Anda di halaman 1dari 26

helm 4

potongan plat 2
kaos tangan katun
CARA MENENTUKAN DIMENSI BALOK, KOLOM DAN PELAT LANTAI
Perhitungan struktur bangunan wajib untuk dilakukan orang yang ahli di bidang tersebut. Tetapi bagi anda yang
ingin mengetahui kasaran ukuran dari suatu balok, kolom, pelat lantai maka jangan berkecil hati, artikel berikut a
yang sederhana dimana anda bisa mengetahui kasaran dari ukuran balok, kolom dan pelat lantai

Contoh :
Bangunan dengan bentangan ruang 6 meter, maka tentukanlah:

1. Dimensi balok
2. Dimensi Kolom
3. Tebal Pelat

1. Dimensi Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentran
kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerak
bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan k
balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk. Pola gaya yang tidak seragam dapat menga
defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal material.

Balok Induk
Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan dan pada kedua uj

Contoh perhitungan sederhana :


Tinggi = 1/12 x bentangan = (1/12) x 6 m = 0,5 m = 50 cm
Lebar = 1/2 x tinggi balok = 1/2 x 50 cm =25 cm
Jadi Dimensi balok (L x T)= 25 cm x 50 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)

Balok Anak
Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk, digunakan untuk memperkeci

Contoh perhitungan sederhana :


Tinggi = 1/15 x Bentangan = (1/15) x 6 m = 0,4 m = 40 cm
Lebar = 1/2 x Tinggi balok = 1/2 x 40 cm = 20 cm
Jadi Dimensi balok (L x T)= 20 cm x 40 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)

2. Dimensi penampang kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi krit
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyan
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu sepert
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan b
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Contoh Perhitungan Sederhana :
Penampang Kolom

a. Lebar penampang kolom


L = Lebar balok + (2x5cm) = 25+(2x5cm) = 35 cm
Jadi ukuran kolom = 35 cm x 35 cm
b. Dimensi jika menggunakan kolom pipih
35 x 35 cm = 15 x panjang pipih --> panjang pipih = 35 x 35 / 15 = 81,67 cm (dibulatkan menjadi 82 cm)
Jadi ukuran kolomnya (jika kolom pipih) menjadi 15 x 82 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)

3. Tebal Pelat Lantai

Yang dimaksud plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat.
balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah :

Memisahkan ruang bawah dan ruang atas


Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
Menambah kekakuan bangunan pada arah horisontal
Contoh Perhitungan Sederhana
Tebal = 1/40 x Bentang = 1/40 x 6m = 0,15 m = 15 cm

Khusus untuk tebal pelat beton, maka sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia (1971) Bab 9 pada bagian-bag
mengenai ketebalan pelat beton sebagai berikut :
Untuk pelat beton bertulang yang digunakan sebagai pelat lantai, jika tidak ada ketentuan lain yang mempengruh
beton minimal untuk pelat lantai adalah 12 cm
Untuk pelat beton bertulang yang digunakan sebagai atap dan bukan merupakan lantai yang dipijak setiap saat,
lain yang mengatur maka tebal beton minimal untuk pelat atap adalah 7 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur sehingga untuk perhitungan
yang ahli)
Balok Induk
Tinggi balok 8.33% 300 25
Lebar balok 50% 25 12.5 25 x 12.5 312.5
15 x 20.83 312.5

Balok Anak

Tinggi balok 6.67% 300 20


Lebar balok 50% 20 10 20 x 10 200
15 x 13.33 200

Penampang Kolom

Kolom kotak 12.5 10 22.5 22.5 22.5 x 22.5


Kolom Pipih 15 33.75 34 15 33.75
Kolom Pipih 15 x 34 15 x 34

Tebal Pelat Lantai

Tebal lantai 2.50% 300 7.5 cm 12 cm


506.3

510.0
BAB IV
PERHITUNGAN BALOK

4.1 Data Perencanaan


- Fungsi bangunan : Pertokoan 2 lantai
- Mutu beton (fc’) : 20 Mpa
- Mutu baja (fy) : 400 Mpa
- Berat jenis beton : 2400 kg/m2 = 24 kN/m2
- Beban hidup : 250 kg/m2
- Wu plat lantai : 9,04 kN/m2 = 904 kg/m2
- Peraturan yang digunakan adalah SKSNI-T15-1991-3
- Peraturan pembebanan yang digunakan adalah PMI 1970

Gambar 4.1 Rencana Balok

53

Q1 Q2
1.50 1.50 300 300 300 300 300 300
150

PPP

5A 5B 5C 5D 5E 5F 5G
4.2 Perhitungan Balok Anak
A. Balok 5A – 5G
a. Perhitungan Beban equivalent

Dimensi balok anak = 20/40 cm

Q1 = Q2 = 1⁄2 . 1,50 x 1,50 x 9,04 kN/m2


= 10,17 kN/m2
R1 = R2 = Q1 + Q2
20.34
= 20,34 kN/m2
M mak = ( R1 x 1,50 ) – ( Q1 x (1/3 . 1,50 )) – ( Q2 x (1/3 . 1 50 )
= (20,34 x 1,55 ) – ( 10,17 x 0,50 ) – ( 10,17 x 0,50 )
= 30,51 – 5,09 – 5,09
= 20,34 kNm

Untuk balok yang di tumpu bebas pada kedua tepinya berlaku Mmak = 1/8 Wueq xL
2

Wueq =
Mmaks x 8
L
2
=
20,34 kNm x 8
3.002
= 18,08 kN/m2

3:00

54

300

150 150

Q1

Q2

Q3

Q4

BC

L = 600
300
Qa Qb

ABC

Wueq total = Wueq + Berat sendiri balok


= 18,08 + 1,2.( 0,20 x 0,4 x 24 kN/m2
)

20.38
= 20,38 kN/m

4.3 Perhitungan Momen dan Tulangan Tarik


 Beban Plat Lantai (Balok 5)
Beban Merata Segitiga

Qa = Q1+Q2 dan Qb = Q3+Q4


Qa = Qb

Q1 = Q2 = 1⁄2 . Alas x Tinggi x WUeq Plat


Q1 = Q2 = 1⁄2 . 1,50 x 1,50 x 9,04 kN/m2
= 10,17 kN/m2
RA = RC = Qa + Qb

40.68

= 40,68 kN/m2

55

L = 600
P

AC

B
q=20,34 kN/m

D
q=20,34 kN/m

F
q=20,34 kN/m
EG

L = 600 L = 600

Mb = Ra.3-Qa. 1⁄2 .3
1
8
x q. l
2 = Ra.3-Qa. 1⁄2 .3
1
8
x q. 6
2
= 40,68 x 3 – (10,17+10,17). 1⁄2 .3
1
8
x q. 6
2
= 91,53 kNm
4,5m2
.q = 91,53 kNm
q=
91,53 kNm
4,5m2
qequivalen = 20,34 kN/m

Beban Terpusat
Perhitungan balok P yang bekerja pada balok
 Berat lantai : (3x3)  904 kg/m2

= 8136 kg
 Berat balok anak (20/40) : 2.(1⁄2.3).0,200,40 x2400 = 576 kg +
P = 8712 kg
P = 87,12 kN

Dengan menggunakan bantuan Program StadPro dapat diketahui Momen Tumpuan dan
Momen lapangan sebagia berikut:

Gambar 4.2 Bidang Momen


L = 600
P

ABC
q =20,34 kN/m

56

Tabel Moment Tumpuan dan Moment Lapangan


Posisi Nilai Momen (M) Satuan
M.Tump A 127,695 kNm
M.Lap A-B 94,36 kNm
M.Tump C 127,695 kNm
M.Lap C-D 94,36 kNm
M.Tump E 127,695 kNm
M.Lap E-F 94,36 kNm
M.Tump G 127,695 kNm
4.4 Perhitungan penulangan Balok anak
Data perencanaan:
Direncanakan  tulangan utama =  12 mm
 tulangan sengkang =  6 mm
Tebal selimut beton = 20 mm
Dimensi balok anak = 20/40 cm
d’ = h – p -  tul.sengkang – 1⁄2  utama
= 400 – 20 – 6 – 1⁄2 . 12
= 368 mm

Gambar 4.3 Perhitungan Penulangan Balok


1. Penulangan Balok Tumpuan A
K=
2
b.d
M

2
0,20 .0,368
127,695kNm
mm

= 4714,64 kN/m
2
36,8 cm

57

mencari nilai dari ρ menggunakan Tabel Gideon seri IV hal 60.


ρ = 0,0159 + 4714,64−4600
4800−4600

x (0,0166 - 0,0159)

ρhitung = 0,0163.
Dalam Buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Ir.
Gideon Kusuma seri IV hal 69.
Untuk ketentuan:
ρ min = 1,4 / fy
0.0035
0.0035

ρ maks = 0,75 x ρb (SKSNI T-15-1991-03 1pasal 3.1-1 hal :8)

= 0,75 x 0,85 x 0,85 x


fc
fy
x
600
600+fy

= 0,75x0,85.0,85.
20
400
.
600
600+400

0.02

ρmin < ρhit < ρmaks → Maka digunakan ρhit = 0,0163


As = ρ . b . dx
= 0,0163. 200mm . 368mm = 1199,68 mm
2
Maka dipakai tulangan 10 ø 12 mm (As pakai = 1131 mm2
)

As
'
= 1⁄2. ρ . b . dx
= 1⁄2. . 0,0163. 200mm . 368mm = 599,84 mm
2
Maka dipakai tulangan 4 ø 12 mm (As pakai = 679 mm2
)

Untuk selanjutnya perhitungan dapat dilihat di dalam table berikut dibawah ini:
Tabel Nilai K
Posisi Nilai Momen (M) b d d2 K
M.Tump A 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
M.Lap A-B 94,36 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 3483,87 kN/m2
M.Tump C 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
M.Lap C-D 94,36 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 3483,87 kN/m2
M.Tump E 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
M.Lap E-F 94,36 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 3483,87 kN/m2
M.Tump G 127,695 kNm 0,20 m 0,368 m 0,135 m2 4714,64 kN/m2
Keterangan:
Untuk mencari nilai K, mengunakan rumus:
K=
2
b.d
M

58

Dari K kemudian dapat digunakan untuk mencari nilai ρ lapangan seperti dibawah ini:
Tabel Hasil Perhitungan ρ
Posisi K ρ max ρhitung ρ min teoritis Keterangan
M.Tump A 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Lap A-B 3483,87 kN/m2 0,02 > 0,0114 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Tump C 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Lap C-D 3483,87 kN/m2 0,02 > 0,0114 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Tump E 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Lap E-F 3483,87 kN/m2 0,02 > 0,0114 > 0,0035 Pakai ρ hit
M.Tump G 4714,64 kN/m2 0,02 > 0,0163 > 0,0035 Pakai ρ hit
Mencari kebutuhan tulangan:
luas penampang tulangan
As = ρ . b . d
As
'
= 1⁄2 . ρ . b . d

Hasil perhitungan dapat dilihat pada table di bawah ini:


Posisi ρ b d As As ́
M.Tump A 0,0163 200 mm 368 mm 1199,77 mm 599,89 mm
M.Lap A-B 0,0114 200 mm 368 mm 838,80 mm 419,40 mm
M.Tump C 0,0163 200 mm 368 mm 1199,77 mm 599,89 mm
M.Lap C-D 0,0114 200 mm 368 mm 838,80 mm 419,40 mm
M.Tump E 0,0163 200 mm 368 mm 1199,77 mm 599,89 mm
M.Lap E-F 0,0114 200 mm 368 mm 838,80 mm 419,40 mm
M.Tump G 0,0163 200 mm 368 mm 1199,77 mm 599,89 mm

Jika nilai luas penampang tulangan (As dan As


'
) sudah diketahui, maka dengan sumber

dari table Gideon 4 hal 15, dapat di peroleh kebutuhan tulangan:


Posisi As Kebutuhan Tulangan As' Kebutuhan Tulangan
M.Tump A 1199,77 mm 10Ø12 599,89 mm 6Ø12
M.Lap A-B 838,80 mm 8Ø12 419,40 mm 4Ø13
M.Tump C 1199,77 mm 10Ø12 599,89 mm 6Ø12
M.Lap C-D 838,80 mm 8Ø12 419,40 mm 4Ø13
M.Tump E 1199,77 mm 10Ø12 599,89 mm 6Ø12
M.Lap E-F 838,80 mm 8Ø12 419,40 mm 4Ø13
M.Tump G 1199,77 mm 10Ø12 599,89 mm 6Ø12

59

4.5 Perhitungan Tulangan Sengkang


- Data Perencanaan :  sengkang=  6 mm
Fy = 400 MPa
Ln = 315 – 2 (1⁄2 lebar balok anak )
= 315 – 20
= 295 cm
Err:509
Vu = Wu x






2
Ln

= 18,08 x ( 295/2)
= 2666,8 kNm
B = 200 mm
d efektif = 270 mm
Jarak maksimal sengkang menurut SKSNI T15-1991-03 pasal 3.4.5.1 adalah
d
2
=
270
2
= 135 mm.

Hitung Vu dan periksa apakah Vu ≤ ∅ Vc


Vu = 2666,8 kNm
∅ Vc =
1
6
∅. √fc
.b.d
= 0,75 x 1
6
√20 x 200 x 270 = 30186,92 kNm

Karena Vu < ∅Vc maka digunakan tulangan geser/sengkang tumpuan


Jarak maksimal sengkang = 120 mm maka, digunakan sengkang Ø6 – 120 mm
"HITUNGAN TEORITIS KEBUTUHAN BATU BATA"
Hitungan Teoritis atau biasa dikenal dengan hitungan "Halus" dari "Cara Menghitung Kebutuhan Batu Bata dala

1. Cari luas 1 Batu Bata + Spesi Mortar


2. Dengan cara mengukur "Panjang dan Tinggi" Batu Bata terlebih dahulu, misalnya didapat nilai Panjang = 21
3. Tambahkan ketebalan Spesi Mortar (luluhan) terhadap "Sisi Atas Batu Bata" dan "Sisi Samping Batu Bata",

4. Didapat nilai Efisiensi 1 buah Batu bata yang telah dilapisi Spesi Mortar (luluhan) (pada kedua sisi atas dan s
dan Tingginya menjadi = 6,5 cm.
5. Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu:
Luas Efisiensi 1 Batu bata + Mortar = 0,27 m x 0,075 m (satuan dalam “M”) = 0,01495 m2

Jadi, Jumlah Batu bata Per-"m2" Perseginya adalah = 1 m2 : 0,01495 m2 = 66,88 ↔ 67 bh/m2

Contoh kasus:

Dengan Maraknya Penurian di Desa Pak Hanafi, Pak Hanafi membuat pagar dinding tertutup penuh, untuk me
Bunga "gelombang Cinta", ukuran pagar yang direncanakan adalah 11 m x 10 m dengan tinggi dinding 3m, Be
dibutuhkan?
Penyelesaian:
Panjang dinding = Keliling Dinding = 2 x (p+l) = 2 x (11+10) = 42m
Tingi dinding = 3m
Luas dinding = 42m x 3m = 126 m2
Setelah itu kita cari "Kebutuhan Batu Bata", caranya:
Luas dinding x Jumlah Batu Bata dalam 1 m2 "(67bh/m2)"
= 126m2 x 67bh/m2
= 8442 buah batu bata
Pjg 21 23
Tinggi 4.5 6.5

Spesi mortar 2

Luas eff. Bata+mortar 0.01495 M2


Batu bata per m2 66.88963 67 bh/m2

Dinding :
Panjang dinding 11
Lebar 10
Tinggi 3

Panjang dinding=Keliling 110


Tinggi 3
Luas Dinding 330 m2

Keb Bata 22110 bata


Hitung panjang total sloof yang akan kita hitung volumenya, dengan melihat gambar disamping kita bisa menghitun
sloof.

Denah Rencan Sloof 20/35


Panjang Total Sloof
Horizontal = 8 + 3,5 + 1 + 7 + 3 = 22,5 m
Vertikal = 5 + 9 + 9 + 2 = 25 m
Total = Horizontal + Vertikal
= 22,5 m + 25 m
= 47,5 m

Hitung Volume Sloof 20/35


Panjang Total Sloof = 47,5m
Luas Sloof = 0,20 x 0,35 = 0,07 m2
Jadi Volume total sloof adalah = 47,5m x 0,07m2 = 3,325 m3
Lebar 20
Panjang 35
Luas Sloof 0.07 m2
Total Panjang 47.5 m
Total Sloof 3.325 m3
1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
23

24

25

26

27

28

29

30
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
23

24

25

26

27

28

29

30
9 10 11 12

3x3

3x1,5

3x15

2,5x1,5

Anda mungkin juga menyukai