Anda di halaman 1dari 8

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa

Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”


SNI 8460:2017

6.7 Deep mixing

6.7.1 Ruang lingkup pekerjaan deep mixing

Subpasal ini menetapkan prinsip-prinsip perancangan pekerjaan deep mixing yang dilakukan
dengan dua metode berbeda, yaitu metode pencampuran kering atau dry method dan
metode pencampuran basah atau wet method.
Metode deep mixing yang tercakup dalam subpasal ini dibatasi pada:
- teknik pencampuran dengan putaran alat pencampur mekanis di dalam tanah dan tanah
di sekeliling titik pencampuran tidak dibuang (Gambar 8);
- aplikasi pencampuran dengan kedalaman minimal 3 m;
- berbagai bentuk dan konfigurasi yang terdiri atas: kolom tunggal, panel, grid, blok,
dinding, atau kombinasi lebih dari satu kolom, baik dengan penampalan ataupun tidak
(Gambar 7);
- perbaikan tanah alami, tanah timbunan, penampungan limbah dan lumpur, dan lain lain.

(a) (c (d)

(b) Grup
(e)

(f) (g) (h) (i)

Gambar 7 – Pola dan konfigurasi kolom-kolom deep mixing (BS-EN 1479:2005):


(a) garis (strip) (b) grup (c) pola segitiga sama sisi (d) pola bujur sangkar (e) blok
dengan kolom-kolom bertampalan (f) pola dinding (g) pola kisi (grid) (h) pola blok (i)
pola area

© BSN 2017 84 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

Gambar 8 – Klasifikasi umum metode deep mixing (BS EN 14679-2005)

6.7.2 Informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, informasi berikut harus tersedia:


- batasan hukum;
- acuan tetap (benchmark) untuk penentuan titik-titik perbaikan tanah;
- kondisi struktur, jalan, sarana utilitas (pipa air bersih, pipa gas, kabel), dan lain-lain yang
berdekatan dengan lokasi pekerjaan;
- sistem manajemen mutu, termasuk pengawasan, pemantauan dan pengujian.

Informasi mengenai kondisi lapangan harus meliputi:


- geometri lapangan (batas lahan, topografi, akses, lereng, batas tinggi ruang kerja, dan
lain-lain);
- struktur bawah tanah yang ada, sarana utilitas, kontaminasi yang timbul, kendala
arkeologi, dan lain-lain;
- keterbatasan lingkungan, di antaranya: tingkat kebisingan, getaran, polusi;
- kegiatan di sekitar lokasi, baik saat pelaksanaan berlangsung ataupun di masa depan,
misalnya pemompaan air tanah, dewatering, pembangunan terowongan, penggalian
dalam.

Informasi khusus yang diperlukan adalah:


- pengalaman deep mixing atau pekerjaan geoteknik khusus yang berdekatan dengan
lokasi, termasuk hasil uji lapangan untuk konfirmasi perancangan;

© BSN 2017 85 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

- pencemaran bawah tanah atau risiko yang dapat memengaruhi metode pelaksanaan,
keselamatan kerja dan lokasi pembuangan material galian.

Instruksi tertulis yang harus disediakan kepada kontraktor, adalah:


- prosedur pelaporan untuk keadaan yang tidak terduga, atau kondisi yang didapati
berbeda dengan yang diasumsikan dalam perancangan;
- prosedur pelaporan, jika perancangan didasarkan atas metode pengamatan;
- pemberitahuan keterbatasan yang dijumpai, misalnya tahapan konstruksi yang
disyaratkan dalam perancangan tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan;
- jadwal dan prosedur pengujian bahan untuk kriteria penerimaan.

Persyaratan tambahan atau penyimpangan dari syarat-syarat yang termuat dalam dokumen
ini harus dibuat dan disetujui sebelum pekerjaan dimulai.

6.7.3 Penyelidikan geoteknik

Laporan penyelidikan geoteknik dan data-data yang terkait dengan pemilihan metode
perbaikan tanah yang akan dipilih harus tersedia lengkap.
Jumlah dan jenis penyelidikan tanah yang dikerjakan harus memadai untuk menentukan
keadaan tanah. Penyelidikan tanah harus memenuhi kriteria SNI untuk penyelidikan tanah.
Pengalaman pelaksanaan deep mixing yang sebanding dengan kondisi dan lokasi serupa
harus dipertimbangkan saat menentukan jumlah dan jenis penyelidikan tanah yang
diperlukan.
Semua lubang bor atau sumur uji harus ditutup kembali dengan baik agar tidak
memengaruhi pergerakan air tanah dan/atau pelaksanaan pekerjaan deep mixing.
Kecuali deskripsi geologi/geoteknik umum, untuk pelaksanaan pekerjaan deep mixing,
laporan penyelidikan tanah harus memuat informasi berikut.
a) Komposisi, sebaran arah lateral, ketebalan dan konsistensi lapisan permukaan,
keberadaan dan kondisi akar-akar pohon, kondisi tanah timbunan, dan lain-lain.
b) Ada tidaknya bongkahan batu, lapisan tanah tersementasi, atau batuan yang dapat
menyebabkan kesulitan pelaksanaan.
c) Keberadaan tanah lempung kembang-susut (montmorillonite).
d) Keberadaan lubang, rongga atau celah.
e) Letak muka air tanah, variasinya, dan kemungkinan keberadaan tekanan artesis.
f) Parameter tanah berikut ini harus tersedia:
- klasifikasi tanah;
- distribusi ukuran butiran;
- mineralogi;
- kadar air alami;
- batas-batas Atterberg;
- berat isi;
- kadar organik;
© BSN 2017 86 dari 303
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

- parameter kekakukan tanah/konsolidasi;


- kekuatan tanah (geser, tekan, tarik);
- permeabilitas.
g) Faktor lingkungan, kimiawi dan karakteristik biologi, meliputi:
- kualitas air tanah (kontaminasi, agresivitas, kimiawi, nilai pH, jenis serta konsentrasi
ion dan logam);
- data uji tingkat kontaminasi (bila ada).

Koordinat dan elevasi tanah di setiap titik penyelidikan harus diukur dan dicatat berdasarkan
datum nasional atau satu titik acuan tetap yang diakui.

6.7.4 Persyaratan material dan produk

Konstruksi deep mixing terdiri atas penambahan suatu bahan pengikat ke dalam tanah. Jika
diperlukan dapat ditambahkan komponen bahan sebagai berikut:
- bahan tambah;
- air;
- bahan pengisi;
- pembesian.
Seluruh material dan produk yang digunakan di dalam deep mixing harus sesuai dengan SNI
yang sudah baku. Apabila standar yang dirujuk tidak tersedia, maka penggunaan material
dan produk harus sesuai dengan standar dan/atau pedoman lain yang disetujui oleh
konsultan perencana.
Seluruh material dan produk yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi perancangan
dan harus memenuhi peraturan lingkungan setempat.
Untuk material yang belum diatur di dalam SNI atau standar lain yang disetujui oleh
konsultan perencana, harus dilakukan uji yang sesuai untuk memastikan spesifikasi
perancangan terpenuhi.
Sumber pasokan material harus didokumentasikan dan tidak diperbolehkan untuk diubah
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Air dari sumber selain sumber air minum yang diakui harus diuji untuk menentukan
kococokan air dengan tujuan deep mixing.
Keberadaan zat kimia yang signifikan di dalam material dan produk yang memungkinkan
terjadinya kontaminasi lingkungan harus mendapat perhatian khusus dan dievaluasi.

6.7.5 Pertimbangan lain dalam perancangan

6.7.5.1 Umum

Tujuan deep mixing adalah memperbaiki karakteristik tanah, yaitu: meningkatkan kuat geser,
menurunkan kompresibilitas, dan/atau membuat penghalang kedap air. Tujuan ini dicapai
dengan mencampur tanah dengan bahan pengikat yang dapat berupa: semen, kapur, serta
bahan pengisi seperti gips (gypsum) dan abu terbang.

© BSN 2017 87 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

Teknik deep mixing ini dapat diaplikasikan untuk memperkuat bangunan sementara atau
bangunan permanen seperti disajikan di dalam Gambar 9. Aplikasi tersebut umumnya
bertujuan untuk:
- meningkatkan kestabilan struktur, galian, dan lereng;
- meningkatkan daya dukung fondasi dan mengurangi penurunan tanah;
- meningkatkan ketahan tanah terhadap penyebaran ke arah lateral (lateral spreading)
saat gempa;
- pembatasan (confinement) kontaminasi tanah/limbah;
- mengurangi dampak vibrasi.

Gambar 9 – Beberapa aplikasi metode deep mixing (BS EN 14679:2005)

Kekuatan kolom deep mixing dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sifat-sifat tanah yang
akan diperbaiki, kondisi pencampuran, alat pencampur dan proses pencampuran, kondisi
pemeraman (curing), jenis dan jumlah bahan pengikat; akibatnya sulit untuk memperkirakan
kekuatan kolom deep mixing pada tahap perancangan. Oleh karena itu sangat penting untuk
memperkirakan dan memverifikasi kekuatan kolom dalam beberapa tahap dengan tes
pencampuran di laboratorium, uji coba lapangan dan uji verifikasi. Perancangan harus
dimodifikasi jika persyaratan kekuatan tidak dapat dipenuhi.
Pelaksanaan deep mixing memerlukan beberapa tahapan perancangan geoteknik dan dapat
merupakan proses yang iteratif. Tujuan perancangan adalah menghasilkan dokumen teknis,

© BSN 2017 88 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

yang memungkinkan pekerjaan perbaikan tanah mencapai tingkat keamanan, kemampuan


layanan, dan durabilitas yang diinginkan dan juga ekonomis, dengan mempertimbangkan
target umur rencana. Semua pihak yang bertanggung jawab atas perancangan dianjurkan
untuk dilibatkan juga selama masa pelaksanaan.
Perancangan geoteknik deep mixing harus didasarkan atas kriteria stabilitas global dan
penurunan tanah yang diperbaiki.
Referensi dari pengalaman diperbolehkan apabila pengalaman tersebut telah diverifikasi
melalui uji yang sesuai (misalnya dengan uji sondir atau uji pressuremeter).
Pernyataan metode (method statement), yang menjelaskan secara detail prosedur pekerjaan
deep mixing harus dipersiapkan. Detail lokasi, tujuan pekerjaan, umur rencana,
kemungkinan keterbatasan selama tahap konstruksi, dan setiap bahaya yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan harus tercantum dalam pernyataan metode. Pernyataan metode juga
harus menekankan sejumlah persyaratan yang dapat memengaruhi pemilihan alat dan
material deep mixing.
Perancangan awal dapat didasarkan pada pengujian pencampuran contoh di laboratorium
dan pengalaman lain yang dapat dibandingkan. Kemungkinan adanya perbedaan
karakteristik antara contoh yang dicampur di laboratorium dengan contoh yang dicampur di
lapangan juga harus mendapat perhatian.
Agar pelaksanaan dapat mencapai target perancangan, maka perlu dilakukan pengawasan,
pemantauan, pencatatan proses pekerjaan, dan pengujian di lapangan. Metode pengamatan
untuk menyempurnakan perancangan sangat penting untuk dilakukan.
Kondisi pembebanan, efek iklim (bila ada), air tanah, batas toleransi penurunan dan
pengangkatan tanah, batas distorsi struktur dan sarana utilitas, yang mungkin terpengaruh
oleh pekerjaan deep mixing harus diperhitungkan.
Kemungkinan gangguan terhadap lingkungan, seperti kebisingan, getaran, polusi udara, dan
air yang berdampak pada struktur yang berdekatan harus diminimalkan dan bila
memungkinkan harus ditiadakan.
Pada kondisi dimana tahanan ujung (base resistance) kolom diperlukan, kemungkinan
terganggunya tanah di ujung kolom harus dihindari dengan memilih peralatan dan metode
pencampuran yang tepat.
Toleransi posisi dan kemiringan kolom atau dinding yang direncanakan harus
memperhitungkan keterbatasan peralatan pencampuran yang digunakan. Untuk kolom deep
mixing yang diatur dalam formasi rangka (grid), blok atau bertampalan, jarak antarkolom
perlu memperhitungkan penyimpangan posisi dan kelurusan kolom.
Ketidaksesuaian keadaaan tanah atau sifat-sifat air tanah dengan laporan penyelidikan
tanah harus segera dilaporkan kepada perencana dan pihak-pihak yang terlibat.
Konsekuensi akibat efek kimia dan fisik harus dipertimbangkan dalam perancangan. Perlu
pertimbangan khusus terkait kestabilan jangka panjang, terutama di daerah laut atau tanah
yang terkontaminasi.
Gambar 10 menunjukkan diagram alir proses perancangan dan pelaksanaan pekerjaan deep
mixing, sedangkan Gambar 11 menunjukkan diagram alir proses perancangan iteratif yang
diperlukan untuk pekerjaan deep mixing.

© BSN 2017 89 dari 303


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”

Gambar 10 – Diagram alir proses perancangan dan pelaksanaan pekerjaan deep


mixing (BS EN 14679-2005)

90 dari 303
SNI 8460:2017

© BSN 2017
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017

Gambar 11 – Diagram alir proses detail iteratif perancangan deep mixing (BS EN
14679-2005)

6.7.5.2 Dokumen perancangan

Dokumen perancangan harus menyatakan target kinerja dan tujuan perbaikan tanah, pola
geometri titik-titik perbaikan, spesifikasi material atau produk yang diasumsikan dalam
perancangan, tahapan kerja, dan informasi lain yang relevan, dan juga harus mencantumkan
informasi sebagai berikut.
a) Spesifikasi pekerjaan deep mixing.
b) Target kekuatan, karakteristik deformasi, dan permeabilitas.
c) Lebar bagian yang bertampalan antarkolom.
d) Toleransi yang diizinkan dalam hal panjang, diameter, kemiringan, dan posisi kolom.

© BSN 2017 91 dari 303

Anda mungkin juga menyukai