Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR BAJA 1

DISUSUN OLEH :
AJI AULIA (4115010008)
FIRYA ADILAH (415010027)
KHAIRINA NUR ARIESTA (4115010014)
PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
TEKNIL SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
MUTU BAJA YANG DIATUR DALAM
RSNI-T-03-2005

Jenis Baja Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan


minimum, fu [MPa] minimum, fy [MPa] minimum [%]
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
MUTU BAJA YANG DIATUR DALAM
RSNI-T-03-2005

Sifat-sifat mekanis baja struktural lainnya untuk maksud perencanaan


ditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser : G = 80.000 MPa
Angka poisson : = 0,3
Koefisien pemuaian : = 12 10-6 per C
PROFIL- PROFIL BAJA
1. Angle steel (Hot rolled)
Baja bersudut adalah bagian struktural
terpenting untuk pembuatan menara komunikasi
dan menara listrik, serta proyek rekayasa lainnya.
Baja bersudut dapat terdiri menjadi komponen-
komponen bantalan yang berbeda dengan struktur
lainnya, serta dapat juga digunakan sebagai sendi
antara komponen.
PROFIL- PROFIL BAJA
2. H- Beam
Profil baja structural ini berbentuk seperti huruf H.
Unsur- unsur horizontal dari profil ini disebut flange,
sedangkan unsur vertikalnya disebut web. Unsur web
berguna untuk menahan gaya geser, sedangkan unsur
flange berguna untuk menahan sebagian momen lentur
yang dialami oleh balok H- Beam. H-Beam sangat efisien
untuk membawa momen lentur dan beban geser pada
bidang yang vertikal. H- Beam banyak digunakan dalam
industri konstruksi sebab digunakan pada balok dan kolom.
PROFIL- PROFIL BAJA
3. Wide Flange
Wide flange adalah profil baja yang mirip
dengan H- Beam tetapi memiliki panjang flange-
nya lebih dari webnya. Wide flange sering disebut
sebagai I- Beam/ W- Beam/ Universal Beam. Wide
flange banyak digunakan dalam industri konstruksi
dan tersedia dalam berbagai ukuran. Profil ini
mepunyai ketegangan dan kompresi yang lebih
baik sehingga menyebabkan konstruksi ini ringan.
Biasanya wide flange digunakan untuk membuat
sebuah kolom , balok , tiang pancang , top &
bottom chord member pada truss , composite
beam atau coloum , kantiliver kanopi , dan masih
banyak lagi kegunaan nya.
PROFIL- PROFIL BAJA
4. U Channel ( Kanal U , UNP )
Baja Channel atau UNP ini punya kegunaan yang
hampir sama dengan baja WF , kecuali untuk kolom
jarang baja UNP ini jarang digunakan karena struktur
nya yang mudah mengalami tekukan di setiap sisi
nya.
Baja UNP punya istilah lain ini lah istilah lain baja
UNP: Kanal U, U-channel, Profil U.
PROFIL- PROFIL BAJA
5. T- Beam
T- Beam adalah profil baja yang memiliki
penampang berbentuk T. Bagian atasnya berbentuk
cross section yang disebut sebagai flange berfungsi
dalam menolak tegangan tekan, sedangkan bagian
web berfungsi menahan tegangan geser. Salah satu
cara untuk membuat T- Beam lebih efisien dengan
pemasangan secara terbalik dengan slab lantai atau
dek jembatan yang berada dipuncak balok.
PROFIL- PROFIL BAJA
6. C Channel ( Kanal C, CNP )
Baja channel C (CNP) Biasa digunakan untuk :
purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen
yang memegang penutup dinding misalnya metal
sheet, dll), member pada truss, rangka komponen
arsitektural.
Istilah lain untuk C Channel : balok purlin, kanal C, C-
channel, profil C.
PROFIL- PROFIL BAJA
7. RHS (Rectangular Hollow Section) cold
formed (Hollow Persegi)
Baja jenis ini biasa digunakanuntuk komponen
rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll),
rangka dan support ornamen-ornamen non
struktural.
Ada pun istilah lain : besi hollow (istilah pasar),
profil persegi.
PROFIL- PROFIL BAJA
8. SHS (Square Hollow Section) cold formed
(Hollow Kotak)
Baja ini mempunyai kegunaan dan istilah lain
yang hampir sama dengan RHS.
PROFIL- PROFIL BAJA
9. Steel Pipe
Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal),
secondary beam (biasanya pada rangka atap), kolom
arsitektural, support komponen arsitektural
(biasanya eksposed, karena bentuknya yang silinder
mempunyai nilai artistik). Istilah lain : steel tube,
pipa hitam, pipa galvanis.
PROFIL- PROFIL BAJA
10. King Cross
Untuk ukuran standar, King Cross dapat dibuat
dengan cara pengelasan 2 T- Beam dari IWF canai panas
yang membentuk salib, sedangkan untuk ukuran non
standar yang dibuat seluruhnya menggunakan
pengelasan plat baja. King Cross biasa digunakan untuk
struktur kolom dan baja menumpuk. Ketika digunakan
sebagai kolom King Cross dapat menanggung beban
aksial lebih tinggi dari standar IWF, karena sifat
mekaniknya dan tinggi pada bagian daerah lintasnya.
SIFAT MEKANIS BAJA
Kekuatan Material Baja

Sebutan kekuatan sering


digunakan sebagai acuan dalam
menentukan kapasitas-pikul-beban
material.
Kekuatan material baja secara
umum dapat digambarkan kedalam
grafik hubungan tegangan-regangan.
Perbandingan diagram tegangan-
regangan antara Baja, Besi, Beton, serta
Kayu.
SIFAT MEKANIS BAJA
Elastisitas

Bahan baja mengalami


pembebanan dan akibat
pembebanan tersebut sampai batas
tertentu, akan mengalami perubahan
bentuk, tetapi setelah pembebanan
dihentikan maka maka bahan baja
akan kembali pada bentuk semula
semula, hal ini juga berkaitan
Diagram tegangan-regangan Baja
dengan diagram tegangan dan
regangan baja.
SIFAT MEKANIS BAJA
Keliatan dan Kekenyalan.

Kekenyalan berhubungan dengan


penyerapan energi elastis suatu bahan, yaitu
jumlah energi elastis yang dapat diserap oleh
satu satuan volume bahan yang dibebani tarikan,
besarnya sama dengan luas bidang di bawah
diagram tegangan-regangan sampai tegangan
leleh, yang disebut juga modulus kenyal.
Keliatan berhubungan energi total, baik
elastis maupun inelastis, yang dapat diserap oleh
satu satuan volume bahan sebelum patah/putus.
Untuk tarikan uniaksial (satu sumbu),keliatan
sama dengan luas bidang di bawah kurva
tegangan-regangan tarik sampai titik patah,
disebut juga modulus keliatan.
SIFAT MEKANIS BAJA
Perubahan Dimensional B. Deformasi Plastis

A. Deformasi Elastis Apabila bebannya bertambah terus,


maka akan terjadi deformasi yang
Apabila elemen struktur mula-mula termasuk kedalam daerah plastis. Hal ini
dibebani, maka deformasi yang terjadi apabila tegangan pada material
terjadi masih berada dalam daerah sedemikian besarnya, sehingga dapat
elastis. Dalam daerah ini elemen menyebabkan terjadinya perubahan
struktur tersebut masih dapat permanen didalam struktur internal
kembali pada keadaan semula apabila material. Apabila perubahan internal
bebannya dihilangkan (seperti material ini terjadi, maka keadaan
perilaku pegas). Deformasi dalam semula tidak dapat tercapai meskipun
daerah elastis sangat tergantung beban dihilangkan. Taraf beban atau
pada besar taraf tegangan yang tegangan yang diasosiasikan dengan
terjadi pada elemen struktur. daerah palstis selalu lebih besar
daripada daerah elastis.
DIAGRAM TEGANGAN-
REGANGAN
Perbandingan tegangan () dan regangan () pada elemen struktur adalah
konstan (Hukum Hooke):

=

Diagram tegangan regangan yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tarik.

a. Tegangan :=

b. Regangan :=
DIAGRAM TEGANGAN-
REGANGAN
Proportional Limit
Titik O hingga A dinamakan daerah
proporsional limit. Pada area ini regangan
yang terbentuk proporsional dengan
tegangan yang bekerja.
Elastic Limit
Titik A hingga B dinamakan daerah
elastic limit. Pada area ini material akan
kembali kebentuk semula ketika tegangan
dihilangkan.
DIAGRAM TEGANGAN-
REGANGAN Yield Point
Jika material terus diberikan tegangan
hingga di atas titik B, keadaan plastis akan
tercapai, dan pada titik ini ketika beban
dihilangkan material tidak akan bisa
kembali ke bentuk semula. Diatas titik B,
regangan yang terjadi akan bertambah
dengan cepat, sedangkan pertambahan
tegangannya kecil hingga tercapai titik C,
dan terjadi penurunan kecil tegangan pada
titik D, segera setelah proses peluluhan
berhenti. Sehingga ada dua titik luluh,
yaitu titik C (titik luluh atas) dan titik D
(titik luluh bawah).
Ultimate stress
Titik E dinamakan titik Ultimate stress,
yaitu titik dimana tegangan maksimum
terjadi, yang didefinisikan sebagai beban
DIAGRAM TEGANGAN-
REGANGAN
Sifat material baja secara umum dapat digambarkan dalam grafik diagram
tegangan- regangan, sebagai berikut :
DIAGRAM TEGANGAN-
REGANGAN
Dari data diagram tegangan-regangan baja, kita dapat menyimpulkan sifat
baja tersebut.
REFERENSI
Nasution, Thamrin. 2011. Struktur Baja 1: Modul 1.
Tabel Baja Gunung Garuda.
Darma, Edifrizal. Struktur Baja II: Modul 1.
RSNI- T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai