1.1 Umum
Analisis desain fondasi di buat menggunakan perhitungan analitis mengikuti standar
analisis. Desain analisis menggunakan ketentuan untuk Desain Faktor Beban dan
Ketahanan (DFBT) dan Desain Ketentuan izin (DKI). Model analisis fondasi di buat
menggunakan potongan penampang melintang sumbu ordinat dan absis. Kombinasi
beban mati, hidup dan gempa diperhitungkan sesuai ketentuan standar persyaratan
perancangan struktur non-gedung dan geoteknik.
a) Beton
Standar campuran untuk bahan material beton sesuai dengan SNI 7394:2008
untuk mutu beton K300,
• Kuat tekan beton rencana, fc’ =26,4 MPa
Fy fu Es
Diameter (mm) Mutu v
(MPa) (MPa) (GPa) (kN/m3)
20 BJTS42 420 550 200 0,29 78,4
Model analisis fondasi di buat mengikuti tipe tiang ujung bebas dengan asumsi beban
lateral bekerja di eksentrisitas tertentu di atas tanah (tebal pelat penutup tiang). Sedangkan
gaya eksternal momen dan beban vertikal bekerja di bagian dasar pusat masa fondasi.
Sebagai gambaran untuk aplikasi beban eksternal pada model analisis fondasi dapat
dilihat pada Gambar 2. 1. Sedangkan konsep analisis desain tahanan lateral fondasi
menggunakan tipe tiang ujung bebas akan mengikuti model keruntuhan seperti sketsa
Gambar 2. 2.
Dengan memakai asumsi dimensi awal dan melakukan evaluasi hasil analisis fondasi
terhadap beban eksternal dan kapasitas fondasi maka di perokeh dimensi komponen
fondasi tangki seperti pada Tabel 2. 3 dan Tabel 2. 4.
Keterangan Besaran
Diameter tangki, Ø 8,0 m
Tinggi tangki, H 8,0 m
Tebal shell tangki, t 10 mm
Berat jenis shell, shell 78,50 kN/m3
Tabel 2. 6 Parameter Beban Tambahan
Keterangan Besaran
Berat jenis cairan, cairan 8,95 kN/m3
Beton bertulang, pelat fondasi 24,00 kN/m3
Beban tekanan, thujan 0,05 kN/m2
Struktur atas berada di wilayah permukaan datar tidak dekar bukit dan berada di pinggiran
kota dekat daerah hutan. Kategori kekasaran permukaan dari lokasi tersebut masuk
kepada kategori kekasaran permukaan B dengan kategori eksposur B. Faktor arah angin
(Kd) untuk bangunan SPGAU dan model berpenampang bundar adalah 1,0. Struktur
tangki dengan penampang bundar dengan nilai 𝐷√𝑞𝑧 > 2,5 dan tipe permukaan dinding
yang sangat kasar D’/D = 0,08 diperoleh koefisien gaya Cf = 0.8 untuk rasio h/D = 1.
Koefisien tekanan eksternal untuk atap terisolasi berpenampang bundar dari struktur
tangki berdiameter < 36,6 m dan rasio H/D < 4 adalah Cp zona 1 = -0,8 dan Cp zona 2 = -0,5.
Parameter perhitungan beban angin untuk struktur atas dan fondasi dapat dilihat pada
Tabel 2. 7.
1 𝐶𝑖 𝐻 √𝜌
𝑇𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑠𝑖𝑓 = ( ) ( )
√27,8 √𝑡𝑢 √𝐸
( 𝐷)
Beban gempa untuk dinding fondasi tangki menggunakan gempa desain kala ulang 2500
tahun atau 2% terlampaui dalam 50 tahun. Parameter gempa permukaan dihitung dengan
menggunakan asumsi bahwa lokasi fondasi berada di atas tanah lunak (SE). Input
parameter percepatan 0,2 detik (SS), 1 detik (S1), percepatan puncak (PGA) di batuan
dasar dapat di amplifikasi dengan faktor koefisien amplifikasi tanah lunak sehingga
didapatkan percepatan di permukaan tanah.
LAPORAN DESAIN FONDASI TANGKI FASILITAS TERMINAL LAWE-LAWE 10
Tabel 2. 8 Parameter input perhitungan beban gempa
𝑉 = √𝑉𝑖2 + 𝑉𝑐2
Efek percepatan vertikal harus dianggap bekerja pada arah ke atas dan ke bawah dan di
kombinasikan dengan efek percepatan lateral. Dasar tangki yang dijangkarkan ke dalam
pelat secara mekanis memiliki ketentuan bahwa fondasi pelat harus didesain untuk
menahan gaya maksimum uplift angkur dan guling. Parameter perhitungan percepatan
gempa vertikal dapat dilihat pada Tabel 2. 9. Analisis dinamik fondasi tangki secara rinci
dapat dilihat pada dokumen Lampiran.
Parameter Besaran
Parameter percepatan vertikal, Av 0,09 g
Faktor modifikasi tekanan akibat uplift, Fuplift 0,96 g
Faktor modifikasi tekanan untuk bearing, Fbearing 1,04 g
3.1. Umum
Dimensi pelat penutup kepala tiang, dimensi tiang dan properti material komponen beton
bertulang akan menentukan kapasitas dukung struktur fondasi. Gaya dalam terbesar hasil
perhitungan desain analitis dari komponen tiang akan menjadi nilai acuan dalam
pengecekan kapasitas struktur tiang dan pelat penutup tiang.
Kapasitas dukung fondasi tiang dievaluasi kapasitas dukung tanahnya memakai berbagai
metode dari Bagemann (1965), deRuiter dan Beringen (1975), Schmertmann dan
Nottingham (1975), Meyerhof (1976), dan Broms (1976) sehingga diperoleh kuat dukung
tanah terhadap beban aksial dan lateral. Masing-masing hasil metode perhitungan akan
dievaluasi nilai kapasitas dukung fondasi kritis yang digunakan sebagai kapasitas dukung
fondasi rencana.
Keterangan Tulangan
Tulangan lapis atas sumbu - x D19 – 300
Tulangan lapis atas sumbu - y D19 – 300
Tulangan lapis bawah sumbu - x D20 – 100
Tulangan lapis bawah sumbu - x D20 - 100
Desain konfigurasi dan penampang fondasi tiang dapat dilihat pada Gambar 4. 1. Jarak
antar tiang adalah 1,4 m dengan jumlah total spun pile 36 tiang dan panjang 23 m untuk
satu tiang. Tiang pancang desain menggunakan spun pile produksi wikabeton tipe
prestressed concrete pretension spun piles diameter 350 mm dengan kelas C. Pelat
penutup tiang memiliki diameter 9 m dengan ketebalan 0,5 m dan menggunakan mutu
beton K300.
5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan hasil desain analisis fondasi tangki fasilitas terminal lawe-lawe:
Struktur
No Jenis Beban Keterangan Ketentuan Analisis Hasil
1 Beban Mati
3
Berat sendiri struktur Perhitungan berat Shell tangki 78.50 kN/m
komponen tanki, dilakukan secara t = 10 mm
3
fondasi, dan crude oil manual Beton bertulang 24 kN/m
3
Crude oil 8.95 kN/m
Atap Tangki
No Jenis Beban Keterangan Ketentuan Analisis Hasil
1 Beban Mati Tambahan
2
Beban penutup atap Air hujan setebal 0,005 m, g = 10 (A1)×l×g = 0.05 kN/m
adalah air hujan A1 = 5 kg/m2 2.513 kN
Struktur Tangki
No Jenis Beban Keterangan Ketentuan Analisis Hasil
1 Beban Angin Pada Atap Tangki
Beban angin atap Kecepatan angin dasar Koefisien tekanan eksternal, Cp
lengkung di hitung kala ulang 50 tahunan Sisi angin zona 1 -0.8
sesuai SNI menggunakan V = 32,1 m/s Sisi angin zona 2 -0.5
faktor koefisien gaya
untuk struktur atap lengkung
Periode Struktur
Periode struktur dari pseudo-dynamic modal analysis terdiri dari dua jenis yaitu
periode alami sistem tangki (impulsive natural period ) dan periode alami material
pengisi tangki (convective (sloshing) period ). Berikut perhitungan kedua periode
alami terebut.
Impulsive natural period,
Koef. untuk menentukan periode impulsif dari sistem tangki, Ci = 6.25
Ketebalan ekivalen seragam dari dinding tangki, tu = 10 mm
Densitas material pengisi tangki, r = 895 kg/m3
Modulus elastisitas tangki, E = 200000 MPa
Tinggi tangki, H = 8.25 m
Diameter nominal tangki, D = 8 m
Rasio tinggi terhadap diameter tangki, H/D = 1.03
Periode getaran alami untuk mode perilaku impulsif, Ti = 0.07 detik
Stabilitas guling
Stabilitas guling untuk tangki yang diangkur secara mekanis kedalam slab harus memiliki
rasio antara berat sendiri terhadap momen guling lebih besar atau sama dengan dua.
Parameter Perhitungan
Kategori eksposur = Eksposur B (pinggiran kota dan daerah berhutan)
Faktor koefisien eksposur tekanan kecepatan, Kz :
Variabel z berdasar elevasi struktur = 27 ft
Variabel a berdasar tabel 26.10.1 = 7
Koef. Kz atau Kh untuk 15 ft ≤ z < zg = 0.68
Persyaratan kondisi tidak memenuhi maka koefisien Kzt = 1
Tipe struktur tangki serpa bundar maka koefisien Kd = 1
Faktor koefisien konservatif elevasi permukaan tanah, Ke = 1
Kecepatan angin dasar (wind speeds for the Asia-Pacific Region ),V = 32.1 m/s
Tekanan angin dasar pada elevasi tinggi z = 0 m, q0 = 360 m/s2
Tekanan angin dasar pada elevasi tinggi z, qz = qh = 429 m/s2
Sangat kasar
(D'/D = 0.08) 0.8 1.0 1.2
≤ 2.5 Semua 0.7 0.8 1.2
Kombinasi beban untuk fondasi struktur tangki dibuat berdasar standar acuan desain
perencanaan struktur non-gedung (tangki) sesuai dengan SNI 1726:2019. Kombinasi
pembebanan yang mempertimbangkan faktor kuat lebih sebagai berikut
Dengan menggunakan kombinasi beban diatas maka diperoleh beban gaya terfaktor
pada fondasi tangki sebagai berikut.
Sketsa beban: y
Q
V keterangan:
My Q adalah beban dasar tangki
V adalah gaya geser akibat pembebanan
M adalah momen total pada sumbu
Distribusi gaya pada tiang di hitung berdasar konfigurasi tiang. Angkur tangki yang
menjadi area transfer beban menyelimuti hampir seluruh luasan slab (pile cap ).
Dengan demikian slab mendekati kondisi pelat kaku saat mendistribusikan beban
dari tangki kepada fondasi tiang. Konfigurasi tiang dibawah slab di rancang tersebesar
secara radial dari pusat slab jarak antar tiang (s) baik secara radial atau keliling memiliki
nilai yang sama. Berikut contoh konfigurasi tiang pada slab persegi yang digunakan
untuk slab lingkaran.
keterangan:
sr adalah spasi radial antar tiang
d
s adalah spasi keliling antar tiang
sr nilai sr sama dengan s
d adalah diameter fondasi tiang
D lingkaran merah adalah slab lingkaran dibawah tangki
D adalah diameter slab lingkaran
Jarak minimum antar tiang mengikuti aturan Fellenius (2006) yang merupakan fungsi
dari panjang tiang, s = 2,5d + 0,02L. Berikut konfigurasi tiang yang digunakan untuk
fondasi tangki.
Rekapitulasi gaya aksial maksimum untuk kelompok dan tiang tunggal dapat dilihat
tabel berikut.
Perhitungan kapasitas dukung fondasi tiang tunggal dipengaruhi oleh jenis tanah
kohesif atau non-kohesif. Ketersediaan data uji sondir akan identifikasi jenis tanahnya
berdasar grafik friction ratio, FR (%).
Kedalaman FR qc Kedalaman FR qc
(meter) (%) kg/cm2 (meter) (%) kg/cm2
0 0 0 7.2 1.33 24.01
0.2 0 0 7.4 3.32 24.01
0.4 0 0 7.6 2.22 28.712
0.6 13.3 1.44 7.8 2.77 28.712
0.8 13.3 1.44 8 3.32 28.712
1 19.95 1.44 8.2 0.89 35.765
1.2 19.95 1.44 8.4 1.11 42.818
1.4 19.95 1.44 8.6 0.74 42.818
1.6 9.97 2.381 8.8 0.74 42.818
1.8 13.3 2.381 9 2.66 24.01
2 9.97 2.381 9.2 2.66 24.01
2.2 9.97 2.381 9.4 3.99 24.01
2.4 13.3 2.381 9.6 1.21 26.361
2.6 6.65 3.321 9.8 1.33 24.01
2.8 9.97 3.321 10 1.33 24.01
3 9.97 3.321 10.2 1.99 24.01
3.2 5.82 4.262 10.4 1.33 24.01
3.4 5.82 5.202 10.6 1.66 19.308
3.6 3.32 5.202 10.8 1.66 19.308
3.8 3.32 5.202 11 2.96 21.659
4 6.65 5.202 11.2 2.22 21.659
4.2 6.65 5.202 11.4 1.66 19.308
4.4 6.65 5.202 11.6 1.66 19.308
4.6 9.97 5.202 11.8 1.66 19.308
4.8 7.2 6.142 12 1.11 14.606
5 9.97 6.142 12.2 3.32 9.904
5.2 6.65 7.553 12.4 1.66 9.904
5.4 8.87 7.553 12.6 1.66 9.904
5.6 3.32 9.904 12.8 1.66 9.904
5.8 3.32 9.904 13 13.3 5.202
6 3.32 19.308 13.2 3.32 5.202
6.2 3.32 19.308 13.4 6.65 5.202
6.4 2.66 24.01 13.6 6.65 5.202
6.6 4.23 26.361 13.8 9.97 5.202
6.8 3.07 31.063 14 3.99 12.255
7 1.42 33.414 14.2 3.99 12.255
Kedalaman FR qc Kedalaman FR qc
(meter) (%) kg/cm2 (meter) (%) kg/cm2
14.4 6.65 14.606 21.2 6.65 9.904
14.6 6.65 14.606 21.4 4.43 14.606
14.8 7.76 14.606 21.6 4.43 14.606
15 10.64 12.255 21.8 6.65 14.606
15.2 3.69 21.659 22 4.99 19.308
15.4 4.99 19.308 22.2 9.14 19.308
15.6 0.6 26.361 22.4 4.43 28.712
15.8 1.99 24.01 22.6 4.99 28.712
16 2.66 24.01 22.8 4.65 47.52
16.2 1.33 24.01 23 2.22 70.702
16.4 1.11 28.712 23.2 3.32 75.733
16.6 1.02 31.063 23.4 6.65 47.52
16.8 1.33 35.765 23.6 6.32 47.52
17 1.11 28.712 23.8 0.35 45.169
17.2 1.11 28.712 24 0.7 45.169
17.4 4.99 19.308 24.2 1.66 37.661
17.6 5.82 19.308 24.4 1.9 33.414
17.8 5.82 19.308 24.6 1.77 32.765
18 1.33 24.01 24.8 1.56 40.467
18.2 1.99 24.01 25 2.08 75.733
18.4 2.42 26.361 25.2 1.66 75.733
18.6 1.81 26.361 25.4 1.33 82.786
18.8 1.66 28.712 25.6 3.32 47.52
19 1.11 28.712 25.8 0.6 52.222
19.2 3.32 28.712 26 6.1 56.924
19.4 6.65 19.308 26.2 3.99 71.031
19.6 5.91 21.659 26.4 3.22 73.382
19.8 1.33 24.01 26.6 7.28 49.871
20 5.32 24.01 26.8 1.62 87.488
20.2 3.32 19.308 27 2.59 85.137
20.4 7.76 14.606 27.2 1.65 94.541
20.6 13.3 9.904 27.4 0.28 113.349
20.8 6.65 9.904
21 6.65 9.904
Berdasar data sondir diatas, ditetapkan pajang desain tiang pancang sampai dengan
kedalaman tanam 23 meter
1m
800
2m
3m
4m
400
5m
6m
7m
200
8m
9m
10 m
100
11 m
80
12 m
13 m
14 m
40
15 m
16 m
17 m
20
18 m
19 m
20 m
10
21 m
8 22 m
23 m
24 m
4 25 m
26 m
27 m
2
0 1 2 3 4 5 6 7
Berikut rekapitulasi hasil korelasi nilai FR dan qc terhadap jenis tanah dari grafik diatas.
Berikut perhitungan tahanan dukung tiang dalam tanah lempung dengan metode
1. Bagemann (1965),
a) Tahanan ujung tiang
8Øpancang = 2.8 m Kedalaman tiang, d1 = 20.2 m
4Øpancang = 1.4 m Kedalaman tiang, d2 = 24.4 m
Panjang tiang, L = 23 m fb rerata = 3139 kPa
b) Tahanan gesek
Tahanan gesek tiang pancang sama dengan tahanan gesek sisi konus (qf)
Kedalaman (m) DL (m) fs (kPa)
1 s.d 8 8 987
14 s.d 15 2 1014
18 1 2213
20 s.d 23 4 2276
b) Tahanan gesek
Faktor adhesi lempung terkonsolidasi normal, a = 1
Kedalaman (m) DL (m) qc (kPa) fs (kPa)
1 s.d 8 8 987 49
14 s.d 15 2 1014 51
18 1 2213 111
20 s.d 23 4 2276 114
Berikut perhitungan tahanan dukung tiang dalam tanah pasir dengan metode
1. Schmertmann dan Nottingham (1975)
a) Tahanan ujung tiang
8Øpancang = 2.8 m Kedalaman tiang, d1 = 22.2 m
4Øpancang = 1.4 m Kedalaman tiang, d2 = 26.4 m
Panjang tiang, L = 25 m fb rerata = 5338 kPa
Koefisien w = 1 (terkonsolidasi normal)
b) Tahanan gesek
Koefisien modifikasi tahanan gesek sisi konus, Kf = 0.9
Kedalaman (m) DL (m) qf (kPa) fs (kPa)
9 s.d 13 5 39 35
16 s.d 17 2 48 43
19 1 48 43
25 1 81 73
2. Meyerhof (1976)
a) Tahanan ujung tiang
4Øpancang = 1.4 m Kedalaman tiang, d1 = 23.6 m
1Øpancang = 0.35 m Kedalaman tiang, d2 = 25.35 m
Panjang tiang, L = 25 m qca = 5210 kPa
Koefisien w1 = 1 fb rerata = 5210 kPa
nilai n = 2
Koefisien w2 = 1
b) Tahanan gesek
Koefisien modifikasi tahanan gesek sisi konus, Kf = 1
Kedalaman (m) DL (m) qf (kPa) fs (kPa)
9 s.d 13 5 39 39
16 s.d 17 2 48 48
19 1 48 48
25 1 81 81
Parameter perhitungan kuat dukung fondasi antara lain adalah tahanan ujung, tahanan
tahanan gesek, luas ujung bawah tiang dan luas selimut tiang. Berikut parameter
perhitungan kuat dukung fondasi.
Øpancang = 0.35 m
Luas ujung bawah tiang, Ab = 0.096 m2
Keliling tiang, Ab = 1.100 m
Berat jenis tiang, g = 24 kN/m3
Fondasi tiang yang berkumpul dalam satu pile cap dengan jarak antar tiang tertentu
dapat menjadi sebuah satu kesatuan membentuk kelompok tiang. Kuat dukung fondasi
kelompok tiang memiliki faktor efisiensi kelompok yang mempengaruhi kuat dukung
fondasi. Faktor efisiensi kelompok tiang ditentukan oleh parameter konfigurasi tiang
serta kondisi tanah kohesif atau non-kohesif. Berikut perhitungan faktor efisiensi kuat
dukung fondasi tiang untuk pile cap lingkaran.
Kapasitas dukung fondasi tiang yang secara keseluruhan tiang berada dalam tanah
lempung lunak maka kapasitas dukung fondasi tersebut ditentukan oleh jenis keruntuhan
tiang tunggal atau keruntuhan blok. Sebagai mana yang diketahui dari friction ratio
bahwa fondasi berada di beberapa lapisan lempung dan pasir sehingga kuat dukung
kelompok tiang ditentukan sebagai berikut.
Menentukan tipe keruntuhan tunggal atau keruntuhan blok berdasar Withaker (1957)
Diameter tiang, D = 350 mm
Spasi tiang, s = 1400 mm
Rasio s/D = 4
Rasio antara spasi antar tiang terhadap diameter yang lebih dari 2.25 menunjukkan
bahwa tipe keruntuhan fondasi tersebut adalah keruntuhan tiang tunggal.
Kapasitas dukung kelompok tiang hasil penjumlahan qijin tekan keseluruhan tiang
menghasilkan kuat dukung sebesar = 14260 kN. Nilai kuat dukung
tersebut akan dievaluasi oleh faktor efisien group sehingga didapatkan kuat dukung
fondasi tiang kelompok sebagai berikut.
Gaya gesek negatif tiang tunggal akan berdampak pada peningkatan gaya tekan aksial
kelompok tiang (Qkelompok) dan gaya aksial tekan tiang tunggal (Qtunggal). Oleh karena itu
dilakukan pengecekan gaya aksial tekan tiang + gaya gesek tiang versus kapasitas
dukung fondasi sebagai berikut.
Kapasitas dukung tiang menahan beban lateral akan sangat bergantung pada
kekakuan atau tipe tiang, macam tanah, penanaman ujung tiang kedalam pelat
penutup kepala tiang, sifat gaya-gaya dan besar defleksi. Tipe tiang yang digunakan
dalam desain ini adalah tiang ujung bebas, yaitu dalam penanaman tiang kedalam
pelat penutup tiang kurang dari 60 cm.
Perhitungan tahanan tanah lateral dalam hal ini menggunakan asumsi bahwa dominan
tanah merupakan tanah lempung. Tahanan tanah ultimit tiang dalam tanah kohesif
bertambah dengan kedalamanya, yaitu dari 2cu (kohesi tak terdrainase) sampai 8-12cu
pada kedalaman kira-kira 3 diameter tiang. Berikut distribusi reaksi tanah lempung
dalam menahan gaya lateral yang bekerja pada tiang panjang menurut metode
Broms (1964). Tahanan lateral tiang panjang terhadap gaya lateral akan ditentukan
oleh momen maksimum yang dapat ditahan oleh tiang itu sendiri (My).
Tiang yang digunakan dalam perhitungan berikut adalah tiang pancang (spun piles )
dengan spesifikasi berdasar precast concrete manufactur wikabeton.
Tebal pelat kepala tiang, e = 0.5 m
Diameter tiang, d = 0.35 m
Rasio e / d = 1
Tebal tiang, t = 60 mm
Bending moment break, My (kNm) = 60 Kelas C
Kohesi tak terdrainase (korelasi CPT) = 10.60 kPa
Myield / cu d3 = 132
Nilai grafik, Hu / cu d2 = 33
Hu = 43 kN
Perhitungan tahanan lateral juga di hitung dengan mempertimbangkan batas defleksi
maksimum fondasi tiang yang diambil sebesar = 25 mm
Koefisien reaksi subgrade (Davisson,1970), kh = 2029 kN/m3
Momen inersia dari penampang tiang, Ip = 0.00062 m4
Modulus elastisitas tiang, Ep = 4700 fc^0.5 = 33892182 kPa
Faktor defleksi tak berdimensi di tanah kohesif, b = 0.30
Gaya lateral didasarkan defleksi 25 mm, Hmax = 26 kN
Gaya lateral ijin harus memenuhi syarat aman terhadap keruntuhan tanah atau tiang (Hu)
dan defleksi toleransi (Hmax). Dengan demikan maka gaya lateral maksimum atau gaya
ijin diambil dari nilai terkecil sebagai berikut.
Gaya lateral ijin berdasar defleksi toleransi, H = 25.7 kN
0.5
Kapasitas geser beton fondasi tiang tunggal, 0.17 Ac fc' = fVc = 53.5 kN
Gaya lateral ijin berdasar keruntuhan tanah/tiang, H/SF = Hu/2.5 = 17.2 kN
qtangki x -ordinat
Properti penampang :
Keterangan Lambang Nilai
Material
Kuat tekan beton fc'= 24.9 MPa
Faktor reduksi material, b1 = 0.85 MPa
Faktor reduksi material beton, lbeton biasa= 1
Tegangan leleh baja (sirip) untuk tulangan momen, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan sengkang, fyv = 420 MPa
Dimensi
Diameter fondasi tiang, Øpile = 300 mm
Selimut beton, ds = 75 mm
Tebal pilecap atau pur, h= 500 mm
Diameter pilecap, Øcap = 9000 mm
Diameter tulangan momen, Dm = 20 mm
Diameter tulangan sengkang, Ds = 20 mm
Diameter tulangan susut, Dsu = 20 mm
Kedalaman fondasi, Df = 0 mm
Tinggi efektif pilecap atau pur, d= 395 ≥150 mm
Kapasitas geser:
Konsep analisis
Geser Satu Arah Geser Dua Arah Tiang Tunggal
Geser sumbu - X
Baris Ntiang Lgeser (m) Vu (kN) fVumax (kN) fVc (kN) Status
7 1 4.6 237.8 1604.8 1541.4 Aman
0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0
Geser sumbu - Y
Baris Ntiang Lgeser Vu fVumax (kN) Vc (kN) Status
4 4 6.5 951.3 2267.7 2178.0 Aman
0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0