Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN DESAIN FONDASI

FONDASI TANGKI FASILITAS


TERMINAL LAWE-LAWE
PENAJAM PASER UTARA, KALTIM
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2


BAB 1 KETENTUAN TEKNIS .................................................................................... 3
1.1 UMUM ................................................................................................................. 3
1.2 PERATURAN DAN STANDAR ACUAN ............................................................ 3
1.3 BAHAN STRUKTUR ............................................................................................ 3
1.4 FAKTOR REDUKSI KEKUATAN ........................................................................ 4
1.5 METODE ANALISIS DESAIN ............................................................................. 5
1.6 METODE ANALISIS ELEMEN FONDASI ......................................................... 5
BAB 2 ANALISIS PEMBEBANAN............................................................................. 6
2.1. MATERIAL STRUKTUR ................................................................................... 6
2.2. MODEL ANALISIS STRUKTUR ...................................................................... 6
2.3. PEMBEBANAN FONDASI ............................................................................. 8
2.3.1. BEBAN STRUKTUR ATAS .............................................................................. 8
2.3.2. ANGIN ............................................................................................................. 9
2.3.3. GEMPA ......................................................................................................... 10
2.4. KOMBINASI PEMBEBANAN ...................................................................... 12
2.5. DESAIN ANALISIS ....................................................................................... 12
BAB 3 DESAIN KAPASITAS DUKUNG FONDASI............................................... 13
3.1. UMUM .......................................................................................................... 13
3.1.1. REKAPITULASI HASIL DESAIN ANALISIS ................................................. 13
3.1.2. DESAIN KAPASITAS DUKUNG FONDASI ................................................ 13
3.1.3. DESAIN KAPASITAS DUKUNG KOMPONEN BETON BERTULANG..... 14
BAB 4 HASIL ANALISIS ......................................................................................... 15
4.1. HASIL ANALISIS........................................................................................... 15
BAB 5 KESIMPULAN .............................................................................................. 17
5.1. KESIMPULAN ............................................................................................... 17

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 2


BAB 1
KETENTUAN TEKNIS

1.1 Umum
Analisis desain fondasi di buat menggunakan perhitungan analitis mengikuti standar
analisis. Desain analisis menggunakan ketentuan untuk Desain Faktor Beban dan
Ketahanan (DFBT) dan Desain Ketentuan izin (DKI). Model analisis fondasi di buat
menggunakan potongan penampang melintang sumbu ordinat dan absis. Kombinasi
beban mati, hidup dan gempa diperhitungkan sesuai ketentuan standar persyaratan
perancangan struktur non-gedung dan geoteknik.

1.2 Peraturan dan Standar Acuan


Peraturan yang di pakai sebagai referensi dalam analisis desain fondasi adalah peraturan
persyaratan perancangan geoteknik, peraturan perencanaan ketahanan gempa untuk
perhitungan beban gempa desain, persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung,
dan standar tangki las untuk penyimpanan oli. Berikut beberapa referensi yang dipakai
dalam desain analisis dinding penahan tanah.

I. Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan Gedung


dan struktur lain (SNI 8460:2017)
II. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung (SNI 1726:2019)
III. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasnya
(SNI 2847:2019)
IV. Welded Tank for Oil Storage (API STANDARD 650:2020)

1.3 Bahan Struktur


Material yang digunakan analisis desain fondasi adalah beton bertulang dan tiang
pancang. Berikut beberapa properti material komponen struktur.

a) Beton
Standar campuran untuk bahan material beton sesuai dengan SNI 7394:2008
untuk mutu beton K300,
• Kuat tekan beton rencana, fc’ =26,4 MPa

• Modulus elastisitas beton, EC = 4700 f c'

• Modulus geser beton, G = 0,4 EC


• Angka poisson, v = 0,2
• Berat jenis beton,  = 2116 kg/m3

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 3


b) Baja tulangan
Standar mutu material tulangan baja beton sesuai dengan SNI 2052:2014 untuk
mutu BJTS40.
• Kuat luluh minimum, fy = 420 MPa
• Kuat tarik minimum, fu = 550 MPa
• Angka poisson, v = 0,3
c) Tiang pancang
Tiang pancang atau spun pile yang digunakan dalam analisis menggunakan tipe
prestressed concrete pretension spun pile milik wikabeton.
• Diameter tiang pancang, Ø = 350 mm
• Kelas mutu tiang pancang = C
• Bending moment crack, Mn = 6 tonm
• Berat tiang pancang, w = 145 kg/m
• Inersia penampang, Ixx = Iyy = 62162 cm4

1.4 Faktor Reduksi Kekuatan


Faktor reduksi kapasitas dukung fondasi dan kekuatan komponen struktur beton bertulang
diatur dalam SNI 8460:2017 dan SNI 2847:2019. Berikut uraian faktor reduksi kapasitas
dukung fondasi dan kekuatan komponen struktur beton bertulang.

A. Kapasitas dukung fondasi


Kapasitas dukung fondasi akan di tinjau terhadap beberapa kriteria kegagalan
seperti gagal dukung, gagal tarik, gagal geser, dan defleksi toleransi. Oleh karena
itu nilai kapasitas dukung fondasi akan direduksi oleh beberapa faktor reduksi
kapasitas sebagai berikut:
1. Faktor reduksi kuat dukung (bearing capacity) ≥ 2,5
2. Faktor reduksi kuat dukung tarik (tension capacity) ≥ 4
3. Faktor reduksi kuat geser (lateral capacity) ≥ 2,5
4. Nilai toleransi defleksi tiang ≥ 25 mm
B. Komponen beton bertulang
1) Momen lentur tanpa beban aksial, gaya aksial, atau kombinasi momen lentur dan
aksial sesuai Gambar 1. 1.

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 4


Gambar 1. 1 Faktor reduksi kekuatan (SNI 2847:2019)

2) Geser dan atau puntir : 0,75


3) Tumpu (bearing) : 0,65

1.5 Metode Analisis Desain


Metode analisis perhitungan analitis menggunakan asumsi analisis desain berikut:
1. Melakukan evaluasi dan perhitungan beban hidup dan beban mati dari struktur
atas.
2. Melakukan perhitungan beban angin yang bekerja sesuai dengan tipe struktur
atas.
3. Melakukan perhitungan beban gempa menggunakan standar perhitungan
analitis beban gempa untuk tangki (API 650:2020).
4. Pelat penutup tiang di desain cukup tebal untuk mencapai sifat kaku, sehingga
tidak ada momen lentur yang diakibatkan pelat penutup ke tiang.
5. Melakukan perhitungan kapasitas dukung fondasi menggunakan berbagai
metode perhitungan dan evaluasi kapasitas dukung kritis.
6. Melakukan perhitungan kapasitas pelat penutup tiang terhadap gagal geser satu
arah, gagal geser dua arah dan gagal lentur.

1.6 Metode Analisis Elemen Fondasi


Metode dan analisis elemen struktur beton bertulang dibuat sesuai dengan perhitungan
kapasitas penampang elemen beton bertulang dalam SNI 2847:2019. Perhitungan gaya
dalam fondasi disesuaikan dengan bentuk kemungkinan kegagalan struktur seperti rusak
geser dan rusak lentur komponen fondasi. Perhitungan kapasitas penampang serta gaya
dalam komponen beton bertulang dihitung secara analitis menggunakan Excel.

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 5


BAB 2
ANALISIS PEMBEBANAN

2.1. Material Struktur


Bahan yang di pakai untuk material komponen struktur memiliki spesifikasi seperti
Tabel 2. 1 dan Tabel 2. 2.

Tabel 2. 1 Spesifikasi material beton untuk komponen fondasi

Komponen Mutu (MPa) Ec (MPa) v  (kN/m3)


Pelat penutup tiang 24,9 23452 0,2 20,5

Tiang pancang 52 33892182 0,2 20,5

Tabel 2. 2 Spesifikasi material baja untuk komponen tulangan

Fy fu Es 
Diameter (mm) Mutu v
(MPa) (MPa) (GPa) (kN/m3)
20 BJTS42 420 550 200 0,29 78,4

19 BJTS42 420 550 200 0,29 78,4

2.2. Model Analisis Struktur


Model analisis fondasi di buat menggunakan sketsa konfigurasi tiang pada pelat penutup
dan potongan melintang penampang fondasi. Struktur tangki yang diangkur keliling
fondasi menjadikan transfer beban eksternal merata kepada keseluruhan tiang. Beban
eksternal dihitung secara terpisah dari model desain fondasi menggunakan standar
perhitungan analitis.

Model analisis fondasi di buat mengikuti tipe tiang ujung bebas dengan asumsi beban
lateral bekerja di eksentrisitas tertentu di atas tanah (tebal pelat penutup tiang). Sedangkan
gaya eksternal momen dan beban vertikal bekerja di bagian dasar pusat masa fondasi.
Sebagai gambaran untuk aplikasi beban eksternal pada model analisis fondasi dapat
dilihat pada Gambar 2. 1. Sedangkan konsep analisis desain tahanan lateral fondasi
menggunakan tipe tiang ujung bebas akan mengikuti model keruntuhan seperti sketsa
Gambar 2. 2.

Dengan memakai asumsi dimensi awal dan melakukan evaluasi hasil analisis fondasi
terhadap beban eksternal dan kapasitas fondasi maka di perokeh dimensi komponen
fondasi tangki seperti pada Tabel 2. 3 dan Tabel 2. 4.

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 6


Tabel 2. 3 Dimensi Pelat Penutup Tiang

Simbol Inisal Dimensi (m)


Diameter fondasi Ø 9,0
Tebal fondasi t 0,8
Tulangan lapis atas fondasi S19 - 150
Tulangan lapis bawah fondasi S25 - 100
Tabel 2. 4 Dimensi Tiang Pancang

Simbol Inisal Dimensi (m)


Diameter spun pile Ø 0,35
Panjang spun pile L 23,0
Tebal dinding spun pile t 0,65
Luas penampang Ac 0,058

Gambar 2. 1 Model fondasi tipe ujung bebas

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 7


Gambar 2. 2 Model fondasi tipe ujung bebas

2.3. Pembebanan Fondasi

2.3.1. Beban Struktur Atas


Beban di atas fondasi diperoleh dari berat struktur tangki, aksesoris tangki dan cairan
yang disimpan di dalamnya. Beban aksesoris tangki seperti Gambar 2. 3 diestimasi
sebesar 0,1 dari berat total shell dan cairan. Beban-beban tersebut kemudian di konversi
menjadi tekanan vertikal di permukaan fondasi (wtangki) seperti Gambar 2. 1. Informasi
beban struktur atas dapat di lihat pada Tabel 2. 5 dan Tabel 2. 6. Analisis beban tekanan
pada permukaan fondasi dapat dilihat secara rinci pada dokumen Lampiran.

Gambar 2. 3 Beban mati tambahan penutup atap (kN/m2).

Tabel 2. 5 Spesifikasi Tangki

Keterangan Besaran
Diameter tangki, Ø 8,0 m
Tinggi tangki, H 8,0 m
Tebal shell tangki, t 10 mm
Berat jenis shell, shell 78,50 kN/m3
Tabel 2. 6 Parameter Beban Tambahan

Keterangan Besaran
Berat jenis cairan, cairan 8,95 kN/m3
Beton bertulang, pelat fondasi 24,00 kN/m3
Beban tekanan, thujan 0,05 kN/m2

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 8


2.3.2. Angin
Fondasi bangunan akan menerima beban lateral yang salah satunya beban angin. Beban
angin akan diterima struktur atas kemudian ditransfer kepada struktur bawah. Metode
desain beban angin akan bergantung pada jenis struktur yang menerima beban angin.
Bangunan struktur atas berupa tangki di desain menahan beban angin untuk jenis beban
angin pada struktur lain sebagai sistem penahan gaya angin utama (SPGAU). Beban angin
pada SPGAU di desain mengikuti ketentuan prosedur terarah untuk tangki berpenampang
bundar pada permukaan tanah dan atap tangki berpenampang bundar terisolasi. Lokasi
tangki berada di Kec. Penajam Kab. Penajam Paser Utara, Prov. Kalimantan Timur yang
memiliki kecepatan angin dasar (hembusan angin 3 detik pada ketinggian 10 m) untuk
kala ulang umur bangunan (50 th) sebesar 32,1 m/s.

Struktur atas berada di wilayah permukaan datar tidak dekar bukit dan berada di pinggiran
kota dekat daerah hutan. Kategori kekasaran permukaan dari lokasi tersebut masuk
kepada kategori kekasaran permukaan B dengan kategori eksposur B. Faktor arah angin
(Kd) untuk bangunan SPGAU dan model berpenampang bundar adalah 1,0. Struktur
tangki dengan penampang bundar dengan nilai 𝐷√𝑞𝑧 > 2,5 dan tipe permukaan dinding
yang sangat kasar D’/D = 0,08 diperoleh koefisien gaya Cf = 0.8 untuk rasio h/D = 1.
Koefisien tekanan eksternal untuk atap terisolasi berpenampang bundar dari struktur
tangki berdiameter < 36,6 m dan rasio H/D < 4 adalah Cp zona 1 = -0,8 dan Cp zona 2 = -0,5.
Parameter perhitungan beban angin untuk struktur atas dan fondasi dapat dilihat pada
Tabel 2. 7.

Tabel 2. 7 Parameter Dasar Beban Angin

Parameter Dasar Beban Angin Nilai


Kecepatan angin dasar (m/s) 32,1
Faktor arah angin, Kd 0,85
Kategori kekasaran permukaan B
Kategori eksposur B
Koefisien eksposur tekanan kecepatan, Kh dan Kz 0,68
Faktor elevasi permukaan tanah, Ke 1
Faktor topografi, Kzt 1
Tekanan kecepatan, qz (m/s2) 429
Koefisien tekanan angin di dinding, Cf 0,8
Koefisien tekanan angin atap zona 1, Cp -0,8
Koefisien tekanan angin atap zona 2, Cp -0.5

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 9


2.3.3. Gempa
Prosedur perhitungan gaya seismik tangki yang menumpu langsung di tanah dengan
diameter lebih dari 20 ft perlu mempertimbangkan tekanan hidrodinamika cairan dalam
menentukan gaya lateral ekivalen dan distribusi gaya lateral. Perhitungan gaya seismik
tangki tersebut mengacu kepada dokumen acuan yang berlaku di ASCE/SEI 7-16 dan
persyaratan pasal 10.6 SNI 1726:2019.
Perhitungan beban gempa diambil dari standar desain seismik tangki penyimpanan yang
berupa welded tank for oil storage (API 650:2020). Metode perhitungan beban gempa
tangki menggunakan prosedur pseudo-dynamic. Nilai percepatan gempa diambil dari
grafik respons spektrum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER). Terdapat dua
mode respon dinamik yang dipertimbangkan dalam analisis yang berasal dari sistem
keseluruhan tangki (impulsif) dan material pengisi tangki (konvektif). Periode alami dari
mode konvektif dan mode impulsif di hitung menggunakan persamaan dan grafik berikut.
𝑇𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = 𝐾𝑠 √𝐷
0,578
𝐾𝑠 =
√tanh (3,68𝐻 )
𝐷

1 𝐶𝑖 𝐻 √𝜌
𝑇𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑠𝑖𝑓 = ( ) ( )
√27,8 √𝑡𝑢 √𝐸
( 𝐷)

Gambar 2. 4 Koefisien Ci (API 650, 2020)

Beban gempa untuk dinding fondasi tangki menggunakan gempa desain kala ulang 2500
tahun atau 2% terlampaui dalam 50 tahun. Parameter gempa permukaan dihitung dengan
menggunakan asumsi bahwa lokasi fondasi berada di atas tanah lunak (SE). Input
parameter percepatan 0,2 detik (SS), 1 detik (S1), percepatan puncak (PGA) di batuan
dasar dapat di amplifikasi dengan faktor koefisien amplifikasi tanah lunak sehingga
didapatkan percepatan di permukaan tanah.
LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 10
Tabel 2. 8 Parameter input perhitungan beban gempa

Parameter Gempa 7% dalam 75 tahun Besaran


Percepatan pada periode 1 detik, S1 bedrock 0,080 g
Percepatan pada periode 0,2 detik, SS bedrock 0,119 g
Percepatan puncak PGAbedrock 0,048 g
Kelas situs lokasi SE
Faktor amplifikasi Fv 4,2
Faktor amplifikasi Fa 2,4
Faktor amplifikasi FPGA 2,4
Transisi periode Panjang, TL 16 detik
Periode mode impulsif, Ti 0,07 detik
Periode mode konvektif, Tc 2,94 detik
Faktor keutamaan gempa, Ie 1
Modifikasi respons impulsif, Rwi 2
Modifikasi respons konvektif, Rwc 1
Perhitungan gaya geser dasar seismik ditentukan oleh selisih periode alami mode impulsif
dan konvektif. Selisih nilai yang cukup besar antara kedua periode alami tersebut
mendefinisikan bahwa gaya geser dasar harus didefinisikan dari kombinasi komponen
impulsif dan komponen konvektif. Untuk memenuhi syarat tersebut maka metode akar
kuadrat dari penjumlahan kuadrat (SRSS) digunakan dalam penentuan gaya geser dasar.

𝑉 = √𝑉𝑖2 + 𝑉𝑐2
Efek percepatan vertikal harus dianggap bekerja pada arah ke atas dan ke bawah dan di
kombinasikan dengan efek percepatan lateral. Dasar tangki yang dijangkarkan ke dalam
pelat secara mekanis memiliki ketentuan bahwa fondasi pelat harus didesain untuk
menahan gaya maksimum uplift angkur dan guling. Parameter perhitungan percepatan
gempa vertikal dapat dilihat pada Tabel 2. 9. Analisis dinamik fondasi tangki secara rinci
dapat dilihat pada dokumen Lampiran.

Tabel 2. 9 Gempa Vertikal

Parameter Besaran
Parameter percepatan vertikal, Av 0,09 g
Faktor modifikasi tekanan akibat uplift, Fuplift 0,96 g
Faktor modifikasi tekanan untuk bearing, Fbearing 1,04 g

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 11


2.4. Kombinasi Pembebanan
Beban yang dipertimbangkan dalam desain fondasi adalah berat struktur atas, beban angin
dan beban gempa. Kombinasi beban DKI diperhitungkan untuk evaluasi kapasitas kuat
dukung fondasi. Sedangkan kombinasi beban DFBT dipakai untuk evaluasi kapasitas
struktur beton bertulang. Resultan gaya eksternal vertikal dan lateral tangki akan
dikenakan kombinasi gaya sebelum di distribusikan kepada tiang fondasi.

2.5. Desain Analisis


Desain analisis fondasi dilakukan dengan cara analitis mengikuti standar perencanaan
yang mempertimbangkan model keruntuhan tarik tiang, keruntuhan geser tiang,
keruntuhan dukungan tiang, guling pelat fondasi dan defleksi toleransi. Secara umum
potongan arah melintang sumbu-x dan sumbu-y fondasi akan dianalisis secara terpisah
dan dievaluasi kuat dukung kritisnya. Konfigurasi tiang dalam potongan melintang akan
berpengaruh pada transfer resultan gaya eksternal menjadi gaya aksial pada setiap tiang.
Berbagai kombinasi pembebanan akan dievaluasi dengan proses perhitungan analitis
yang sama sehingga didapatkan gaya aksial maksimum tiang, gaya lateral maksimum
tiang, dan stabilitas guling pelat fondasi. menggunakan Perhitungan lebih rinci terkait
desain analitis fondasi dapat dilihat pada dokumen Lampiran.

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 12


BAB 3
DESAIN KAPASITAS DUKUNG FONDASI

3.1. Umum
Dimensi pelat penutup kepala tiang, dimensi tiang dan properti material komponen beton
bertulang akan menentukan kapasitas dukung struktur fondasi. Gaya dalam terbesar hasil
perhitungan desain analitis dari komponen tiang akan menjadi nilai acuan dalam
pengecekan kapasitas struktur tiang dan pelat penutup tiang.

Kapasitas dukung fondasi tiang dievaluasi kapasitas dukung tanahnya memakai berbagai
metode dari Bagemann (1965), deRuiter dan Beringen (1975), Schmertmann dan
Nottingham (1975), Meyerhof (1976), dan Broms (1976) sehingga diperoleh kuat dukung
tanah terhadap beban aksial dan lateral. Masing-masing hasil metode perhitungan akan
dievaluasi nilai kapasitas dukung fondasi kritis yang digunakan sebagai kapasitas dukung
fondasi rencana.

3.1.1. Rekapitulasi Hasil Desain Analisis


Perhitungan beban desain fondasi secara analitis dari berbagai kombinasi beban akan
menghasilkan resultan gaya aksial, lateral dan momen pada titik berat fondasi. Beban-
beban tersebut kemudian didistribusikan kepada masing-masing tiang sehingga diperoleh
gaya aksial maksimum tiang. Umumnya gaya aksial maksimum ditemukan pada tiang
terjauh dari titik berat fondasi. Gaya aksial tekan dan Tarik maksimum akan di rekap ke
dalam tabel untuk memudahkan evaluasi kuat dukung tanah dan kapasitas dukung
struktur fondasi.

3.1.2. Desain Kapasitas Dukung Fondasi


Perhitungan kuat dukung tanah versus gaya aksial maksimum tiang dilakukan untuk
setiap kombinasi pembebanan. Nilai kuat dukung tanah telah dibagi dengan angka aman
untuk menghindari kuat dukung tanah yang terlalu besar (over capacity). Perhitungan
kuat dukung tanah dilakukan menggunakan metode yang sesuai kondisi tanah kohesif
atau non-kohesif. Analisis grafik friction ratio dan tahanan konus (qc) terhadap lapisan
tanah di bawah fondasi dilakukan untuk mengevaluasi kondisi tanah tersebut. Pada kasus
tiang di dalam tanah lempung (kohesif) dilakukan perhitungan gaya gesek negatif tiang
(negative skin friction) yang akan meningkatkan nilai gaya aksial maksimum tiang akibat
kombinasi pembebanan.
Kapasitas dukung lateral fondasi akan dievaluasi dari tiga hal, yaitu kapasitas geser beton
tiang fondasi, gaya lateral ijin berdasar defleksi toleransi 25 mm, dan gaya lateral ijin
LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 13
berdasar keruntuhan tanah. Untuk kasus kapasitas dukung fondasi tiang terhadap bearing
akan dievaluasi terhadap kapasitas dukung ijin tiang tunggal dan kelompok. Sedangkan
untuk kasus gaya lateral ijin dievaluasi terhadap kapasitas lateral ijin tiang tunggal saja.

3.1.3. Desain Kapasitas Dukung Komponen Beton Bertulang


Pelat penutup tiang didesain menggunakan terhadap beberapa kegagalan seperti gagal
geser satu arah, gagal geser dua arah dan gagal lentur. Gagal geser satu arah pada pelat
penutup tiang kemungkinan kecil terjadi karena beban aksial (dasar tangki) melingkupi
secara keseluruhan tiang. Akan tetapi gagal geser satu arah tetap dihitung untuk tiang
terjauh dari titik berat fondasi yang berpotensi menjadikan gagal geser satu arah saat
mengalami gaya aksial tarik.
Kapasitas geser dua arah di evasluasi untuk tiang tunggal dengan gaya aksial maksimum
diperoleh dari kuat dukung bearing ijin. Desain tulangan lentur lapis atas dan lapis bawah
pelat penutup tiang di desain untuk menyalurkan momen maksimum dari kombinasi
beban maksimum. Lapis tulangan atas didesain agar mampu mendistribusikan momen
eksternal menjadi gaya aksial tarik pada tiang, sedangkan lapis tulangan bawah
mendistribusikan momen eksternal menjadi aksial tekan pada tiang.

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 14


BAB 4
HASIL ANALISIS

4.1. Hasil Analisis


Hasil desain fondasi dinyatakan aman dengan mempertimbangkan dimensi rencana,
properti material struktur, kuat dukung tanah, dan kombinasi pembebanan. Perbandingan
kapasitas dukung fondasi versus kombinasi maksimum dapat dilihat pada Tabel 4. 1.

Tabel 4. 1 Perbandingan kapasitas dukung dan beban maksimum

Keterangan Beban (kN) Kapasitas (KN)


Beban aksial tekan tiang tunggal 278 396
Beban aksial tekan tiang kelompok 8095 10506
Beban aksial tarik tiang tunggal - 238
Beban lateral tiang tunggal 14.5 17.2

Hasil perbandingan Tabel 4. 1 menunjukkan bahwa beban maksimum pengontrol jumlah


tiang adalah beban lateral tiang. Hal ini terjadi karena kuat nilai tahanan tanah rerata dari
permukaan sampai dengan kedalaman 23 m bernilai rendah. Kapasitas momen
maksimum dari tiang pancang juga telah dipertimbangkan dalam kapasitas dukung
sehingga aman secara struktur. Dimensi pelat penutup tiang telah dievaluasi terhadap
gagal geser dan gagal lentur sehingga menghasilkan penulangan seperti pada Tabel 4. 2.

Tabel 4. 2 Penulangan pelat penutup kepala tiang

Keterangan Tulangan
Tulangan lapis atas sumbu - x D19 – 300
Tulangan lapis atas sumbu - y D19 – 300
Tulangan lapis bawah sumbu - x D20 – 100
Tulangan lapis bawah sumbu - x D20 - 100

Desain konfigurasi dan penampang fondasi tiang dapat dilihat pada Gambar 4. 1. Jarak
antar tiang adalah 1,4 m dengan jumlah total spun pile 36 tiang dan panjang 23 m untuk
satu tiang. Tiang pancang desain menggunakan spun pile produksi wikabeton tipe
prestressed concrete pretension spun piles diameter 350 mm dengan kelas C. Pelat
penutup tiang memiliki diameter 9 m dengan ketebalan 0,5 m dan menggunakan mutu
beton K300.

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 15


Gambar 4. 1 Desain konfigurasi tiang fondasi tangki

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 16


BAB 5
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan hasil desain analisis fondasi tangki fasilitas terminal lawe-lawe:

1. Desain analisis telah memperhitungkan kombinasi beban standar yang diterapkan


pada struktur atas khususnya struktur tangki.
2. Fondasi tangki memiliki diameter minimal 9 m, ketebalan 0,5 m, jumlah total spun
pile 32, jarak spasi antar tiang 1,4 m dan panjang satu tiang adalah 23 m.
3. Jumlah total spun pile dikontrol oleh kapasitas dukung gaya lateral yang rendah
akibat nilai tahanan tanah kecil (qc).
4. Fondasi tiang menggunakan spun pile produksi wikabeton berdiameter 350 mm
dengan kelas C.

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 17


LAMPIRAN

Laporan Desain Analisis Fondasi


Fasilitas Terminal Lawe - lawe,
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur

LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 18


Analisis Struktur
Analisis Pembebanan
Statik

Struktur
No Jenis Beban Keterangan Ketentuan Analisis Hasil
1 Beban Mati
3
Berat sendiri struktur Perhitungan berat Shell tangki 78.50 kN/m
komponen tanki, dilakukan secara t = 10 mm
3
fondasi, dan crude oil manual Beton bertulang 24 kN/m
3
Crude oil 8.95 kN/m

Atap Tangki
No Jenis Beban Keterangan Ketentuan Analisis Hasil
1 Beban Mati Tambahan
2
Beban penutup atap Air hujan setebal 0,005 m, g = 10 (A1)×l×g = 0.05 kN/m
adalah air hujan A1 = 5 kg/m2 2.513 kN

Struktur Tangki
No Jenis Beban Keterangan Ketentuan Analisis Hasil
1 Beban Angin Pada Atap Tangki
Beban angin atap Kecepatan angin dasar Koefisien tekanan eksternal, Cp
lengkung di hitung kala ulang 50 tahunan Sisi angin zona 1 -0.8
sesuai SNI menggunakan V = 32,1 m/s Sisi angin zona 2 -0.5
faktor koefisien gaya
untuk struktur atap lengkung

2 Beban Angin Pada Dinding Tangki


2
Beban angin atap Kecepatan angin dasar Tekanan kecepatan, qz = 269 N/m
lengkung di hitung V = 32,1 m/s Koefisien gaya angin untuk tangki, GCf = 0.68
sesuai SNI menggunakan
faktor koefisien gaya
untuk rangka terbuka
bidang tunggal

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Analisis Pembebanan
Gempa

Prosedur Perhitungan Beban


Seismic use group
Tangki ditinjau sebagai tempat penyimpanan (crude oil ) yang memberi layanan langsung
ke fasilitas industri. Tangki terisolasi dari akses publik serta memiliki pengendalian untuk
tumpahan sekunder. Oleh karena itu tangki masuk kedalam seismic use group I (SUG I).
Desain percepatan gempa
Berdasar SNI 1729 : 2019 metode perhitungan gempa menggunakan respons spektrum
yang dipertimbangkan risk-targeted maximum considered earthquake didapatkan dari
1,5 kali respons spektrum dari gempa MCER. Berikut data percepatan gempa MCER pada
bedrock di lokasi rencana pembangunan tangki,
Percepatan puncak dipermukaan, PGA = 0.048 g
Percapatan pada 0.2 detik,Ss = 0.119 g
Percepatan pada 1 detik, S1 = 0.080 g
TL = 16 detik
Data penyelidikan tanah yang tersedia untuk lokasi terkait hanya data sondir, sehingga
penentuan kelas situs dilakukan dengan bantuan peta geologi. Kelas situs tanah dipakai
untuk menentukan faktor amplifikasi percepatan gempa dari bedrock ke permukaan
tanah. Berdasar Peta Geomorfologi Lembar Balikpapan diketahui bahwa tangki berada
di formasi. Bebulu denga lithilogi aluvium. Formasi Bebulu memiliki karakteristik dominan
tersusun oleh batugamping dengan sisipan batulempung lanauan dan sedikit napal.
Dengan mempertimbangkan data sondir serta kondisi geologi ditentukan kelas situs
lokasi fondasi tangki adalah tanah lunak (SE). Berikut percepatan gempa di permukaan
tanah pada lokasi tangki untuk kelas situs SE.
Percepatan tanah puncak, PGA = 0.114 g
Respons spektra percepatan SDS = 0.191 g
Respons spektra percepatan SD1 = 0.225 g

Periode Struktur
Periode struktur dari pseudo-dynamic modal analysis terdiri dari dua jenis yaitu
periode alami sistem tangki (impulsive natural period ) dan periode alami material
pengisi tangki (convective (sloshing) period ). Berikut perhitungan kedua periode
alami terebut.
Impulsive natural period,
Koef. untuk menentukan periode impulsif dari sistem tangki, Ci = 6.25
Ketebalan ekivalen seragam dari dinding tangki, tu = 10 mm
Densitas material pengisi tangki, r = 895 kg/m3
Modulus elastisitas tangki, E = 200000 MPa
Tinggi tangki, H = 8.25 m
Diameter nominal tangki, D = 8 m
Rasio tinggi terhadap diameter tangki, H/D = 1.03
Periode getaran alami untuk mode perilaku impulsif, Ti = 0.07 detik

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Analisis Pembebanan
Gempa

Convective (sloshing) period,


Mode ke-1 dari sloshing wave di hitung menggunakan the sloshing period coefficient
(KS) dan diameter tangki.
Koef. untuk menentukan periode sloshing wave , KS = 0.58
Diameter nominal tangki, D = 8 m
Rasio tinggi terhadap diameter tangki, H/D = 1.03
Periode getaran alami untuk mode perilaku konvektif, TC = 2.94 detik

Desain respons spektral percepatan


Desain percepatan impulsif (Ai) di hitung sebagai berikut,
Faktor keutamaan gempa, Ie = 1
Modifikasi respons impulsif, Rwi= 2
Parameter percepatan impulsif (MCER), Ai = 0.143 g
Desain percepatan konvektif (Ac) di hitung sebagai berikut,
Faktor keutamaan gempa, Ie = 1
Modifikasi respons konvektif, Rwc= 1
Parameter percepatan konvektif (MCER), Ac = 0.172 g

Geser dasar seismik


Berdasarkan hasil perbandingan periode alami komponen impulsif dan konvektif didapat
selisih yang cukup besar dimana bisa diartikan kedua periode ragam tidak berdekatan
atau terpisah. Dengan demikian gaya geser dasar harus di definisikan dari kombinasi
komponen impulsif dan konvektif dengan metode akar kuadrat dari jumlah kuadrat
(SRSS). Berikut perhitungan gaya geser dasar tangki menggunakan metode SRSS.

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Analisis Pembebanan
Gempa

Berat efektif struktur,


Fasilitas tangki terdiri dari material pengisi tangki berupa cairan, aksesoris tangki,
cangkang atap, cangkang dasar, cangkang dinding dan bagian pelengkap lainya. Beban
setiap bagian tangki dipertimbangkan dalam penentuan berat efektif struktur tangki.
Berikut tabel perhitungan berat masing-masing bagian tangki,

Cangkang Tangki Isi Tangki


Watap Wdasar Wdinding Wfluida
(kN) (kN) (kN) (kN)
43.49 39.46 173.62 2845.87
catatan:
Faktor pembesar 1.1 digunakan untuk additional load (aksesoris tanki)

Berat total isi tangki berdasarkan berat jenis cairan, Wp = 2845.87 kN


Bagian konvektif efektif (sloshing) dari berat cairan, Wc = 653.87 kN
Berat total cangkang tangki dan perlengkapannya, Ws = 173.62 kN
Porsi impulsif efektif dari berat cairan, Wi = 2225.47 kN
Berat total atap tangki tetap, Wr = 43.49 kN
Berat dasar tangki, Wf = 39.46 kN
Geser dasar seismik akibat komponen konvektif, Vc = 112.21 kN
Geser dasar seismik akibat komponen impulsif, Vf = 355.03 kN
Geser dasar seismik, V = 372.34 kN

Momen guling tangki untuk slab


Tinggi tangki, H = 8.25 m
Tinggi maksimum cairan, H = 8 m
Diameter nominal tangki, D = 8 m
Rasio tinggi terhadap diameter tangki, H/D = 1.03 m
Rasio diameter terhadap tinggi tangki, D/H = 1.00 m
Panjang lengan momen gaya impulsif, Xis = 4.48 m
Panjang lengan momen gaya konvektif, Xcs = 6.26 m
Panjang lengan momen titik berat tangki, Xs = 4.00 m
Panjang lengan momen titik berat atap tangki, Xr = 8.25 m
Momen guling seismik fondasi, Ms = 1726.17 kNm

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Analisis Pembebanan
Gempa

Efek gempa vertikal


Efek percepatan vertikal harus dianggap bekerja pada arah ke atas dan ke bawah dan di
kombinasikan dengan efek percepatan lateral. Dasar tangki yang dijangkarkan kedalam
slab secara mekanis memiliki ketentuan bahwa fondasi slab harus didesain untuk
menahan gaya maksimum uplift angkur dan overturning.

Parameter seismik percepatan vertikal, Av = 0.090 g


Faktor modifikasi tekanan akibat uplift , Fuplift = 0.96 g
Faktor modifikasi tekanan bearing , Fbearing = 1.04 g

Stabilitas guling
Stabilitas guling untuk tangki yang diangkur secara mekanis kedalam slab harus memiliki
rasio antara berat sendiri terhadap momen guling lebih besar atau sama dengan dua.

Diameter nominal tangki, D = 8 m


Berat total fasilitas tangki beserta isi, MT = 3102 kN
Tebal fondasi, tfondasi = 0.5 m
Dia. fondasi, Øfondasi = 9 m
Berat total fondasi tangki, Mfd = 763 kN
Berat tanah diatas fondasi, Mg = 0 kN
Momen guling seismik fondasi, Ms = 1726 kNm
Rasio stabilitas guling tangki, (FS > 2) = 9.0 >2

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Analisis Pembebanan
Angin
Data Eksisting

Tampak Samping Tangki


Keterangan dimensi :
Dia. tangki, Øtangki = 8 m
Dia. fondasi, Øfondasi = 9 m
Tinggi tangki, Htangki = 8.25 m
Tinggi tebing (+) = 0 m
Kec. angin dasar, v = 32.1 m/s
As to as tangki = 12.5 m
Htangki / Øtangki = 1.0 m

Parameter Perhitungan
Kategori eksposur = Eksposur B (pinggiran kota dan daerah berhutan)
Faktor koefisien eksposur tekanan kecepatan, Kz :
Variabel z berdasar elevasi struktur = 27 ft
Variabel a berdasar tabel 26.10.1 = 7
Koef. Kz atau Kh untuk 15 ft ≤ z < zg = 0.68
Persyaratan kondisi tidak memenuhi maka koefisien Kzt = 1
Tipe struktur tangki serpa bundar maka koefisien Kd = 1
Faktor koefisien konservatif elevasi permukaan tanah, Ke = 1
Kecepatan angin dasar (wind speeds for the Asia-Pacific Region ),V = 32.1 m/s
Tekanan angin dasar pada elevasi tinggi z = 0 m, q0 = 360 m/s2
Tekanan angin dasar pada elevasi tinggi z, qz = qh = 429 m/s2

Koefisien gaya untuk dinding tangki penampang bundar, Cf:


h/D
D*qz^0.5 Tipe muka
1 7 25
> 2.5 Halus 0.5 0.6 0.7
Kasar (D'/D
= 0.02) 0.7 0.8 0.9

Sangat kasar
(D'/D = 0.08) 0.8 1.0 1.2
≤ 2.5 Semua 0.7 0.8 1.2

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Analisis Pembebanan
Angin
Rasio Øtangki qz ^ 0.5 = 152
Rasio Htangki / Øtangki = 1.0
Tinggi elemen yang menonjol pada tangki, D' = 0.6 m
Rasio nilai D' / Øtangki = 0.08
Koefisien gaya untuk dinging tangki, Cf = 0.8
Koefisien gaya untuk atap kerucut tangki terisolasi, Cp:
Faktor efek hembusan angin untuk tangki, G = 0.85
Koef. tekanan internal struktur atap, GCpi = -0.18 (tertutup)
Kemiringan atap tangki, q = 7.1
Parameter penutup tangki q < 10°
H= 8 m
h= 8.5 m
Zona 1 = 5.6 m
Zona 2 = 2.4 m
Cp untuk zona 1 = -0.8
Cp untuk zona 2 = -0.5
Perhitungan Beban Angin
Gaya angin desain pada dinding tangki, F
Tekanan velositas semua permukaan, qz = 395 m/s2
Koefisien gaya angin untuk tangki, GCf = 0.68
Tekanan angin desain pada dinding, qz GCf = 269 N/m2
Luas tangki terproyeksi tegak lurus angin, Af = 101 m2
Gaya angin desain pada dinding, F = 27.0 kN
Momen akibat F pada pusat fondasi, MF = 108.1 kNm
Tekanan desain neto pada atap tangki, P
Tekanan velositas semua permukaan, qh = 429 m/s2
Koefisien tekanan internal untuk atap, GCpi = -0.18
Koefisien tekanan eksternal zona 1, GCp = -0.68
Koefisien tekanan eksternal zona 2, GCp = -0.43
Tekanan desain untuk atap zona 1, P1 = 215 N/m2
Tekanan desain untuk atap zona 2, P2 = 105 N/m2
Luas permukaan atap zona 1, P1 = 36.87 m2
Luas permukaan atap zona 2, P2 = 13.79 m2
Gaya tekan desain atap zona 1, F1 = 7.92 kN
Gaya tekan desain atap zona 2, F2 = 1.45 kN
Momen akibat P1 pada pusat fondasi, MP1 = 67.29 kNm
Momen akibat P2 pada pusat fondasi, MP2 = 12.33 kNm
Momen total pada pusat fondasi, M = 163.03 kNm
Gaya geser total pada pusat fondasi, F = 27.42 kN

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kombinasi Beban
Fondasi

Kombinasi beban untuk fondasi struktur tangki dibuat berdasar standar acuan desain
perencanaan struktur non-gedung (tangki) sesuai dengan SNI 1726:2019. Kombinasi
pembebanan yang mempertimbangkan faktor kuat lebih sebagai berikut

Kombinasi LRFD : Kombinasi ASD :


(1) 1,4 D (1) 1,0 D
(2) 1,2D + 1,6L + 0,5R (2) 1,0D + 1,0L
(3) 1,2D + 1,6R + 0,5W (3) 1,0D + 0,75L + 0,75R
(4) 1,2D + 1,0W + 1,0L + 0,5R (4) 1,0D + 0,6W
(5) 0,9D + 1,0W (5) 1,0D + 0,45W + 0,75L + 0,75R
(6) 0,6D + 0,6W

Seismik LRFD : Seismik ASD :


1,2D + Ev + Emh + L 1,0 D + 0,7Ev + 0,7Emh
0,9D - Ev + Emh 1,0 D + 0,525Ev + 0,525Emh + 0,75L
menjadi: 0,6 D - 0,7Ev + 0,7Emh
(6) 1.24D + 2Eh + L menjadi:
(7) 0.87D + 2Eh (7) 1.03D + 1.4Eh
(8) 1.03D + 1.05Eh + 0,75L
(9) 0.58D + 1.4Eh
Berikut parameter kombinasi seismik,
Pengaruh beban seismik vertikal sesuai pers. 25, Ev = 0.04 D
Faktor kuat lebih tangki yang diangkur pada beton, Ჲ0 = 2.00 Eh

Dengan menggunakan kombinasi beban diatas maka diperoleh beban gaya terfaktor
pada fondasi tangki sebagai berikut.

Sketsa beban: y

Q
V keterangan:
My Q adalah beban dasar tangki
V adalah gaya geser akibat pembebanan
M adalah momen total pada sumbu

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kombinasi Beban
Fondasi

Kombinasi QD, L, dan R MEh VEh MW VW


LRFD kN kNm kN kNm kN
1 5412 0 0 0 0
2 4640 0 0 0 0
3 4643 0 0 82 14
4 4640 0 0 163 27
5 3479 0 0 163 27
6uplift 4622 3452 745 0 0
6bearing 4966 3452 745 0 0
7uplift 3243 3452 745 0 0
7bearing 3484 3452 745 0 0

Kombinasi QD, L, dan R MEh VEh MW VW


ASD kN kNm kN kNm kN
1 3866 0 0 0 0
2 3866 0 0 0 0
3 3868 0 0 0 0
4 3866 0 0 98 16
5 3868 0 0 73 12
6 2320 0 0 98 16
7uplift 3839 2417 521 0 0
7bearing 4125 2417 521 0 0
8uplift 3839 1812 391 0 0
8bearing 4125 1812 391 0 0
9uplift 2242 2417 521 0 0
9bearing 2323 2417 521 0 0

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Distribusi Gaya Pada Tiang
Fondasi

Distribusi gaya pada tiang di hitung berdasar konfigurasi tiang. Angkur tangki yang
menjadi area transfer beban menyelimuti hampir seluruh luasan slab (pile cap ).
Dengan demikian slab mendekati kondisi pelat kaku saat mendistribusikan beban
dari tangki kepada fondasi tiang. Konfigurasi tiang dibawah slab di rancang tersebesar
secara radial dari pusat slab jarak antar tiang (s) baik secara radial atau keliling memiliki
nilai yang sama. Berikut contoh konfigurasi tiang pada slab persegi yang digunakan
untuk slab lingkaran.
keterangan:
sr adalah spasi radial antar tiang
d
s adalah spasi keliling antar tiang
sr nilai sr sama dengan s
d adalah diameter fondasi tiang
D lingkaran merah adalah slab lingkaran dibawah tangki
D adalah diameter slab lingkaran
Jarak minimum antar tiang mengikuti aturan Fellenius (2006) yang merupakan fungsi
dari panjang tiang, s = 2,5d + 0,02L. Berikut konfigurasi tiang yang digunakan untuk
fondasi tangki.

Baris Ntiang Ordinat y2 yi / ∑y2


4 4 3.64 13.23 0.08837
3 5 2.42 5.88 0.05891
2 6 1.21 1.47 0.02946
1 6 0.00 0.00 0.00000
2 6 1.21 1.47 0.02946
3 5 2.42 5.88 0.05891
4 4 3.64 13.23 0.08837
∑y2 = 41
Baris Ntiang Absis x2 xi / ∑x2
7 1 4.20 17.64 0.047
6 2 3.50 12.25 0.039
5 3 2.80 7.84 0.031
4 4 2.10 4.41 0.024
3 3 1.40 1.96 0.016
2 4 0.70 0.49 0.008
1 2 0.00 0.00 0.000
2 4 0.70 0.49 0.008
3 3 1.40 1.96 0.016
4 4 2.10 4.41 0.024
5 3 2.80 7.84 0.031 catatan:
6 2 3.50 12.25 0.039 Diameter tiang adalah (mm) = 350
7 1 4.20 17.64 0.047 Panjang tiang adalah (m) = 23
∑x2 = 89 Spasi antar tiang, s (mm) = 1400

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Distribusi Gaya Pada Tiang
Fondasi

Berbagai kombinasi dipakai untuk menentukan gaya aksial maksimum dan


fondasi tiang. Berikut rekapitulasi gaya aksial maksimum dan minimum dari fondasi
tiang. Berikut akan disajikan contoh perhitungan distribusi gaya momen ke aksial
ke gaya aksial tiang dan rekapitulasi hasil dari semua kombinasi.

Kombinasi LRFD no.6 bearing (sumbu ordinat)


Baris Ntiang QD, L, dan R QEh - Mx QW - Mx Qtotal (kN) Qtunggal (kN)
4 4 552 305 0 857 214
3 5 690 203 0 893 179
2 6 828 102 0 929 155
1 6 828 0 0 828 138
2 6 828 -102 0 726 121
3 5 690 -203 0 486 97
4 4 552 -305 0 247 62

Kombinasi ASD no.7 bearing (sumbu ordinat)


Baris Ntiang QD, L, dan R QEh - Mx QW - Mx Qtotal (kN) Qtunggal (kN)
4 4 458 214 0 672 168
3 5 573 142 0 715 143
2 6 687 71 0 759 126
1 6 687 0 0 687 115
2 6 687 -71 0 616 103
3 5 573 -142 0 430 86
4 4 458 -214 0 245 61

Kombinasi LRFD no.6 bearing (sumbu absis)


Baris Ntiang QD, L, dan R QEh - Mx QW - Mx Qtotal (kN) Qtunggal (kN)
7 1 138 163 0 301 301
6 2 276 135 0 411 206
5 3 414 108 0 522 174
4 4 552 81 0 633 158
3 3 414 54 0 468 156
2 4 552 27 0 579 145
1 2 276 0 0 276 138
2 4 552 -27 0 525 131
3 3 414 -54 0 360 120
4 4 552 -81 0 470 118
5 3 414 -108 0 305 102
6 2 276 -135 0 140 70
7 1 138 -163 0 -25 -25

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Distribusi Gaya Pada Tiang
Fondasi

Kombinasi ASD no.7 bearing (sumbu absis)


Baris Ntiang QD, L, dan R QEh - My QW - My Qtotal (kN) Qtunggal (kN)
7 1 115 114 0 228 228
6 2 229 95 0 324 162
5 3 344 76 0 420 140
4 4 458 57 0 515 129
3 3 344 38 0 382 127
2 4 458 19 0 477 119
1 2 229 0 0 229 115
2 4 458 -19 0 439 110
3 3 344 -38 0 306 102
4 4 458 -57 0 401 100
5 3 344 -76 0 268 89
6 2 229 -95 0 134 67
7 1 115 -114 0 1 1

Rekapitulasi gaya aksial maksimum untuk kelompok dan tiang tunggal dapat dilihat
tabel berikut.

Kombinasi Qkelompok Qtunggal - Mx Qtunggal - My Ttunggal - Mx Ttunggal - My


LRFD kN kN kN kN kN
1 5412 150 150 0 0
2 4640 129 129 0 0
3 4643 131 133 0 0
4 4640 132 137 0 0
5 3479 100 104 0 0
6uplift 4622 205 291 0 -34
6bearing 4966 214 301 0 -25
7uplift 3243 166 253 0 -73
7bearing 3484 173 259 0 -66

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Distribusi Gaya Pada Tiang
Fondasi

Kombinasi Qkelompok Qtunggal - Mx Qtunggal - My Ttunggal - Mx Ttunggal - My


ASD kN kN kN kN kN
1 3866 107 107 0 0
2 3866 107 107 0 0
3 3868 107 107 0 0
4 3866 110 112 0 0
5 3868 109 111 0 0
6 2320 67 69 0 0
7uplift 3839 160 220 0 -7
7bearing 4125 168 228 0 0
8uplift 3839 147 192 0 0
8bearing 4125 155 200 0 0
9uplift 2242 116 176 0 -52
9bearing 2323 118 178 0 -49

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasitas Dukung
Fondasi

Perhitungan kapasitas dukung fondasi tiang tunggal dipengaruhi oleh jenis tanah
kohesif atau non-kohesif. Ketersediaan data uji sondir akan identifikasi jenis tanahnya
berdasar grafik friction ratio, FR (%).

Kedalaman FR qc Kedalaman FR qc
(meter) (%) kg/cm2 (meter) (%) kg/cm2
0 0 0 7.2 1.33 24.01
0.2 0 0 7.4 3.32 24.01
0.4 0 0 7.6 2.22 28.712
0.6 13.3 1.44 7.8 2.77 28.712
0.8 13.3 1.44 8 3.32 28.712
1 19.95 1.44 8.2 0.89 35.765
1.2 19.95 1.44 8.4 1.11 42.818
1.4 19.95 1.44 8.6 0.74 42.818
1.6 9.97 2.381 8.8 0.74 42.818
1.8 13.3 2.381 9 2.66 24.01
2 9.97 2.381 9.2 2.66 24.01
2.2 9.97 2.381 9.4 3.99 24.01
2.4 13.3 2.381 9.6 1.21 26.361
2.6 6.65 3.321 9.8 1.33 24.01
2.8 9.97 3.321 10 1.33 24.01
3 9.97 3.321 10.2 1.99 24.01
3.2 5.82 4.262 10.4 1.33 24.01
3.4 5.82 5.202 10.6 1.66 19.308
3.6 3.32 5.202 10.8 1.66 19.308
3.8 3.32 5.202 11 2.96 21.659
4 6.65 5.202 11.2 2.22 21.659
4.2 6.65 5.202 11.4 1.66 19.308
4.4 6.65 5.202 11.6 1.66 19.308
4.6 9.97 5.202 11.8 1.66 19.308
4.8 7.2 6.142 12 1.11 14.606
5 9.97 6.142 12.2 3.32 9.904
5.2 6.65 7.553 12.4 1.66 9.904
5.4 8.87 7.553 12.6 1.66 9.904
5.6 3.32 9.904 12.8 1.66 9.904
5.8 3.32 9.904 13 13.3 5.202
6 3.32 19.308 13.2 3.32 5.202
6.2 3.32 19.308 13.4 6.65 5.202
6.4 2.66 24.01 13.6 6.65 5.202
6.6 4.23 26.361 13.8 9.97 5.202
6.8 3.07 31.063 14 3.99 12.255
7 1.42 33.414 14.2 3.99 12.255

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasitas Dukung
Fondasi

Kedalaman FR qc Kedalaman FR qc
(meter) (%) kg/cm2 (meter) (%) kg/cm2
14.4 6.65 14.606 21.2 6.65 9.904
14.6 6.65 14.606 21.4 4.43 14.606
14.8 7.76 14.606 21.6 4.43 14.606
15 10.64 12.255 21.8 6.65 14.606
15.2 3.69 21.659 22 4.99 19.308
15.4 4.99 19.308 22.2 9.14 19.308
15.6 0.6 26.361 22.4 4.43 28.712
15.8 1.99 24.01 22.6 4.99 28.712
16 2.66 24.01 22.8 4.65 47.52
16.2 1.33 24.01 23 2.22 70.702
16.4 1.11 28.712 23.2 3.32 75.733
16.6 1.02 31.063 23.4 6.65 47.52
16.8 1.33 35.765 23.6 6.32 47.52
17 1.11 28.712 23.8 0.35 45.169
17.2 1.11 28.712 24 0.7 45.169
17.4 4.99 19.308 24.2 1.66 37.661
17.6 5.82 19.308 24.4 1.9 33.414
17.8 5.82 19.308 24.6 1.77 32.765
18 1.33 24.01 24.8 1.56 40.467
18.2 1.99 24.01 25 2.08 75.733
18.4 2.42 26.361 25.2 1.66 75.733
18.6 1.81 26.361 25.4 1.33 82.786
18.8 1.66 28.712 25.6 3.32 47.52
19 1.11 28.712 25.8 0.6 52.222
19.2 3.32 28.712 26 6.1 56.924
19.4 6.65 19.308 26.2 3.99 71.031
19.6 5.91 21.659 26.4 3.22 73.382
19.8 1.33 24.01 26.6 7.28 49.871
20 5.32 24.01 26.8 1.62 87.488
20.2 3.32 19.308 27 2.59 85.137
20.4 7.76 14.606 27.2 1.65 94.541
20.6 13.3 9.904 27.4 0.28 113.349
20.8 6.65 9.904
21 6.65 9.904

Berdasar data sondir diatas, ditetapkan pajang desain tiang pancang sampai dengan
kedalaman tanam 23 meter

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasitas Dukung
Fondasi

1m
800
2m
3m
4m
400
5m
6m
7m
200
8m
9m
10 m
100
11 m
80
12 m
13 m
14 m
40
15 m
16 m
17 m
20
18 m
19 m
20 m
10
21 m
8 22 m
23 m
24 m
4 25 m
26 m
27 m
2
0 1 2 3 4 5 6 7

Berikut rekapitulasi hasil korelasi nilai FR dan qc terhadap jenis tanah dari grafik diatas.

Depth (m) Tipe Depth (m) Tipe Depth (m) Tipe


1 OH 10 SW 19 SW
2 OH 11 SW 20 CL
3 OH 12 SP 21 CL
4 OH 13 SP 22 CL
5 OH 14 CL 23 SC
6 OH 15 CL 24 CL
7 CL 16 SM 25 SW
8 CL 17 SW 26 SW
9 SW 18 CL 27 SM

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasitas Dukung
Fondasi

Berikut perhitungan tahanan dukung tiang dalam tanah lempung dengan metode
1. Bagemann (1965),
a) Tahanan ujung tiang
8Øpancang = 2.8 m Kedalaman tiang, d1 = 20.2 m
4Øpancang = 1.4 m Kedalaman tiang, d2 = 24.4 m
Panjang tiang, L = 23 m fb rerata = 3139 kPa

b) Tahanan gesek
Tahanan gesek tiang pancang sama dengan tahanan gesek sisi konus (qf)
Kedalaman (m) DL (m) fs (kPa)
1 s.d 8 8 987
14 s.d 15 2 1014
18 1 2213
20 s.d 23 4 2276

2. deRuiter dan Beringen (1975)


a) Tahanan ujung tiang
qc ujung = 6037 kPa
Koefisien Nk = 20
fb ujung = 1509 kPa

b) Tahanan gesek
Faktor adhesi lempung terkonsolidasi normal, a = 1
Kedalaman (m) DL (m) qc (kPa) fs (kPa)
1 s.d 8 8 987 49
14 s.d 15 2 1014 51
18 1 2213 111
20 s.d 23 4 2276 114

3. Schmertmann dan Nottingham (1975)


Koeifisien Kf lempung untuk qc di cari menggunakan grafik untuk tiang beton
Kedalaman (m) DL (m) qf (kPa) Kf (kPa) fs (kPa)
1 s.d 8 8 41 0.70 29
14 s.d 15 2 67 0.60 40
18 1 77 0.50 38
20 s.d 23 4 108 0.38 41

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasitas Dukung
Fondasi

Berikut perhitungan tahanan dukung tiang dalam tanah pasir dengan metode
1. Schmertmann dan Nottingham (1975)
a) Tahanan ujung tiang
8Øpancang = 2.8 m Kedalaman tiang, d1 = 22.2 m
4Øpancang = 1.4 m Kedalaman tiang, d2 = 26.4 m
Panjang tiang, L = 25 m fb rerata = 5338 kPa
Koefisien w = 1 (terkonsolidasi normal)

b) Tahanan gesek
Koefisien modifikasi tahanan gesek sisi konus, Kf = 0.9
Kedalaman (m) DL (m) qf (kPa) fs (kPa)
9 s.d 13 5 39 35
16 s.d 17 2 48 43
19 1 48 43
25 1 81 73

2. Meyerhof (1976)
a) Tahanan ujung tiang
4Øpancang = 1.4 m Kedalaman tiang, d1 = 23.6 m
1Øpancang = 0.35 m Kedalaman tiang, d2 = 25.35 m
Panjang tiang, L = 25 m qca = 5210 kPa
Koefisien w1 = 1 fb rerata = 5210 kPa
nilai n = 2
Koefisien w2 = 1

b) Tahanan gesek
Koefisien modifikasi tahanan gesek sisi konus, Kf = 1
Kedalaman (m) DL (m) qf (kPa) fs (kPa)
9 s.d 13 5 39 39
16 s.d 17 2 48 48
19 1 48 48
25 1 81 81

Parameter perhitungan kuat dukung fondasi antara lain adalah tahanan ujung, tahanan
tahanan gesek, luas ujung bawah tiang dan luas selimut tiang. Berikut parameter
perhitungan kuat dukung fondasi.
Øpancang = 0.35 m
Luas ujung bawah tiang, Ab = 0.096 m2
Keliling tiang, Ab = 1.100 m
Berat jenis tiang, g = 24 kN/m3

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasitas Dukung
Fondasi

Kedalaman (m) Tanah fs (kPa) DL (m) fb (kPa)


1 s.d 8 Lempung 29 8 0
9 s.d 13 Pasir 35 5 0
14 s.d 15 Lempung 40 2 0
16 s.d 17 Pasir 43 2 0
18 Lempung 38 1 0
19 Pasir 43 1 0
20 s.d 24 Lempung 41 4 1509
25 s.d 27 Pasir
catatan:
Ujung bawah fondasi berada di keladaman (m) = 23

Kedalaman (m) Tanah Qs (kN) Qb (kN)


1 s.d 8 Lempung 252
9 s.d 13 Pasir 194
14 s.d 15 Lempung 89
16 s.d 17 Pasir 95
18 Lempung 42
19 Pasir 47
20 s.d 24 Lempung 179 145
25 s.d 27 Pasir
∑Q = 898 145
∑Qultimate = 990 SF
∑Qijin tekan = 396 2.5
∑Qijin tarik = 238 4.0

Fondasi tiang yang berkumpul dalam satu pile cap dengan jarak antar tiang tertentu
dapat menjadi sebuah satu kesatuan membentuk kelompok tiang. Kuat dukung fondasi
kelompok tiang memiliki faktor efisiensi kelompok yang mempengaruhi kuat dukung
fondasi. Faktor efisiensi kelompok tiang ditentukan oleh parameter konfigurasi tiang
serta kondisi tanah kohesif atau non-kohesif. Berikut perhitungan faktor efisiensi kuat
dukung fondasi tiang untuk pile cap lingkaran.
Kapasitas dukung fondasi tiang yang secara keseluruhan tiang berada dalam tanah
lempung lunak maka kapasitas dukung fondasi tersebut ditentukan oleh jenis keruntuhan
tiang tunggal atau keruntuhan blok. Sebagai mana yang diketahui dari friction ratio
bahwa fondasi berada di beberapa lapisan lempung dan pasir sehingga kuat dukung
kelompok tiang ditentukan sebagai berikut.
Menentukan tipe keruntuhan tunggal atau keruntuhan blok berdasar Withaker (1957)
Diameter tiang, D = 350 mm
Spasi tiang, s = 1400 mm
Rasio s/D = 4
Rasio antara spasi antar tiang terhadap diameter yang lebih dari 2.25 menunjukkan
bahwa tipe keruntuhan fondasi tersebut adalah keruntuhan tiang tunggal.

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasita Dukung
Fondasi

Kapasitas dukung kelompok tiang hasil penjumlahan qijin tekan keseluruhan tiang
menghasilkan kuat dukung sebesar = 14260 kN. Nilai kuat dukung
tersebut akan dievaluasi oleh faktor efisien group sehingga didapatkan kuat dukung
fondasi tiang kelompok sebagai berikut.

Faktor effisiensi grup pile cap persegi The Converse-Labarre (1968) :


Kolom fondasi, m = 13
Baris fondasi, n = 7
Diameter tiang, D = 350 mm
Spasi tiang, sx = 700 mm
Spasi tiang, sy = 1212 mm
Nilai tetha, q = 27 °
Parameter efisiensi geometrik, Eg = 0.74 (0.6 s.d 2.5)

Faktor effisiensi grup fondasi tiang Sayed and Bakeer (1992) :


Parameter efisiensi geometrik, h'g = 0.27
Faktor interaksi group, K = 3.52 (0.4 s.d 9.0)
Tahanan gesek tiang total, ∑Qs = 898 kN
Gaya aksial tiang total, ∑Qp = 145 kN
Faktor efisiensi grup, Eg = 0.96

Dengan mempertimbangkan faktor efisiensi kelompok tiang maka diperoleh kuat


dukung fondasi sebesar = 10506 kN. Perhitungan kapasitas dukung tiang
kelompok perlu dievaluasi terhadap gesekan negatif (negatif skin friction ). Berikut
perhitungan gesekan negatif kelompok tiang di tanah lempung (Broms, 1976).

Jumlah tiang dalam kelompok tiang, n = 36 tiang


Tebal lapisan tanah lempung, D = 15 m
Panjang luasan kelompok tiang, L = 8.40 m
Lebar luasan kelompok tiang, B = 7.27 m
Kohesi tak terdrainase lempung, cu rerata = 8.4 kPa
Tinggi timbunan diatas fondasai, H = 0 m
Berat jenis material timbunan, gtimbunan = 0 kN/m3
Gaya gesek negatif kelompok tiang, Qneg = 3971 kN
Gaya gesek negatif tiang tunggal, Qneg = 110.3 kN

Gaya gesek negatif tiang tunggal akan berdampak pada peningkatan gaya tekan aksial
kelompok tiang (Qkelompok) dan gaya aksial tekan tiang tunggal (Qtunggal). Oleh karena itu
dilakukan pengecekan gaya aksial tekan tiang + gaya gesek tiang versus kapasitas
dukung fondasi sebagai berikut.

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasita Dukung
Fondasi

Kombinasi Qkelompok Qtunggal - Mx Qtunggal - My Ttunggal - My Kapasitas


ASD kN kN kN kN Fondasi
1 7836 218 218 110 Aman
2 7836 218 218 110 Aman
3 7838 218 218 110 Aman
4 7836 220 222 110 Aman
5 7838 219 221 110 Aman
6 6290 177 179 110 Aman
7uplift 7810 270 331 103 Aman
7bearing 8095 278 339 110 Aman
8uplift 7810 257 302 110 Aman
8bearing 8095 265 310 110 Aman
9uplift 6213 226 286 59 Aman
9bearing 6293 228 289 61 Aman

Kapasitas dukung tiang menahan beban lateral akan sangat bergantung pada
kekakuan atau tipe tiang, macam tanah, penanaman ujung tiang kedalam pelat
penutup kepala tiang, sifat gaya-gaya dan besar defleksi. Tipe tiang yang digunakan
dalam desain ini adalah tiang ujung bebas, yaitu dalam penanaman tiang kedalam
pelat penutup tiang kurang dari 60 cm.

Perhitungan tahanan tanah lateral dalam hal ini menggunakan asumsi bahwa dominan
tanah merupakan tanah lempung. Tahanan tanah ultimit tiang dalam tanah kohesif
bertambah dengan kedalamanya, yaitu dari 2cu (kohesi tak terdrainase) sampai 8-12cu
pada kedalaman kira-kira 3 diameter tiang. Berikut distribusi reaksi tanah lempung
dalam menahan gaya lateral yang bekerja pada tiang panjang menurut metode
Broms (1964). Tahanan lateral tiang panjang terhadap gaya lateral akan ditentukan
oleh momen maksimum yang dapat ditahan oleh tiang itu sendiri (My).

Mekanisme keruntuhan Tahanan lateral ultimit

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Analisis Struktur
Kapasita Dukung
Fondasi

Tiang yang digunakan dalam perhitungan berikut adalah tiang pancang (spun piles )
dengan spesifikasi berdasar precast concrete manufactur wikabeton.
Tebal pelat kepala tiang, e = 0.5 m
Diameter tiang, d = 0.35 m
Rasio e / d = 1
Tebal tiang, t = 60 mm
Bending moment break, My (kNm) = 60 Kelas C
Kohesi tak terdrainase (korelasi CPT) = 10.60 kPa
Myield / cu d3 = 132
Nilai grafik, Hu / cu d2 = 33
Hu = 43 kN
Perhitungan tahanan lateral juga di hitung dengan mempertimbangkan batas defleksi
maksimum fondasi tiang yang diambil sebesar = 25 mm
Koefisien reaksi subgrade (Davisson,1970), kh = 2029 kN/m3
Momen inersia dari penampang tiang, Ip = 0.00062 m4
Modulus elastisitas tiang, Ep = 4700 fc^0.5 = 33892182 kPa
Faktor defleksi tak berdimensi di tanah kohesif, b = 0.30
Gaya lateral didasarkan defleksi 25 mm, Hmax = 26 kN

Gaya lateral ijin harus memenuhi syarat aman terhadap keruntuhan tanah atau tiang (Hu)
dan defleksi toleransi (Hmax). Dengan demikan maka gaya lateral maksimum atau gaya
ijin diambil dari nilai terkecil sebagai berikut.
Gaya lateral ijin berdasar defleksi toleransi, H = 25.7 kN
0.5
Kapasitas geser beton fondasi tiang tunggal, 0.17 Ac fc' = fVc = 53.5 kN
Gaya lateral ijin berdasar keruntuhan tanah/tiang, H/SF = Hu/2.5 = 17.2 kN

Kombinasi Veh total VW total Hmax tunggal Kapasitas


ASD kN kN kN Fondasi
1 0.0 0.0 0.0 Aman
2 0.0 0.0 0.0 Aman
3 0.0 0.0 0.0 Aman
4 0.0 16.5 0.5 Aman
5 0.0 12.3 0.3 Aman
6 0.0 16.5 0.5 Aman
7uplift 521.3 0.0 14.5 Aman
7bearing 521.3 0.0 14.5 Aman
8uplift 391.0 0.0 10.9 Aman
8bearing 391.0 0.0 10.9 Aman
9uplift 521.3 0.0 14.5 Aman
9bearing 521.3 0.0 14.5 Aman

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Desain Analisis
Pelat Fondasi Tangki

Konsep desain analisis : y - absis

qtangki x -ordinat

keterangan : tangki memakai angkur mekanik

Properti penampang :
Keterangan Lambang Nilai
Material
Kuat tekan beton fc'= 24.9 MPa
Faktor reduksi material, b1 = 0.85 MPa
Faktor reduksi material beton, lbeton biasa= 1
Tegangan leleh baja (sirip) untuk tulangan momen, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan sengkang, fyv = 420 MPa

Dimensi
Diameter fondasi tiang, Øpile = 300 mm
Selimut beton, ds = 75 mm
Tebal pilecap atau pur, h= 500 mm
Diameter pilecap, Øcap = 9000 mm
Diameter tulangan momen, Dm = 20 mm
Diameter tulangan sengkang, Ds = 20 mm
Diameter tulangan susut, Dsu = 20 mm
Kedalaman fondasi, Df = 0 mm
Tinggi efektif pilecap atau pur, d= 395 ≥150 mm

Lapis tulangan atas


Diameter tulangan momen, Dm = 19 mm
Jumlah tulangan momen sumbu - X, Nm+ = 26 bh
Spasi bersih tulangan momen sumbu - X, s+ = 332 mm

Lapis tulangan bawah


Diameter tulangan momen, Dm = 20 mm
Jumlah tulangan momen sumbu - Y, Nm+ = 73 bh
Spasi bersih tulangan momen sumbu - Y, s+ = 102 mm

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Desain Analisis
Pelat Fondasi Tangki

Kapasitas geser:
Konsep analisis
Geser Satu Arah Geser Dua Arah Tiang Tunggal

Kapasitas dukung tiang tunggal,


Kapasitas tarik, = 238 kN
Kapasitas dukung bearing, = 396 kN

Geser satu arah


Gaya geser satu arah pada pelat fondasi tiang ditentukan oleh jumlah fondasi tiang yang
mengalami gaya tarik akibat transfer beban momen dari pile cap kepada tiang. Kapasitas
geser penampang beton (Vc) pile cap terhadap gaya geser (Vu) di hitung sebagai berikut.

Geser sumbu - X
Baris Ntiang Lgeser (m) Vu (kN) fVumax (kN) fVc (kN) Status
7 1 4.6 237.8 1604.8 1541.4 Aman
0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0

Geser sumbu - Y
Baris Ntiang Lgeser Vu fVumax (kN) Vc (kN) Status
4 4 6.5 951.3 2267.7 2178.0 Aman
0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0

Geser dua arah


Gaya geser dua arah pada fondasi tangki berlaku pada tiang pancang yang menumpu
pada tanah keras. Desain pile cap didasarkan pada kriteria kegagalan pile cap tidak
terjadi lebih dahulu dibanding kegagalan kuat dukung tanah. Oleh karena itu geser
dua arah terjadi pada tiang tunggal fondasi yang mendukung beban aksial maksimum.
Keliling kritis kolom, b0 = 2183 mm
Faktor pembesar sesuai letak tiang, as tiang sudut= 20
b beban aksial = 1
Kapasitas geser minimum pile cap , fVc = 1065 kN
Kuat dukung tiang, qultimate = 396 kN
Status = Aman

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran


Desain Analisis
Pelat Fondasi Tangki
Desain tulangan momen
Tulangan lapis bawah - potongan sumbu - X
Gaya momen maksimum, Mu = 2960.4 kNm
2
Rasio tulangan momen terhadap luas penampang, Rn = 2.480 N/mm
Rasio tulangan momen tunggal, r= 0.006
Rasio minimum tulangan susut dan suhu, r min1 = 0.002
r min2 = 0.002
Rasio tulangan momen pakai, r pakai = 0.006
2
Luas tulangan momen, As momen = 22393 mm
2
Luas tulangan momen maksimum, As maks = 1154108 mm
status = Aman
Tulangan lapis bawah - potongan sumbu - Y
Gaya momen maksimum, Mu = 2992.7 kNm
2
Rasio tulangan momen terhadap luas penampang, Rn = 2.507 N/mm
Rasio tulangan momen tunggal, r= 0.006
Rasio minimum tulangan susut dan suhu, r min1 = 0.002
r min2 = 0.002
Rasio tulangan momen pakai, r pakai = 0.006
2
Luas tulangan momen, As momen = 22655 mm
2
Luas tulangan momen maksimum, As maks = 1154108 mm
status = Aman
Tulangan lapis atas - potongan sumbu - X
Gaya momen maksimum, Mu = 338.4 kNm
2
Rasio tulangan momen terhadap luas penampang, Rn = 0.284 N/mm
Rasio tulangan momen tunggal, r= 0.001
Rasio minimum tulangan susut dan suhu, r min1 = 0.002
r min2 = 0.002
Rasio tulangan momen pakai, r pakai = 0.002
2
Luas tulangan momen, As momen = 7110 mm
2
Luas tulangan momen maksimum, As maks = 1154108 mm
status = Aman
Tulangan lapis atas - potongan sumbu - Y
Gaya momen maksimum, Mu = 0.0 kNm
2
Rasio tulangan momen terhadap luas penampang, Rn = 0.000 N/mm
Rasio tulangan momen tunggal, r= 0.000
Rasio minimum tulangan susut dan suhu, r min1 = 0.002
r min2 = 0.002
Rasio tulangan momen pakai, r pakai = 0.002
2
Luas tulangan momen, As momen = 7110 mm
2
Luas tulangan momen maksimum, As maks = 1154108 mm
status = Aman
Desain tulangan momen pelat penutup kepala tiang menggunakan luas tulangan maksimum
dari salah satu hasil perhitungan luas tulangan sumbu x dan sumbu y.

LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR LAWE - LAWE STORAGE TANK GA Lampiran

Anda mungkin juga menyukai