Anda di halaman 1dari 53

OPTIMASI DISTRIBUSI LUBANG PADA BALOK BAJA

KASTELA BERDASARKAN ANALISIS DEFORMASI DAN


TEGANGAN DENGAN SOFTWARE SAP2000

Oleh:
Daniel Abimanyu Sareng (2005511031)
I Gusti Putu Arya Jayawedana (2005511037)
Kadek Hindhu Putra Kedaton (2005511057)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Optimasi Distribusi Lubang Pada Balok
Baja Kastela Berdasarkan Analisis Deformasi dan Tegangan dengan Software
SAP2000” untuk memenuhi Tugas dalam mata kuliah Pengantar Metode Elemen
Hingga.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir.
Made Sukrawa, MSCE, Ph.D., selaku Dosen pengampu pada mata kuliah
Pengantar Metode Elemen Hingga yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi baik secara materiil
maupun non materiil. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan tugas ini selanjutnya.

Jimbaran, 1 Juli 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Proses Pembuatan Baja Kastela ..................................................................... 1
1.2 Sumber Acuan Tugas ..................................................................................... 2
1.3 Model Data Material Baja Kastela ................................................................ 2
1.3.1 Model Struktur Baja Kastela.............................................................. 2
1.3.2 Data Material Baja Kastela ................................................................ 3
1.3.3 Pembebanan ....................................................................................... 7
1.3.4 Hasil Analisis Acuan ....................................................................... 10
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 11
2.1 Hasil Analisis Deformasi SAP2000 ............................................................ 11
2.1.1 Pada Variasi W’44-28 ...................................................................... 11
2.1.2 Pada Variasi W’35-37 ...................................................................... 16
2.1.3 Pada Variasi W’27-45 ...................................................................... 21
2.1.4 Pada Balok Tanpa Lubang ............................................................... 26
2.1.5 Perbandingan Ketiga Variasi Balok Berlubang dengan Balok tanpa
Lubang ............................................................................................. 31
2.2 Hasil Analisis Tegangan (S11) pada SAP2000 ........................................... 33
BAB III PENUTUP............................................................................................... 41
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 41
3.2 Saran ............................................................................................................ 41
LAMPIRAN 1. GAMBAR ANALISA TEGANGAN UNTUK TIAP BEBAN
DAN VARIASI ..................................................................................................... 42

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Balok baja kastela adalah profil baja yang dikembangkan dari profil I yang
dipotong bagian badan dan disambung lagi sedemikian rupa sehingga membentuk
lubang pada bagian badan. Bentuk lubang profil balok baja kastela pada umumnya
adalah persegi enam (heksagonal). Pembuatan balok baja kastela perlu
memperhatikan jarak antar lubang agar balok mempunyai kemampuan menahan
beban tertinggi.
1.1 Proses Pembuatan Baja Kastela
Model yang digunakan pada penelitian ini adalah balok baja dengan lubang
segi enam (heksagonal) dengan tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut.

Proses Penandaan (marking)

Proses Pemotongan (cutting)

Proses Penyetelan (assembling), Pengelasan (welding), Pemotongan Sisa

Balok Baja Kastela

1
1.2 Sumber Acuan Tugas
Pemodelan struktur baja kastela dengan lubang segi enam (heksagonal) ini
dilakukan dengan menggunakan program SAP2000. Studi kasus diambil
bersumber dari jurnal yang berjudul “Optimization Analysis Of Size Distance
Of Hexagonal Hole In Castellated Steel Beams” oleh Listiyono Budi, Sukamata
dan Windu Partono. Pemodelan nantinya akan dilakukan dengan variasi model
sudut bukaan lubang dengan menggunakan analisis FEM.

1.3 Model Data Material Baja Kastela


1.3.1 Model Struktur Baja Kastela
Model balok kastela dikembangkan dari model asli profil baja IWF
150.75.5.7. Hasil pengembangan profil asli menjadi profil kastela menghasilkan
ukuran profil 225.75.5.7. Analisa model balok kastela untuk menentukan ukuran
lubang dan jarak antar lubang dengan bantuan komputer dilakukan dengan
menggunakan metode FEM. Ukuran lubang dan jarak antar lubang ditentukan
dengan mengambil dua parameter “e” jarak antar lubang dan “⏀” sudut
kemiringan lubang (sudut bukaan lubang). Gambar dibawah menunjukkan bentuk
balok baja kastela dan ukuran lubang yang digunakan pada analisa dengan FEM.

Keterangan:
HI = Tinggi lubang (mm)
HK= Tinggi profil balok kastela (mm)
dt = Jarak pinggir lubang ke tepi profil (mm)
⏀ = Sudut kemiringan lubang 450
e = Jarak antar lubang (mm)
b= Jarak proyeksi horizontal sisi miring lubang heksagonal (mm)

2
Model struktur yang digunakan pada penelitian ini adalah model balok di
atas dua tumpuan sendi dengan dua beban terpusat. Panjang balok ditentukan
sebesar 3100 mm dengan jarak tepi balok ke sumbu tumpuan adalah 50 mm
sehingga panjang bersih balok pada model adalah 3000 mm.

Gambar Model Struktur Balok Baja Kastela

Pada tugas ini digunakan tiga variasi model sebagai berikut:


LABEL b (mm) e (mm) n total
W'44-28 43.5 27.93 21
W'35-37 34.5 36.93 21
W'27-45 27 44.43 21

1.3.2 Data Material Baja Kastela


1. Data Material Pelat Sayap (flange):
- Berat jenis baja : 7850 kg/m3
- Modulud Elastisitas : 200000 MPa
- Poisson Ratio : 0,3
- σyield : 350 MPa
- σultimate : 440 MPa

3
Input Material Pelat Sayap pada SAP2000
2. Data Shell Section Properties Badan (web) dan Sayap (flange):
1. Pelat Sayap
Ketentuan pelat sayap baik sayap atas maupun sayap bawah yaitu
ketebalan 7 mm dengan material yang telah dibuat pada program
SAP2000.

2. Pelat Badan
Ketentuan pelat badan yaitu ketebalan 5 mm dengan material yang
telah dibuat pada program SAP2000.

4
1.3.2 Model SAP2000
Pemodelan balok baja kastela dilakukan pada program SAP2000 dengan
menggunakan grid sebagai berikut.

5
Model Tampak XZ

Model Tampak 3D
Keterangan:
- Data Ukuran Balok Baja Profil I
Tinggi badan “h” : 225 mm
Lebar sayap “f” : 75 mm
Tebal pelat sayap “tf” : 7 mm
Tebal pelat badan “tw” : 5 mm
Panjang total “L” : 3100 mm
- Data Ukuran Lubang
Sudut kemiringan lubang “⏀” : 45°
Jarak antar lubang “e” : sesuai variasi
Jumlah lubang per 1 meter “n” : 21

6
Tabel variasi balok yang dibuat
LABEL b (mm) e (mm) n total
W'44-28 43.5 27.93 21
W'35-37 34.5 36.93 21
W'27-45 27 44.43 21

1.3.3 Pembebanan
Perhitungan beban (P) bervariasi mulai dari 1 kN hingga beban maksimum
yaitu sebesar 10 kN hingga dalam keadaan leleh. Distribusi pembebanan dapat
dilakukan dengan metoe beban terpusat. Caranya yaitu beban dibagi dengan
jumlah node yang ada pada bentang.

Tabel distribusi pembebanan

Beban Jumlah Input Beban


(kN) Node (kN)
1 18 0,056
2 18 0,111
3 18 0,167
4 18 0,222
5 18 0,278
6 18 0,333
7 18 0,389
8 18 0,444
9 18 0,500
10 18 0,556
11 18 0,611
12 18 0,667
13 18 0,722
14 18 0,778
15 18 0,833
20 18 1,111
40 18 2,222
60 18 3,333
80 18 4,444

7
8
Assign Joint Load sesuai dengan Tabel dan Load Pattern pada arah (-) Z

9
1.3.4 Hasil Analisis Acuan
Pada refrensi tersebut diuraikan bahwa hubungan beban dengan deformasi
dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel Acuan Deformasi Laboratorium
Beban (kN) Deformasi (mm)
1 0,27
2 0,44
3 0,62
4 0,79
5 0,96
6 1,05
7 1,30
8 1,45
9 1,65
10 1,85
11 2,00
12 2,18
13 2,35
14 2,52
15 2,69
20 3,65
40 7,2
60 11
80 15

10
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil Analisis Deformasi SAP2000


2.1.1 Pada Variasi W’44-28

Beban 1 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,2218 mm

Beban 2 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,3888 mm

Beban 3 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,5592 mm

Beban 4 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,726 mm

11
Beban 5 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,8963 mm

Beban 6 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,0638 mm

Beban 7 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,2335 mm

Beban 8 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,4007 mm

Beban 9 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,5714 mm

12
Beban 10 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,7411 mm

Beban 11 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,9093 mm

Beban 12 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,0788 mm

Beban 13 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,2455 mm

Beban 14 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,4171 mm

13
Beban 15 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,5841 mm

Beban 20 kN menghasilkan deformasi sebesar 3,4299 mm

Beban 40 kN menghasilkan deformasi sebesar 6,8077 mm

Beban 60 kN menghasilkan deformasi sebesar 10,1805 mm

Beban 80 kN menghasilkan deformasi sebesar 13,5637 mm

14
Tabel Rekapan Hasil Analisis SAP2000
Deformasi (mm) Selisih
Perbandingan
Beban Presentase
(%)
(kN) Analisis Acuan Analisis SAP (%)
0 0 0 - -
1 0,27 0,2218 82,1 17,9
2 0,44 0,3888 88,4 11,6
3 0,62 0,5592 90,2 9,8
4 0,79 0,726 91,9 8,1
5 0,96 0,8963 93,4 6,6
6 1,05 1,0638 101,3 -1,3
7 1,30 1,2335 94,9 5,1
8 1,45 1,4007 96,6 3,4
9 1,65 1,5714 95,2 4,8
10 1,85 1,7411 94,1 5,9
11 2,00 1,9093 95,5 4,5
12 2,18 2,0788 95,4 4,6
13 2,35 2,2455 95,6 4,4
14 2,52 2,4171 95,9 4,1
15 2,69 2,5841 96,1 3,9
20 3,65 3,4299 94,0 6,0
40 7,2 6,8077 94,6 5,4
60 11 10,1805 92,6 7,5
80 15 13,5637 90,4 9,6

15
Grafik Hubungan Beban dengan Deformasi
2.1.2 Pada Variasi W’35-37

Beban 1 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,2238 mm

Beban 2 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,3925 mm

16
Beban 3 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,5642 mm

Beban 4 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,733 mm

Beban 5 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,9043 mm

Beban 6 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,0735 mm

Beban 7 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,245 mm

17
Beban 8 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,4136 mm

Beban 9 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,5852 mm

Beban 10 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,7574 mm

Beban 11 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,9266 mm

Beban 12 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,0975 mm

18
Beban 13 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,2666 mm

Beban 14 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,4382 mm

Beban 15 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,6077 mm

Beban 20 kN menghasilkan deformasi sebesar 3,4594 mm

Beban 40 kN menghasilkan deformasi sebesar 6,866 mm

19
Beban 60 kN menghasilkan deformasi sebesar 10,2724 mm

Beban 80 kN menghasilkan deformasi sebesar 13,6837 mm


Tabel Rekapan Hasil Analisis SAP2000
Deformasi (mm) Selisih
Beban Perbandingan
Presentase
(kN) Analisis Acuan Analisis SAP (%)
(%)
0 0 0 - -
1 0,27 0,2238 82,9 17,1
2 0,44 0,3925 89,2 10,8
3 0,62 0,5642 91,0 9,0
4 0,79 0,733 92,8 7,2
5 0,96 0,9043 94,2 5,8
6 1,05 1,0735 102,2 -2,2
7 1,30 1,245 95,8 4,2
8 1,45 1,4136 97,5 2,5
9 1,65 1,5852 96,1 3,9
10 1,85 1,7574 95,0 5,0
11 2,00 1,9266 96,3 3,7
12 2,18 2,0975 96,2 3,8
13 2,35 2,2666 96,5 3,5
14 2,52 2,4382 96,8 3,2
15 2,69 2,6077 96,9 3,1
20 3,65 3,4594 94,8 5,2

20
40 7,2 6,866 95,4 4,6
60 11 10,2724 93,4 6,6
80 15 13,6837 91,2 8,8

Grafik Hubungan Beban dengan Deformasi


2.1.3 Pada Variasi W’27-45

Beban 1 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,227 mm

Beban 2 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,398 mm

21
Beban 3 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,5721 mm

Beban 4 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,7432 mm

Beban 5 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,9171 mm

Beban 6 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,0883 mm

Beban 7 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,2622 mm

22
Beban 8 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,433 mm

Beban 9 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,6076 mm

Beban 10 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,7802 mm

Beban 11 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,9527 mm

Beban 12 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,1264 mm

23
Beban 13 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,2982 mm

Beban 14 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,4712 mm

Beban 15 kN menghasilkan deformasi sebesar 2,6435 mm

Beban 20 kN menghasilkan deformasi sebesar 3,5083 mm

Beban 40 kN menghasilkan deformasi sebesar 6,926 mm

24
Beban 60 kN menghasilkan deformasi sebesar 10,4198 mm

Beban 80 kN menghasilkan deformasi sebesar 13,8746 mm


Tabel Rekapan Hasil Analisis SAP2000
Deformasi (mm) Selisih
Beban Perbandingan
Presentase
(kN) Analisis Acuan Analisis SAP (%)
(%)
0 0 0 - -
1 0,27 0,227 84,1 15,9
2 0,44 0,398 90,5 9,5
3 0,62 0,5721 92,3 7,7
4 0,79 0,7432 94,1 5,9
5 0,96 0,9171 95,5 4,5
6 1,05 1,0883 103,6 -3,6
7 1,30 1,2622 97,1 2,9
8 1,45 1,433 98,8 1,2
9 1,65 1,6076 97,4 2,6
10 1,85 1,7802 96,2 3,8
11 2,00 1,9527 97,6 2,4
12 2,18 2,1264 97,5 2,5
13 2,35 2,2982 97,8 2,2
14 2,52 2,4712 98,1 1,9
15 2,69 2,6435 98,3 1,7
20 3,65 3,5083 96,1 3,9

25
40 7,2 6,926 96,2 3,8
60 11 10,4198 94,7 5,3
80 15 13,8746 92,5 7,5

Grafik Hubungan Beban dengan Deformasi

2.1.4 Pada Balok Tanpa Lubang

Beban 1 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,106 mm

26
Beban 2 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,182 mm

Beban 3 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,260 mm

Beban 4 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,336 mm

Beban 5 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,413 mm

Beban 6 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,490 mm

27
Beban 7 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,567 mm

Beban 8 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,644 mm

Beban 9 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,721 mm

Beban 10 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,799 mm

Beban 11 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,875 mm

28
Beban 12 kN menghasilkan deformasi sebesar 0,953 mm

Beban 13 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,029 mm

Beban 14 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,106 mm

Beban 15 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,183 mm

Beban 20 kN menghasilkan deformasi sebesar 1,568 mm

Beban 40 kN menghasilkan deformasi sebesar 3,1067 mm

29
Beban 60 kN menghasilkan deformasi sebesar 4,648 mm

Beban 80 kN menghasilkan deformasi sebesar 6,1853 mm

Tabel Rekapan Hasil Analisis SAP2000


Deformasi (mm) Selisih
Beban Perbandingan
Presentase
(kN) Analisis Acuan Analisis SAP (%)
(%)
0 0 0 - -
1 0,27 0,1057 39,1 60,9
2 0,44 0,1819 41,3 58,7
3 0,62 0,2596 41,9 58,1
4 0,79 0,3358 42,5 57,5
5 0,96 0,4134 43,1 56,9
6 1,05 0,4897 46,6 53,4
7 1,30 0,5672 43,6 56,4
8 1,45 0,6435 44,4 55,6
9 1,65 0,7211 43,7 56,3
10 1,85 0,7988 43,2 56,8
11 2,00 0,875 43,8 56,3
12 2,18 0,9525 43,7 56,3
13 2,35 1,0289 43,8 56,2
14 2,52 1,1063 43,9 56,1
15 2,69 1,1827 44,0 56,0
20 3,65 1,5681 43,0 57,0
40 7,2 3,1067 43,1 56,9

30
60 11 4,648 42,3 57,7
80 15 6,1853 41,2 58,8

Grafik Hubungan Beban dengan Deformasi

2.1.5 Perbandingan Ketiga Variasi Balok Berlubang dengan Balok tanpa


Lubang
DEFORMASI (mm)
BEBAN
TANPA
(kN) W’44-28 W’35-37 W’27-45
LUBANG
0 0,000 0,000 0,000 0,000
1 3,684 4,020 4,092 4,128
2 6,312 7,009 7,281 7,293
3 8,551 10,040 10,331 10,469
4 11,593 13,008 13,093 13,445
5 14,291 16,037 16,157 16,592
6 16,920 19,944 19,965 19,980
7 18,650 22,446 22,824 23,072

31
8 21,152 25,253 25,298 25,916
9 24,900 28,318 29,047 29,497
10 27,575 31,594 32,164 32,533
11 30,198 34,716 35,304 35,688
12 32,875 37,811 38,391 38,832
13 33,798 40,174 40,185 40,228
14 38,177 44,715 44,545 44,715
15 40,803 52,983 53,539 54,099
20 54,091 61,328 61,805 63,980
40 107,177 121,732 122,686 125,968
60 160,252 182,663 183,597 188,273
80 213,349 242,308 250,710 253,426

Grafik Hubungan Beban dengan Deformasi

Hasil deformasi model yang didesain dengan SAP2000 masih memiliki


perbedaan dengan hasil analisis acuan. Beban yang mendekati hasil analisis acuan
adalah beban < 20 kN, sedangkan pada beban > 20 kN sudah menunjukkan hasil
yang menjauhi acuan laboratorium.

32
Variasi model yang menunjukan hasil deformasi paling kecil yaitu struktur
balok baja kastela W’44-28 dengan jarak antar lubang sebesar 27,93 mm, maka
model tersebut yang dapat dikatakan paling optimum dari model SAP2000.
Walaupun dari model baja kastela tersebut paling optimum, masih paling jauh
dengan model baja tanpa lubang.

2.2 Hasil Analisis Tegangan (S11) pada SAP2000


Tegangan pada baja kastela tersebut akan leleh apabila tegangan tekan yang
dipikul oleh baja melebihi tegangan maksimal yang dapat diterimanya yaitu
sebesar 350 MPa, Tinjau tegangan pada daerah serat atas yang mendapat tekanan
beban,

Analisis Tegangan (S11) pada SAP2000 dengan acuan beban 1 kN s/d 15 Kn dan
20 kN, 40 kN, 60 kN serta 80 kN tinjauan pada Variasi W’44-28
Beban 1 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 4,127567 MPa

Beban 2 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 7,292814 MPa

Beban 3 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 10,468617 MPa

Beban 4 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 13,445398 MPa

33
Beban 5 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 16,592075 MPa

Beban 6 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 19,980006 MPa

Beban 7 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 23,072052 MPa

Beban 8 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 25,915856 MPa

Beban 9 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 29,497 MPa

Beban 10 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 32,53307 MPa

Beban 11 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 35,687691 MPa

Beban 12 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 38,83184 MPa

Beban 13 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 40,228096 MPa

34
Beban 14 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 44,715132 MPa

Beban 15 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 54,099112 MPa

Beban 20 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 63,979809 MPa

Beban 40 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 125,968313 MPa

Beban 60 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 188,273266 MPa

Beban 80 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 253,426244 MPa

Sebagai acuan di analisis juga balok tanpa lubang


Beban 1 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 3,684395 MPa

Beban 2 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 6,312331 MPa

35
Beban 3 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 8,550926 MPa

Beban 4 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 11,593158 MPa

Beban 5 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 14,291175 MPa

Beban 6 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 16,919637 MPa

Beban 7 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 18,649875 MPa

Beban 8 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 21,152086 MPa

Beban 9 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 24,89975 MPa

Beban 10 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 27,575212 MPa

Beban 11 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 30,198384 MPa

36
Beban 12 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 32,875391 MPa

Beban 13 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 33,797616 MPa

Beban 14 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 38,177145 MPa

Beban 15 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 40,802861 MPa

Beban 20 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 54,090617 MPa

Beban 40 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 107,177297 MPa

Beban 60 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 160,252214 MPa

Beban 80 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 213,349292 MPa

37
Tabel Rekapan Hasil Analisis Tegangan
Tegangan
Tegangan Selisih
Beban balok tak Perbandingan
W’44-28 Persentase
(kN) berlubang (%)
(Mpa) (%)
(Mpa)
1 4,127567 3,684395 112,03 12,028
2 7,292814 6,312331 115,53 15,533
3 10,468617 8,550926 122,43 22,427
4 13,445398 11,593158 115,98 15,977
5 16,592075 14,291175 116,1 16,1
6 19,980006 16,919637 118,09 18,088
7 23,072052 18,649875 123,71 23,712
8 25,915856 21,152086 122,52 22,522
9 29,497 24,89975 118,46 18,463
10 32,53307 27,575212 117,98 17,979
11 35,687691 30,198384 118,18 18,177
12 38,83184 32,875391 118,12 18,118
13 40,228096 33,797616 119,03 19,026
14 44,715132 38,177145 117,13 17,125
15 54,099112 40,802861 132,59 32,587
20 63,979809 54,090617 118,28 18,283
40 125,968313 107,1773 117,53 17,533
60 188,273266 160,25221 117,49 17,486
80 253,426244 213,34929 118,78 18,785

Balok W’44-28 memiliki perbandingan yang jauh dengan balok tanpa


lubang. Namun, balok tersebut belum mengalami leleh hingga beban 80kN. Untuk
mengetahui pada beban berapa Balok Baja Kastela tersebut mengalami leleh maka
dicoba beban 100 kN,105 kN dan 110 kN.

38
Beban 100 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 341,414511 MPa

Beban 105 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 358,40 MPa

Beban 110 kN menghasilkan Tegangan (S11) sebesar 414,42806 MPa

Maka dapat disimpulkan bahwa diperkirakan Balok Baja Kastela tersebut


mengalami leleh pada beban 105 kN dengan nilai Tegangan yaitu sebesar 358,40
MPa.
Pada variasi balok lainnya dilakukan analisis yang sama dan direkap pada
tabel berikut:
TEGANGAN (MPa)
BEBAN TANPA
W’27-45 W’35-37 W’44-28
(kN) LUBANG
0 0,000 0,000 0,000 0,000
1 3,684 4,020 4,092 4,128
2 6,312 7,009 7,281 7,293
3 8,551 10,040 10,331 10,469
4 11,593 13,008 13,093 13,445
5 14,291 16,037 16,157 16,592
6 16,920 19,944 19,965 19,980
7 18,650 22,446 22,824 23,072
8 21,152 25,253 25,298 25,916
9 24,900 28,318 29,047 29,497
10 27,575 31,594 32,164 32,533
11 30,198 34,716 35,304 35,688

39
12 32,875 37,811 38,391 38,832
13 33,798 40,174 40,185 40,228
14 38,177 44,715 44,545 44,715
15 40,803 52,983 53,539 54,099
20 54,091 61,328 61,805 63,980
40 107,177 121,732 122,686 125,968
60 160,252 182,663 183,597 188,273
80 213,349 242,308 250,710 253,426

Semua variasi balok belum mengalami leleh pada beban 80 kN sehingga


Untuk mengetahui pada beban berapa Balok Baja Kastela tersebut mengalami
leleh maka dicoba beban 100 kN, 105 kN dan 110 kN, direkap pada tabel berikut:
TEGANGAN (MPa)
BEBAN
TANPA
(kN) W’27-45 W’35-37 W’44-28
LUBANG
100 282,722599 335,960456 336,713612 341,414511
105 285,728325 336,468642 339,092611 358,403854
110 295,385199 375,417703 413,48 414,42806

Maka dapat disimpulkan bahwa variasi Balok Baja Kastela tersebut mengalami
leleh pada beban 110 kN sebesar 375,417703 MPa untuk W’27-45 dan W’35-37
sebesar 413,48 MPa. Sedangkan pada variasi W’44-28 leleh pada beban 105 kN
dengan besar tegangan sebesar 358,40 kN.

40
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari tiga jenis pemodelan balok berlubang dan satu jenis pemodelan balok
tak berlubang yang telah dilakukan pada SAP2000, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut.
1. Hasil deformasi balok berlubang W’44-28 sudah mendekati dengan hasil
analisis acuan dengan selisih presentase sebesar 1,3% sampai dengan 17,9%
untuk beban 1 kN – 80 kN. Variasi ini memiliki deformasi paling kecil
sehingga dapat dikatakan paling optimum dari model SAP2000.
2. Hasil deformasi balok berlubang W’35-37 sudah mendekati dengan hasil
analisis acuan dengan selisih presentase sebesar 2,2% sampai dengan 17,1%
untuk beban 1 kN – 80 kN.
3. Hasil deformasi balok berlubang W’27-45 sudah mendekati dengan hasil
analisis acuan dengan selisih presentase sebesar 3,6% sampai dengan 15,9%
untuk beban 1 kN – 80 kN.
4. Hasil deformasi balok tak berlubang sangat jauh dengan hasil analisis acuan
dengan selisih presentase sebesar 53,4% sampai dengan 60,9% untuk beban 1
kN – 80 kN. Hal ini dikarenakan pemodelan acuan dilakukan dengan
pemodelan balok yang berlubang dan paling optimum.
5. Balok baja kastela yang dimodelkan yaitu W’27-45, W’35-37, dan W’44-28
belum mengalami leleh ketika diberi beban 1 – 80 kN. Namun balok W’27-45
dan balok W’35-37 mengalami pelelehan ketika diberi beban 110 kN dengan
tegangan leleh yang didapat sebesar 375,417703 MPa untuk W’27-45 dan
tegangan sebesar 413,48 MPa untuk W’35-37. Sedangkan balok W’44-28
mengalami pelelehan ketika diberi beban sebesar 105 kN dengan tegangan
sebesar 358,403854 MPa.
3.2 Saran
Pemodelan balok baja kastela ini perlu diberikan beban yang lebih detail
antara 100 – 110 kN sehingga dapat diketahui besar beban yang berpengaruh agar
balok tersebut mengalami leleh atau melampaui tegangan leleh maksimum baja.

41
LAMPIRAN 1. GAMBAR ANALISA TEGANGAN UNTUK TIAP BEBAN
DAN VARIASI

BEBAN 1 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 2 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 3 KN
W’44-28

42
W’35-37

W’27-45

BEBAN 4 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 5 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

43
BEBAN 6 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 7 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 8 KN
W’44-28

W’35-37

44
W’27-45

BEBAN 9 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 10 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

45
BEBAN 11 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 12 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 13 KN
W’44-28

46
W’35-37

W’27-45

BEBAN 14 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 15 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

47
BEBAN 20 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 40 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 60 KN
W’44-28

W’35-37

48
W’27-45

BEBAN 80 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 100 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

49
BEBAN 105 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

BEBAN 110 KN
W’44-28

W’35-37

W’27-45

50

Anda mungkin juga menyukai