Anda di halaman 1dari 78

STRUKTUR BAJA

MATERIAL BAJA SEBAGAI STRUKTUR


Sub pokok bahasan

 karakteristik baja bangunan


 jenis baja bangunan
 sifat teknis baja bangunan yang diperoleh dari
berbagai percobaan laboratorium
 jenis-jenis baja profil untuk struktur bangunan dalam
perdagangan
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN
STRUKTUR BAJA
 Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai
konsekuensi bahwa beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk
jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, dan bangunan dengan
kondisi tanah yang buruk.
Dengan kekuatan yang besar, berat sendiri struktur menjadi lebih ringan
 Modulus elastisitas besar : struktur menjadi lebih kaku
 Daktilitas besar
 Daktilitas yaitu kemmpuan material menerima deformasi inelastic yang
besar sebelum material mengalami kegagalan
 Bagi kinerja strukural, pada saat mengalami pembebanan (statis)
melebihi kekuatannya, baja tidak langsung hancur tapi meregang
sampai batas daktilitasnya sebelum bangunan runtuh.
 Untuk beban dinamis menyebabkan energi yang diserap baja lebih
besar.
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN
STRUKTUR BAJA

Daktail
Sifat daktail didefinisikan sebagai sifat material untuk
menahan deformasi yang besar tanpa keruntuhan
terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji
terhadap tarik akan mengalami pengurangan luas
penampang dan akan terjadi perpanjangan sebelum
terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan
getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-
1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan
struktur
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN
STRUKTUR BAJA

 Toughness (keuletan) besar : kemampuan baja untuk


menyerap energy sebelum mengalami kegagalan
sehingga baja dapat memikul pembebanan yang
dilakukan berulang – ulang dan mempunyai usia
pemakaian yang tinggi sehingga cocok digunakan
untuk bahan jembatan maupun alat – alat permesinan.
 kuat dan ductile
 Tegangan regangan yang hampir merupakan garis
lurus sampai pada tegangan yang relatif besar, hal ini
akan mempermudah dan menjamin ketelitian
perhitungan.  Hooke’s Law
 Modulus elastisitasnya sama untuk kondisi tarik dan
tekan, selain mempermudah dan menjamin ketelitian
perhitungan, kekuatan baja dapat dimanfaatkan untuk
kondisi tarik dan tekan
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN
STRUKTUR BAJA

 Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak
seperti halnya pada struktur beton bertulang.
 Pelaksanaan di lapangan lebih cepat
 Homogen dan isotropis, sehingga perhitungan menjadi
lebih sederhana
 Elastis
 Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik
dibandingkan dengan material lain karena baja
mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan
yang cukup tinggi. Momen inersia untuk penampang
baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan
dengan penampang beton bertulang.
KERUGIAN MATERIAL BAJA

 Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi
jika dibiarkan terjadi kontak dengan udara dan air
sehingga perlu dicat secara periodik.

 Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran


Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya
menurun drastis jika terjadi kebakaran. Selain itu baja
juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga
dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain.
Akibatnya, portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi
perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja
terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-
2002.
KERUGIAN MATERIAL BAJA

 Rentan Terhadap Buckling


Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar
pula bahaya terhadap buckling (tekuk). Sebagaimana
telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan
yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai
kolom seringkali tidak ekonomis karena banyak material
yang perlu digunakan untuk memperkuat kolom
terhadap buckling.

 Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis.
Dalam perancangan perlu dilakukan pengurangan
kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban
siklis.
JENIS BAJA BERDASARKAN
KEKUATAN
Klasifikasi baja berdasarkan kekuatan :

 Baja carbon (carbon steel) 


tegangan leleh 200 -280 Mpa
 Baja paduan rendah berkekuatan
tinggi (high strength low alloy steel)
 tegangan leleh 275 – 488 Mpa
 Baja paduan (alloy steel) 
tegangan leleh 550 – 760 MPa
PERILAKU TEGANGAN DAN
REGANGAN BAJA
 Coupon test merupakan pengujian yang dilakukan untuk
megetahui kuat tarik material baja.

 Perilaku tegangan –regangan baja diperoleh dari hasil


pengujian tarik baja.
 Tegangan (σ)merupakan gaya (P) persatuan luas (A).
MENGENAL DIAGRAM
TEGANGAN DAN REGANGAN
BAJA
 mutu baja ditentukan dari hubungan tegangan-
regangan pada saat mengalami uji tarik.
 Pada benda uji baja yang mempunyai luas A dan
panjang L yang ditarik dengan gaya P maka akan
terjadi perpanjangan L. Kekuatan baja yang diuji
tarik dapat digambarkan sebagai diagram tegangan-
regangan dengan satuan tegangan f = P/A dan
regangan  = L/L.
 Hubungan antara tegangan dan regangan ini,
disebut kurva tegangan-regangan, mempunyai
bentuk umum seperti ditunjukkan pada slide berikut ini
:
MENGENAL DIAGRAM
TEGANGAN DAN REGANGAN
BAJA
 Regangan (ε)merupakan perbandingan antara
pertambahan panjang (ΔL) terhadap panjang awal
(Lo) selama spesimen baja mengalami pegujian.
 Kurva tegangan regangan baja dapat menunjukkan
besarnya tegangan leleh, tegangan ultimate, daerah
elastis, plastis, strain hardening dan necking.
DIAGRAM TEGANGAN DAN
REGANGAN UJI TARIK BAJA
 Daerah OA (Elastis)
Benda mampu kembali ke kondisi
awal setelah beban dihilangkan
(unloading),   .
 Daerah AB (Plastis/ inelastis)
Benda mengalami pertambahan
regangan tanpa adanya
pertambahan tegangan.
 Titik C (Tegangan batas, fu)
Yaitu tegangan maksimum yang
dapat dicapai pada pengujian tarik.
 Titik D/ Titik A (daktilitas)
Yaitu kemampuan untu berubah
benuk setelah terjadinya regangan
inelastis (plastis).
 Daerah BD (Strain hardening)
Yaitu baja mengalami daerah pasca
plastis, dimana pertambahan
regangan diikuti oleh pertambahan
tegangan.
 Dalam praktek daerah BD biasanya diabaikan, sehingga
baja diasumsikan berperilaku elastic-perfecly plastic.

 Modulus Elastisitas yaitu perbandingan antara tegangan


dan regangan pada daerah elastis (kemiringan garis OA
pada kurva tegangan regangan baja).
 Nilai E yang digunakan pada baja adalah 200.000 Mpa =
2. 106 kg/cm2
Diketahui baja dengan geometri spesimen sbb :
CONTOH
SOAL
150 mm

m
 Gambarkan kurva

m
20
8 mm
hubungan
tegangan –
 Hasil pengujian diperoleh data beban dan regangan serta
regangan sbb : hitung besarnya
Regangan Beban
nilai
(N) 1. tegangan leleh (σy),
0 0 2. regangan leleh (εy),
0.001777 59680
0.01495 59692 3. tegangan
0.054904 73030 ultimate(σu) dan
0.055629 73240 4. modulus elastisitas
0.073117 75330 (E).
0.102044 77140
0.138524 77680
0.153283 77460
0.171318 77220
0.225314 76560
Solusi :

1. σy = 373 N/mm2
2. εy = 0.00177
3. σu = 485.5 N/mm2
4. E = 209904.3 N/mm2
600

482.125 484.125
500
457.75
485.5 482.625 478.5
470.8125
456.4375
373
400
373.075

300

200

100

0
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
MENGENAL DIAGRAM TEGANGAN
DAN REGANGAN BAJA
KARAKTERISTIK MATERIAL
BAJA

DIAGRAM TEGANGAN
REGANGAN BAJA GETAS
HASIL UJI TARIK BAJA
KARAKTERISTIK BAJA

 Untuk mengetahui sifat baja, maka dilakukan


pengujian yaitu UJI TARIK BAJA
Material yang diuji Posisi benda uji saat
pengujian

Saat terjadi necking Kondisi setelah pengujian


KARAKTERISTIK MATERIAL
BAJA
Baja keras (high strength steel)

Baja lunak (mild steel)

Yield plateau yang berbeda


karakternya
Specified yield strength  kuat minimum yang
digaransi

Contoh tipikal kurva stress-strain baja tulangan (kurva tekan =


kurva tarik)
PROPERTIES MATERIAL BAJA
MUTU BAJA YANG
DIGUNAKAN
Mutu baja dapat dengan jelas terlihat pada kurva
tegangan-regangan yang didapat dari suatu
percobaan tarik. Setiap baja konstruksi dibuat sesuai
dengan standard minimum yang disyaratkan oleh
peraturan standard seperti misalnya PPBBI, SII dan SNI d
Indonesia, JIS di Jepang atau ASTM di Amerika Serikat.
Umumnya baja konstruksi mencakup bermacam baja
dengan titik leleh berkisar antara 200 sampai 360 Mpa,
kecuali baja paduan yang diolah secara khusus
sehingga dapat mencapai kekuatan leleh sebesar 900
Mpa
Di Indonesia baja struktural ditetapkan oleh SII dan SNI
berdasarkan kekuatannya
TABEL MUTU BAJA
JENIS – JENIS BAJA STRUKTURAL
BERDASARKAN BENTUK

 Baja tulangan : baja yang digunakan sebagai


tulangan tarik maupun tekan pada struktur beton
bertulang

 Baja profil : baja yang digunakan sebagai material


tunggal utama sebagai elemen struktur bangunan
gedung atau jembatan.
JENIS PROFIL BAJA
PABRIKASI BAJA
 Baja dan besi cor merupakan perpaduan antara Fe dan C, dengan
rumus kimia Fe3C. Teoritis kandungan C pada baja dan besi cor adalah
6,67%, tetapi dalam praktek kandungan C
 baja sebanyak 0,06—2 %,
 besi cor 2—5 %,
 besi murni maksimal 0,06 %.
Baja diproduksi dengan cara melebur biji besi yang diperoleh dari tambang
dalam tanur tinggi atau melebur kembali baja scraps dalam tanur pengolahan
baja dengan bahan dasar biji besi atau besi tua ditambah arang kayu, kokas,
oksigen dan bahan imbuh diolah dalam tanur temperatur tinggi. Arang kayu
akan bertindak sebagai bahan bakar dan sekaligus bahan reduksi, sesudah
bereaksi dengan udara panas yang dihembuskan lewat pemanas udara. Disini
pemanasan diperoleh dengan pembakaran gas buang dari tanur.
GAMBAR PROSES PABRIKASI BAJA
Sifat metalurgi baja
 Baja yang biasa dipakai untuk struktur bangunan :
 Baja karbon (carbon steel) 400 Mpa,
 High strength steel 500 MPa -- 1000 MPa

 Baja kekuatan tinggi dengan kekuatan 500—600 MPa dibuat dengan


paduan yang tepat ke dalam baja.
 Baja kekuatan tinggi dengan kuat tarik 600 MPa atau lebih, dibuat
dengan bahan paduan disertai perlakuan panas (heat treatment).
Beberapa pengaruh komponen baja
terhadap sifat mekanis dan kemudahan
pengelasan dapat diuraikan sebagai
berikut:
 Karbon (C)
Semakin tinggi kadar karbon di dalam baja, semakin tinggi kuat
tarik serta tegangan leleh, tetapi koefisien muai bahan turun, dan
baja semaikn getas.
Karbon mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap sifat
mampu las. Semakin tinggi kadar karbon menjadikan sifat mampu
las turun.
Mangan (Mn) menaikkan kekuatan dan kekerasan baja, sedikit
menurunkan koefisien muai bahan, dan melawan terhadap kegetasan
yang ditimbulkan oleh sulfur
Silikon (Si) meningkatkan tegangan leleh, tetapi mengakibatkan
kegetasan jika kadar terlalu tinggi (2% atau lebih).
Pospor (P) dan sulfur (S) meningkatkan kegetasan baja sesuai dengan
peningkatan kadarnya. Keduanya cenderung memisah keluar
(segregate) dari baja.
PERILAKU BAJA PADA
TEMPERATUR TIGGI
 Walaupun memiliki kuat tarik yang tinggi, material
baja ataupun struktur dari baja lainnya tidak dapat
bertahan pada temperatur tinggi. Baja akan
kehilangan kuat tariknya dengan cepat karena
menyerap panas dari kebakaran. Setelah terjadinya
keruntuhan World Trade Center pada tahun 2001, hal
ini telah menjadi perhatian dalam penelitian baja.
National Institute of Standards and Technology (NIST)
meneliti bahwa pada suhu 1022 derajat Farenheit,
baja akan kehilangan 50% kuat lelehnya dalam waktu
10 menit setelah mulai terjadi kebakaran. (Geren,
2006)
PERILAKU BAJA PADA
TEMPERATUR TIGGI
ACI Committee 216 melalui Grafik hubungan
temperatur - kuat tarik (dalam %),
KELEBIHAN BAJA SEBAGAI
BAHAN STRUKTURAL
DIBANDINGKAN BETON

 Memiliki kuat tarik yang sangat tinggi , demikian pula


kuat tekan
 Memiliki daktalitas yang tinggi
 Bahan bersifat isotropik/kekuatan seragam ke segala
arah
 Ringan
 Mudah dibentuk dan dirangkai
 Waktu perangkaian cepat
KEKURANGAN BAJA
SEBAGAI BAHAN STRUKTURAL
 Leleh pada temperatur yang belum terlalu tinggi
 Mudah tekena korosi
 Biaya perawatan tinggi
 Bila terkena beban dinamik atau terlalu langsing,
rentan terhadap bahaya tekuk
PROFIL BAJA
 Pada tahun 1896, Association of American Steel
Manufacturers (sekarang American Iron and Steel
Institute, AISI) membuat bentuk standar. Sekarang ini
profil struktur baja telah distandarisasi, meskipun
dimensi eksaknya agak berbeda sedikit tergantung
produsennya.
 Baja stuktur dapat dibuat menjadi berbagai bentuk
dan ukuran tanpa banyak merubah sifat fisiknya.
Pada umumnya yang diinginkan dari suatu elemen
adalah momen inersia yang besar selain luasnya.
Termasuk didalamnya adalah bentuk I, T, dan C.
TABEL PROFIL BAJA

Tabel profil baja menginformasikan secara lengkap


mengenai bentuk dan ukuran penampang.

Tabel profil baja akan membantu perencana dalam


menentukan profil yang sesuai dengan kebutuhan
design.
SISTEM SINGKATAN PROFIL BAJA

Profil diberikan singkatan berdasarkan suatu system yang


dijelaskan dalam buku ini untuk digunakan dalam
penggambaran, spesifikasi, dan desain.
Sistem ini telah distandarisasi sehingga semua produsen
dapat mengacu pada sistem yang sama untuk tujuan
pemesanan, pembayaran, dll. Berikut ini adalah
beberapa contoh sistem singkatan dari profil baja yang
digunakan dalam peraturan AISC LRFD-93.
CONTOH KODE PROFIL BAJA
 1. W27 x 114 adalah penampang Wide-flange dengan
tinggi penampang mendekati 27 in dengan berat 114
lb/ft.
 2. S12 x 35 adalah penampang Standar Amerika
dengan tinggi penampang mendekati 12 in dan berat
35 lb/ft.
 6. Penampang baja persegi dikelompokkan menjadi
pelat dan bar. Pada umumnya penampang lebih besar
dari 8 in. disebut pelat, sedangkan yang lebih kecil dari 8
in disebut tulangan/batang. Informasi detail dari
penampang ini diberikan dalam Part 1 dari Manual LRFD.
Pelat umumnya diberi notasi berdasarkan tebal x lebar x
panjang, misalnya: PL ½ x 6 x 1 ft 4 in.
 7. IWF 100x100x17,2 adalah profil wide-flange dengan
lebar flens 100 mm, tinggi profil 100 mm, dan berat per
meter 17,2 kg.
CONTOH KODE PROFIL BAJA
 Profil WF 400.200.8.13 artinya profil baja jenis Wide-
Flange dengan tinggi penampang H = 400 mm, lebar
penampang B = 200 mm, tebal pelat badan tw = 8
mm dan tebal pelat sayap tf = 13 mm.
 Profil T 200.200.8.13 artinya profil baja jenis T dengan
dengan tinggi penampang H = 200 mm, lebar
penampang B = 200 mm, tebal pelat tw = 8 mm dan
tebal pelat sayap tf = 13 mm .
 Profil L 60.60.6 artinya profil baja siku sama kaki dengan
pelat kaki – kakinya t = 6 mm.
Baja Karbon (Carbon Steel)

 Kekuatan baja ini ditentukan oleh kadar karbon dan


mangan. Proporsi kimia dari baja ini adalah: 1,7%
karbon, 1,65% mangan, 0,60% silikon, dan 0,60%
tembaga.
 Baja ini dibagi menjadi empat kategori tergantung
pada kadar karbonnya.
 1. Baja karbon rendah < 0,15 %
 2. Baja lunak 0,15 – 0,29%. (Baja karbon struktur
termasuk dalam kategori ini).
 3. Baja karbon medium 0,30 – 0,59%.
 4. Baja karbon tinggi 0,60 – 1,70%.
Baja Tegangan Tinggi Bahan
Tambahan Rendah (High-
Strength Low-Alloy Steel
 Banyak jenis baja ini dan ASTM mengelompokkannya
dalam beberapa notasi. Selain mengandung karbon dan
mangan, baja ini mendapatkan kekuatan tinggi dengan
adanya bahan tambahan seperti columbium, vanadium,
kromium, silikon, tembaga, dan nikel.
 Dalam kelompok baja ini adalah baja dengan tegangan
leleh 40 ksi (276 MPa) dan 70 ksi (483 MPa). Baja ini
mempunyai daya tahan korosi yang lebih tinggi
dibandingkan baja karbon.
 Istilah low-alloy digunakan untuk menyatakan bahwa
baja mempunyai persentase total bahan tambahan
kurang dari 5% dari total komposisi baja.
KONSEP
PERANCANGAN
STRUKTUR BAJA
Metode, beban
Perancang Struktur
Tugas perancang struktur adalah
 mengatur dan mendimensi struktur serta bagian
struktur sehingga dapat memikul beban.
Pekerjaan yang harus dilakukan adalah
mengatur tata letak struktur, mempelajari
berbagai bentuk struktur yang mungkin untuk
digunakan, meninjau kondisi pembebanan,
analisa tegangan, defleksi, dan lain-lain.
 Pekerjaan selanjutnya adalah desain dan
dilanjutkan dengan penggambaran. Dengan
kata lain, desain berarti mendapatkan dimensi
bagian struktur setelah gaya dihitung, dan
dalam mata kuliah ini akan ditekankan dalam
penggunaan material baja.
Tujuan Perancang Struktur

 Perancang struktur harus mempelajari


bagaimana mengatur dan mendimensi elemen
struktur sehingga dapat dilaksanakan dengan
kekuatan yang cukup dan ekonomis.

Syarat tersebut adalah :


1. Keamanan
 Portal atau struktur tidak saja harus dirancang
untuk memikul beban secara aman tetapi juga
harus dapat menahan defleksi dan vibrasi yang
dapat mengganggu penghuni atau
menyebabkan retak.
2. Biaya
 Perancang teknik harus selalu menekan biaya
serendah mungkin tanpa mengorbankan
kekuatan.

3. Sifat Praktis
 Tujuan lain dalam perancangan struktur adalah
kemudahan dalam fabrikasi dan pelaksanaan
tanpa menimbulkan masalah yang terlalu besar.
Perancang teknik harus mengerti metode
fabrikasi dan berusaha menyesuaikan dengan
fasilitas yang ada dalam proyeknya.
 Perancang teknik juga harus mempelajari segala
sesuatu tentang pendetailan, fabrikasi, dan
pelaksanaan di lapangan. Hasil pekerjaannya akan
lebih dapat diterima, praktis, dan ekonomis jika
perancang mengetahui tentang masalah, toleransi,
dan ruang gerak di lapangan.
 Dalam hal ini termasuk juga transportasi material ke
lapangan apakah dengan truk atau kereta api,
kondisi pekerja, dan peralatan dalam pelaksanaan.
Akhirnya perancang juga harus merancang dimensi
yang tidak mengganggu sistem mekanis struktur
seperti sistem pipa, elektrikal, dan arsitektural.
Perancangan Ekonomis Elemen
Struktur Baja
 Perancangan elemen baja tidak hanya melibatkan
perhitungan properti yang diperlukan untuk mendukung
beban dan pemilihan profil yang paling ringan, melainkan
juga harus mempertimbangkan berbagai faktor dibawah ini.
 1. Perancang harus memilih profil baja. Balok baja, pelat,
dan batang dengan dimensi yang tidak lazim akan sulit dan
mahal untuk diperoleh.
 2. Anggapan salah yang sering dianut adalah profil yang
paling ringan adalah yang paling ekonomis. Suatu
bangunan rangka yang dirancang berdasarkan profil yang
paling ringan akan menghasilkan jenis profil yang bervariasi
dalam dimensi dan bentuk. Usaha menyambung berbagai
bentuk dan dimensi profil ini akan sangat sulit dan biaya
berdasarkan berat menjadi lebih tinggi. Akan lebih baik jika
dikelompokkan elemen yang hampir sama dimensinya dan
gunakan profil yang sama meskipun hal ini akan
menyebabkan ‘overdesign’ pada beberapa elemen
 3. Balok yang dipilih untuk lantai gedung umumnya profil tinggi
untuk mendapatkan momen inersia dan tahanan terhadap
momen yang besar. Tetapi dengan semakin tingginya gedung,
hal ini harus dimodifikasi. Sebagai ilustrasi tinjau bangunan 20
lanta dengan persyaratan tinggi bersih setiap lantai. Diasumsikan
bahwa tinggi balok dapat direduksi sebanyak 6 in (1524 mm).
Harga profil balok akan lebih mahal (mengapa?), tetapi
terdapat pengurangan tinggi gedung sebesar 20 x 6 in = 120 in.
atau 10 ft (3,05 m), sehingga akan menghemat dinding, tinggi
elevator , tinggi kolom, plambing, elektrikal, dan pondasi.
 4. Biaya pelaksanaan dan pabrikasi untuk balok baja struktur
hampir sama, baik untuk profil ringan maupun berat. Jadi jarak
antar balok harus sejauh mungkin untuk mengurangi jumlah
balok yang harus dipasang dan dipabrikasi.
 5. Baja struktur hanya perlu dicat jika diperlukan saja. Jika baja
terbungkus beton, tidak diperlukan pengecatan Baja juga perlu
pelindung kebakaran.
6. Lebih disukai untuk menggunakan profil yang sama berulang
kali karena hal ini dapat mengurangi gambar dan pekerjaan
detail untuk mengurangi biaya pabrikasi dan pelaksanaan.
7. Untuk penampang besar, khususnya profil built-up, perancang
harus mencari informasi mengenai masalah transportasi. Informasi
tersebut adalah panjang dan tinggi yang dapat diangkut
dengan truk atau kereta api, jarak bersih jembatan dan kabel
listrik, dan beban maksimum yang dapat dipikul oleh jembatan.
Untuk membuat rangka atap menjadi satu kesatuan sangatlah
memungkinkan, tetapi apakah mungkin untuk membawanya ke
lapangan dan memasangnya?
8. Profil yang dipilih harus mudah untuk dipasang dan mudah
dirawat. Misalnya, harus dimungkikan memberikan akses guna
pemeliharaan dan pengecatan periodik.
9. Gedung seringkali dimuati juga oleh pipa, saluran, dll.
Pemilihan profil harus dilakukan sehingga sesuai dengan
persyaratan untuk terpasangnya utilitas tersebut.
10. Elemen baja seringkali tidak diselubungi (ekspos) seperti pada
jembatan dan auditorium. Penampilan struktur seperti ini
memerlukan pemilihan jenis penampang.
Penanganan (Handling) dan
Pengiriman (Shipping) Baja Struktur

Berikut ini adalah aturan umum ukuran dan berat baja


struktur yang dapat dipabrikasi di bengkel, dikirimkan ke
lapangan, dan dipasang.
 1. Berat maksimum dan panjang yang dapat ditangani
dibengkel dan di lapangan adalah sekitar 90 ton dan 120
ft (37 m).
 2. Elemen dengan tinggi 8 ft (2,4 m), lebar 8 ft (2,4 m),
dan panjang 60 ft (18,3 m) dapat dikirim dengan truk
tanpa kesulitan (perhatikan persyaratan beban
maksimum sepanjang jalan yang akan dilalui oleh truk).
 3. Untuk elemen dengan tinggi kurang dari 10 ft (3,05 m),
lebar 8 ft (2,4 m), panjang 60 ft (18,3 m), dan berat 20 ton
maka tidak ada masalah dengan pengangkutan kereta
api.
PENGGUNAAN KOMPUTER
DALAM PERANCANGAN
 menganalisa masalah struktur. Banyak perhitungan
yang harus dilakukan dalam perancangan baja dan
umumnya merupakan kegiatan berulang yang
memakan waktu lama. Dengan bantuan komputer,
perhitungan yang dilakukan oleh perancang dapat
dipersingkat sehingga perancang dapat
mempertimbangkan rancangan alternatif lainnya.
BEBAN BANGUNAN

Beban bangunan:

Rangka bangunan harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya


terhadap beban2 sbb.:
Beban Mati : M atau D
Beban Hidup : H atau L
Beban Angin : A atau W
Beban Gempa : G atau E
Beban Khusus : K atau F, H, T

Masing2 beban umumnya tidak bekerja sendiri atau terpisah dg jenis


beban lain, melainkan terjadi dalam kombinasi dari berbagai beban tsb.,
dimana beban mati (M atau D) selalu ada di dalam kombinasi tsb.
BEBAN BANGUNAN

Distribusi beban pada rangka bangunan:


1. Bangunan bertingkat 2 lantai dengan atap rangka kayu atau baja:
STRUKTUR ATAS BANGUNAN GEDUNG

RANGKA BANGUNAN
Distribusi beban pada rangka bangunan:
2. Bangunan bertingkat 2 lantai dengan atap datar dari plat beton bertulang
yang menyatu dg rangka bangunan
KONSEP PERANCANGAN
PERANCANGAN ELASTIS
(ALLOWABLE STRESS DESIGN)/ASD

 Perancangan metode elastis adalah peracangan


dengan menghitung beban kerja atau beban yang
akan dipikul oleh struktur dan dimensi elemen
didasarkan pada tegangan ijin. Tegangan ijin ini
merupakan fraksi dari tegangan leleh.
 Meskipun kata ‘metoda elastis’ lebih sering
digunakan untuk menjelaskan metoda ini, tetapi
lebih tepat dikatakan perancangan berdasarkan
beban kerja (allowable-stress design atau
perancangan berdasarkan tegangan kerja). Banyak
peraturan sebenarnya didasarkan pada perilaku
kekuatan batas dan bukan perilaku elastis.
Desain dengan Kekuatan Izin
(Allowable Strength Design)

 „Kuat izin setiap komponen struktur tidak boleh kurang


dari kekuatan yang dibutuhkan

 Ru = kekuatan yang dibutuhkan (ASD)


 Rn = kekuatan nominal
 Ω = faktor keamanan
 Rn/Ω = kuat izin
PERANCANGAN PLASTIS/LRFD

 Daktilitas baja telah ditunjukkan dapat


memberikan kekuatan cadangan dan
merupakan dasar dari perancangan plastis.
 Dalam metoda ini beban kerja dihitung dan
dikalikan dengan faktor tertentu atau faktor
keamanan, kemudian elemen struktur dirancang
berdasarkan kekuatan runtuh. Nama lain dari
metoda ini adalah perancangan batas (limit
design) dan perancangan runtuh (collapse
design). Telah diketahui secara luas bahwa
bagian terbesar dari kurva tegangan-regangan
KOMBINASI PEMBEBANAN
Faktor Beban

 Tujuan dari faktor beban adalah untuk menaikkan nilai


beban akibat ketidakpastian dalam menghitung
besar beban mati dan beban hidup.
 Misalnya, berapa besar ketelitian yang dapat anda
lakukan dalam menghitung beban angin yang
bekerja pada gedung perkuliahan atau rumah anda
sendiri?
Faktor Reduksi

 Untuk menentukan kekuatan ultimate suatu struktur


dengan tepat, perlu memperhitungkan
ketidakpastian kekuatan material, dimensi, dan
pelaksanaan.
 Dengan suatu faktor reduksi, perancang teknik
berusaha menunjukkan bahwa kekuatan suatu
elemen tidak dapat dihitung dengan tepat karena
ketidaksempurnaan dalam teori, variasi dalam sifat
material, dan ketidak- sempurnaan dimensi elemen
Faktor Reduksi

Anda mungkin juga menyukai