Anda di halaman 1dari 11

Tugas Tekban

nama Kelompok:
• Michael Wong
• Aidil Hamka Siregar
• Yoel Riantama
• Sumando Silaen
• Febrian Dwi Nanda
SOAL-SOAL LATIHAN :

1. Jelaskan proses pembuatan baja!

2. Jelaskan perbedaan antara proses Bessemer dan proses Thomas!

3. Jelaskan pengaruh kadar karbon terhadap sifat-sifat baja!

4. Jelaskan Sifat-sifat fisik baja yang digunakan sebagai bahan konstruksi!

5. Jelaskan sifat-sifat mekanis baja terutama baja konstruksi!

6. Mengapa pada baja tulangan mutlak harus dilakukan pengujian tarik?

 
JAWABAN

1.Proses Pembuatan Baja


• Baja merupakan paduan antara besi dengan elemen lain sehingga dicapai sifat-sifat yang diinginkan. Yang
dimaksud dengan paduan adalah larutan padat yang homogen antara besi dengan elemen-elemen lain yang
dibutuhkan.
•Baja dapat diolah dan dibentuk secara mekanis menjadi pelat, pipa, batangan, profil,dll.
•Proses pembuatan baja dapat dilakukan dengan cara:

1. Proses Konvertor
Tahapan pembuatan baja dengan teknik ini dimulai dengan memanaskan bahan baku, kemudian menggunakan konvertor untuk membentuk
baja.
Konvertor yang digunakan dalam proses ini dibuat dari sambungan paku keling ataupun las. Di dalamnya, tersemat batu khusus yang bisa
menahan panasnya api saat proses pembentukan baja berlangsung.

2. Pengolahan Menggunakan Dapur Listrik


Tahap awal pembuatan baja adalah pemurnian. Terdapat dua opsi pemurnian, dasar dan lanjutan. Pada proses pemurnian lanjutan,
diperlukan dapur listrik. Tujuannya adalah untuk mengontrol temperatur saat peleburan maupun memperkecil unsur-unsur campuran yang
ada pada baja.

Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja berkualitas tinggi.  Penggunaan dapur listrik berfungsi untuk mempercepat
proses pemanasan baja.
3. Proses Siemens Martin
Metode proses pembuatan baja selanjutnya ialah dengan menggunakan proses Siemens Martin. Istilah ini diambil
dari nama perintisnya, Siemens dan Martin.

Proses pembuatan baja dengan cara ini yakni dengan memanfaatkan suhu tinggi yang ada pada tungku kerja.
Kapasitas tungkunya sendiri mampu memuat bahan baku seberat 30 ton hingga 50 ton.

Proses peleburan baja baru terjadi ketika suhunya mencapai 3.000 derajat Celsius. Alhasil, besi tua dan besi bekas
pun dapat dimasukkan dan diolah menjadi baja berkualitas. Biasanya, jenis besi yang dilebur menjadi baja itu berasal
dari besi kelabu dan besi putih.

4. Proses BOF
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja yang memanfaatkan oksigen murni dan panas.
Oksigen ditiupkan ke areal besi kasar sehingga bisa membakar habis kotoran yang tersisa. Biaya operasional untuk
metode ini disebut jauh lebih murah ketimbang proses lain.

5. Proses Dapur Kupola


Proses peleburan besi kasar kelabu ataupun besi bekas menjadi baja berkualitas bisa menggunakan proses dapur
kupola. Proses dalam dapur kupola dimulai dengan cara memanaskan area kubah dalam dapur kupola selama 15 jam.
Kemudian, setelah kokas terbakar usai ditiup menggunakan blower besi bekas dan kepingan baja bisa
langsung dimasukka ke dalamnya. Setelah kurang lebih lima belas menit, baja telah menjadi cair dan dapat
dikeluarkan untuk dibentuk sesuai kebutuhan.

6. Proses Bassemer
Proses pembuatan baja menggunakan teknik ini hampir mirip dengan BOF. Hanya saja, proses bassemer tidak
memakai oksigen murni melainkan uap air.
2.Perbandingan/perbedaan antara proses Martin dan Bessemer adalah:

A.Proses Bessemer :

-Harus diambil dari besi kasar yang lebih murni, terutama yang tidak terlalu tinggi fosfornya.
-Baja yang dihasilkan mengandung Kadarfosforrendah.
-Baja mengandung sedikitoksigen.
-Tidak ada proses tiupantambahan.

A.Proses Thomas

Keuntungan:

-Besi kasar yang kurang bersih dapatdikerjakan.

-Fosfor dapat dihilangkan, tapi bila ada hanya sebagian fosfor yang dalam prakteknya tidak menimbulkan gangguan.

-Menghasilkan produk tambahan berupapupuk.

-Prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan proses Bessemer.

Kerugian :

-Baja mengandung lebih banyak oksigen

-Besi yang hilang lebih banyak dibandingkan proses Bessemer ( 11 – 13 %).


3.Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan dan keuletan baja. Semakin tinggi
kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja semakin meningkat tetapi keuletannya cenderung turun.

4.Sifat-sifat fisik meliputi :

 Berat dan Berat Jenis Baja

Berat baja per m3 diperlukan saat melaksanakan perhitungan volume besi atau menghitung struktur
bangunan guna mencari nilai beban yang harus ditahan oleh sebuah struktur baja.

Menurut Standar Nasional Indonesia berat jenis baja adalah 7850 kg/m3 . Pada kondisi nyata berat jenis
baja dipengaruhi oleh bahan baja itu sendiri seperti kandungan logam tertentu, kepadatan baja, kualitas baja
yang menyebabkan perbedaan pada berat jenis baja.

 Daya hantar panas pada baja

Baja memiliki keunggulan yaitu memiliki sifat penghantar panas yang baik. Digunakan pada penghantar
transmisi yaitu ACSR (Aluminium Cable Steel Reinforced), dimana fungsi baja dalam hal ini adalah
memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalfanis dengan seng. Keuntungan dipakainya baja
pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium.
 Konduktivitas listrik

Konduktivitas listrik pada baja termasuk konduktivitas listrik yang baik,karena paduan logam pada
baja merupakan pencampuran besi(Fe) dan krom(Cr).

 Sifat fisik baja yang terpenting adalah :


1. Tegangan Leleh (fy)

Tegangan leleh adalah tegangan baja pada saat mana meningkatnya tegangan tidak disertai dengan
peningkatan regangannya.

2. Modulus Elastisitas

Baja mempunyai sifat plastis dan elastic, namun yang terpenting adalah sifat daktilnya. Daktilitas adalah
kemampuan bahan untuk berubah bentuk (deformasi) tanpa mengalami putus.
5.Sifat Mekanis
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada bahan
tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat
mekanis pada baja meliputi :

A. Kekuatan.
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan cenderung mengalami
deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar
terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya .Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar,
dimana P=beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja diberi beban, maka terjadi regangan. Pada
waktu terjadi regangan awal, dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan regangan tadi
dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih
elastis.Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus Elastisitas/Modulus
Young”.

Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :

-tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis

-tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh

-tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan maksimum.
B. Keuletan (ductility),

Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan
besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan
sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.

C. Kekerasan

Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan baja.
Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic,dll.

D. Ketangguhan (toughness)

Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja
tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan
makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak
(impact/pukultakik).
6.Dilakukan pengujian tarik ini untuk menentukan kekuatan tarik baja pergeseran dan elastisitasnya.
Karena mampu memberikan informasi repsentative dari perilaku mekanik material. Pengujian tarik sangat
simple, relative murah dan sangat memenuhi standar. Pada percobaan tarik ini dilakukan untuk menentukan
respon material pada saat dikenakan beban dan deformasi dari luar (gaya-gaya yang bekerja dari luar yang
dapat menyebabkan material mengalami perubahan struktur, yang terjadi pada kisi kristal material
tersebut).
 

Anda mungkin juga menyukai