STRUKTUR BAJA-1
MATERIAL BAJA
SP-032
FT SIPIL UMJ
Jenis-Jenis Baja
•Sifat baja bergantung kepada kadar carbon, semakin bertambah kadar carbonnya
maka tegangannya akan naik tetapi regangannya semakin menurun sehingga baja
bersifat keras tetapi getas.
•Adanya phospor (P) dan belerang (S) juga menyebabkan berkurangnya keuletan
(getas)
•Tembaga (Cu) mempunyai pengaruh baik terhadap ketahanan korosi
•Silikon (Si) digunakan untuk mengurangi gas pada leburan logam
•Manganese (Mn) juga menambah kekuatan baja
Baja yang biasa digunakan untuk keperluan struktur adalah dari jenis :
3.Kelelahan ( Fatigue )
Kelelahan pada baja tidak selalu dimulai dengan yielding ( leleh ) atau
deformasi yang sangat besar, tetapi dapat juga disebabkan beban siklik
ataupun pembebanan berulang – ulang dalam jangka waktu yang lama.
Kejadian ini sering terjadi dengan adanya konsentrasi tegangan karena adanya
lubang.
4.Rekah Kerapuhan
Struktur baja ada kalanya tiba – tiba runtuh tanpa menunjukkan tanda – tanda
deformasi yang membesar. Kegagalan ini sangat berbahaya dan harus
dihindari. Berbeda dengan kelelahan, rekah kerapuhan disebabkan oleh beban statik
Sifat Mekanis Baja
•Menurut SNI 03-1729-2002, sifat mekanis baja struktural adalah :
•Kekuatan tinggi
baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan
dengan kekuatan tegangan lelehnya (fy) atau oleh tegangan tarik batas
(fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya,
tetap mempunyai perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai.
Hal ini memungkinkan perencana sebuah konstruksi baja bisa mempunyai
beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih besar, sehingga
memberikan kelebihan ruangan dan volume yang dapat dimanfaatkan
akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.
•Kemudahan pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di workshop,
sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah erection
structure
• Keseragaman
Sifat-sifat dari baja, baik sebagai bahan bangunan maupun dalan bentuk
struktur terkendali dengan baik, sehingga para perencana dapat
mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja bisa bersifat sesuai
dengan yang diduga dalam perencanaan
• Duktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah
pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat
duktilitas. Sifat ini membuat baja mampu mencegah terjadinya
keruntuhan bangunan secara tiba-tiba.
• Dapat di las
Dalam keadaan panas (leleh) dapat digabungkan satu dengan yang lain
• Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan lagi untuk keperluan
lainnya
• Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan masih
mempunyai nilai ekonomis sebagai besi tua
• Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan
yang tidak terlalu sukar
• Kekerasan
Dapat melawan masuknya benda lain kedalam.
Bentuk Profil Baja
Produk Baja Di Pasaran
Hubungan Tegangan - Regangan Baja Tegangan :
Contoh :
Sebuah batang baja dengan panjang mula-mula 100 mm diberikan
pembebanan tarik hingga terjadi penambahan panjang sebesar 0,15
mm. Berapa nilai regangan yang dialami batang baja tersebut ?
Solusi :
= / L ; = 0,15 mm
L = 100 mm
= 0,15 / 100 = 0,0015 = 1,5 x 10-3
Idealisasi kurva tegangan – regangan baja :
•Pada umumnya kurva tegangan-regangan untuk baja berdasarkan pembebanan tarik (gbr
diatas)
•Sumbu vertikal merupakan nilai tegangan dan sumbu horisontal merupakan nilai
regangan
•Pada pembebanan awal, kurva berbentuk garisk lurus OA. Terdapat hubungan linier
antara tegangan dan regangan
•Slope dari garis lurus OA tersebut dikenal dengan Modulus Young
•Pada baja nilai Modulus Young (E) berkisar 200.000 MPa
Kurva Tegangan - Regangan Baja
Kurva tegangan – regangan berbagai jenis baja :
Kurva tegangan – regangan pada daerah lebih rinci
Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan strain adalah
pertambahan panjang dibagi panjang awal bahan.
Stress: σ = F/A F: gaya tarikan, A: luas penampang
Strain: ε = ΔL/L ΔL: pertambahan panjang, L: panjang awal
Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:
E=σ/ε
Elastisitas” atau “Young Modulus”. Kurva yang menyatakan
hubungan antara strain dan stress seperti ini kerap disingkat
kurva SS (SS curve). E = 200.000 MPa
= d tranversal / d axial
Fig 2. A stress–strain curve typical of structural steel
1. Ultimate Strength
2. Yield Strength
3. Rupture
4. Strain hardening region
5. Necking region.
A: Apparent stress (F/A0)
B: Actual stress (F/A)
Schematic appearance of round
metal bars after tensile testing.
(a) Brittle fracture
(b) Ductile fracture
(c) Completely ductile fracture
Perilaku Baja pada Suhu Tinggi
•Bila suhu mencapai 900C, hubungan tegangan-regangan baja menjadi
tidak lagi proporsional dan peralihan kuat leleh menjadi tidak tegas
•Modulus elastisitas E, kuat leleh fy, dan kuat tari fu, tereduksi dengan
sangat nyata
•Keruntuhan getas adalah jenis keruntuhan yang terjadi tanpa didahului oleh
deformasi plastis dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat
•Pada suhu normal, keruntuhan getas berpotensi untuk terjadi bila keadaan
tegangan cenderung bersifat multiaksial
Karena perubahan geometri yang tiba-tiba sering menimbulkan keadaan tegangan
multiaksial, konfigurasi dan perubahan penampang harus dibuat sehalus mungkin
untuk menghindari terjadinya keruntuhan getas.
Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan dalam
mengantisipasi keruntuhan getas :
•Karena regangan yang diakibatkan oleh beban layan biasanya <ey maka beban layan
biasanya tidak perlu diperhatikan sebagai penyebab sobekan lamelar
•Dalam sambungan las yang terkekang, regangan akibat susut logam las dalam arah
tegak lurus ketebalan sering terjadi secara lokal dan lebih besar daripada ey
•Sebagai akibat proses gilas baja panas, profil baja memiliki sifat yang berbeda-beda
dalam arah gilas, transfersal, dan ketebalan
•Pada daerah elastis, sifat-sifat baja dalam arah gilas dan arah transfersal hampir sama
( tahanan dalam arah transfersal sedikit lebih kecil daripada tahanan dalam arah gilas)
Keruntuhan Lelah (Fatigue)
•Tegangan tarik yang bersifat siklis dapat menyebabkan keruntuhan meskipun kuat leleh baja
tidak pernah tercapai
•Gejala tersebut dinamakan keruntuhan lelah (fatigue)
•Keruntuhan atau keretakan yang terjadi bersifat progresif hingga mencapai
keadaan instabilitas
•Keruntuhan lelah dipengaruhi oleh beberapa faktor :
•Dalam hal keruntuhan lelah, tegangan yang terjadi pada saat layan
merupakan pertimbangan utama, sedangkan mutu baja tidak memegang peranan penting
•Pengaruh beban mati juga tidak cukup sensitif
•Namun geometri penampang dan kehalusan penyelesaian detailing memberikan pengaruh
yang dominan
Example - Tensile Force acting on a Rod
A force of 10 kN is acting on a circular rod with diameter 10 mm. The stress in the rod
can be calculated as
σ = (10 103 N) / (π ((10 10-3 m) / 2)2)
= 127388535 (N/m2)
= 127 (MPa)
Shear Stress
Stress parallel to the plane is usually denoted "shear stress" and can be expressed
as
τ = Fp / A (2)
where
τ = shear stress ((Pa) N/m2, psi)
Fp = parallel component force (N, lbf)
A = area (m2, in2)
Strain (Deformation)
ensile or Compressive Stress - Normal Stress
Tensile or compressive stress normal to the plane is usually denoted "normal stress" or "direct stress" and can be expressed as
σ=F/A n (1)
where
σ = normal stress ((Pa) N/m , psi) 2
A = area (m , in ) 2 2
=σ/E (3)
where
dl = change of length (m, in)
l = initial length (m, in)
o
ε = strain - unitless
E = Young's modulus (Modulus of Elasticity) (N/m (Pa), lb/in (psi)) 2 2
Material
1010 N/m2 106 lb/in2 1010 N/m2 106 lb/in2 1010 N/m2 106 lb/in2
Steel 20 29 8.4 12 16
Profil Baja Struktural
Poril Baja WF (Wide Flange)
Profil baja ini biasa di gunakan untuk membuat
sebuah kolom , ring balk , tiang pancang , top
& bottom cord member pada truss , komposit
beam atau coloum , kanti liver kanopi .
U Channel (Kanal U , UNP)
UNEQUAL ANGLE
T-Beam
Pengunaan : balok lantai, balok kantilever
(kanopi: https://goo.gl/DYGbub
BATANG TARIK
SP-032
FT SIPIL UMJ
BATANG TARIK
BATANG TARIK ( TENSION)
Pu Pu
Pu Pu
h
An Ag n . d . t
Dimana :
An = Luas Netto ( Luas Bersih)
Ag = Luas Gross ( Luas Kotor)
n = Jumlah baut
d = diameter Lobang Baut
t = Tebal PelatPotongan melintang
h = Tinggi Pelat
b = diameter baut
An 0.85. Ag
Pada bentang garis OA, struktur baja akan berperilaku sebagai material elastis,
dimana deformasi yang terjadi akan berbanding lurus dengan penambahan beban
yang bekerja. Juga, ketika beban tersebut dihilangkan maka elemen akan kembali
ke keadaan seperti semula tanpa mengalami perubahan bentuk / deformasi
•Ketika tegangan yang terjadi mencapai titik A (tegangan leleh), maka deformasi
yang besar akan terjadi walaupun hanya bekerja penambahan beban yang relatif
kecil. Zona dimana kurva tegangan-regangan adalah datar (AB) dikenal dengan zona
plastis dimana struktur akan berperilaku sebagai material plastis
•Metode ASD menggunakan tegangan ijin yang lebih kecil daripada kuat
leleh baja
•Metode LRFD menggunakan kuat lelebh baja sampai dengan kuat batas
•Seperti jenis baja lainnya, baja aloi juga memiliki daerah plastis. Namun
dalam daerah plastis tersebut hubungan tegangan-ragangannya
menunjukkan penguatan. Karena baja tersebut tidak memiliki daerah
plastis yang betul-betul datar maka baja aloi (fy > 450 MPa) tidak boleh
digunakan dalam perencanaan plastis