Anda di halaman 1dari 55

Struktur

Bangunan
Bertingkat
Rendah

4. B.
KONSTRUKSI
BAJA
Pengenalan
Konstruksi Baja
Material Baja

 Baja:besi (Fe2O3) dengan campuran bahan-


bahan lain, misal silika (SiO2), alumina (A12O3),
mangaan, belerang, fosfor.

 Bahan besi dari alam disebut besi gubal (pig


iron), terdiri dari ± 90-95% besi, 3-4% karbon,
sisanya dapat berupa mangaan, fosfor, dsb.

 Baja dapat dìpakai untuk bagian struktur yang


menahan tekan maupun tarik. Baja memiliki
kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang
sama baiknya.

 Sumber: Indraprastha & Surjamanto


Material Baja
Kelebihan Material Baja:
1. Kekuatan tinggi
2. Kemudahan Pemasangan
 Dapat dilakukan di lapangan atau
dipersiapkan/dirakit di bengkel/workshop untuk
kemudian dipasang di lapangan.
 Komponen, sambungan, dan alat sambung memiliki
standar (nasional/internasional).
3. Keseragaman
 Keseragaman dalam bentuk dan kekuatan.

 Sumber: Indraprastha & Surjamanto


Material Baja

Kelebihan Material Baja:


4. Daktilitas
 Baja termasuk
material yang
memiliki sifat daktail,
mampu mengalami
kondisi inelastis/plastis
yang sangat
panjang.

 Sumber: Indraprastha & Surjamanto


Material Baja
 Strain-hardening
Pada kondisi plastis, regangan yang meningkat disertai
peningkatan tegangan (peningkatan kekuatan)
 Strain aging
Terbentuknya titik leleh 2 apabila dibebani pada fase
strain-hardening

Batang baja dapat dilengkungkan sampai fase plastis


untuk membentuk elemen struktural dengan diagram -
yang baru. Contoh: busur baja
Kekurangan:
 Tidak tahan karat
 Tidak tahan suhu tinggi
 Pada suhu rendah, tegangan tarik meningkat, tetapi
daktilitas berkurang
Material Baja

Kekuatan baja dibandingkan material lainnya:

 Sumber: Indraprastha & Surjamanto


Material Baja

Kekuatan baja dibandingkan material lainnya:

 Sumber: Indraprastha & Surjamanto


Material Baja

 Sumber: Indraprastha
Material Baja

Jenis-jenis baja:
Menurut cara pembuatannya
1. Hot rolling (baja canai panas)
 proses dimana bongkahan baja yang masih
menyala di-roll diantara mesin penggiling sesuai
dengan penampang profil dan tebal yang
diinginkan.
2. Cold forming (baja canai dingin)
 Lembaran baja tipis yang sudah dingin
dibengkokkan, dilipat sehingga didapatkan profil
yang diinginkan

 Review materi BSM


Material Baja
Profil baja Canai Panas:

 Review materi BSM


Material Baja
Profil baja Canai Dingin:

 Review materi BSM


Material Baja
Profil baja Canai Dingin:

 Review materi BSM


Konstruksi Baja
One-Way Beam System

 Mekanisme penyaluran gaya lateral dibutuhkan ke


kedua arah, namun cenderung ke arah yang lebih
pendek.
 Setiap pasang kolom menopang balok bentang
panjang.

 Sumber: Ching, 2008


Konstruksi Baja
One-Way Beam System

 Sumber: Ching, 2008


Konstruksi Baja
One-Way Beam System
Konstruksi Baja
One-Way Beam System
Konstruksi Baja
Two-Way Beam System
 Rangka baja membentuk
modul persegi dimana
perbandingan panjang dan
lebar tidak terlalu besar.

1,5

Sumber Gambar: http://www.engineersdaily.com/2014/05/how-loads-flow-through-building.html


Konstruksi Baja
Prinsip One Way dan Two Way

One Way Two Way

Sumber Gambar: http://www.engineersdaily.com/2014/05/how-loads-flow-through-building.html


Konstruksi Baja
Two-Way Beam System

Pada saat menerima beban, kedua balok melendut


bersama (kontinuitas 2 arah harus terjamin).

Jenis:
 Rectangular grid
 Skew grid (grid diagonal)
Konstruksi Baja
Triple Beam System

 Digunakan bila tuntutan desain membutuhkan ruang


bebas kolom yang luas. Balok induk dapat berupa truss
system (sebagai balok utama), yang menopang balok-
balok sekunder.

 Sumber: Ching, 2008


Konstruksi Baja
Konstruksi Baja
Konstruksi Baja – Join Sendi

 Sumber: Ching, 2008


Konstruksi Baja
Konstruksi Baja – Join kaku

 Sumber: Ching, 2008


Konstruksi Baja
Konstruksi Baja – Join kaku

 Sumber: Ching, 2008


Konstruksi Baja
Konstruksi Baja – Join kaku

 Sumber: Ching, 2008


Konstruksi Baja

Perkiraan dimensi balok

 Rule of Thumb
Beton bertulang : h = 1/10 – 1/12 L
Beton prestressed : h = 1/20 L
Baja : h = 1/25 L
Contoh:
Bentang (L) = 8 m
Tinggi balok beton (h) = 70-80 cm
Tinggi balok baja (h) = 32 cm
Konstruksi Baja

Material baja konstruksi


 Bajakonstruksi diproduksi di pabrik dalam berbagai
bentuk penampang dan panjang batang
umumnya 12m.
 Bentuk profil yang berbeda-beda didesain untuk
menahan gaya yang berbeda (gaya normal, geser
atau momen lentur).
- Bentuk profil lebih dominan tingginya (h)  ideal
untuk menahan momen lentur –balok
- Bentuk profil yang tinggi & lebar sama/hampir sama
 ideal untuk menahan gaya aksial (tarik/tekan) -
kolom
Konstruksi Baja

Honeycomb beam / Castellated Beam


Balok castellated diproduksi
dengan membagi
pertengahan balok dengan
potongan bentuk tertentu,
kemudian mengelas kedua
ujung potongan sehingga
meningkatkan ketebalan
balok tanpa menambah
beratnya.
Konstruksi Baja
Lantai Beton Komposit
 Konstruksi lantai untuk
struktur baja dapat
menggunakan material
beton komposit.
 Beton komposit terdiri
dari lapisan plat baja
(metal/logam) yang
dibuat bergelombang
untuk meningkatkan
kekakuan dan
jangkauan bentangan.

 Plat metal juga berfungsi sebagai bidang kerja (bekisting)


selama konstruksi dan sebagai rangka kerja untuk pelat
lantai beton yang akan dicor.
Konstruksi Baja
Lantai Beton Komposit
 Untuk menahan
geser, dipasang
shear connector
yang berupa baut.
 Baut juga berfungsi
untuk menyatukan
dek dengan balok
lantai baja.
 Jika dek berfungsi
sebagai lantai
diafragma dan
menyalurkan beban
lateral ke dinding,
maka sekelilingnya
harus di las pada
balok baja.
Struktur Rangka Baja
Kolom – Balok Baja
Join kaku

Bracing

 DENAH  POTONGAN

 Orientasi kolom pararel dengan sumbu pendek dari rangka struktural,


atau arah dimana struktur paling rentan gaya lateral.
 Agar tahan terhadap gaya lateral dan beban gempa, dibutuhkan
bidang geser (shear plane), pengaku diagonal (bracing), atau rangka
kaku dengan koneksi penahan momen.
 Sumber: Ching, 2008
Struktur Rangka Baja
Kolom – Balok Baja
 Kolom dan balok baja
berperan menyalurkan
beban gravitasi & lateral
ke bawah sehingga
dinding eksterior dapat
bersifat non-struktural.
 Rangka panel dinding
dapat ditopang dengan
cara:
 Oleh kolom itu sendiri
 Ujung slab lantai atau
balok.
 Unit dinding yang tidak
dapat membentang antar
kolom atau antar lantai
membutuhkan rangka
sekunder (mullions)
 Sumber: Ching, 2008
Struktur Rangka Baja
Kolom – Balok Baja

 Hubungan dasar yang dapat dibuat antara rangka baja


struktural dengan dinding eksterior:
 Kolom di depan bidang dinding.
 Kolom di dalam bidang dinding
 Kolom di belakang bidang dinding

 Sumber: Ching, 2008


Struktur Rangka Baja
Kolom – Balok Baja

 Dinding eksterior merespon


variasi temperatur, beban
gravitasi dan beban angin.
Detail koneksi harus
memungkinkan diferensial
antara dinding dengan rangka
struktural.
 Dinding dapat menjadi subjek
tekanan dan hisapan angin.

 Sumber: Ching, 2008


Struktur Rangka Baja
Kolom – Balok Baja
 Penampang untuk kolom baja.

 Kolom komposit: kolom baja struktural yang


seluruhnya diselimuti beton.

 Sumber: Ching, 2008


Struktur Rangka Baja
Sambungan Kolom Baja

 Sumber: Ching, 2008


Struktur Rangka Baja
Sambungan Kolom Baja

 Sumber: Ching, 2008


Struktur Rangka Baja
Sambungan Kolom Baja
Contoh
Struktur Baja Bangunan Bertingkat Rendah
Contoh
Struktur Baja Bangunan Bertingkat Rendah
Contoh
Struktur Baja Bangunan Bertingkat Rendah
Contoh
Struktur Baja Bangunan Bertingkat Rendah
Detail
Sambungan Baja

 Paku keling (rivet joint)


 Baut (bolt, nut)
 Las

www.bgstructuralengineering.com
Detail
Paku Keling

 Umumnya bersifat permanen dan sulit untuk


melepaskannya.
 Keuntungan: tidak ada perubahan struktur dari logam
disambung. Oleh karena itu banyak dipakai pada
pembebanan-pembebanan dinamis.
 Kelemahan: ada pekerjaan mula berupa pengeboran
lubang paku kelingnya, dan kemungkinan terjadi karat di
sekeliling lubang tadi selama paku keling dipasang.
 Kegagalan sambungan keling:
 Robek pada salah satu sisi plat (tear off at the edge)
 Robek pada plat melintas baris rivet (tear off across a row)
 Bergesernya rivet (shear off)
 Hancur atau rusaknya rivet (crushing off)

 Sumber: Indraprastha
Detail
Paku Keling

 Sumber: Indraprastha
Detail
Paku Keling
 Lap Joint

 Sumber: Indraprastha
Detail
Paku Keling
 Butt Joint

 Sumber: Indraprastha
Detail
Baut

Keuntungan
 Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di
lapangan.
 Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
 Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal
baja > 4d ( tidak seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
 Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat
digunakan untuk konstruksi berat /jembatan.

 Sumber: Indraprastha
Detail
Baut

 Sumber gambar: www.structurearchives.org


Detail
Baut

Jenis sambungan:
 Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan
sumbu baut)

 Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan


sumbu baut)

 Sumber: Indraprastha
Detail
Baut

Jenis sambungan:
 Baut yang dibebani sejajar
dengan sumbunya

 Baut yang dibebani sejajar


dan tegak lurus sumbu

 Sumber: Indraprastha
Detail
Las

 Sambungan las dilakukan


dengan cara
memanaskan baja hingga
meleleh dengan atau
tanpa bahan pengisi.
 Setelah dingin, baja akan
menyatu dengan baik.
 Tipe sambungan Las:

 Sumber: Indraprastha
Detail
Las
Daftar Pustaka

• Ching, D.K., (2008) Building Construction Illustrated, 4th Ed., John


Willey & Sons: New Jersey.
• Indraprastha, A. & Surjamanto (...). Handout AR-2221: Struktur,
Konstruksi dan Bahan 2. ITB.
• Indraprastha, A. (...). Handout AR-2221: Konstruksi Baja. ITB.

Anda mungkin juga menyukai