Anda di halaman 1dari 4

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa

Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”


SNI 8460:2017

8.4.2.3 Dinding penahan tanah

Jenis dan metode perancangan struktur penahan tanah mengacu pada Bab 10 Struktur
Penahan Tanah.

8.4.3 Prosedur perancangan

8.4.3.1 Kriteria perancangan

Perancangan terowongan gali-dan-tutup harus mempertimbangkan topografi, geologi,


alinemen, kemiringan, pengaturan lokasi, bagian dalam, sistem struktur, teknik konstruksi,
konservasi lingkungan, dan fasilitas-fasilitas tambahan. Pada prinsipnya perancangan harus
dibuat sesuai dengan metode perancangan kondisi batas.

8.4.3.1.1 Umur rencana


a) Umur rencana lintas bawah harus ditentukan dengan mempertimbangkan masa layan
yang diperlukan, metode pemeliharaan, kondisi lingkungan, kinerja daya tahan
(durability), dan efisiensi ekonomi yang diperlukan.
b) Umur rencana untuk lintas bawah yang diatur pada pedoman ini adalah 75 tahun.
c) Apabila umur rencana yang berbeda akan ditetapkan, penetapan tersebut harus
berdasarkan evaluasi terhadap rasio air-semen, dan nilai batas lebar retakan untuk daya
tahan/durabilitas, yang telah ditentukan secara memadai dengan mempertimbangkan
kondisi tanah/batuan dan struktur.
d) Ketika umur rencana ditetapkan, sangat perlu dipertimbangkan jenis pekerjaan
konstruksi kedap air yang digunakan dan material yang digunakan serta teknik
pelaksanaan yang digunakan untuk mencegah kebocoran air ke dalam konstruksi lintas
bawah.

8.4.3.1.2 Kondisi batas yang dipertimbangkan dalam verifikasi kinerja


Kondisi batas yang dipertimbangkan dalam verifikasi kinerja lintas bawah dengan metode
gali-dan-tutup adalah sebagai berikut.
a. Kondisi batas layan (service limit state)
Keadaan batas daya layan disyaratkan dalam desain dengan melakukan pembatasan
pada tegangan, deformasi, dan lebar retak pada kondisi pembebanan layan agar lintas
bawah mempunyai kinerja yang baik selama umur rencana.

b. Kondisi batas kekuatan (strength limit state)


Keadaan batas kekuatan disyaratkan dalam perancangan untuk memastikan adanya
kekuatan dan kestabilan yang memadai, baik yang sifatnya lokal maupun global, untuk
memikul kombinasi pembebanan yang secara statistik mempunyai kemungkinan cukup
besar untuk terjadi selama masa layan lintas bawah. Pada keadaan batas ini, dapat
terjadi kelebihan tegangan ataupun kerusakan struktural, tetapi integritas struktur secara
keseluruhan masih terjaga.

c. Keadaan batas ekstrem


Keadaan batas ekstrem diperhitungkan untuk memastikan struktur lintas bawah dapat
bertahan akibat gempa rencana.

© BSN 2017 167 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

8.4.3.1.3 Beban
Beban rencana pada prinsipnya harus ditentukan dengan mengalikan nilai karakteristik
beban dengan faktor beban, dengan mempertimbangkan beban-beban (tipe dan klasifikasi
beban).
Untuk mengombinasikan beban rencana, beban tetap, variabel dan beban tambahan
(accidental), yang bekerja selama pelaksanaan konstruksi berlangsung dan selama umur
rencananya, harus dikombinasikan berdasarkan konsep yang ditunjukkan pada Tabel 34 dan
sesuai dengan kondisi batas yang relevan.

Tabel 34 – Konsep yang diterapkan ketika menggabungkan beban desain (JSCE, 2008)
Penentuan batas Kombinasi yang disarankan
Beban permanen + beban variabel utama + beban variabel
Penentuan batas tambahan
ultimit Beban permanen + beban tambahan (accidental) + beban variabel
tambahan
Penentuan batas
Beban permanen + beban variabel
pelayanan
Penentuan batas
Beban permanen + beban variabel
fatigue

Beban yang ditunjukkan pada Tabel 35 harus dipertimbangkan untuk desain terowongan
gali-dan-tutup. Beban-beban ini harus ditetapkan dan dikombinasikan untuk mengetahui
tegangan maksimum yang terjadi pada tiap-tiap komponen struktural.

Tabel 35 – Beban yang harus dievaluasi


(1) Tekanan tanah vertikal (EVP)
(2) Tekanan lateral
・ Tekanan tanah lateral (EHP)
・ Tekanan air lateral (WHP)
(3) Tekanan pengangkatan (WVP)
(4) Beban mati
・ Beban mati tetap (D1)
・ Beban mati tambahan (D2)
(5) Beban hidup dan Impact
・ Beban lalu lintas (diberikan sebagai fluktuasi tekanan tanah vertikal (1))
・ Beban kendaraan (L)
・ Impact (I)
(6) Pengaruh perubahan temperatur dan susut kering (dry shrinkage)
・ Perubahan temperatur (T)
・ Dry shrinkage (SH)
(7) Efek gempa bumi (EQ)
(8) Beban konstruksi (ER)
(9) Beban lain
・ Pengaruh perubahan lingkungan (contoh: perubahan tinggi muka air)
・ Pengaruh pada konstruksi yang berdekatan (contoh: penggalian, tanggul, dan
perubahan tinggi muka air)

© BSN 2017 168 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

8.4.3.1.4 Material
Kualitas material yang akan digunakan untuk badan terowongan gali-dan-tutup harus sesuai
dengan persyaratan perancangan.
Berdasarkan asumsi bahwa nilai uji bervariasi, nilai karakteristik kekuatan material tidak
boleh berada di bawah nilai rata-rata uji.
Kekuatan rencana material harus merupakan nilai yang ditentukan dengan membagi nilai
karakteristik kekuatan material dengan faktor material.
Apabila nilai tertentu kekuatan material telah ditentukan terpisah dari nilai karakteristiknya,
nilai karakteristik kekuatan material harus merupakan nilai yang diperoleh dengan
mengalikan nilai tertentu kekuatan material dengan faktor modifikasi material.
Standar untuk material yang umumnya digunakan untuk badan terowongan gali dan tutup
ditunjukkan pada Tabel 36.

Tabel 36 – Standar untuk material

Material Spesifikasi Kategori


SNI 15-2049-2004
SNI 15-7064-2004
SNI 15-0302-2004
Semen
SNI 15-0129-2004
SNI 15-3500-2004
SNI 15-3758-2004
BjTP 24, BjTP 30,
Baja tulangan SNI 07-2052-2002
BjTP 35, BjTP 40
SNI 07-0329-2005; JIS G 3101; ASTM SS400
A36/A36M - 14
Baja struktur JIS G 3106 SM400, SM490,
SM490Y, SM520,
SM570
JIS G 3444  BS EN 10296-1:2003, BS EN STK 490
Baja 10297-1:2003, BS EN 10305-5:2003, BS EN
Pipa baja 10305-1:2002, BS EN 10305-2:2002, BS EN
10305-3:2002, BS EN 10305-4:2003, BS EN
10305-6:2005, BS EN 10296-2:2005
JIS G 5101  ASTM A27/A27M - 13(2016) SC480  70-36
Baja tuang JIS G 5102  ASTM A216/A216M - 16 SCW480  WCA
JIS G 5201 SCW-490-CF

8.5 Pertimbangan lain dalam perancangan


Pemantauan dan pengukuran harus dilakukan dengan tujuan untuk meninjau kesesuaian
dari desain, dan untuk menjamin keselamatan dan efisiensi biaya konstruksi dengan
memahami kondisi-kondisi muka bidang galian, perilaku tanah/batuan di sekitarnya dan efek
dari setiap perkuatan yang akan bervariasi dengan kemajuan penggalian.
Pengamatan dan pengawasan pada pembuatan terowongan harus dilaksanakan untuk
memastikan stabilitas struktur terowongan itu sendiri pada semua tahapan pekerjaan dan
juga stabiltas struktur yang berada pada perimeternya yang jaraknya diperhitungkan sesuai
secara teoritis. Program pengukuran harus dibuat sedemikian agar asumsi teoritis yang
dibuat dapat diperiksa dan dibandingkan terhadap kondisi aslinya.
Pelaksanaan pembuatan terowongan perlu dilindungi terhadap longsor, penurunan muka
tanah, dan pergerakan bangunan sekitar. Perancangan program pengamatan harus
mempertimbangkan hasil penyelidikan awal dan perhitungan desain. Pengamatan harus

© BSN 2017 169 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

dilakukan sedini mungkin agar memungkinkan dilakukannya pengamatan maupun evaluasi


jika terjadi pergerakan sejak awal agar tidak terjadi interpretasi yang keliru terhadap perilaku
konstruksi.
Pemantauan dan pengukuran juga bertujuan untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor
yang tidak diperkirakan sehingga dapat dilakukan modifikasi desain berdasarkan kondisi
aktual area pembangunan terowongan dengan biaya minimal.
Tujuan dan peran dari pemantauan dan pengukuran ditunjukkan pada Gambar 30.

Perencanaan pemantauan & pengukuran
(pengaturan jenis dan kriteria pengendalian)

Tergantung situasi Penyelidikan kondisi dibelakang 
muka bidang galian

Konstruksi

Pemantauan/pengukuran
Pekerjaan perkuatan
(penambahan perkuatan)

Tidak
Perubahan metode konstruksi Aman? (dibandingkan dengan kriteria pengendalian)
(penambahan perkuatan)
Ya

Perubahan metode konstruksi Tidak
Ekonomis? (dibandingkan dengan kriteria pengendalian)
(perkuatan berkurang)

Ya

Perubahan  Ya Apakah perubahan kriteria 
kriteria pengendalian pengendalian perlu diubah?

Tidak

Tidak
Penyelesaian pekerjaan

Ya

Penyimpanan data 
pemantauan & pengukuran

Gambar 30 - Tujuan dan peran pemantauan dan pengukuran

8.5.1 Perancangan pemantauan dan pengukuran

Pemantauan dan pengukuran harus ditetapkan dengan pertimbangan yang tepat terhadap
tujuan, ukuran terowongan, kondisi tanah/batuan, kondisi lokasi, desain terowongan dan
metodologi konstruksi, serta metode dengan memanfaatkan temuan-temuan dalam desain
dan konstruksi.
Beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pemantauan serta
pengukuran adalah:
a. Dasar pertimbangan:
1) Pemahaman terhadap permasalahan seperti perilaku tanah yang bervariasi dengan
kemajuan penggalian (klarifikasi tujuan dari pemantauan dan pengukuran);

© BSN 2017 170 dari 303

Anda mungkin juga menyukai