Anda di halaman 1dari 6

2.

Detail profil uji tarik dan sifat mekanik logam


Sekarang akan kita bahas profil data dari tensile test secara lebih detail. Untuk keperluan
kebanyakan analisa teknik, data yang didapatkan dari uji tarik dapat digeneralisasi seperti
pada Gbr.5.

Gbr.5 Profil data hasil uji tarik


Kita akan membahas istilah mengenai sifat-sifat mekanik bahan dengan berpedoman pada
hasil uji tarik seperti pada Gbr.5. Asumsikan bahwa kita melakukan uji tarik mulai dari titik O
sampai D sesuai dengan arah panah dalam gambar.

Batas elastisE ( elastic limit)


Dalam Gbr.5 dinyatakan dengan titik A. Bila sebuah bahan diberi beban sampai pada titik A,
kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula
(tepatnya hampir kembali ke kondisi semula) yaitu regangan nol pada titik O (lihat inset
dalam Gbr.5). Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik A, hukum Hooke tidak lagi
berlaku dan terdapat perubahan permanen dari bahan. Terdapat konvensi batas regangan
permamen (permanent strain) sehingga masih disebut perubahan elastis yaitu kurang dari
0.03%, tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005% . Tidak ada standarisasi yang universal
mengenai nilai ini. [1]
Batas proporsional p (proportional limit)
Titik sampai di mana penerapan hukum Hook masih bisa ditolerir. Tidak ada standarisasi
tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.
Deformasi plastis (plastic deformation)
Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada Gbr.5 yaitu bila bahan
ditarik sampai melewati batas proporsional dan mencapai daerah landing.
Tegangan luluh atas uy (upper yield stress)
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi
elastis ke plastis.
Tegangan luluh bawah ly (lower yield stress)
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis.
Bila hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan
ini.
Regangan luluh y (yield strain)
Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.
Regangan elastis e (elastic strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan regangan ini
akan kembali ke posisi semula.
Regangan plastis p (plastic strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan ini tetap
tinggal sebagai perubahan permanen bahan.
Regangan total (total strain)
Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, T = e+p. Perhatikan beban
dengan arah OABE. Pada titik B, regangan yang ada adalah regangan total. Ketika beban
dilepaskan, posisi regangan ada pada titik E dan besar regangan yang tinggal (OE) adalah
regangan plastis.
Tegangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength)
Pada Gbr.5 ditunjukkan dengan titik C (), merupakan besar tegangan maksimum yang
didapatkan dalam uji tarik.
Kekuatan patah (breaking strength)
Pada Gbr.5 ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan di mana bahan yang diuji
putus atau patah.
Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis
Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh
biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar
0.2%, regangan ini disebut offset-strain (Gbr.6).
Gbr.6 Penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa daerah linier
Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal, N/m2) dan
strain adalah besaran tanpa satuan.

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara
proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
Profil Struktur Baja
Baja struktur adalah suatu jenis baja yang berdasarkan
pertimbangan ekonomi, kekuatan dan sifatnya, cocok untuk pemikul
beban. Baja struktur banyak dipakai untuk kolom serta balok
bangunan bertingkat, sistem penyangga atap, hangar, jembatan,
menara antena, penahan tanah, pondasi tiang pancang, dan lain lain.
Beberapa keuntungan dari baja sebagai bahan struktur adalah
sebagai berikut :

Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi serta merata, menurut


Kozai Club (1983) kekuatan baja terhadap tarik ataupun tekan tidak
banyak berbeda dan bervariasi dari 300 Mpa sampai 2000 Mpa.
Kekuatan yang tinggi ini mengakibatkan struktur yang terbuat dari
baja pada umumnya mempunyai ukuran tampang yang relatif kecil
jika dibandingkan dengan struktur dari bahan lain. Oleh karena itu
struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja tinggi. Akibat lebih
lanjut adalah pemakaian pondasi yang lebih hemat.
Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-
mesin yang cukup canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif
tidak banyak, sehingga pengawasan mudah dilaksanakan dengan
saksama dan mutu dapat dipertanggung jawabkan.
Pada umumnya struktur baja dapat dibongkar untuk kemudian
dapat dipasang lagi, sehingga elemen struktur baja dapat dipakai
berulang ulang dalam berbagai bentuk struktur.
Sudah barang tentu baja sebagai bahan struktur juga mempunyai
beberapa kelemahan atau kekurangan, antara lain dapat disebutkan
sebagai berikut,
Struktur dari baja memerlukan pemeliharaan secara tetap yang
membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit
Kekuatan baja dipengaruhi oleh temperatur. Pada temperatur
tinggi kekuatan baja sangat berkurang sehingga pada saat kebakaran
bangunan dapat runtuh sekalipun tegangan yang terjadi mungkin
saja masih rendah.
Karena kekuatan baja cukup tinggi maka banyak dijumpai
batang batang struktur yang langsing, oleh karena itu bahaya tekuk
(Buckling) mudah terjadi.
Agar perancangan struktur dapat optimal, sehingga hasil rancangan
cukup aman dan ekonomis, maka sifat-sifat mekanika bahan struktur
perlu diketahui dengan baik. Untuk memahami sifat-sifat baja
struktur kiranya perlu dipelajari diagram tegangan-regangan.
Diagram ini menyajikan informasi yang penting pada baja dalam
berbagai tegangan. Cara perencanaan struktur baja yang memuaskan
baru dapat dikembangkan setelah hubungan tegangan regangan
diketahui dengan baik. Untuk pembuatan diagram tegangan
regangan perlu diadakan pengujian bahan.
Pengujian tarik spesimen baja dapat dilakukan memakai Universal
Testing Machine (UTM). Dengan mesin ini spesimen ditarik dengan
gaya yang berubah ubah, dari nol diperbesar sedikit demi sedikit
sampai batang putus. Pada saat spesimen ditarik, besar gaya atau
tegangan dan perubahan panjang batang atau regangan dimonitor.
Pada UTM yang mutakhir hasil monitor ini dapat disimpan
dalam disk atau disajikan dalam bentuk diagram tegangan regangan
lewat plotter.
Diagram tegangan-regangan baja struktur
Tampak bahwa hubungan tegangan regangan pada 0A linier, sedang
di atas A diagram tidak linier lagi, sehingga titik A disebut sebagai
batas sebanding (Proporsional Limit). Tegangan yang terjadi pada
titik A ini disebut tegangan batas sebanding p. Sedikit di atas A
terjadi titik batas elastis bahan. Hal ini berarti bahwa batang yang
dibebani sedemikian sehingga tegangan yang timbul tidak melampaui
e, Panjangnya akan kembali ke panjang semula jika beban
dihilangkan. Pada umumnya tegangan p dan e relatif cukup dekat
sehingga seringkali kedua tegangan tersebut dianggap sama yaitu
sebesar e.

Regangan yang timbul saat spesimen putus, pada umumnya


berkisar sekitar 150 200 kali regangan elastis e. Di atas tegangan
elastis e, pada titik B baja mulai leleh tegangan di titik B baja disebut
sebagai tegangan leleh l. Pada saat leleh ini baja masih mempunyai
kekuatan. Hal ini berati bahwa pada saat leleh, baja masih mampu
menghasilkan gaya perlawanan. Bentuk kurva pada bagian leleh ini,
mula-mula mendekati datar, berarti tidak ada tambahan tegangan
sekalipun regangan tambahan. Hal ini berakhir pada saat terjadi
pergeseran regangan (Strain Hardening) di titik C kurva naik ke atas
lagi sampai dicapai kuat tarik (Tensile Strength) di titik D. Setelah itu,
kurva turun dan spesimen retak (Fracture) di titik E. Diagram
tegangan regangan ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari
pengujian bahan, dengan anggapan luas tampang spesimen tidak
mengalami perubahan selama pembebanan. Menurut hukum Hooke
suatu batang yang dibebani tarikan secara uniaksial, luas
tampangnya akan mengecil. Sebelum titik C perubahan luas tampang
itu cukup kecil, maka pengaruhnya dapat diabaikan tetapi setelah
sampai pada fase pengerasan regangan, tetapi hukum Hooke tidak
berlaku lagi, tampang mengalami penyempitan yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai