Subpasal ini menetapkan prinsip-prinsip perancangan pekerjaan deep mixing yang dilakukan
dengan dua metode berbeda, yaitu metode pencampuran kering atau dry method dan
metode pencampuran basah atau wet method.
Metode deep mixing yang tercakup dalam subpasal ini dibatasi pada:
- teknik pencampuran dengan putaran alat pencampur mekanis di dalam tanah dan tanah
di sekeliling titik pencampuran tidak dibuang (Gambar 8);
- aplikasi pencampuran dengan kedalaman minimal 3 m;
- berbagai bentuk dan konfigurasi yang terdiri atas: kolom tunggal, panel, grid, blok,
dinding, atau kombinasi lebih dari satu kolom, baik dengan penampalan ataupun tidak
(Gambar 7);
- perbaikan tanah alami, tanah timbunan, penampungan limbah dan lumpur, dan lain lain.
(a) (c (d)
(b) Grup
(e)
- pencemaran bawah tanah atau risiko yang dapat memengaruhi metode pelaksanaan,
keselamatan kerja dan lokasi pembuangan material galian.
Persyaratan tambahan atau penyimpangan dari syarat-syarat yang termuat dalam dokumen
ini harus dibuat dan disetujui sebelum pekerjaan dimulai.
Laporan penyelidikan geoteknik dan data-data yang terkait dengan pemilihan metode
perbaikan tanah yang akan dipilih harus tersedia lengkap.
Jumlah dan jenis penyelidikan tanah yang dikerjakan harus memadai untuk menentukan
keadaan tanah. Penyelidikan tanah harus memenuhi kriteria SNI untuk penyelidikan tanah.
Pengalaman pelaksanaan deep mixing yang sebanding dengan kondisi dan lokasi serupa
harus dipertimbangkan saat menentukan jumlah dan jenis penyelidikan tanah yang
diperlukan.
Semua lubang bor atau sumur uji harus ditutup kembali dengan baik agar tidak
memengaruhi pergerakan air tanah dan/atau pelaksanaan pekerjaan deep mixing.
Kecuali deskripsi geologi/geoteknik umum, untuk pelaksanaan pekerjaan deep mixing,
laporan penyelidikan tanah harus memuat informasi berikut.
a) Komposisi, sebaran arah lateral, ketebalan dan konsistensi lapisan permukaan,
keberadaan dan kondisi akar-akar pohon, kondisi tanah timbunan, dan lain-lain.
b) Ada tidaknya bongkahan batu, lapisan tanah tersementasi, atau batuan yang dapat
menyebabkan kesulitan pelaksanaan.
c) Keberadaan tanah lempung kembang-susut (montmorillonite).
d) Keberadaan lubang, rongga atau celah.
e) Letak muka air tanah, variasinya, dan kemungkinan keberadaan tekanan artesis.
f) Parameter tanah berikut ini harus tersedia:
- klasifikasi tanah;
- distribusi ukuran butiran;
- mineralogi;
- kadar air alami;
- batas-batas Atterberg;
- berat isi;
- kadar organik;
© BSN 2017 86 dari 303
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017
Koordinat dan elevasi tanah di setiap titik penyelidikan harus diukur dan dicatat berdasarkan
datum nasional atau satu titik acuan tetap yang diakui.
Konstruksi deep mixing terdiri atas penambahan suatu bahan pengikat ke dalam tanah. Jika
diperlukan dapat ditambahkan komponen bahan sebagai berikut:
- bahan tambah;
- air;
- bahan pengisi;
- pembesian.
Seluruh material dan produk yang digunakan di dalam deep mixing harus sesuai dengan SNI
yang sudah baku. Apabila standar yang dirujuk tidak tersedia, maka penggunaan material
dan produk harus sesuai dengan standar dan/atau pedoman lain yang disetujui oleh
konsultan perencana.
Seluruh material dan produk yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi perancangan
dan harus memenuhi peraturan lingkungan setempat.
Untuk material yang belum diatur di dalam SNI atau standar lain yang disetujui oleh
konsultan perencana, harus dilakukan uji yang sesuai untuk memastikan spesifikasi
perancangan terpenuhi.
Sumber pasokan material harus didokumentasikan dan tidak diperbolehkan untuk diubah
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Air dari sumber selain sumber air minum yang diakui harus diuji untuk menentukan
kococokan air dengan tujuan deep mixing.
Keberadaan zat kimia yang signifikan di dalam material dan produk yang memungkinkan
terjadinya kontaminasi lingkungan harus mendapat perhatian khusus dan dievaluasi.
6.7.5.1 Umum
Tujuan deep mixing adalah memperbaiki karakteristik tanah, yaitu: meningkatkan kuat geser,
menurunkan kompresibilitas, dan/atau membuat penghalang kedap air. Tujuan ini dicapai
dengan mencampur tanah dengan bahan pengikat yang dapat berupa: semen, kapur, serta
bahan pengisi seperti gips (gypsum) dan abu terbang.
Teknik deep mixing ini dapat diaplikasikan untuk memperkuat bangunan sementara atau
bangunan permanen seperti disajikan di dalam Gambar 9. Aplikasi tersebut umumnya
bertujuan untuk:
- meningkatkan kestabilan struktur, galian, dan lereng;
- meningkatkan daya dukung fondasi dan mengurangi penurunan tanah;
- meningkatkan ketahan tanah terhadap penyebaran ke arah lateral (lateral spreading)
saat gempa;
- pembatasan (confinement) kontaminasi tanah/limbah;
- mengurangi dampak vibrasi.
Kekuatan kolom deep mixing dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sifat-sifat tanah yang
akan diperbaiki, kondisi pencampuran, alat pencampur dan proses pencampuran, kondisi
pemeraman (curing), jenis dan jumlah bahan pengikat; akibatnya sulit untuk memperkirakan
kekuatan kolom deep mixing pada tahap perancangan. Oleh karena itu sangat penting untuk
memperkirakan dan memverifikasi kekuatan kolom dalam beberapa tahap dengan tes
pencampuran di laboratorium, uji coba lapangan dan uji verifikasi. Perancangan harus
dimodifikasi jika persyaratan kekuatan tidak dapat dipenuhi.
Pelaksanaan deep mixing memerlukan beberapa tahapan perancangan geoteknik dan dapat
merupakan proses yang iteratif. Tujuan perancangan adalah menghasilkan dokumen teknis,
90 dari 303
SNI 8460:2017
© BSN 2017
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8460:2017
Gambar 11 – Diagram alir proses detail iteratif perancangan deep mixing (BS EN
14679-2005)
Dokumen perancangan harus menyatakan target kinerja dan tujuan perbaikan tanah, pola
geometri titik-titik perbaikan, spesifikasi material atau produk yang diasumsikan dalam
perancangan, tahapan kerja, dan informasi lain yang relevan, dan juga harus mencantumkan
informasi sebagai berikut.
a) Spesifikasi pekerjaan deep mixing.
b) Target kekuatan, karakteristik deformasi, dan permeabilitas.
c) Lebar bagian yang bertampalan antarkolom.
d) Toleransi yang diizinkan dalam hal panjang, diameter, kemiringan, dan posisi kolom.