potongan plat 2
kaos tangan katun
CARA MENENTUKAN DIMENSI BALOK, KOLOM DAN PELAT LANTAI
Perhitungan struktur bangunan wajib untuk dilakukan orang yang ahli di bidang tersebut. Tetapi bagi anda yang
ingin mengetahui kasaran ukuran dari suatu balok, kolom, pelat lantai maka jangan berkecil hati, artikel berikut a
yang sederhana dimana anda bisa mengetahui kasaran dari ukuran balok, kolom dan pelat lantai
Contoh :
Bangunan dengan bentangan ruang 6 meter, maka tentukanlah:
1. Dimensi balok
2. Dimensi Kolom
3. Tebal Pelat
1. Dimensi Balok
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentran
kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerak
bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan k
balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk. Pola gaya yang tidak seragam dapat menga
defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal material.
Balok Induk
Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan dan pada kedua uj
(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)
Balok Anak
Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk, digunakan untuk memperkeci
(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi krit
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyan
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu sepert
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan b
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Contoh Perhitungan Sederhana :
Penampang Kolom
(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)
Yang dimaksud plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat.
balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah :
Khusus untuk tebal pelat beton, maka sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia (1971) Bab 9 pada bagian-bag
mengenai ketebalan pelat beton sebagai berikut :
Untuk pelat beton bertulang yang digunakan sebagai pelat lantai, jika tidak ada ketentuan lain yang mempengruh
beton minimal untuk pelat lantai adalah 12 cm
Untuk pelat beton bertulang yang digunakan sebagai atap dan bukan merupakan lantai yang dipijak setiap saat,
lain yang mengatur maka tebal beton minimal untuk pelat atap adalah 7 cm
(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)
Balok Induk
Tinggi balok 8.33% 300 25
Lebar balok 50% 25 12.5 25 x 12.5 312.5
15 x 20.83 312.5
Balok Anak
Penampang Kolom
510.0
BAB IV
PERHITUNGAN BALOK
53
Q1 Q2
1.50 1.50 300 300 300 300 300 300
150
PPP
5A 5B 5C 5D 5E 5F 5G
4.2 Perhitungan Balok Anak
A. Balok 5A – 5G
a. Perhitungan Beban equivalent
Untuk balok yang di tumpu bebas pada kedua tepinya berlaku Mmak = 1/8 Wueq xL
2
Wueq =
Mmaks x 8
L
2
=
20,34 kNm x 8
3.002
= 18,08 kN/m2
3:00
54
300
150 150
Q1
Q2
Q3
Q4
BC
L = 600
300
Qa Qb
ABC
20.38
= 20,38 kN/m
40.68
= 40,68 kN/m2
55
L = 600
P
AC
B
q=20,34 kN/m
D
q=20,34 kN/m
F
q=20,34 kN/m
EG
L = 600 L = 600
Mb = Ra.3-Qa. 1⁄2 .3
1
8
x q. l
2 = Ra.3-Qa. 1⁄2 .3
1
8
x q. 6
2
= 40,68 x 3 – (10,17+10,17). 1⁄2 .3
1
8
x q. 6
2
= 91,53 kNm
4,5m2
.q = 91,53 kNm
q=
91,53 kNm
4,5m2
qequivalen = 20,34 kN/m
Beban Terpusat
Perhitungan balok P yang bekerja pada balok
Berat lantai : (3x3) 904 kg/m2
= 8136 kg
Berat balok anak (20/40) : 2.(1⁄2.3).0,200,40 x2400 = 576 kg +
P = 8712 kg
P = 87,12 kN
Dengan menggunakan bantuan Program StadPro dapat diketahui Momen Tumpuan dan
Momen lapangan sebagia berikut:
ABC
q =20,34 kN/m
56
2
0,20 .0,368
127,695kNm
mm
= 4714,64 kN/m
2
36,8 cm
57
x (0,0166 - 0,0159)
ρhitung = 0,0163.
Dalam Buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Ir.
Gideon Kusuma seri IV hal 69.
Untuk ketentuan:
ρ min = 1,4 / fy
0.0035
0.0035
= 0,75x0,85.0,85.
20
400
.
600
600+400
0.02
As
'
= 1⁄2. ρ . b . dx
= 1⁄2. . 0,0163. 200mm . 368mm = 599,84 mm
2
Maka dipakai tulangan 4 ø 12 mm (As pakai = 679 mm2
)
Untuk selanjutnya perhitungan dapat dilihat di dalam table berikut dibawah ini:
Tabel Nilai K
Posisi Nilai Momen (M) b d d2 K
M.Tump A 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
M.Lap A-B 94,36 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 3483,87 kN/m2
M.Tump C 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
M.Lap C-D 94,36 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 3483,87 kN/m2
M.Tump E 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
M.Lap E-F 94,36 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 3483,87 kN/m2
M.Tump G 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
Keterangan:
Untuk mencari nilai K, mengunakan rumus:
K=
2
b.d
M
58
Dari K kemudian dapat digunakan untuk mencari nilai ρ lapangan seperti dibawah ini:
Tabel Hasil Perhitungan ρ
Posisi K ρ max ρhitung ρ min teoritis Keterangan
M.Tump A 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Lap A-B 3483,87 kN/m2 0,02 > 0,0114 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Tump C 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Lap C-D 3483,87 kN/m2 0,02 > 0,0114 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Tump E 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Lap E-F 3483,87 kN/m2 0,02 > 0,0114 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Tump G 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
Mencari kebutuhan tulangan:
luas penampang tulangan
As = ρ . b . d
As
'
= 1⁄2 . ρ . b . d
59
= 18,08 x ( 295/2)
= 2666,8 kNm
B = 200 mm
d efektif = 270 mm
Jarak maksimal sengkang menurut SKSNI T15-1991-03 pasal 3.4.5.1 adalah
d
2
=
270
2
= 135 mm.
4. Didapat nilai Efisiensi 1 buah Batu bata yang telah dilapisi Spesi Mortar (luluhan) (pada kedua sisi atas dan s
dan Tingginya menjadi = 6,5 cm.
5. Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu:
Luas Efisiensi 1 Batu bata + Mortar = 0,27 m x 0,075 m (satuan dalam “M”) = 0,01495 m2
Jadi, Jumlah Batu bata Per-"m2" Perseginya adalah = 1 m2 : 0,01495 m2 = 66,88 ↔ 67 bh/m2
Contoh kasus:
Dengan Maraknya Penurian di Desa Pak Hanafi, Pak Hanafi membuat pagar dinding tertutup penuh, untuk me
Bunga "gelombang Cinta", ukuran pagar yang direncanakan adalah 11 m x 10 m dengan tinggi dinding 3m, Be
dibutuhkan?
Penyelesaian:
Panjang dinding = Keliling Dinding = 2 x (p+l) = 2 x (11+10) = 42m
Tingi dinding = 3m
Luas dinding = 42m x 3m = 126 m2
Setelah itu kita cari "Kebutuhan Batu Bata", caranya:
Luas dinding x Jumlah Batu Bata dalam 1 m2 "(67bh/m2)"
= 126m2 x 67bh/m2
= 8442 buah batu bata
Pjg 21 23
Tinggi 4.5 6.5
Spesi mortar 2
Dinding :
Panjang dinding 11
Lebar 10
Tinggi 3
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
9 10 11 12
3x3
3x1,5
3x15
2,5x1,5