Anda di halaman 1dari 32

Basic Design Criteria

Iswandi Imran
Content
• Design standard and code of practice
• Structural type and material
• Design loading:
- Dead load
- Live load
- Time dependent load
- Earthquake load
- Gaya uplift
- Others
• Load combination
Content (Continued)
• Material specification
- Concrete
- Steel reinforcement
- Structural steel
- Others
• Deformation limit
- Differential settlement
- Structural displacement
• Batas toleransi pada pelaksanaan
Code and Design Guide
• AISC Codes
• ACI Codes
• SNI Codes
• UBC / IBC / ASCE
• AASHTO
• Other important documents:
- MCP (ACI Manual of Concrete Practice)
- AISC Design Guide
Dalam desain, sebaiknya menggunakan peraturan-peraturan yang
konsisten satu dengan yang lainnya.
Karena SNI selalu mengacu pada US code, maka sebaiknya gunakan
standar-standar dari US bila ada hal-hal yang belum tercakup dalam
SNI.
Persyaratan Struktur dan Material

• Sistem struktur yang digunakan pada suatu daerah


harus sesuai dengan tingkat kerawanannya
terhadap gempa
• Aspek kontinuitas dan integritas struktur bangunan
perlu diperhatikan
• Material yang digunakan harus memenuhi
persyaratan  durabilitas
• Kualitas pengerjaan harus sesuai kaidah yang
berlaku
Sistem Struktur untuk
Bangunan Tahan Gempa
 Penyesuaian aturan detailing dengan adanya rancangan
peraturan gempa yang baru (mengacu pada UBC).
 Aturan detailing dibedakan berdasarkan tingkat kerawanan
terhadap gempa.
 Sistem struktur dasar dibedakan atas:
– Sistem rangka pemikul momen (SRPMB,SRPMM, SRPMT & SRPMK).
– Sistem rangka batang pemikul momen (SRBPMK)
– Sistem rangka bresing konsentrik (SRBKK, SRBKB)
– Sistem rangka bresing eksentrik (SRBE)
– Sistem dinding struktural (SDSB & SDSK).
 

 Aturan detailing dapat mengacu pada SNI 2847 Pasal 23 (untuk


struktur beton) dan SNI 1729 Pasal 15 (untuk struktur baja)
Level Resiko Gempa pada SNI 1726

Code, standard, or Level of seismic risk or assigned seismic performance or design


resource document categories as defined in the code section
and edition Low Moderate/intermediate High
IBC 2000, 2003; NFPA SDC* A, B SDC C SDC D, E, F
5000, 2003; ASCE 7-
98, 7-02; NEHRP 1997,
2000
BOCA National SPC+ A, B SPC C SPC D, E
Building Code 1993,
1996, 1999; Standard
Building Code 1994,
1997, 1999; ASCE 7-
93, 7-95, NEHRP 1991,
1994
Uniform Building Code Seismic Zone 0, 1 Seismic Zone 2 Seismic Zone 3,4
1991, 1994, 1997

SNI 1726 Seismic Zone 1,2 Seismic Zone 3,4 Seismic Zone 5,6

SDC = Seismic Design Category


SPC = Seismic Performance Category
Elemen Kunci untuk Perencanaan
Struktur Tahan Gempa

Kuat Lateral Perlu


SNI 03-1726-02 atau UBC 1997 atau ASCE-07:
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung
Minimum Design Loads for Buildings and Other
Structures
Detailing untuk Daktilitas
SNI 03-1729-00 Pasal 15 atau AISC Seismic Prov atau ACI 318
atau SNI 03-2847-02 Pasal 23:
Tata Cara Perhitungan Struktur Baja/Beton untuk Bangunan
Gedung
Kombinasi Beban LRFD (ASCE-7):

1.4D
1.2D + 1.6L + 0.5(Lr or S or R)
1.2D + 1.6(Lr or S or R) + (0.5L or 0.8W)
1.2D + 1.6W + 0.5L + 0.5(Lr or S or R)
0.9D + 1.6W
Load Combinations Including
1.2D + 1.0E + 0.5L + 0.2S E
0.9D + 1.0E
Kombinasi Beban Layan (ASCE-7):

1.0D
1.0D + 1.0L
1.0D + 1.0(Lr or S or R)
1.0D + 0.75L + 0.75(Lr or S or R)
0.6D + W
1.0D + (1.0W or 0.7E) Load Combinations
1.0D + 0.75(W or 0.7E) + 0.75L Including E

0.6D + 0.7E
Faktor Kuat Lebih f atau Ωo

Bilamana dibutuhkan perbesaran beban gempa


maka komponen beban gempa horizontal E
harus dikalikan dengan faktor kuat lebih o
sesuai tabel.
Faktor Kuat Lebih f atau Ωo

Ωo Qe
Lateral Seismic Force

Qe

Frame Lateral Deflection

Beban gempa yang diperbesar, ΩoQe, dimaksudkan untuk


memberi estimasi kuat lateral plastik struktur portal.
Contoh Penerapan: Perhitungan Pengaruh Gempa
pada Struktur Bawah

• Pembebanan dari struktur atas


– Struktur bawah tidak boleh gagal lebih dulu dari struktur
atas;
– Struktur bawah harus dapat memikul beban gempa
maksimum Vm yang mugkin terjadi pada struktur atas 
- Vm = f2 Vy
- f2 = faktor kuat lebih struktur
- Vm = f Vn
Kombinasi Beban Ultimit bila Memperhitungkan Kuat
Lebih

Untuk Kombinasi: 1.2D + 1.0E + 0.5L + 0.2S

Beban Gempa yang Diperbesar: E = Ωo QE

Untuk Kombinasi: 0.9D + 1.0E

Beban Gempa yang Diperbesar: E = Ωo QE


Kuat Rencana untuk Desain Struktur Beton
(Pasal 11.3)

1. Lentur, tanpa beban aksial ………………………………………… . 0,80


2. Beban aksial dan beban aksial dengan lentur
a. aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur …..……………. 0,80
b. aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur:
i. komponen struktur dengan tulangan spiral ……... 0,70
ii. komponen struktur lainnya ………….. 0,65
3. Geser dan torsi …………………………………………… ……………0,75
4. Tumpuan pada beton …………………………………………………..0,65
5. Beton polos struktural …………………………………………………..0,55
Faktor Reduksi Geser untuk Elemen
pada SRPMK dan SDSK
– Faktor reduksi untuk elemen yang kuat geser
nominalnya lebih kecil dari pada gaya geser yang
timbul sehubungan pengembangan kuat lentur
nominalnya ……………………0,55
– Faktor reduksi untuk geser pada diafragma tidak
boleh melebihi faktor reduksi minimum untuk
geser yang digunakan pada komponen vertikal dari
sistem pemikul beban lateral.
– Geser pada hubungan balok-kolom dan pada balok
perangkai yang diberi tulangan diagonal
…………………….………………….0,80
Material

• Untuk struktur pemikul beban gempa, kuat


tekan beton minimum = 20 MPa (K-250);
• Baja tulangan yang digunakan haruslah
tulangan ulir. Baja polos hanya diperkenankan
untuk tulangan spiral atau tendon;
• Batasan tulangan di atas tidak berlaku untuk
jaring kawat baja polos.
Contoh Persyaratan Material
(SNI 03-2847-02 Pasal 6.2)
Spesifikasi Baja Tulangan untuk
Elemen Pemikul Beban Gempa
Untuk elemen pemikul beban gempa, baja
tulangan yang disarankan adalah yang
memenuhi ASTM A 706 (Paduan Rendah). Baja
yang sesuai ASTM A 615 (Baja Karbon) hanya
dapat digunakan bilamana:
a. Mutunya dibatasi sebesar 400 MPa.
b. Beberapa persyaratan lainnya juga dipenuhi:
f yaktual
  (1,30  1,35 )
f yspec
f ult
  1, 25
fy
Significance of “ The Overstrength Ratio”
of Reinforcement

• This ratio is one of the primary parameters in


the capacity design procedure
• This ratio is used for example in design of:
- shear in plastic hinge zone .
- columns (“strong column weak beam”)
- shear in beam-column joints.
• The values recommended in the design is
1.20-1.25 (as an average value)
Significance of Yield Strength and
Hardening Ratio
• Excessive yield strength will cause high shear
stress and high concrete bond stress when
reinforcement is yielding.
• The length of plastic hinges formed at ends of
the selected structural elements is basically
influenced by the hardening ratio. The lower
the ratio, the shorter is the plastic hinge
length. This plastic hinge length will ultimately
affect the inelastic rotational capacity and
therefore, the ductility ratio of the structures.
Spesifikasi Baja Tulangan
(ASTM A 706M, 1993)

Kuat tarik minimum, MPa 550A


Kuat leleh minimum, MPa 400
Kuat leleh maksimum, MPa 540
Perpanjangan min dalam 200 mm, %:
Ukuran diameter tulangan:
10, 15, dan 20 14
25, 30, dan 35 12
45 dan 55 10
A
Kuat tarik tidak boleh kurang dari 1.25 kali kuat leleh aktual
Nilai kuat lebih maksimum batang individu = 1,35
Persyaratan Baja Tulangan
(ASTM A 615M, 1993)

Mutu 300 Mutu 400 Mutu 500

Kuat tarik minimum, MPa 500 600 700


Kuat leleh minimum, MPa 300 400 500
Perpanjangan min dalam 200 mm, %:

Ukuran diameter tulangan:


10 11 9 ...
15, 20 12 9 ...
25 ... 8 ...
30 ... 7 ...
35, 45, 55 ... 7 6
Spesifikasi Bahan Baja Struktural
untuk Elemen Pemikul Beban Gempa
• Perbandingan kuat leleh terhadap kuat
tariknya adalah kurang dari 0,85,
• Hubungan tegangan-regangan harus
memperlihatkan daerah plateau yang cukup
panjang,
• Pengujian uniaksial tarik pada spesimen baja
memperlihatkan perpanjangan maksimum
tidak kurang daripada 20% untuk daerah
pengukuran sepanjang 50 mm,
• Mempunyai sifat relatif mudah dilas.
Spesifikasi Bahan Baja untuk Elemen Pemikul
Beban Gempa
Untuk elemen struktur yang diharapkan mengalami perilaku inelastik:

Specified minimum Fy ≤ 350 MPa

Pengecualian:
• Kolom yang diharapkan hanya leleh di bagian dasar kolom;
• Elemen SRPMB dan SRBKB (diijinkan menggunakan Fy hingga
385 MPa)
Sifat Bahan Baja untuk Penentuan Kuat Perlu
Sambungan dan Elemen Struktur Terkait

Kuat leleh yg diharapkan = Ry Fy


Kuat tarik yg diharapkan = Rt Fu

Fy = kuat leleh minimum yg disyaratkan


Fu = kuat tarik minimum yg disyaratkan

Ry dan Rt adalah kuat lebih bahan yang didasarkan pada analisis statistik
data mill baja.
Sifat Bahan Baja untuk Penentuan Kuat Perlu
Sambungan dan Elemen Struktur Terkait

Berdasarkan SNI, untuk profil dan batang baja gilas (hot-rolled) Ry adalah 1,5
bila digunakan BJ 41 atau yang lebih lunak dan 1,3 bila digunakan BJ 50 atau
yang lebih keras.
Untuk pelat baja nilai Ry adalah 1,1. Nilai Ry lainnya dapat digunakan bila dapat
didukung oleh hasil percobaan.
Contoh nilai Ry dan Rt Berdasarkan AISC’05 untuk
Berbagai Jenis Elemen Baja
Ry Rt
Aplikasi
Penampang Hot-Rolled dan Bar:
ASTM A36 1.5 1.2
ASTM A572 Gr 42 1.1 1.1
ASTM A992; A572 Gr 50 or Gr 55;
ASTM A913 Gr 50, 60 or 65; ASTM A588;
A1011 HSLAS Gr 50 1.1 1.1
ASTM A529 Gr 50 1.2 1.2
ASTM A529 Gr 55 1.1 1.2
Penampang Berongga (Hollow Structural Sections):
ASTM A500 Gr B or Gr C; ASTM A501 1.4 1.3
Pipa:
ASTM A53 1.6 1.2
Pelat:
ASTM A36 1.3 1.2
ASTM A572 Gr50; ASTM A588 1.1 1.2
Example of Deflection Limit
(IBC Table 1604.4)
Settlement Criteria
• TPKB:
- max settlement = 10 cm
- diff settlement = L/300
- lendutan dikepala tiang akibat beban
lateral=1,27 cm
• Koerner (Constr and Geotechnical Method in Engineering):
- Cracking of Non-structural elem = L/300
- Structural strength reduction = L/150
- Function impaired = L/50
Batas Toleransi
• Eksentrisitas kolom  5%-10% dimensi
• Eksentrisitas tiang pancang
• Kelurusan kolom
• Kelurusan girder  L/1000 (3mm in 3m)
• Dan lain-lain
Contoh Koefisien Friksi
• Elastomeric to steel/concrete = 0.7
• Concrete to concrete = 0.6-0.8
• TFE to TFE =0.05
• Steel to grout = 0.55
• Dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai