
*0,446 × 25 2 × 550 mm × ++ ( ) × *0,446 × 25 2 × 550 mm × +
7 3 7
mm mm
634973,681 N
Xu’ =
4964,405 N/mm
Xu’ = 127,906 mm
4) Menghitung momen nominal
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × × d2 ×
d d
139,756 139,756
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × 650×6602 ×25
660 660
Mn = 257228 Nmm
Mn = 257,228 kNm
Karena nilai Mn > Mu yaitu 257,228 kNm > 115,44 kNm, maka nilai Mn
memenuhi persyaratan. Sehingga tulangan longitudinal yang digunakan untuk
concrete jacketing adalah 3D22
Menghitung nilai Tc
100 Ast2 100 1140,39
- Terlerbih dahulu menghitung nilai x = = 0,451
d 550 460
0,45 0,25
0,36+ ( ) (0,49 0,36)
0,50 0,45
y = 0,889
Kapasitas geser = Tc × ’ × d’
= 225,145 kN
0,87 × × Asv × d
v=
us
Sv = 151,221 mm
Dari jarak sengkang yang sudah dihitung, bandingkan nilai tersebut dengan
syarat SNI dibawah ini dan ambil nilai paling minimum
d 460 mm
- = =115 mm
4 4
Gambar 2.4 Detail Penampang Balok B26 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
2.2.2 Balok Interior B23
Berikut ini merupakan gambar detail penampang balok
1 2
Ast2 = × × jumlah tulangan
4
1
× (22)2 × 3
4
= 1140,39 mm2
3 2 4
*0,446 × × × × + + (3) × *0,446 × × ×7 × + =
7
Sehingga,
N N
(0,87 ×320 1140,39 mm2 ) × (0,87 ×320 1140,39 mm2 )
mm2 mm2
Xu’ = N 3 2 N 4
*0,446 × 25 2 × 550 mm × 7 ++ (3) × *0,446 × 25 × 550 mm × 7+
mm mm2
634973,681 N
Xu’ =
4964,405 N/mm
Xu’ = 127,906 mm
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × × d2 ×
d d
139,756 139,756
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × 650×6602 ×25
660 660
Mn = 257228 Nmm
Mn = 257,228 kNm
Karena nilai Mn > Mu yaitu 257,228 kNm > 112,521 kNm, maka nilai Mn
memenuhi persyaratan. Sehingga tulangan longitudinal yang digunakan untuk
concrete jacketing adalah 3D22
Menghitung nilai Tc
100 Ast2 100 1140,39
- Terlerbih dahulu menghitung nilai x = = 0,451
d 550 460
0,45 0,25
0,36+ ( ) (0,49 0,36)
0,50 0,45
y = 0,889
Kapasitas geser = Tc × ’ × d’
= 225,145 kN
0,87 × × Asv × d
v=
us
Sv = 146,641 mm
Dari jarak sengkang yang sudah dihitung, bandingkan nilai tersebut dengan
syarat SNI dibawah ini dan ambil nilai paling minimum
d 460 mm
- = =115 mm
4 4
Gambar 2.6 Detail Penampang Balok B23 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
1 2
Ast2 = × × jumlah tulangan
4
1
× (22)2 × 3
4
= 1140,39 mm2
3) Menentukan garis netral pada balok concrete jacketing
Untuk menentukan garis netral pada balok concrete jacketing, digunakan
persamaan berikut
3 2 4
*0,446 × × × × + + (3) × *0,446 × × ×7 × + =
7
Sehingga,
N N
(0,87 ×320 1140,39 mm2 ) × (0,87 ×320 1140,39 mm2 )
mm2 mm2
Xu’ = N 3 2 N 4
*0,446 × 25 2 × 550 mm × 7 ++ (3) × *0,446 × 25 × 550 mm × 7+
mm mm2
634973,681 N
Xu’ =
4964,405 N/mm
Xu’ = 127,906 mm
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × × d2 ×
d d
139,756 139,756
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × 650×6602 ×25
660 660
Mn = 257228 Nmm
Mn = 257,228 kNm
Karena nilai Mn > Mu yaitu 257,228 kNm > 112,01 kNm, maka nilai Mn
memenuhi persyaratan. Sehingga tulangan longitudinal yang digunakan untuk
concrete jacketing adalah 3D22
5) Menghitung kebutuhan tulangan sengkang
Menghitung nilai Tc
100 Ast2 100 1140,39
- Terlerbih dahulu menghitung nilai x = = 0,451
d 550 460
0,45 0,25
0,36+ ( ) (0,49 0,36)
0,50 0,45
y = 0,889
Kapasitas geser = Tc × ’ × d’
= 0,889 × 550 × 460
= 225,145 kN
0,87 × × Asv × d
v=
us
Sv = 188,283 mm
Dari jarak sengkang yang sudah dihitung, bandingkan nilai tersebut dengan
syarat SNI dibawah ini dan ambil nilai paling minimum
d 460 mm
- = =115 mm
4 4
Gambar 2.8 Detail Penampang Balok B15 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing
1 2
Ast2 = × × jumlah tulangan
4
1
× (22)2 × 3
4
= 1140,39 mm2
3 2 4
*0,446 × × × × + + (3) × *0,446 × × ×7 × + =
7
Sehingga,
(0,87 × × Ast1 ) (0,87 × × Ast2 )
Xu’ = 3 2 4
*0,446 × × × ×
7
+ + (3) × *0,446 × × × ×
7
+
N N
(0,87 ×320 1140,39 mm2 ) × (0,87 ×320 1140,39 mm2 )
mm2 mm2
Xu’ = N 3 2 N 4
*0,446 × 25 2 × 550 mm × ++ ( ) × *0,446 × 25 2 × 550 mm × +
7 3 7
mm mm
634973,681 N
Xu’ =
4964,405 N/mm
Xu’ = 127,906 mm
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × × d2 ×
d d
139,756 139,756
Mn = (0,36 × ) × (1-0,42 × ) × 650×6602 ×25
660 660
Mn = 257228 Nmm
Mn = 257,228 kNm
Karena nilai Mn > Mu yaitu 257,228 kNm > 109,45 kNm, maka nilai Mn
memenuhi persyaratan. Sehingga tulangan longitudinal yang digunakan untuk
concrete jacketing adalah 3D22
Menghitung nilai Tc
100 Ast2 100 1140,39
- Terlerbih dahulu menghitung nilai x = = 0,451
d 550 460
0,45 0,25
0,36+ ( ) (0,49 0,36)
0,50 0,45
y = 0,889
Kapasitas geser = Tc × ’ × d’
= 225,145 kN
0,87 × × Asv × d
v=
us
Sv = 194,767 mm
Dari jarak sengkang yang sudah dihitung, bandingkan nilai tersebut dengan
syarat SNI dibawah ini dan ambil nilai paling minimum
d 460 mm
- = =115 mm
4 4
Gambar 2.10 Detail Penampang Balok B17 Setelah Dilakukan Perkuatan Menggunakan Concrete Jacketing