Pada awal abad 18 besi tempa dan besi tuang mulai dipakai
manusia untuk membuat bangunan, pada saat itu ada jembatan
jalan raya di Inggris (Coalbrookdale Arch Bridge) yang dibuat dari
besi tuang.
Jembatan struktur
baja untuk kereta api
pertama di USA,
dibangun tahun 1874
Proses pembuatan baja dengan volume yang besar diketemukan oleh Sir
Henry Bessemer dari Inggris, yang dikenal dengan proses Bessemer dan
dipatenkan di Inggris ditahun 1855.
Produksi baja siku dan pelat baja, dari besi rongsok akan menyebabkan
ongkos produksi yang mahal, sehingga untuk baja siku dan pelat dipakai
bahan dari biji besi bukan dari scraap steel, mengakibatkan tegangan
lelehnya yang lebih rendah dari profil lainnya.
MACAM MACAM BENTUK PROFIL :
Profil ini dipakai menurut bentuk bangunan dan sifat gaya atau beban yang
dihadapinya.
Pada umumnya dikenal :
- Profil siku (sama kaki atau tidak sama kaki).
- Profil I, sayap lebar dinamakan I Wide Flange (IWF)
- Profil I sayap pendek (S type, S = short atau standard) disebut juga
American Standar Beam.
Batang baja yang dibebani hingga melendut masih dapat menerima beban
tambahan yang besar.
PENTING
SEHINGGA
H. Sifat-Sifat Lain
Sifat-sifat lain dari baja sebagai bahan bangunan yaitu:
a. Mudah dibentuk dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.
b. Cepat dalam pelaksanaan.
c. Bahan bongkaran dapat dipakai kembali,
d. Bahan bekas masih laku dijual (recyclable material).
∆L
P
Jika gaya tarik ini bertambah dengan kecepatan pertambahan yang
konstan, maka besarnya pertambahan panjang batang (∆L) akan
bertambah secara linier.
f *)
**) ***)
* = daerah elastis
** = daerah plastis
fu *** = daerah regangan pengerasan
fyu
fp
Fyl
fu = tegangan putus (ultimate stress)
proportional limit
fyu = tegangan leleh atas (upper yield stress)
fyl = tegangan leleh bawah (lower yield stress)
fp = batas perbandingan (proportional limit stress)
tan α = E = f/ε = Modulus Elastisitas baja = 200.000 MPa.
Berharga tetap untuk berbagai macam baja
α
ε
± 20 %
Diagram Tegangan baja bangunan (low carbon steel)
KETERANGAN GRAFIK :
Bila tegangan tariknya mencapai kira-kira tiga perempat tegangan runtuhnya (ultimate
stress), maka kecepatan pertambahan panjang batang akan bertambah lebih besar dari
semula tidak sebanding dengan pertambahan tegangan tariknya.
Unsur lain didalam baja adalah carbon, silicon, mangan, sulfur, phospor dan elemen-
elemen lainnya. Carbon merupakan material yang berpengaruh besar terhadap sifat-
sifat dari baja.
Kekerasan dan kekuatan dari baja akan naik jika kadar carbonnya naik.
Namun bila kandungan karbonnya lebih banyak maka baja akan rapuh dan
menjadikan baja lebih sukar di las.
Penambahan unsur-unsur chrom, silicon dan nikel akan
membuat baja mempunyai tegangan yang tinggi.
Meskipun sedikit kegunaannya, baja demikian lebih mahal
harganya dan sukar dibentuk.
f fu min
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Arah transversal
Proses gilas panas ini menyebabkan profil
mempunyai sifat yang berbeda dalam arah
gilas, arah transversal dan arah ketebalan.
Arah ketebalan
ASD LRFD
(Allowable Stress Design) (Load and Resistance Factor Design)
NO KOMBINASI
1 1,4 D
2 1,2 D + 1,6 L + 0,5(La atau H)
3 1,2 D + 1,6(La atau H) + (ϒL.L atau 0,8 W)
4 1,2 D + 1,3 W + ϒL.L +0,5(La atau H)
5 1,2 D ± 1,0 E + ϒL.L
6 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Penyelesaian:
Beban yang harus dipikul profil IWF kolom baja:
D = 70 ton
La = 20 ton
L = 100 ton → misalkan ϒL = 0,5 *)
W = ± 25 ton
E = + 15 ton
*) Karena beban per m2 tidak diketahui, maka dimisalkan ϒL = 0,5.
Apabila beban per m2 diketahui maka koefisien ϒL dapat ditentukan.
U = 1,4 D (a)
= 1,4 (70) = 98 ton
U = 1,2 D + 1,6L + 0,5 La (b)
= 1,2(70) + 1,6(100) + 0,5(20) = 84 + 160 + 10 = 254 ton.
U = 1,2 D + 1,6La + 0,8W (c)
= 1,2(70) +1,6(20) + 0,8(25) = 84 + 32 + 20 = 136 ton.
U = 1,2D + 1,6La + ϒLL (d)
= 1,2(70) + 1,6(20) +0,5(100) = 84 + 32 + 50 = 166 ton.
U = 1,2D + 1,3W + ϒLL +0,5La (e)
= 1,2(70) + 1,3(25) + 0,5(100) + 0,5(20) = 84 + 32,5 + 50 + 10 = 176,5 ton
U = 1,2D ± 1,0E + 0,5 L (f)
= 1,2(70) ± 1,0(15) + 0,5(100) = 84 ± 15 + 50 = 149 ton atau 119 ton
U = 0,9D ± 1,3W (g)
= 0,9(70) ± 1,3(25) = 63 ± 32,5 = 95,5 ton atau 30,5 ton
U = 0,9(D) ± 1,0E (h)
= 0,9(70) ± 1,0(15) = 63 ± 15 = 78 ton atau 48 ton.
Jadi beban terfaktor yang harus dipikul profil baja kolom adalah
254 ton.
Faktor Reduksi
Faktor Reduksi (φ) dalam perencanaan struktur baja dapat diambil sesuai
Tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002.
Kuat rencana untuk Faktor Reduksi (φ)
Komponen struktur yang memikul lentur:
Balok 0,90
Balok pelat berdinding penuh 0,90
Pelat badan yang memikul geser 0,90
Pelat badan pada tumpuan 0,90
Pengaku 0,90
Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial:
Kuat penampang 0,85
Kuat komponen struktur 0,85
Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial:
Terhadap kuat tarik leleh 0,90
Terhadap kuat tarik fraktur 0,75
Komponen struktur yang memikul aksi-aksi kombinasi:
Kuat lentur atau geser 0,90
Kuat tarik 0,90
Kuat tekan 0,85
Komponen struktur komposit:
Sumber: Tabel 6.4-2 SNI 03-
Kuat tekan 0,85
1729-2002. Tata Cara
Kuat tumpu beton 0,60
Perencanaan Struktur Baja
Kuat lentur dengan distribusi tegangan plastik 0,85
Kuat lentur dengan distribusi tegangan elastik 0,90
untuk Bangunan Gedung
Sambungan baut:
Baut yang memikul geser 0,75
Baut yang memikul tarik 0,75
Baut yang memikul kombinasi geser dan tarik 0,75
Lapis yang memikul tumpu 0,75
Sambungan las
Las tumpul penetrasi penuh 0,90
Las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian 0,75
Las pengisi 0,75
Batas Lendutan
Batas lendutan maksimum untuk struktur dapat diambil sesuai dengan Tabel
6.4-1 SNI 03-1729-2002.
Komponen struktur dengan beban tidak terfaktor Beban tetap Beban sementara
Balok pemikul dinding atau finishing yang getas L/360 -
Balok biasa L/240 -
Kolom dengan analisis orde pertama saja h/500 h/200
Kolom dengan analisis orde kedua h/300 h/200
Sumber: Tabel 6.4-1 SNI 03-1729-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
Keterangan :
L = adalah panjang bentang
h = tinggi tingkat
Beban tetap = beban mati + beban hidup
Beban sementara = beban gempa atau beban angin
Mengenal Bentuk Profil Baja Bangunan
1. Profil I bersayap lebar
Profil I bersayap lebar seperti Gambar 1.5 dinamakan profil IWF (W-shapes).
Di Indonesia profil lama yang bersayap lebar diantaranya profil DIN, DIE, DIR
dan DIL. Profil ini digunakan sebagai tiang (kolom) dan balok.
2. Profil I bersayap pendek
Baja Profil C seperti Gambar 1.7 disebut juga C-shapes, Channel, baja
kanal atau baja C. Baja C ini digunakan sebagai gording, rangka dan profil
tersusun.
4. Baja Kanal Sinapat
Baja kanal sinapat atau Channel with lips, seperti pada Gambar 1.8
digunakan untuk gording dan profil tersusun.
5. Baja Siku : a. Sama Kaki
b. Tidak Sama Kaki
Gambar 1.9 Baja siku sama kaki Gambar 1.10 Baja siku tidak sama kaki
Baja siku sama kaki, equal leg angel atau L – shapes, seperti pada
Gambar 1.9 dan Baja siku tidak sama kaki, unequal leg angel, seperti
pada Gambar 1.10 digunakan untuk konstruksi rangka batang.
6. Profil Tersusun