Anda di halaman 1dari 16

BAJA

“LAPORAN SURVEY STASIUN SOLO BALAPAN DAN


PURWOSARI”

DOSEN PENGAMPU
Ir. Luky Primantari, MT.

DISUSUN OLEH
Iqsan Aldiansyah ( 1201620009 )
Didik Eka S (1201620006)

UNIVERSITAS SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN

Page | i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang“Struktur Baja Sebagai Salah Satu Bahan Konstruksi di Teknik
Sipil” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bahan bahan struktur baja. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

SURAKARTA, 30 MARET 2018

Page | ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………..1

B. Tujuan…………………………………………………………………………………………………..…….1

C. Waktu Survey……………………………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Baja………………………………………………………………………………………………3

B. Kelebihan Dan Kekurangan Baja……………………………………………………………………3

C. Tipe Struktur Baja………………………………………………………………………..……………….6

D. Data Profil Struktur……………………………………………………………………………………….7

E. Jenis Sambungan Baja…………………………………………………………………………………10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………12

B. Saran…………………………………………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………..13

Page | iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula


kebutuhanmanusia.Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu
orang membuat jalan hanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-
kerikil, tapi kini semuanya telah berubah,manusia berusaha membuat jalan
sebagai sarana transportasi dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi
rekayasa guna memenuhi kebutuhannya.Pembangunan dalam setiap bidang
yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung, jembatan,
jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari
dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi sampai berbagai
macam mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah terlebih
dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini
diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta
syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja
.Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, timbulah suatu permasalahan
dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi kami untuk melaksanakan
suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa
saja yang harus dipenuhi oleh baja.

B. TUJUAN

1. Untuk mengenal apa itu baja.

2. Agar bisa membedakan baja yang baik.

3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan baja dalam konstruksi bangunan.

4. Mengetahui agar bisa membedakan perhitungan ASD dan LRFD.

Page | 1
C. WAKTU DAN TEMPAT SURVEY

Tempat, Hari, Tanggal, : Stasiun Purwosari, Kamis, 22 Maret 2018 Pukul


( 14.00 – selesai )

: Stasiun Solo Balapan, Jumat, 23 Maret 2018

pukul ( 11.00 – selesai )

Page | 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAJA

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar


dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam
baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon
dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser
pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.

Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi
getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat atau
lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung
setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam).
Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film
oksidakromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi
(Ferum). Stainless Steel sering digunakan dalam perlengkapan Stainless Steel
untuk industri makanan.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAJA SEBAGAI MATERIAL STRUKTUR

Kelebihan Baja sebagai Material Struktur antara lain :

1) Kekuatan Tinggi

Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa
beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang,
bangunan tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.

2) Keseragaman

Page | 3
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada
struktur beton bertulang.

3) Elastisitas

Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan


material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan
yang cukup tinggi. Momen inersia untuk penampang baja
dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang beton
bertulang.

4) Permanen

Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang,
bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak
memerlukan perawatan pengecatan sama sekali.

5) Daktilitas

Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang


besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji
terhadap tarik akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi
perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan
getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-2002
mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh
pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan
mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil
baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat
mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika
elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi yang
cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.

6) Liat (Toughness)

Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan
daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan

Page | 4
deformasi yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena
dengan sifat ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama
pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran.
Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban
kejut, geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan
material untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar
disebuttoughness.

7) Tambahan pada Struktur yang Telah Ada

Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang
baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada,
bahkan jembatan baja seringkali diperlebar.

8) Lain-lain

Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah:

a. Kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,

b. Cpat dalam pemasangan,

c. Dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,

d. Kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,

e. Masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur.

f. Adaptif terhadap prefabrikasi

Kelemahan Baja sebagai Material Struktur


Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf
dibawah ini.

1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan
terjadi kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

Page | 5
2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis
jika terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik
sehingga dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya,
portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan
material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.

3. Rentan Terhadap Buckling


Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya
terhadapbuckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai
kekuatan yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom
seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu digunakan untuk
memperkuat kolom terhadapbuckling.

4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam
perancangan perlu dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur
akan terjadi beban siklis.

5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan
getas dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban
fatik dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan
keruntuhan getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).

C. TYPE STRUKTUR

Tipe Rangka (Frame Structure)

Tipe rangka terdiri dari beberapa batang baja yang saling memperkuat satu
sama lain. Batang baja tersebut antara lain : batang tarik, batang belok, dan batang
yang mendapat kombinasi beben lentur dengan batang aksiar. Contoh bangunan
yang menggunakan tipe rangka adalah jembatan, struktur atap, pergudangan,
bangunan pabrik, BTS operator seluler, tower transmisi listrik, dan lain-lain.

Tipe Cangkang (Shell Type Structure)

Page | 6
Pada tipe cangkang ini, tegangan utamanya berupa tarikan. Selain untuk
melayani fungsi bangunan, struktur tipe cangkang atau kubahnya juga bertindak
untuk menahan beban. Biasanya penggunaan struktur tipe cangkang
dikombinasikan dengan struktur tipe rangka. Sedangkan penerapan bangunan
yang menggunakan tipe cangkang adalah bangunan yang membutuhkan kubah
dibagian atasnya seperti gelora atau stadion.

Tipe Suspensi ( Suspension Type Structure)

Elemen utama pada struktur baja tipe suspensi adalah keberadaan kabel
tarik. Elemen tarik ini terbukti paling efiesien untuk menahan beban sehingga
bangunan dengan struktur tipe suspensi ini semakin banyak digunakan. Salah satu
contoh pemanfaatan tipe suspensi ini adalah pada penggunaan kabel baja pada
jembatan.

Untuk tipe struktur baja yang di gunakan pada Stasiun KA Purwosari dan
Solo Balapan adalah tipe rangka, untuk rangka atap.

D. DATA PROFIL BAJA

1. Wide Flang ( WF )

Baja Wide Flang atau kebanyakan orang baja WF atau baja H-beam ini biasa
digunakan untuk membuat sebuah kolom , balok , tiang pancang , top & bottom
chord member pada truss , composite beam atau coloum , kanti liverkanopi , dan
masih banyak lagi kegunaan nya.

Ada pun istilah lain dalam menyebutkan baja Wide Flange (WF): IWF, WF, H-
Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

Page | 7
2. Channel atau UNP

Baja Channel atau UNP ini punya kegunaan yang hampir sama dengan
baja WF , kecuali untuk kolom jarang baja UNP ini jarang digunakan karena
struktur nya yang mudah mengalami tekukan disetiap sisi nya.
bukan hanya baja WF yang mempunya istilah lain baja UNP jug punya istilah
lain ini lah istilah lain baja UNP: Kanal U, U-channel, Profil U

3. Channel C

Baja channel C (CNP) Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup
atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll),
member pada truss, rangka komponen arsitektural.

Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

4. RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed ( Hollow Persegi )

Baja jenis ini biasa digunakan untuk komponen rangka arsitektural (ceiling,
partisi gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural.

ada pun istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi.

Page | 8
5. SHS (Square Hollow Section) – cold formed ( Hollow Kotak )

Baja ini kegunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS

6. Siku sama kaki

7. Rails

8. Sheet piles

Page | 9
E. JENIS SAMBUNGAN BAJA

1. Paku keeling

Paku keling dibuat dari baja batangan dan memiliki bentuk silinder dengan
kepala di salah satu ujungnya. Baja paku keling adalah baja karbon sedang dengan
identifikasi ASTM A502 Mutu I (Fv = 28 ksi) (1190 MPa) dan Mutu 2 (Fy = 38
ksi) (260 MPa), serta kekuatan leleh minimum yang ditetapkan didasarkan pada
bahan baja batangan.

2. Baut

Baut yang secara praktis sudah ditinggalkan ini dibuat dengan mesin dari
bahan berbentuk segienam dengan toleransi yang lebih kecil (sekitar 5'0 inci.) bila
dibandingkan baut hitam. Jenis baut ini terutama digunakan bila sambungan
memerlukan baut yang pas dengan lubang yang dibor, seperti pada bagian
konstruksi paku keling yang terletak sedemikian rupa hingga penembakan paku
keling yang baik sulit dilakukan.

Page | 10
3. Las

Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara


memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa
bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan

A. Sambungan Baja Yang Ada Di Stasiun KA Purwosari Dan Solo Balapan

Sambungan untuk struktur baja di stasiun ini menggunakan paku keling, baut dan
juga las untuk menyambungkan tiap – tiap bagian rangka baja.

Page | 11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar


dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam
baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon
dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser
pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.

Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai
dengan 1,67 % (maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu baja karbon, baja paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel). Proses
pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses konvertor, proses terbuka
(Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace).

B. SARAN

a. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan


berpedoman pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.

b. Maraknya supplier atau produksi atap baja ringan nampaknya merupakan


evolusi atau perubahan seiring berkembangnya teknologi pada saat ini dimana
manusia berfikir untuk melakukan perubahan serta perkembangan untuk
kemajuan teknologi tersebut dengan berbagai hal pertimbangan termasuk
dampak lingkungan, efisiensi serta keuntungan yang diperoleh didalamnya.

c. Perlu di perhatikan ketika menggunakan baja sebagai bahan struktur,


pekerjaan baja harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas
baja menurun.

Page | 12
DAFTAR PUSTAKA

https://yefrichan.wordpress.com/2011/04/16/jenis-jenis-baja/

http://bestananda.blogspot.co.id/2013/09/kelebihan-dan-kekurangan-baja-
sebagai.html

http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-pembuatan-baja-
konvertor.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Baja

http://arafuru.com/material/kelebihan-dan-kekurangan-baja-sebagai-bahan-
bangunan.html

https://www.google.com/search?q=latar%20belakang%20baja

http://kulitdjeruk.blogspot.co.id/2016/01/8-jenis-profil-baja-utama-sebagai-
bahan.html

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai