Anda di halaman 1dari 47

SEJARAH

PRA SEJARAH (SEBELUM MASEHI)

Besi material utama pembentuk bahan baja (± 98 %)

Besi telah dikenal oleh manusia sejak 3000


tahun Sebelum Masehi

Manusia membuat perkakas sederhana


dari besi untuk menunjang kehidupannya

ditemukannya pisau dan gelang tangan


dari besi didalam Piramida di Mesir.
AWAL ABAD 18 MASEHI

Pada awal abad 18 besi tempa dan besi tuang mulai dipakai
manusia untuk membuat bangunan, pada saat itu ada jembatan
jalan raya di Inggris (Coalbrookdale Arch Bridge) yang dibuat dari
besi tuang.

Coalbrookdale Arch Bridge


Struktur Portal
Rangka Baja
pertama yang
dibangun,
menggunakan kolom
dari besi tuang yang
dibungkus dengan
bata, balok enam
lantai pertama
terbuat dari besi
tempa, dan balok
lantai diatasnya
terbuat dari balok
baja struktural

Home Insurance Company Building


Chicago, USA
Tiga bentang masing masing, 500 ft, 520 ft dan 500 ft

Jembatan struktur
baja untuk kereta api
pertama di USA,
dibangun tahun 1874

Eads Bridge, St Louis, Missouri, USA


PEMBUATAN /PEMBENTUKAN BAHAN BAJA

Pada saat biji besi yang dipanaskan


langsung diatas arang, permukaan biji
besi menyerap unsur karbon (C) dari
arang.

Besi panas dipukul-pukul, dengan palu Dipanaskan lagi, dipukul-pukul


untuk membentuk menjadi perkakas. lagi hingga jadi perkakas.

Saat perkakas tersebut menjadi dingin,


bahannya menjadi keras, menjadi bahan
baja.
PERBEDAAN KANDUNGAN KARBON (C) :

Besi cetak/tuang (cast iron) adalah Besi tempa (wrought iron)


material dari besi dimana kandungan mengandung bahan C yang
bahan C nya sangat kecil. besar sekali.

Kadar C dari baja adalah diantara besi


tuang dan besi tempa.

Baja adalah material campuran besi


dengan karbon (C) yang kurang dari 1 %.

Biasanya kadar C bahan baja kurang dari


0,5 %, yaitu antara 0,2 % hingga 0,3 %.
SEJARAH HAK PATEN PADA INDUSTRI BAJA:

Proses pembuatan baja dengan volume yang besar diketemukan oleh Sir
Henry Bessemer dari Inggris, yang dikenal dengan proses Bessemer dan
dipatenkan di Inggris ditahun 1855.

Usaha Bessemer untuk mendapatkan hak paten di Amerika Serikat


ditahun 1856 gagal, karena William Kelly dari Eddyville, Kentucky telah
membuat baja dengan proses sama dengan Bessemer 7 tahun
sebelumnya, karena itu William Kelly mendapat hak patennya, sedangkan
prosesnya tetap dinamai proses Bessemer.

Dengan ditemukannya proses Bessemer ini maka


terdapat penghematan 80 % pada ongkos produksi baja

Pada tahun 1870 baja diproduksi secara


besar-besaran / skala industri.
Sekarang sebagian dari baja bangunan dibuat dari bahan besi
rongsokan (scraap steel), karena lebih ekonomis dan didapat baja
dengan tegangan leleh yang tinggi.

Produksi baja siku dan pelat baja, dari besi rongsok akan menyebabkan
ongkos produksi yang mahal, sehingga untuk baja siku dan pelat dipakai
bahan dari biji besi bukan dari scraap steel, mengakibatkan tegangan
lelehnya yang lebih rendah dari profil lainnya.
MACAM MACAM BENTUK PROFIL :
Profil ini dipakai menurut bentuk bangunan dan sifat gaya atau beban yang
dihadapinya.
Pada umumnya dikenal :
- Profil siku (sama kaki atau tidak sama kaki).
- Profil I, sayap lebar dinamakan I Wide Flange (IWF)
- Profil I sayap pendek (S type, S = short atau standard) disebut juga
American Standar Beam.

Di Indonesia terdapat jenis profil :


- Profil I sayap pendek warisan Belanda, yaitu I Normal Profil (INP),
- Profil H (H beams) digunakan untuk tiang pancang.
- Profil bulat (pipa) dan berbentuk pelat.
- Profil C atau dikenal sebagai baja kanal, juga ada 2 macam, yaitu baja
kanal biasa dan baja kanal sinapat (C with lips).
- Profil T dan profil Z yang diproduksi untuk tujuan khusus.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN BAJA :

Keuntungan menggunakan material baja untuk bangunan:


A. Baja memiliki tegangan yang tinggi baik tarik maupun tekan.
B. Baja mempunyai keseragaman bahan yang amat baik.
C. Baja mempunyai sifat elastis.
D. Baja mempunyai sifat sangat awet, apabila dirawat secara teratur.
E. Bahan baja mempunyai daktilitas, yaitu sifat dari material yang dapat
menahan deformasi yang besar tanpa runtuh dibawah tegangan tarik
yang besar
F. Bahan baja mempunyai sifat keras (toughness)
SIFAT KEKERASAN PADA BAJA :

Batang baja yang dibebani hingga melendut masih dapat menerima beban
tambahan yang besar.

PENTING

batang-batang baja dapat menerima deformasi yang cukup besar selama


fabrikasi dan pemasangan tanpa retak.

SEHINGGA

membolehkan batang baja dibengkok, dipukul, digeser dan


dilubangi tanpa terlihat rusak.

Kemampuan dari material untuk menyerap


sejumlah besar energi dinamakan
KEKERASAN.
G. Kemudahan Membuat Struktur Tambahan
- Pada konstruksi baja gedung, dapat dengan mudah kita tambahkan
bentangan baru dari portal baja.
- Pada jembatan konstruksi baja dapat diperlebar atau diperpanjang
tanpa membongkar total jembatannya.

H. Sifat-Sifat Lain
Sifat-sifat lain dari baja sebagai bahan bangunan yaitu:
a. Mudah dibentuk dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.
b. Cepat dalam pelaksanaan.
c. Bahan bongkaran dapat dipakai kembali,
d. Bahan bekas masih laku dijual (recyclable material).

PEKERJAAN PORTAL BANGUNAN GEDUNG


SPACE FRAME STEEL STRUCTURE
PEKERJAAN JEMBATAN BAJA
PEKERJAAN JEMBATAN BAJA
KERUGIAN PENGGUNAAN BAJA :
A. Biaya Pemeliharaan
Bahan baja rentan terhadap korosi, terutama yang berhubungan dengan
udara dan air, untuk itu perlu pengecatan berkala
B. Tidak Tahan Api
Bahan baja sangat rentan terhadap api, karena dapat meleleh pada
suhu ≥ 3000 C. Untuk itu bila terjadi kebakaran pada gedung yang
menggunakan struktur baja maka bentuk struktur bisa berubah.
C. Rentan Terhadap Tekuk
Batang yang menerima gaya tekan, maka panjang dan angka
kelangsingan batang sangat menentukan struktur dalam menahan gaya
tekuk.
D. Kelelahan (Fatigue)
Batang yang menerima tegangan tarik yang berulang, maka kekuatan
bahan akan berkurang. Cara terbaik penyelesaiannya adalah mengurangi
tegangan dalam bahan tersebut.
SIFAT MEKANIK BAHAN BAJA :
Pengujian yang paling tepat untuk mengetahui sifat mekanik dari baja adalah uji
tarik dengan menggunakan universal testing machine.

Dimana dalam uji tarik ini batang baja dengan luas


penampang A dan panjang L dibebani gaya aksial
tarik sentris P yang bertambah hingga batang
putus, dengan :

Tegangan tarik ................


L

Regangan ................ ...

∆L

P
Jika gaya tarik ini bertambah dengan kecepatan pertambahan yang
konstan, maka besarnya pertambahan panjang batang (∆L) akan
bertambah secara linier.
f *)
**) ***)
* = daerah elastis
** = daerah plastis
fu *** = daerah regangan pengerasan
fyu

fp
Fyl
fu = tegangan putus (ultimate stress)
proportional limit
fyu = tegangan leleh atas (upper yield stress)
fyl = tegangan leleh bawah (lower yield stress)
fp = batas perbandingan (proportional limit stress)
tan α = E = f/ε = Modulus Elastisitas baja = 200.000 MPa.
Berharga tetap untuk berbagai macam baja
α
ε
± 20 %
Diagram Tegangan baja bangunan (low carbon steel)
KETERANGAN GRAFIK :

Bila tegangan tariknya mencapai kira-kira tiga perempat tegangan runtuhnya (ultimate
stress), maka kecepatan pertambahan panjang batang akan bertambah lebih besar dari
semula tidak sebanding dengan pertambahan tegangan tariknya.

Tegangan dimana pertambahan


panjang batangnya besar tidak Tegangan leleh merupakan titik
sebanding dengan bertambahnya pertama dalam grafik yang garis
tegangan tarik dinamakan tegangan singgungnya mendatar.
leleh (yield stress).

Tegangan leleh merupakan


harga yang penting untuk
perencanaan konstruksi baja.
KETERANGAN GRAFIK :

Regangan yang terjadi sesudah tegangan


Besarnya regangan plastis 10
leleh hingga tidak adanya pertambahan
hingga 15 kali regangan elastis.
tegangan dinamakan daerah regangan
plastis.

Daerah sesudah regangan plastis, yaitu


daerah dimana harus ada tegangan untuk
membentuk regangan dinamakan daerah
pengerasan (strain hardening).

Daerah ini tidak digunakan dalam


perhitungan perencanaan karena besarnya
regangan yang terjadi pada batang.
Baja merupakan paduan logam dengan unsur besi lebih dari 98 %.

Unsur lain didalam baja adalah carbon, silicon, mangan, sulfur, phospor dan elemen-
elemen lainnya. Carbon merupakan material yang berpengaruh besar terhadap sifat-
sifat dari baja.

Penambahan unsur-unsur chrom, silicon dan nikel akan membuat baja


mempunyai tegangan yang tinggi. Meskipun sedikit kegunaannya, baja
demikian lebih mahal harganya dan sukar dibentuk.

Kekerasan dan kekuatan dari baja akan naik jika kadar carbonnya naik.
Namun bila kandungan karbonnya lebih banyak maka baja akan rapuh dan
menjadikan baja lebih sukar di las.
Penambahan unsur-unsur chrom, silicon dan nikel akan
membuat baja mempunyai tegangan yang tinggi.
Meskipun sedikit kegunaannya, baja demikian lebih mahal
harganya dan sukar dibentuk.
f fu min

hancur Pada diagram tegangan-


regangan untuk bahan baja
yang rapuh tegangan sebanding
fy min dengan regangan dan tegangan
leleh tidak terlihat dengan
Regangan sisa bila jelas.
tidak dibebani
ε

Gambar : Diagram Regangan-Tegangan untuk material baja yang rapuh

Jika baja diberi tegangan diatas batas elastisnya kemudian dihilangkan


tegangannya, maka kondisinya tidak kembali ke titik regangan nol,
akan tetapi mempunyai jalur baru (terlihat gambar garis putus-putus
seperti pada Gambar) sejajar dengan garis awal.
Sehingga akan menghasilkan regangan sisa secara tetap.
Untuk perhitungan perencanaan struktur baja, SNI 03-1729-2002 mengambil
beberapa sifat-sifat mekanis baja sebagai berikut:
Modulus Elastisitas, E = 200.000 MPa
Modulus Geser, G = 80.000 MPa
Angka Poisson, μ = 0,30
Koefisien Muai Panjang, α = 12. 10-6 /0 C

Tabel 1.1 Sifat-Sifat Mekanis Baja Struktural

Tegangan putus minimum, Tegangan leleh


Peregangan Minimum
Jenis Baja fu minimum, fy
(%)
(MPa) (MPa)

BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Sumber: SNI 03-1729-2002.


SOBEKAN LAMELLAR :
(lamellar berarti “terdiri dari lapisan tipis)

Profil baja pada umumnya dibuat dengan proses gilas panas.

Arah transversal
Proses gilas panas ini menyebabkan profil
mempunyai sifat yang berbeda dalam arah
gilas, arah transversal dan arah ketebalan.

Arah ketebalan

Daktilitas dalam arah


Arah gilas
ketebalan jauh lebih
kecil daripada arah
gilasnya.
Bila sambungan profil sangat kaku (sambungan las), penyusutan las
dalam arah ketebalannya tidak dapat didistribusikan, sehingga akan
menghasilkan sobekan lamellar

Gambar : Sobekan lamellar akibat


Gambar : Sobekan lamellar pada sambungan susut sambungan las
T las sudut

Peristiwa ini diperbesar dengan adanya gaya-gaya tarik luar.

Sobekan lamellar ini bisa terlihat sebagai retak kelelahan


bahan (fatigue cracking) setelah adanya pembebanan
berulang.
Sobekan lamellar ini dapat dihilangkan dengan detail dan prosedur
pengelasan yang baik.

Gambar : Pengerjaan las untuk menghindari sobekan lamelllar


TUGAS KECIL

Buat Paper/Tulisan dengan tema :


“ Perkembangan Penggunaan Baja Struktural dalam
Mendukung Pembangunan Transportasi di Indonesia”
Ketentuan :
1. Format penulisan sesuai aturan baku :
• Pendahuluan
• Isi / Bahasan
• Penutup
2. Tugas dikerjakan kelompok terdiri 4 mahasiswa.
3. Ditulis dengan format ukuran setara A4
4. Dikumpulkan dalam bentuk soft copy berupa file dlm format MS Word
dikirim melalui email ke alamat : christiawan.mail@gmail.com atau
copy flashdisk, paling lambat hari minggu, tanggal 19 April 2015 jam
24.00 wib.
METODE PERENCANAAN STRUKTUR BAJA

2 filosofi dalam perencanaan struktur baja :

Tegangan Kerja Kondisi Batas


(working stress design) (limit stress design)

ASD LRFD
(Allowable Stress Design) (Load and Resistance Factor Design)

Menjelaskan kondisi dari


Kondisi Batas struktur atau bagian dari
(limit stress design) struktur yang berhenti
menjalankan fungsinya

2 kategori dalam kondisi batas yaitu


kekuatan (strength) dan masa
pelayanan (serviceability)
kondisi batas kekuatan (strength) dan
masa pelayanan (serviceability)

Kondisi batas kekuatan Kondisi batas masa pelayanan


(strength) (serviceability)

Berdasar pada keamanan atau Berdasar pada kinerja dari struktur


kapasitas membawa beban dari dibawah pembebanan normal yang
struktur termasuk daya tahan plastis, terlibat dalam kondisi dari struktur,
tekuk, retak, lelah dan sebagainya. misal lendutan yang berlebihan,
penurunan, bergetar, retak atau rusak.
LRFD
(Load and Resistance Factor Design)
BEBAN STRUKTUR
Pada cara LRFD, beban atau Tegangan ini sama dengan
beban kerja (Qi) dikalikan angka tegangan nominal atau tegangan
keamanan tertentu (ϒi) yang teoritis dari batang (Rn) dikalikan
besarnya lebih besar dari 1,0 faktor reduksi (φ) yang besarnya
kurang dari 1,0.

maka akan menghasilkan “beban


terfaktor” yang digunakan untuk
merencanakan struktur. ∑ϒiQi ≤ φRn

Strukturnya sendiri mencapai - ketidak pastian besarnya tegangan


tegangan ultimit bila mendukung - ketidak pastian besarnya dimensi
beban terfaktor. - ketelitian pekerja.
Faktor Beban
Berdasar SNI 03-1729-2002 pasal 6.2.2 tentang kombinasi pembebanan
dalam perencanaan suatu struktur baja harus diperhatikan jenis-jenis
pembebanan sebagai berikut :

NO KOMBINASI
1 1,4 D
2 1,2 D + 1,6 L + 0,5(La atau H)
3 1,2 D + 1,6(La atau H) + (ϒL.L atau 0,8 W)
4 1,2 D + 1,3 W + ϒL.L +0,5(La atau H)
5 1,2 D ± 1,0 E + ϒL.L
6 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)

D = Beban mati akibat berat konstruksi permanen


termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap,
tangga dan peralatan layan tetap
L = beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan
gedung, termasuk kejut, tetapi tidak termasuk
beban lingkungan seperti angin, hujan dan lain-lain.
La = adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh
pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh
orang dan benda bergerak.
H = adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.
W = adalah beban angin
E = adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau
penggantinya.
Dengan ϒL = 0,5 bila L < 5 kPa, dan ϒL = 1 bila L ≥ 5 kPa.

Perkecualian : Faktor beban untuk L didalam kombinasi pembebanan pada bagian 3, 4


dan 5 harus sama dengan 1,0 untuk garasi parkir, daerah yang digunakan untuk
pertemuan umum, dan semua daerah dimana beban hidup lebih besar daripada 5 kPa.
Contoh Soal 1 :
Sebuah profil baja IWF digunakan sebagai kolom bangunan gedung,
memikul beban aksial sebagai berikut: beban mati 70 ton, beban hidup dari
atap 20 ton, beban hidup lantai bangunan 100 ton, beban angin ± 25 ton
dan beban gempa + 15 ton. Hitunglah beban desain kolom tersebut?

Penyelesaian:
Beban yang harus dipikul profil IWF kolom baja:
D = 70 ton
La = 20 ton
L = 100 ton → misalkan ϒL = 0,5 *)
W = ± 25 ton
E = + 15 ton
*) Karena beban per m2 tidak diketahui, maka dimisalkan ϒL = 0,5.
Apabila beban per m2 diketahui maka koefisien ϒL dapat ditentukan.

U = 1,4 D (a)
= 1,4 (70) = 98 ton
U = 1,2 D + 1,6L + 0,5 La (b)
= 1,2(70) + 1,6(100) + 0,5(20) = 84 + 160 + 10 = 254 ton.
U = 1,2 D + 1,6La + 0,8W (c)
= 1,2(70) +1,6(20) + 0,8(25) = 84 + 32 + 20 = 136 ton.
U = 1,2D + 1,6La + ϒLL (d)
= 1,2(70) + 1,6(20) +0,5(100) = 84 + 32 + 50 = 166 ton.
U = 1,2D + 1,3W + ϒLL +0,5La (e)
= 1,2(70) + 1,3(25) + 0,5(100) + 0,5(20) = 84 + 32,5 + 50 + 10 = 176,5 ton
U = 1,2D ± 1,0E + 0,5 L (f)
= 1,2(70) ± 1,0(15) + 0,5(100) = 84 ± 15 + 50 = 149 ton atau 119 ton
U = 0,9D ± 1,3W (g)
= 0,9(70) ± 1,3(25) = 63 ± 32,5 = 95,5 ton atau 30,5 ton
U = 0,9(D) ± 1,0E (h)
= 0,9(70) ± 1,0(15) = 63 ± 15 = 78 ton atau 48 ton.

Jadi beban terfaktor yang harus dipikul profil baja kolom adalah
254 ton.
Faktor Reduksi
Faktor Reduksi (φ) dalam perencanaan struktur baja dapat diambil sesuai
Tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002.
Kuat rencana untuk Faktor Reduksi (φ)
Komponen struktur yang memikul lentur:
 Balok 0,90
 Balok pelat berdinding penuh 0,90
 Pelat badan yang memikul geser 0,90
 Pelat badan pada tumpuan 0,90
 Pengaku 0,90
Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial:
 Kuat penampang 0,85
 Kuat komponen struktur 0,85
Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial:
 Terhadap kuat tarik leleh 0,90
 Terhadap kuat tarik fraktur 0,75
Komponen struktur yang memikul aksi-aksi kombinasi:
 Kuat lentur atau geser 0,90
 Kuat tarik 0,90
 Kuat tekan 0,85
Komponen struktur komposit:
Sumber: Tabel 6.4-2 SNI 03-
 Kuat tekan 0,85
1729-2002. Tata Cara
 Kuat tumpu beton 0,60
Perencanaan Struktur Baja
 Kuat lentur dengan distribusi tegangan plastik 0,85
 Kuat lentur dengan distribusi tegangan elastik 0,90
untuk Bangunan Gedung
Sambungan baut:
 Baut yang memikul geser 0,75
 Baut yang memikul tarik 0,75
 Baut yang memikul kombinasi geser dan tarik 0,75
 Lapis yang memikul tumpu 0,75
Sambungan las
 Las tumpul penetrasi penuh 0,90
 Las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian 0,75
 Las pengisi 0,75
Batas Lendutan
Batas lendutan maksimum untuk struktur dapat diambil sesuai dengan Tabel
6.4-1 SNI 03-1729-2002.

Komponen struktur dengan beban tidak terfaktor Beban tetap Beban sementara
Balok pemikul dinding atau finishing yang getas L/360 -
Balok biasa L/240 -
Kolom dengan analisis orde pertama saja h/500 h/200
Kolom dengan analisis orde kedua h/300 h/200
Sumber: Tabel 6.4-1 SNI 03-1729-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

Keterangan :
L = adalah panjang bentang
h = tinggi tingkat
Beban tetap = beban mati + beban hidup
Beban sementara = beban gempa atau beban angin
Mengenal Bentuk Profil Baja Bangunan
1. Profil I bersayap lebar

Gambar 1.5 Bentuk profil I bersayap lebar

Profil I bersayap lebar seperti Gambar 1.5 dinamakan profil IWF (W-shapes).
Di Indonesia profil lama yang bersayap lebar diantaranya profil DIN, DIE, DIR
dan DIL. Profil ini digunakan sebagai tiang (kolom) dan balok.
2. Profil I bersayap pendek

Gambar 1.6 Profil I sayap pendek

Profil I bersayap pendek seperti Gambar 1.6 dinamakan American


Standard Beam (S – shapes). Di Indonesia profil lama yang bersayap
pendek adalah profil INP. Profil ini digunakan sebagai tiang (kolom) dan
balok.
3. Baja Profil C

Gambar 1.7 Baja profil C (baja kanal)

Baja Profil C seperti Gambar 1.7 disebut juga C-shapes, Channel, baja
kanal atau baja C. Baja C ini digunakan sebagai gording, rangka dan profil
tersusun.
4. Baja Kanal Sinapat

Gambar 1.8 Baja kanal sinapat

Baja kanal sinapat atau Channel with lips, seperti pada Gambar 1.8
digunakan untuk gording dan profil tersusun.
5. Baja Siku : a. Sama Kaki
b. Tidak Sama Kaki

Gambar 1.9 Baja siku sama kaki Gambar 1.10 Baja siku tidak sama kaki

Baja siku sama kaki, equal leg angel atau L – shapes, seperti pada
Gambar 1.9 dan Baja siku tidak sama kaki, unequal leg angel, seperti
pada Gambar 1.10 digunakan untuk konstruksi rangka batang.
6. Profil Tersusun

Gambar 1.11 Profil tersusun

Disamping bentuk-bentuk diatas ada baja T, pelat baja, baja bentuk


bulat, bentuk empat persegi panjang, bentuk bulat (pipa) dan profil
tersusun untuk girder (balok) seperti Gambar 1.11.
6. Baja T , pipa baja, pelat baja

Anda mungkin juga menyukai