BAB II
KRITERIA DESAIN JEMBATAN
Suatu jembatan yang baik adalah jembatan yang memiliki atau telah memenuhi
kriteria– kriteria desain yang menjadi dasar dari pembuatan sebuah jembatan. Jembatan
direncanakan untuk mudah dilaksanakan serta memberikan manfaat bagi pengguna
lalu lintas sesuai dengan pokok-pokok perencanaan :
• Ekonomis
Rencana termurah sesuai pendanaan dan pokok-pokok rencana lainnya adalah
umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur total struktur yang
mencakup biaya pemeliharaan, dan tidak hanya pada biaya permulaan konstruksi.
II - 1
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
• Estetika
Struktur jembatan harus menyatu dengan pemandangan alam dan menyenangkan
untuk dilihat. Penampilan yang baik umumnya dicapai tanpa tambahan dekorasi.
II - 2
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
II - 3
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
Pembebanan jembatan
Pembebanan jembatan sesuai SK.SNI T-02-2005 menggunakan BM 100.
Geometrik
Lebar jembatan ditentukan berdasarkan kebutuhan kendaraan yang lewat setiap
jam, makin ramai kendaraan yang lewat maka diperlukan lebar jembatan lebih
besar.
Tabel 2. Penentuan Lebar Jembatan
Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jembatan, maka lebar lantai
jembatan ditentukan sebagai berikut:
a. Lebar jembatan minimum jalan nasional kelas A adalah 1+7+ 1 meter
b. Kelas B = 0,5 + 6,0 + 0,5 meter
c. Tidak boleh lebih kecil dari lebar jalan.
d. Memenuhi standar lebar lajur lalu lintas sebesar n ( 2,75 ~ 3,50 )m, dimana n = jumlah
lajur lalu lintas.
II - 4
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
C = 2,5 m ; untuk sungai alam yang tidak diketahui kondisinya. C = 5,1 m ; untuk
jembatan jalan layang.
C ≥ 15 m; untuk jembatan di atas laut dan di atas sungai yang digunakan untuk alur
II - 5
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
Gambar 2.2. Clearance pada jembatan diatas selat / laut / sungai yang dilewati kapal
II - 6
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
minimum 5 meter ke arah jalan yang di beri struktur pelat injak untuk
pembebanan peralihan dari jalan ke jembatan.
Untuk melindungi agar kendaraan yang lewat jembatan dalam keadaan aman, baik
bagian kendaraan maupun barang bawaannya, maka tinggi bidang kendaraan
ditentukan sebesar minimum 5 m yang diukur dari lantai jembatan sampai bagian
bawah balok pengaku rangka bagian atas ( Top lateral bracing )
II - 7
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
Jembatan
Jembatan
Bentang pendek
Bentang panjang
Pada daerah transisi atau daerah perbatasan antara bukit dengan lembah aliran
sungai biasanya berkelok-kelok, karena terjadinya perubahan kecepatan air dari
tinggi ke rendah, ini mengakibatkan bentuk sungai berkelok-kelok dan sering
terjadi perpindahan alur sungai jika banjir datang. Untuk itu penempatan
jembatan sedapat mungkin tidak pada aliran air yang seperti ini, karena jembatan
akan cepat rusak jika dinding sungai terkikis air banjir, dan jembatan menjadi tidak
berfungsi jika aliran air sungai berpindah akibat banjir tersebut.
Pada dasarnya, penentuan letak jembatan sedapat mungkin tidak pada belokan
jika bagian bawah dari jembatan tersebut terdapat aliran air. Hal tersebut
dilakukan agar tidak terjadi scouring (penggerusan) pada kepala jembatan, namun
jika terpaksa dibuat pada bagian belokan sungai maka harus di bangun bangunan
pengaman yang dapat berupa perbaikan dindin sungai dan perbaikan dasar sungai
pada bagian yang mengalami scouring (penggerusan).
Penempatan jembatan diusahakan tegak lurus terhadap sungai, untuk
mendapatkan bentang yang terpendek dengan posisi kepala jembatan dan pilar
yang sejajar terhadap aliran air. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
gerusan pada pilar, yang akan mempengaruhi kinerja pilar jembatan. Bila scouring
telah terjadi dikhawatirkan pilar yang seharusnya menopang struktur atas
II - 8
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
jembatan akan rusak sehingga secara otomatis akan merusak struktur jembatan
secara keseluruhan.
Agar pembuatan jembatan lebih ekonomis, diusahakan mencari bentang yang
terpendek diantara beberapa penampang sungai.
Karakteristik lokasi jembatan yang ideal adalah:
1. Secara geologis lokasi pondasi untuk kepala jembatan dan pilar harus baik.
Dibawah pengaruh pembebanan, permukaan tanah yang mendukung harus
bebas dari faktor geseran (slip) dan gelinding (slide). Pada kedalaman yang tidak
terlalu besar dari dasar sungai terdapat lapisan batu atau lapisan keras lainnya
yang tidak erosif, dan aman terhadap gerusan air sungai yang akan terjadi.
2. Batasan sungai pada lokasi jembatan harus jelas, jembatan diusahakan
melintasi sungai secara tegak lurus.
3. Bagian punggung atau pinggir harus cukup kuat, permanen dan cukup tinggi
terhadap permukaan air banjir.
4. Untuk mendapatkan suatu harga fondasi yang rendah, usahakan mengerjakan
pekerjaan fondasi tidak di dalam air, sebab pekerjaan fondasi dalam air
mahal dan sulit.
Penentuan Bentang
Bentang jembatan (L) adalah jarak antara dua kepala jembatan.
L
II - 9
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
atau sungai tersebut hanyalah digunakan sebagai aliran sungai biasa yang
tentunya tidak membawa hanyutan – hanyutan besar dari banjir. Material –
material yang dibawa pada saat banjir sangat beraneka ragam tentunya, baik jenis
maupun ukurannya sangatlah bervariasi. Oleh sebab itu pada sungai yang
dijadikan limpasan banjir penentuan bentang akan sedikit lebih panjang
dibandingkan dengan sungai yang bukan limpasan banjir.
Kepala Jembatan
L
Muka Air Banjir
a+b
l=
2
a
b
Untuk Kondisi :
- Bukan sungai limpasan banjir
- Air banjir tidak membawa hanyutan
Kepala Jembatan
L
Muka Air Banjir
l =b
a
b
Gambar 2.7. Bentang jembatan
Dimana : L = Bentang jembatan
a = Lebar dasar sungai
b = Lebar permukaan air banjir
Material
a. Beton
Lantai jembatan dan elemen struktural bangunan atas lainnya menggunakan mutu
beton minimal K-350, untuk bangunan bawah adalah K-250 termasuk isian tiang
pancang.
II - 10
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
b. Baja Tulangan
Baja tulangan menggunakan BJTP 24 untuk D < 13, dan BJTD 32 atau BJTD 39
untuk D ≥ 13, dengan variasi diameter tulangan dibatasi paling banyak 5 ukuran.
II - 11
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
II - 12
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
II - 13
Gambar 2.10 Tipikal Jenis Pilar Jembatan
II - 14
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
II - 15
• Acuan Perencanaan Teknis
a. Perencanaan pondasi menggunakan Working Stress Design (WSD)
b. Faktor keamanan (Safety Factor) (SF) untuk tiang pancang, SF Point bearing
= 2,5 - 3 dan SF Friction = 3 - 5
c. Faktor keamanan (Safety Factor) (SF) untuk fondasi Sumuran dangkal dan
fondasi dangkal SF Daya dukung = 1,5 - 3, SF Geser = 1,5 - 2 dan SF Guling =
1,5 - 2
Untuk menjamin desain jembatan memenuhi kriteria desain di atas, maka desain
jembatan harus mengikuti proses desain sebagai berikut :
1. Melakukan survey pendahuluan untuk mengumpulkan data-data dasar
perencanaan dan untuk mengetahui letak jembatan.
2. Membuat pradesain/ rancangan awal berdasarkan hasil survey pendahuluan
3. Melalukan pengkajian hasil pradesain, dan jika perlu melakukan survey kembali
untuk memastikan :
a. Lebar dan Bentang jembatan.
b. Perlu tidaknya pilar.
c. Letak kepala jembatan
d. Posisi struktur atas jembatan terhadap muka air banjir atau permukaan air laut
tertinggi atau bangunan lain yang ada dibawahnya
e. Bahan – beban lain/khusus yang mungkin bekerja pada jembatan h. Metoda
konstruksi yang akan digunakan
4. Menentukan desain akhir dari struktur atas dan bawah jembatan
II - 16
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
II - 17
peninjauan gempa
- Data tanah ; peninjauan gempa dan jenis pondasi
- Topografi sungai ; penentuan bentang, perlu tidaknya pilar, penentuan letak
pilar, penentuan letak kepala jembatan.
- Jenis sungai ; penentuan letak kepala jembatan, Clearance, perlu tidaknya
pilar
- Muka air banjir / rintangan dibawah jembatan; posisi struktur atas
- Kecepatan arus air banjir; gaya pada pilar
- Kecepatan angin; gaya pada struktur atas dan bawah
II - 18
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
menggunakan software.
Analisis statik
• Dilakukan untuk dua kondisi, yaitu kondisi batas layan dan kondisi
batas ultimate (dengan faktor-faktor beban yang disesuaikan)
• Model dibuat untuk keseluruhan struktur dengan berbagai kondisi
pembebanan, termasuk beban angin yang dianggap pendekatan angin
statik dan gempa statik ekivalen jembatan.
Analisis dinamik
Dilakukan untuk jembatan khusus dengan :
• Gempa dinamis, menggunakan simulasi pada komputer.
• Angin dinamis, menggunakan simulasi pada komputer dan analisa model
pada wind tunnel test di laboratorium uji
II - 19
SURVEY
PENGUMPULAN DATA
a. Penampang sungai
b. Permukaan air banjir dan normal
c. Data sondir, boring dan NSPT
EVALUASI DATA
PRADESAIN
a. Type/model struktur
b Lebar jembatan
c. Bentang jembatan
d. Posisi / letak Pilar/pylon dan kepala jembatan
e. Bentuk Pilar/Pylon dan kepala jembatan
f. Posisi struktur atas terhadap MAB/HWS/bangunan lain yang ada dibawahnya
g. Bahan Pilar/Pylon dan dan kepala jembatan
h. Ukuran pilar/Pylon dan kepala jembatan
Gambar kostruksi
II - 20
Bahan Ajar Perancangan Bangunan Sipil A
II - 21