BP 2110003423021
BAB 1
Untuk mendesain mesin dan struktur agar keduanya berfungsi secara memadai kita harus memahami
perilaku mekanis dari material (bahan) yang digunakan. Biasanya, satu-satunya cara untuk menentukan
bagaimana suatu bahan berperilaku apabila mengalami pembebanan adalah dengan melakukan
eksperimen di laboratorium. Prosedur yang biasa adalah dengan meletakkan benda uji kecil dari
material tersebut pada mesin penguji, menerapkan beban, dan selanjutnya mengukur deformasinya
(seperti misalnya perubahan panjang dan perubahan diameter). Hampir semua laboratorium pengujian
bahan diperlengkapi dengan mesin-mesin yang mampu membebani benda uji dengan berbagai cara,
termasuk pembebanan statik dan dinamik, baik tarik maupun tekan.
A. Diagram Tegangan Regangan Hasil-hasil pengujian biasanya bergantung pacta ukuran benda uji.
Karena sangat kecil kemungkinannya bahwa kita menggunakan struktur yang ukurannya sama
dengan ukuran benda uji, maka kita perlu menyatakan hasil pengujian dalam bentuk yang dapat
diterapkan pada elemen struktur yang berukuran berapapun. Gambar 1.9 Benda uji batuan yang
diuji tekan. (Atas izin MTS System Corporation) Cara sederhana untuk mencapai tujuan ini adalah
dengan mengkonversikan hasil pengujian tersebut ke tegangan dan regangan. Tegangan aksial e
pada benda uji dihitung dengan membagi beban aksial P dengan luas pen ampang A (lihat
Persamaan l-1). Jika luas awal benda uji digunakan dalam perhitungan, maka tegangan yang
diperoleh disebut tcgangan nominal (nama lainnya adalah tegangan konvensional dan tegangan
teknik). Harga tegangan aksial yang lebih eksak, yang disehut tcgangan scbenarn a, dapat dihitung
dengan menggunakan luas penampang batang sebenarnya pada saat kegagalan terjadi. Karena luas
aktual dalam pengujian tarik selalu lebih kecil daripada luas awal (sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 1-8), maka tegangan sebenarya selalu lebih besar daripada tegangan nominal
Rangkak
Diagram tegangan-regangan yang dibahas sebelum ini diperoleh dari uji tarik yang melibatkan
pembebanan dan penghilangan beban secara statik pada benda uji, dan berlalunya waktu tidak
masuk ke dalam pembahasan. Namun, apabila dibebani untuk waktu yang cukup lama,
beberapa bahan mengalami regangan tambahan dan disebut mengala rangkak. Fenomena ini
dapat muncul dengan berbagai cara. Sebagai contoh, anggap bahwa batang vertikal (Gambar
l20a) dibebani perlahan-lahan oleh gaya P, sehingga menimbulkan perpanjangan sebesar 8 0.
Asumsikan bahwa pembebanan dan perpanjangan tetjadi selama selang waktu t (Gambar l-
20b). 0Setelah waktu t0, bebannya tetap konstan. Tetapi, akibat terjadinya rangkak, batang
tersebut secara gradual memanjang, seperti terlihat dalam Gambar l-20b, meskipun bebannya
tidak berubah. Perilaku ini terjadi pada banyak bahan, meskipun kadang-kadang perubahan itu
terlalu kecil untuk diperhatikan
BAB II TEGANGAN DAN REGANGAN