Anda di halaman 1dari 31

MATERIAL BAJA

DAN SIFATNYA

Pertemuan ke 2
Struktur Baja 1
DESI PUTRI, ST, M.Eng
SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN

2016

Sejarah Penggunaan Material Baja

Awal penggunaan sekitar tahun 4000 SM, dimana besi adalah


komponen utama penyusun baja yang digunakan untuk
peralatan-peralatan sederhana.

Baja diperoleh dengan memanaskan bijih-bijih besi dengan


menggunakan arang.

Sekitar

akhir abad ke-18, besi tuang dan besi tempa sudah


banyak digunakan untuk pembuatan struktur jembatan.

Jembatan lengkung Coalbrookdale

yang melintas di atas


Sungai Severn (Inggris) adalah jembatan pertama yang
terbuat dari besi tuang.

Jembatan dengan panjang bentang sekitar 30 m dibangun


oleh Abrahan Darby III.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Coalbrookdale Arch Brigde (Inggris)

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Pada abad ke-19 muncul material baru dimana baja merupakan


logam paduan antara besi dan karbon.

Material baja mengandung karbon yang lebih sedikit daripada besi


tuang, dan mulai digunakan dalam konstruksi-konstruksi berat.

Pembuatan baja dalam volume besar dilakukan pertama kali oleh


Sir Henry Bessemer dari Inggris dan menerima hak paten dari
pemerintah Inggris pada tahun 1855.

Dengan ditemukannya proses Bessemer, maka di tahun 1870 baja


karbon mulai dapat diproduksi dalam skala besar dan secara
perlahan material baja mulai menggantikan besi tuang sebagai
elemen konstruksi.

Di Amerika Serikat jembatan kereta api pertama yang dibuat dari


baja adalah jembatan Eads.

Struktur portal rangka baja pertama adalah Home Insurance

Company Building di Chicago yang dibangun oleh William Le Baron


Jenny.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Beton 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Eads Bridge, St. Louis, USA

Home Insurance Company


Building, Chicago
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Material Baja

Baja yang digunakan pada struktur dapat diklasifikasikan

menjadi 3 :
1. Baja karbon
2. Baja paduan rendah mutu tinggi
3. Baja paduan rendah.
Sifat-sifat mekanik baja tersebut seperti tegangan leleh dan
tegangan putusnya diatur dalam ASTM A6/A6M.
A. Baja karbon
Baja karbon berdasarkan persentase kandungan karbonnya
terbagi atas 3 kategori :
1. baja karbon rendah (C = 0,03 0,35%)
2. baja karbon medium (C = 0,35 0,50%)
3. Baja karbon tinggi ( C = 0,55 1,7%)
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Baja yang sering digunakan dalam struktur

adalah baja

karbon medium, misalnya baja BJ 37.


Selain karbon, unsur lain yang juga terdapat dalam baja
karbon adalah mangan (0,25 1,5%), silikon (0,25 0,3%),
fosfor (maksimal 0,04%) dan sulfur (0,05%)
Baja karbon umumnya memiliki tegangan leleh (fy) antara
210 250 MPa.

B. Baja paduan rendah mutu tinggi


Mempunyai tegangan leleh berkisar antara 290 550 MPa
dengan tegangan putus (fu) antara 415 700 MPa.
Penambahan paduan seperti : chromium, mangan, nikel,
fosfor, vanadium, columbium yang dapat memperbaiki
sifat-sifat mekaniknya.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

c. Baja paduan rendah


Baja paduan rendah (low alloy) dapat ditempa dan
dipanaskan untuk memperoleh tegangan leleh antara 550
760 MPa
Tegangan leleh dari baja paduan biasanya ditentukan
sebagai tegangan yang terjadi saat timbul regangan
permanen sebesar 0,2% atau dapat ditentukan pula
sebagai tegangan pada saat regangan mencapai 0,5%.

Baut yang biasa digunakan sebagai alat pengencang


mempunyai tegangan putus minimum 415 MPa hingga 700
MPa.

Baut mutu tinggi mempunyai kandungan karbon maksimum

0,3% dengan tegangan putus berkisar antara 733 838 MPa.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Proses Pembuatan Baja

Baja : besi + karbon + mineral logam tambahan (aloy)


sumber mineral besi adalah biji besi, besi tua
sumber mineral karbon adalah kokas
mineral logam tambahan adalah :
a. Nikel dan mangan, berfungsi untuk meningkatkan
kekuatan baja
b. Kromium, berfungsi untuk meningkatkan kekerasan dan
meningkatkan temperatur leleh baja
c. Vanadium, berfungsi untuk meningkatkan kekerasan
baja dan membuat baja lebih daktail.

d. columbium, berfungsi untuk meningkatkan kekerasan


baja dan membuat baja lebih daktail.

Baja tersedia dalam berbagai bentuk penampang yang sering


dikenal dengan profil.

Berdasarkan cara pembentukan penampang profil baja,


dikenal 2 macam baja, yaitu :

1. Giling panas ( hot rolled) : dari blast furnace langsung


dicetak/ditekan dalam proses giling melalui mesin roller
menjadi produk pelat, profil.
2. Giling dingin (cold formed) : dari pelat yang telah dibuat
dengan ketebalan yang relatif tipis. Pelat tersebut
kemudian digiling/dibentuk dalam atmosfer ruang
menjadi produk baja giling dingin.

Produsen baja umumnya menghasilkan produk baja seperti


pelat baja, profil baja dan baja tulangan/wiremesh.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Beberapa produsen baja lokal di Indonesia adalah : Gunung


Garuda, Krakatau Steel, Steel Pipe Industry Indonesia, dll.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat ini tengah


mengembangkan alternatif bahan baku pembuat baja dengan
menggunakan bahan berbasis limonit (bijih nikel berkadar rendah).

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Sifat-sifat Baja

Agar perancangan struktur dapat optimal, sehingga hasil


rancangan cukup aman dan ekonomis , maka sifat sifat
bahan struktur perlu diketahui.

Sifat- sifat baja yang paling utama untuk dikatahui adalah :


Sifat kekuatan/keteguhan , elastisitas , kekerasan dan sifat
untuk kemungkinan dapat ditempa.

a. Sifat kekuatan ; artinya mempunyai sifat kekuatan tinggi


untuk menahan tarik , tekan , lenturan dan geseran.
b. Sifat elastis ; artinya sampai batas tertentu bahan baja
mengalami pembebanan dan akibat pembebanan tsb akan
mengalami perubahan bentuk , tetapi setelah
pembebanan dihentikan maka bahan baja akan kembali
pada bentuk semula.
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

c. Sifat kekerasan ; artinya tidak mudah mengalami cacat


kalau kena benturan . Jadi bahan baja ini cukup keras
tetapi elastis.
d. Sifat dapat ditempa ; artinya pada keadaan pijar /
lembek karena dipanasi mudah ditempa sehingga dapat
dirubah bentuknya . Tetapi pada keadaan dingin/selesai
dipanasi kekuatannya tidak berubah.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Sifat-sifat Mekanik Baja

Untuk memahami sifat-sifat baja struktural, perlu dipahami


diagram tegangan-regangan.

Gambar

1 dan 2 menunjukkan suatu hasil uji tarik materail


baja yang dilakukan pada suhu kamar serta dengan
memberikan laju regangan yang norma.

Tegangan nominal (f) yang terjadi dalam benda uji diplot

pada sumbu vertikal, sedangkan regangan () yang


merupakan perbandingan antara pertambahan panjang
dengan panjang mula-mula diplot pada sumbu horizontal.

Gambar

1 merupakan hasil uji tarikdari suatu benda uji baja


yang dilakukan hingga benda uji mengalami keruntuhan,

Gambar 2 menunjukkan gambaran yang lebih detail dari

perilaku benda uji hingga mencapai regangan sebesar 2%.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Gambar 1. Kurva Hubungan Tegangan (f) vs Regangan ()

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Gambar 2. Bagian kurva tegangan-regangan yang diperbesar

Titik-titik penting membagi kurva tegangan-regangan


menjadi beberapa daerah sebagai berikut :

1. Daerah linear antara 0 dan fp, dalam daerah ini berlaku


hukum Hook, kemiringan dari kurva yg lurus disebut
Modulus elastisitas atau Modulus young, E (f/)

2. Daerah elastis antara 0 dan fe pada daerah ini jika beban


dihilangkan maka benda uji akan kembali ke bentuk
semula
3. Daerah plastis yang dibatasi oleh regangan antara 2%
hingga 1,2 1,5% pada bagian ini regangan mengalami
kenaikan akibat tegangan konstan sebesar fy.
4. Daerah penguatan regangan (strain-hardening) antara sh
dan u

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Dalam perencanaan struktur baja, SNI 03-1729-2002

mengambil beberapa sifat-sifat mekanik dari material baja


yang sama yaitu :
Modulus Elastisitas, E
= 200.000 MPa
Modulus Geser, G
= 80.000 MPa
Angka poisson
= 0,30
Koefisien muai panjang
= 12.10-6/oC

Sedangkan berdasarkan tegangan leleh dan tegangan

putusnya, SNI 03-1729-2002 mengklasifikasikan mutu dari


material baja menjadi 5 kelas mutu sebagi berikut :

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

(a)

(b)

Pengujian Tarik Baja

Perilaku Baja Pada Temperatur Tinggi

Sifat-sifat/perilaku material baja pada temperatur tinggi

sangat diperlukan terutama pada saat melakukan proses


pengelasan atau pada saat struktur terekspose di dalam api.

Pada temperatur sekitar 93%, kurva tegangan-regangan akan


berubah menjadi tak liniear lagi dan secara bersamaan titik
leleh material tidak tampak jelas.

Modulus elastisitas, tegangan leleh dan tegangan tarik

semuanya akan tereduksi seiring dengan naiknya temperatur


material.

Efek lain yang terjadi pada material baja akibat kenaikan

temperatur antara lain meningkatnya getas material akibat


perubahan metalurgi dari material .

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Keruntuhan Getas

Meskipun keruntuhan struktur baja pada umumnya

merupakan keruntuhan daktail. Namum dalam bermacam


variasi kondisi, keruntuhan baja dapat merupahan
keruntuhan getas.

Keruntuhan getas adalah merupakan suatu keruntuhan yang


terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului deformasi plastis,
terjadi dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Keruntuhan ini dipengaruhi oleh temperatur, kecepatan


pembebanan, tingkat tegangan, tebal pelat dan sistem
pengerjaan.

Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat menimbulkan


keruntuhan getas pada suatu elemen strktur dapat
ditampilkan dalam Tabel berikut .

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Sobekan Lamelar

Pembuatan profil baja umumnya dilakukan dengan proses


gilas.

Proses ini mengakibatkan profil mempunyai sifat berbeda


dalam arah gilas, arah transversal dan arah ketebalan.

Sobekan lamelar merupakan keruntuhan getas yang terjadi

pada bidang gilas akibat gaya tarik besar yang bekerja tegak
lurus ketebalan elemen pelat profil.

Sobekan lamelar umumnya dijumpai pada sambungansambungan las berbentuk T.

Disamping itu ukuran las juga mempengaruhi terjadinya

sobekan lamelar, sebaiknya ukuran las tidak melebihi 20 mm


untuk menghindari terjadinya sobekan lamelar.

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

Sobekan lamelar akibat susut sambungan las


Arah gilas, arah transversal, dan arah ketebalan

Sobekan lamelar pada sambungan T dari las sudut

Keruntuhan Leleh

Keruntuhan leleh (fatigue failure) adalah keruntuhan akibat


pembebanan yang bersifat siklik (khususnya beban tarik)
meskipun tegangan leleh baja tak pernah tercapai.

Keruntuhan leleh dipengaruhi oleh 3 faktor yakni :


1. jumlah siklus pembebanan
2. daerah tegangan layan (perbedaan antara tegangan
maksimum dan minimum)
3. cacat-cacat material tersebut, seperti retak-retak kecil

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Struktur Baja 1
Program S1

Desi Putri, S.T, M.Eng

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai