Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Baja, Serta Kelebihan dan

Kekurangan Baja Sebagai Material Struktur


Agustus 4, 2017 - by Rajil Munir - Leave a Comment
Pengertian Baja – Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar
dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja
berkisar antara 0,2 % hingga 2,1 % berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengerasan pada kisi kristal atom besi. Baja karbon adalah baja
yang mengandung karbon lebih kecil 1,7 %, sedangkan besi mempunyai kadar karbon
lebih besar dari 1.7 %. Baja mempunyai unsur-unsur lain sebagai pemadu yang dapat
mempengaruhi

Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitasnya. Jadi
tidak mengherankan jika di setiap proyek-proyek konstruksi bangunan (jembatan atau
gedung) maka baja selalu ditemukan, meskipun tentu saja volumenya tidak harus
mendominasi. Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok
dipakai mengevaluasi struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa
selain kondisi tadi akan ada pengaruh lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan
hidup struktur bangunannya. Jadi pada suatu kondisi tertentu, suatu bangunan bahkan
dapat mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan beban sekalipun (belum
berfungsi). Jadi ketahanan bahan material konstruksi terhadap lingkungan sekitarnya
adalah penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik.

Kelebihan material baja dibandingkan material beton atau kayu adalah karena buatan
pabrik, yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik. Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa kualitas material baja yang dihasilkannya relatif homogen dan
konsisten dibanding material lain, yang berarti juga lebih dapat diandalkan mutunya.

Di sisi lain karena merupakan hasil produk industri, agar prosesnya menguntungkan
harus diusahakan mencapai kondisi optimum. Untuk itu diperlukan suatu kuantitas
tertentu yang terkesan relatif monoton serta tidak mudah dibuat variasinya. Itulah
pentingnya dibuat standarisasi bentuk profil. Dari tabel profil baja yang ada terlihat
banyak sekali profil yang tersedia, tetapi dalam kenyataannya jika peminatnya relatif
sedikit maka profil yang jarang dipakai tentunya tidak diproduksi banyak. Jadi akhirnya
tidak semua profil pada tabel dapat dipilih. Hanya profil-profil tertentu yang memang
umum (banyak) digunakan. Hal ini perlu diketahui insinyur perencana konstruksi baja,
jangan hanya berpedoman teoritis hitungan, karena kalau sampai mengubah profil
rencana dengan profil tersedia, kemungkinan berubah pula detail sambungan yang
dibuat. Jika ini tidak dipikirkan waktu dapat terbuang sia-sia.
Tidak ada jaminan bahwa lokasi pabrik baja akan berdekatan dengan proyek atau
bengkel fabrikasi, sehingga panjang profil baja ditentukan oleh kemampuan kendaraan
transportasi pengangkut (truk atau kapal) dan jalur transportasi (darat atau air) yang
akan dilaluinya.
Kelebihan dan Kekurangan Baja Sebagai
Material Struktur
A. Kelebihan Baja Sebagai Material Struktur
Jika kita menyimak bangunan sekitar kita baik berupa jembatan, gedung, pemancar,
papan iklan, dan lainnya akan sependapat bahwa baja merupakan material struktur
yang baik. Kelebihan dari baja terlihat dari kekuatan, relatif ringan, kemudahan
pemasangan, dan sifat baja lainnya. Kelebihan material baja akan dibahas dalam
paragraf berikut.

1. Kekuatan Tinggi

Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa beban
mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, bangunan
tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.

2. Keseragaman

Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur
beton bertulang.

3. Elastisitas

Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan material lain
karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi.
Momen inersia untuk penampang baja
dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang beton bertulang.

4. Permanen

Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan perawatan
pengecatan sama sekali.

5. Daktilitas

Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar
tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik
akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan
sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan
hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai
kemampuan struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi inelastis bolak-
balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah
besar kemampuan daya dukung bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu
elemen struktur akan mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa
titik. Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut
sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material daktil
adalah jika elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi
yang cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.

6. Liat (Toughness)

Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas.
Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup
besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja
bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan
pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur
dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut, geser, dan dilubangi tanpa
memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material untuk menyerap energi dalam jumlah
yang cukup besar disebut toughness.

7. Tambahan pada Struktur yang Telah Ada

Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang baru
maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan
jembatan baja seringkali diperlebar, dll.

Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah:

 kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,


 cepat dalam pemasangan,
 dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,
 kekuatan terhadap fatik,
 kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,
 masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur,
 adaptif terhadap prefabrikasi.

B. Kelemahan Baja Sebagai Material Struktur


Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf dibawah
ini.

1. Biaya Pemeliharaan

Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak
dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran


Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat
menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan
kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja
terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.

3. Rentan Terhadap Buckling

Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap buckling
(tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi
per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena
banyak material yang perlu digunakan untuk memperkuat kolom terhadap buckling.

4. Fatik

Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu
dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.

5. Keruntuhan Getas

Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat
terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan
temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas (ini
yang terjadi pada kapal Titanic).

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian baja, serta kelebihan dan kekurangan


baja sebagai material struktur semoga dapat berguna dan dapat membantu Anda
dalam memahami tentang baja serta lebih mengetahui tentang kekuatan material baja
sebagai struktur bangunan.

Baja
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jembatan Baja.
Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk menjadi dua bentuk kristal
yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC), tergantung dari tempraturnya ketika
ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan
FCC memiliki atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom. Interaksi alotropi yang terjadi
antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang membuat baja dan besi
tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat keseluruhan baja
tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja:
karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain
itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja
diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.[1]
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja
bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal dari atom penyusun besi. Tanpa karbon ini maka
struktur kristal dari besi murni tidak memiliki resistensi antar atom dan akan saling melewati satu
sama lain, atau menjadi sangat lembek. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna
hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan tariknya ,
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya.
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi menggunakan tungku
pembakar selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode
produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di
pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga produksinya
menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan
produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi tempa. Baja merupakan
komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata.
Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-
lembaga standar. Proses pemurnian lanjutan, seperti basic oxygen steelmaking (BOS),
menggantikan sebagian besar metoda-metoda lama dengan menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan kualitas produk akhir.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Definisi dan material terkait


 2Karakteristik material
o 2.1Perlakuan panas
 3Produksi baja
 4Industri baja
 5Sejarah
o 5.1Baja kuno
o 5.2Baja Woodz dan Damaskus
 6Klasifikasi baja
 7Lihat pula
 8Referensi
o 8.1Bibilografi
 9Bacaan lebih lanjut
 10Pranala luar
Definisi dan material terkait[sunting | sunting sumber]
Kata Baja dalam bahasa inggris, yaitu steel berasal dari kata keterangan Proto-
Germanic yaitu stahlija atau stakhlijan (terbuat dari baja), yang terkait
dengan stahlaz atau stahlija (berdiri tegap).[2]
Seperti yang sudah diulas, kandungan karbon dalam paduan baja ialah antara 0.002% sampai
2.14% dari berat paduan besi–karbon.[3] Jumlah ini bisa bervariasi tergantung dari elemen
pemadu yang ada didalam paduan seperti mangan, krom, nikel, besi, tungsten, karbon, dan lain
sebagainya. Pada dasarnya, baja adalah paduan besi-karbon yang tidak menjalani reaksi eutektik.
Kebalikannya, besi tuang justru mengalami reaksi tersebut. Apabila kandungan karbon dalam baja
terlalu sedikit, maka besi murni dalam paduan akan menjadi ulet, lembek, dan lemah. Kandungan
karbon yang lebih tinggi dari baja normal akan membuat satu paduan yang sering disebut besi babi.
Meskipun besi yang berhasil terpadu dengan karbon disebut baja karbon, baja paduan sendiri
adalah baja yang dimasukan dengan paduan elemen lain dengan tujuan untuk memberikan
karakteristik tertentu terhadap baja tersebut. Elemen-elemen pemadu yang umum dipadukan
adalah: mangan, nikel, kroma, molybdenum, boron, titanium, vanadium, tungsten, kobalt,
dan niobium.[1] Elemen lain yang penting dalam pembuatan baja: fosfor, belerang, silikon, dan
adanya sedikit oksigen, nitrogen, dan tembaga, yang biasanya tidak boleh ada dalam kandungan
baja.
Paduan besi-karbon saja tanpa elemen lain dengan kandungan karbon 2.1% biasa disebut besi
tuang. Dengan teknik pembuatan baja moderen seperti pembentukan bubuk logam, proses ini bisa
menghasilkan baja dan material lain dengan kandungan karbon amat tinggi. Besi Tuang tidak
mudah untuk dilunakkan bahkan ketika dipanaskan, tapi bisa dibentuk dengan
proses penuangan karena besi ini memiliki titik leleh yang rendah serta memiliki properti kemudahan
penuangan yang baik.[1] Sebagian komposisi dari besi tuang, meskipun masih lebih ekonomis
apabila di lebur dan tuang, bisa diberi perlakuan panas setelah dituang untuk membuat benda
dengan karakteristik besi lunak atau besi ulet. Baja berbeda dari besi tempa (sekarang sudah kuno),
yang mana besi tersebut mengandung sedikit karbon tetapi banyak sekali mengandung terak

Karakteristik material[sunting | sunting sumber]


Diagram fasa besi-karbon.

Berbagai sampel baja flatbar tempa-total. Yang pertama di paling kiri, adalah baja yang sudah normal. Yang
kedua telah melalui martensit tanpa tempa, proses penyiraman. Bagian lainnya telah melalui proses tempa di
oven menurut temperatur mereka masing-masing, selama satu jam. "Standar tempaan" seperti ini biasa
digunakan oleh pandai besi sebagai pembanding, memastikan bahwa pekerjaan mereka ditempa sesuai
dengan warna yang diinginkan.

Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, biasanya dalam bentuk
besi oksida seperti magnetit dan hematit. besi diekstraksi dari bijih besi dengan menghilangkan
atom oksigen dan kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon. Proses
ini disebut peleburan, yang pertamakali digunakan pada logam dengan titik lebur yang lebih rendah
dari besi seperti timah, yang meleleh di titik 250 °C (482 °F), serta tembaga yang meleleh di titik
1.100 °C (2.010 °F), kemudian kombinasi dari timah dan tembaga yaitu perunggu, yang titik lelehnya
lebih rendah dari 1.083 °C (1.981 °F) .[4] Sebagai pembanding, besi tempa meleleh di sekitar suhu
1.375 °C (2.507 °F).[4]Ada sejumlah kecil besi yang sudah melalui proses ini pada masa lampau
dengan cara memanaskan bijih yang ditanam pada bara api dan kemudian menggabungkan kedua
logam dengan menempanya menggunakan palu. Kandungan karbon yang terkandung juga dapat
dikontrol.
Temperatur tinggi pada proses peleburan dapat dicapai dengan metode kuno yang sudah dipakai
sejak zaman Perunggu. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas suhu 800 °C
(1.470 °F), maka harus diperhatikan bahwa proses peleburan harus dilaksanakan pada lingkungan
dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan paduan yang dinamakan
baja.[4] Kelebihan karbon dan pengotor lainnya dapat dihilangkan dengan beberapa proses
bertahap.
Beberapa material lainnya juga ditambahkan ke campuran besi/karbon untuk mendapatkan baja
dengan karakteristik yang diinginkan. Nikel dan mangan ditambahkan untuk menambah
kekuatan, krom ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan titik didih, serta
penambahan vanadium juga menambah kekerasan serta mengurangi dampak kelelahan logam.[5]
Untuk mencegah korosi, harus ditambahkan kromium paling sedikit 11% wt sehingga
membentuk oksida yang keras pada permukaan baja; baja ini dikenal dengan stainless steel (baja
anti noda). Tungsten ditambahkan pada pembentukan cementit, sehingga pada kecepatan
penyiraman yang lebih rendah akan membentuk martensit. Di sisi lain, sulfur, nitrogen,
dan fosfor membuat baja menjadi getas, sehingga elemen ini harus dipisahkan ketika pemrosesan.[5]
Densitas baja bervariasi tergantung dari unsur pembentuknya, namun umumnya berada di antara
7.750 and 8.050 kg/m3(484 and 503 lb/cu ft), atau 775 and 805 g/cm3 (448 and 465 oz/cu in).[6]
Meski dalam rentang konsentrasi campuran yang rendah besi dan karbon membentuk baja, namun
dapat terbentuk berbagai macam struktur metalurgi yang berbeda dengan sifat yang sangat berbeda
pula. Memahami sifat-sifat ini sangat penting dalam produksi baja. Pada suhu ruangan, bentuk besi
yang paling stabil adalah struktur body-centered cubic (BCC) yang disebut ferrit atau besi-α. Besi ini
merupakan logam lunak yang hanya dapat melarutkan karbon dalam konsentrasi kecil, tidak lebih
dari 0.021 wt% pada 723 °C (1.333 °F), dan hanya 0.005% pada 0 °C (32 °F). Pada 910 °C besi
murni berubah menjadi struktur face-centered cubic (FCC), yang disebut austenit atau besi-γ.
Struktur FCC austenit dapat melarutkan karbon lebih banyak, sampai 2.1%[7] (karbonnya 38 kali
ferrit) pada 1.148 °C (2.098 °F), yang disebut besi tuang (cast iron).[8]
Ketika baja dengan kandungan karbon kurang dari 0,8% dipanaskan, maka fase austenitic (FCC)
campuran mencoba berubah menjadi fase ferrit (BCC), menghasilkan karbon yang berlebih.
Kandungan karbon didalamnya tidak lagi pas didalam struktur austenit FCC. Salah satu cara untuk
kandungan karbon supaya bisa terlepas dari austenit tersebut adalah dengan menggunakan reaksi
pengendapan solusi cairan material tersebut menjadi sementit, sehingga tersisa besi fasa BCC
disekitarnya yang disebut ferit yang kandungan karbonnya lebih rendah. Kedua solusi ini, ferit dan
sementit, mengendap secara bersamaan dan membuat sebuah struktur berlapis yang
disebut pearlit, dinamai begitu karena kesamaanya dengan material ibu segala mutiara. Dalam
sebuah komposisi hypereutectoid (kandungan karbon diatas 0.8%), karbon tersebut akan
mengendap terlebih dahulu dengan bentuk sebagai sementit, masuk kedalam bulir pinggiran
austenit sampai presentase karbon didalam bulir berkurang hingga mencapai komposisi eutektoid
(0.8% karbon), disaat bersamaan struktur pearlit terbentuk. Untuk baja yang memiliki komposisi
hypoeutektoid (kandungan karbon dibawah 0.8%), ferit akan terbentuk didalam bulir-bulir besi
hingga komposisi lainnya akan naik hingga mencapai 0.8% bagian karbon, dimana struktur pearlit
akan terbentuk pada saat yang bersamaan.[9] Contoh tersebut berasumsi bahwa proses penyiraman
terjadi perlahan, memberikan waktu yang cukup untuk migrasi karbon dalam cairan solusi.
Dengan meningkatnya kecepatan penyiraman, karbon akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk
membentuk karbit pada pinggiran bulir namun akan menghasilkan pearlit yang semakin halus dan
halus dalam jumlah besar di dalam struktur bulir tersebut; itulah alasannya kenapa karbit disebar
berjauhan dan berfungsi sebagai pencegah cacat didalam bulir tersebut, menghasilkan perkerasan
struktur baja. Pada pendinginan kecepatan sangat tinggi yang dihasilkan oleh proses penyiraman,
kandungan karbon tidak sempat lagi bermigrasi tapi terkunci ditengah-tengah permukaan austenit
dan membentuk martensit. Martensit ialah sebuah bentuk karbon dan besi yang disupersaturasi juga
sangat tertekan dan terbebani sehingga sangatlah keras namun rapuh dan tidak elastis. Tergantung
dari kandungan karbonnya, fase martensitik sendiri terdiri dari beberapa bentuk. Dibawah 0.2%
kandungan karbon, maka akan terbentuk kristal BCC ferit, tapi pada kandungan karbon yang lebih
tinggi martenit akan membentuk struktur tetragonal terpusat (BCT). Tidak ada aktifasi energi panas
untuk perubahan wujud dari austenit ke martensit.[butuh klarifikasi] Lebih dari itu, tidak ada perubahan
komposisional sehingga atom-atom penyusun biasanya tidak berganti pasangan.[10]
Martensit memiliki kepadatan yang lebih rendah dari austenit karena mengembang ketika terjadi
pendinginan, jadi perubahan wujud yang terjadi antara mereka hanyalah perubahan volume. Dalam
hal ini, pengembangan terjadi. Beban internal dari penggembungan ini biasanya berwujud kompresi
fisik terhadap kristal martensite dan tekanan terhadap ferit sisanya, dan pergeseran yang cukup
banyak pada keduanya.Apabila penyiraman tidak dilaksanakan dengan benar, beban internal dalam
baja tersebut akan mengakibatkan pecahnya struktur ketika pendinginan. Paling minimal hal ini akan
menyebabkab perkerasan kerja dan ketidaksempurnaan lainnya. Sangat umum terjadinya getas
penyiraman untuk terbentuk ketika baja diberi perlakuan penyiraman air, meskipun tidak selalu
terlihat mata.[11]
Perlakuan panas[sunting | sunting sumber]
Ada berbagai perlakuan panas yang biasa digunakan pada proses pengolahan baja. Perlakuan
panas yang paling sering digunakan adalah annealing, quenching, dan tempering. Annealing adalah
perlakuan panas terhadap baja yang dilakukan dengan memanaskan baja hingga temperatur cukup
tinggi untuk membuat baja lunak. Proses ini terjadi dalam tiga tahapan, pemulihan, rekristalisasi,
dan penumbuhan butir. Temperatur yang dibutuhkan untuk annealing bergantung pada jenis
annealing dan kandungan elemen campuran dalam baja.
Quenching dan tempering awalnya melibatkan pemanasan baja hingga fasanya berubah menjadi
austenit lalu dilakukan pendinginan menggunakan media pendingin oli atau air. Penurunan
temperatur yang tiba-tiba menghasilkan struktur martensit yang keras dan getas. Baja lalu diproses
melalui proses tempering yang merupakan salah satu jenis dari annealing. Pada proses ini sebagian
dari struktur martensit akan berubah menjadi sementit, atau spheroidite untuk mengurangi tegangan
internal dan cacat dalam baja, sehingga baja lebih ulet dan lebih tahan terhadap keretakan.

Produksi baja[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembuatan baja
Lihat pula: Daftar negara menurut produksi baja

Pelet bijih besi untuk produksi baja

Pengertian proses ereksi pada konstruksi baja secara umum adalah suatu proses yang terdiri dari
perakitan komponen baja sehingga menjadi satu kesatuan yang dilaksanakan di lapangan. Proses
ereksi terdiri dari proses pengangkatan dan menempatkan komponen baja ke posisi yang
diinginkan, kemudian menghubungkan mereka bersama-sama.
Setelah besi melalui proses peleburan dari bijih, besi tersebut akan mengandung karbon yang
berlebih. Untuk menjadikannya baja yang normal, perlu dilelehkan dan diproses ulang untuk
mengurangi kandungan karbonnya hingga mencapai jumlah yang diinginkan, maka setelah itu
elemen-elemen lain dapat ditambahkan. Cairan ini lalu dituang secara terus-menerus membentuk
lempeng besi panjang atau dituang menjadi batangan baja. Sekitar 96% baja dituang secara kontinu
dan 4%nya diproduksi dalam wujud batangan ingot.[12]
Batangan-batangan ingot ini kemudian dipanaskan didalam lubang peluruh dan digulung ketika
masih panas menjadi lempengan, billet, atau billet tempa. Lempengan akan digulung panas
atau dingin menjadi lembaran logam atau pelat. Billet yang bersuhu dingin atau panas digulung
menjadi batangan, tongkat, dan kabel. Tempaan digulung dingin atau panas menjadi baja struktural,
seperti I-beam dan besi rel. Dalam sebuah pabrik baja modern proses-proses ini terjadi di dalam
sebuah jalur perakitan, bijih besi masuk dan produk baja keluar.[13] Kadang setelah baja tersebut
selesai digulung kemudian diberi perlakuan panas untuk peningkatan kekuatan, tetapi jarang
dilaksanakan.[14]

Industri baja[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Sejarah industri baja modern, Tren industri baja global, Produksi baja menurut negara,
dan Daftar produsen baja

Produksi baja menurut negara tahun 2007

Sebuah pabrik baja di Britania Raya.


Sudah biasa terdengar sebutan "industri besi dan baja" sebagai suatu kesatuan, tetapi dari
perspektif sejarah mereka adalah produk yang berbeda. Industri baja sering digunakan sebagai
indikator perkembangan ekonomi, dikarenakan peran baja untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur
dan perkembangan ekonomi secara menyeluruh.[15]
Tahun 1980, lebih dari 500.000 pekerja di industri baja. Pada tahun 2000, pekerja di industri baja
menurun hingga 224.000.[16]
Perkembangan ekonomi di India dan Cina yang pesat mengakibatkan peningkatan permintaan baja
pada tahun belakangan ini. Antara tahun 2000 hingga 2005, permintaan dunia terhadap baja
meningkat sekitar 6%. Sejak tahun 2000, beberapa perusahaan baja Cina dan India [17] telah
menjadi perusahaan besar di industri ini, seperti Tata Steel, Shanghai Baosteel
Corporation dan Grup Shagang. Produsen baja terbesar di dunia adalah ArcelorMittal.
Pada tahun 2005, British Geological Survey menyatakan bahwa Cina adalah produsen baja terbesar
di dunia, sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal dari Cina, disusul oleh Jepang, Russia dan
Amerika Serikat.[18]
Tahun 2008, baja menjadi komoditas perdagangan di London Metal Exchange. Pada akhir 2008,
industri baja sempat terjatuh sehingga banyak menyebabkan pemutusan hubungan kerja.[19]

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Baja kuno[sunting | sunting sumber]

Penempaan menggunakan tungku tempa selama Abad Pertengahan

Baja pada jaman kuno dan antik sudah dikenal dan biasanya diproduksi menggunakan tungku
tempa dan tungku wadah.[20][21]
Pembuatan baja paling tua dalam sejarah sampai sekarang adalah beberap keping perkakas besi
yang digali dari sebuah situs arkeologi di Anatolia (Kaman-Kalehoyuk) dan berusia hampir 4.000
tahun lamanya, bertanggal 1.800 SM.[22][23] Horace mengidentifikasi adanya senjata-senjata
berbahan baja seperti falcata di Semenanjung Iberia, sedangkan Baja Nordik sempat digunakan
oleh Pasukan Roma.[24]
Reputasi dari Besi serik di India Selatan (baja wootz) tumbuh dengan pesatnya di seantero dunia
pada saat itu.[21] Situs-situs pembuatan logam di Sri Lanka menggunakan oven yang memanfaatkan
angin muson, mampu untuk membuat baja berkadar karbon tinggi. Produksi massal baja
Wootz di Tamilakam menggunakan tungku wadah dan sumber karbon seperti
tanaman Avaram terjadi di abad ke-enam SM, sebuah pionir untuk produksi dan metalurgi baja
modern.[20][21]
Orang-orang Cina di Periode Negara Perang (403-221 SM) memiliki baja yang diperkeras dengan
penyiraman,[25] sedangkan orang Cina pada periode Dinasti Han (202 SM - 220 AD) membuat baja
dengan melelehkan besi tempa dan besi tuang bersama-sama, menghasilkan produk akhir yaitu
baja berkandungan karbon menengah pada abad ke-1 M.[26][27]
Orang Haya dari Afrika Timur menemukan sebuah oven yang bisa merekagunakan untuk membuat
baja karbon pada suhu 1.802 °C (3.276 °F) nyaris 2.000 tahun lalu lamanya. Baja Afrika Timur ini
kemungkinan bertanggal 1.400 SM menurut Richard Hooker.[28][29]
Baja Woodz dan Damaskus[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Baja Wootz dan Baja Damaskus
Bukti-bukti adanya produksi baja berkarbon tinggi tertua di Subkontinen India ditemukan
di Kodumana, wilayah Tamil Nadu, Golconda di wilayah Andhra Pradesh dan Karnataka, serta di
wilayah Samanalawewa, Sri Langka.[30] Baja ini dikenal kemudian sebagai baja Wootz, dibuat di
India Selatan pada periode abad ke-enam SM dan diekspor ke seluruh dunia.[31][32] Teknologi baja
yang sudah ada sebelum 326 SM di wilayah tersebut ditemukan dalam isi literatur Tamil Sangam,
Arab dan Latin sebagai baja-baja yang terbaik di dunia dan diekspor ke orang-orang Roma, Mesir,
Cina dan Arab pada saat itu - yang mereka sebut besi Serik. [33] Sebuah Perkumpulan Tamil di
Tissamaharama pada tahun 200 SM, di Tenggara Sri Lanka, membawa serta artifak besi dan baja
dari periode klasik.[34][35][36]
Orang Cina dan lokal di wilayah Anuradhapura, Sri Lanka juga mengadopsi metoda pembuatan baja
Wootz dari Dinasti Chera Tamil di India Selatan pada abad ke-5 M.[37][38] Di Sri Lanka, metoda
pembuatan baja kuno ini menggunakan sebuah oven angin yang unik, memanfaatkan angin
muson yang memiliki kemampuan pembuatan baja berkadar karbon tinggi.[39][40] Karena hal ini,
maka asal-muasal teknologi baja di India bisa diestimasi pada rentang waktu 400-500 SM.[31][40]

Klasifikasi baja[sunting | sunting sumber]

Rangka konstruksi baja untuk gudang atau pabrik.

 Berdasarkan komposisi
 Baja karbon
 Baja paduan rendah
 Baja tahan karat
 Berdasarkan proses pembuatan
 Tanur baja terbuka
 Dapur listrik
 Proses oksidasi dasar
 Berdasarkan bentuk produk
 Pelat batangan
 Tabung
 Lembaran
 Pita
 Bentuk struktural
 Berdasarkan struktur mikro
 Feritik
 Perlitik
 Martensitik
 Austenitik
 Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi
 Baja Struktural
 Baja Non-Struktural

Anda mungkin juga menyukai