nama Kelompok:
• Michael Wong
• Aidil Hamka Siregar
• Yoel Riantama
• Sumando Silaen
• Febrian Dwi Nanda
SOAL-SOAL LATIHAN :
JAWABAN
1. Proses Konvertor
Tahapan pembuatan baja dengan teknik ini dimulai dengan memanaskan bahan baku, kemudian menggunakan konvertor untuk membentuk
baja.
Konvertor yang digunakan dalam proses ini dibuat dari sambungan paku keling ataupun las. Di dalamnya, tersemat batu khusus yang bisa
menahan panasnya api saat proses pembentukan baja berlangsung.
Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja berkualitas tinggi. Penggunaan dapur listrik berfungsi untuk mempercepat
proses pemanasan baja.
3. Proses Siemens Martin
Metode proses pembuatan baja selanjutnya ialah dengan menggunakan proses Siemens Martin. Istilah ini diambil
dari nama perintisnya, Siemens dan Martin.
Proses pembuatan baja dengan cara ini yakni dengan memanfaatkan suhu tinggi yang ada pada tungku kerja.
Kapasitas tungkunya sendiri mampu memuat bahan baku seberat 30 ton hingga 50 ton.
Proses peleburan baja baru terjadi ketika suhunya mencapai 3.000 derajat Celsius. Alhasil, besi tua dan besi bekas
pun dapat dimasukkan dan diolah menjadi baja berkualitas. Biasanya, jenis besi yang dilebur menjadi baja itu berasal
dari besi kelabu dan besi putih.
4. Proses BOF
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja yang memanfaatkan oksigen murni dan panas.
Oksigen ditiupkan ke areal besi kasar sehingga bisa membakar habis kotoran yang tersisa. Biaya operasional untuk
metode ini disebut jauh lebih murah ketimbang proses lain.
6. Proses Bassemer
Proses pembuatan baja menggunakan teknik ini hampir mirip dengan BOF. Hanya saja, proses bassemer tidak
memakai oksigen murni melainkan uap air.
2.Perbandingan/perbedaan antara proses Martin dan Bessemer adalah:
A.Proses Bessemer :
-Harus diambil dari besi kasar yang lebih murni, terutama yang tidak terlalu tinggi fosfornya.
-Baja yang dihasilkan mengandung Kadarfosforrendah.
-Baja mengandung sedikitoksigen.
-Tidak ada proses tiupantambahan.
A.Proses Thomas
Keuntungan:
-Fosfor dapat dihilangkan, tapi bila ada hanya sebagian fosfor yang dalam prakteknya tidak menimbulkan gangguan.
Kerugian :
Berat baja per m3 diperlukan saat melaksanakan perhitungan volume besi atau menghitung struktur
bangunan guna mencari nilai beban yang harus ditahan oleh sebuah struktur baja.
Menurut Standar Nasional Indonesia berat jenis baja adalah 7850 kg/m3 . Pada kondisi nyata berat jenis
baja dipengaruhi oleh bahan baja itu sendiri seperti kandungan logam tertentu, kepadatan baja, kualitas baja
yang menyebabkan perbedaan pada berat jenis baja.
Baja memiliki keunggulan yaitu memiliki sifat penghantar panas yang baik. Digunakan pada penghantar
transmisi yaitu ACSR (Aluminium Cable Steel Reinforced), dimana fungsi baja dalam hal ini adalah
memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalfanis dengan seng. Keuntungan dipakainya baja
pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium.
Konduktivitas listrik
Konduktivitas listrik pada baja termasuk konduktivitas listrik yang baik,karena paduan logam pada
baja merupakan pencampuran besi(Fe) dan krom(Cr).
Tegangan leleh adalah tegangan baja pada saat mana meningkatnya tegangan tidak disertai dengan
peningkatan regangannya.
2. Modulus Elastisitas
Baja mempunyai sifat plastis dan elastic, namun yang terpenting adalah sifat daktilnya. Daktilitas adalah
kemampuan bahan untuk berubah bentuk (deformasi) tanpa mengalami putus.
5.Sifat Mekanis
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada bahan
tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat
mekanis pada baja meliputi :
A. Kekuatan.
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan cenderung mengalami
deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar
terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya .Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar,
dimana P=beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja diberi beban, maka terjadi regangan. Pada
waktu terjadi regangan awal, dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan regangan tadi
dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih
elastis.Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus Elastisitas/Modulus
Young”.
-tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan maksimum.
B. Keuletan (ductility),
Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan
besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan
sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.
C. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan baja.
Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic,dll.
D. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja
tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan
makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak
(impact/pukultakik).
6.Dilakukan pengujian tarik ini untuk menentukan kekuatan tarik baja pergeseran dan elastisitasnya.
Karena mampu memberikan informasi repsentative dari perilaku mekanik material. Pengujian tarik sangat
simple, relative murah dan sangat memenuhi standar. Pada percobaan tarik ini dilakukan untuk menentukan
respon material pada saat dikenakan beban dan deformasi dari luar (gaya-gaya yang bekerja dari luar yang
dapat menyebabkan material mengalami perubahan struktur, yang terjadi pada kisi kristal material
tersebut).