DOSEN PENGAMPU
Ir. Luky Primantari, MT.
DISUSUN OLEH
Iqsan Aldiansyah ( 1201620009 )
Didik Eka S (1201620006)
UNIVERSITAS SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
Page | i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang“Struktur Baja Sebagai Salah Satu Bahan Konstruksi di Teknik
Sipil” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bahan bahan struktur baja. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Page | ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………..1
B. Tujuan…………………………………………………………………………………………………..…….1
C. Waktu Survey……………………………………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Baja………………………………………………………………………………………………3
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………12
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………..13
Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Page | 1
C. WAKTU DAN TEMPAT SURVEY
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BAJA
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi
getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat atau
lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung
setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam).
Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film
oksidakromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi
(Ferum). Stainless Steel sering digunakan dalam perlengkapan Stainless Steel
untuk industri makanan.
1) Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa
beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang,
bangunan tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
2) Keseragaman
Page | 3
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada
struktur beton bertulang.
3) Elastisitas
4) Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang,
bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak
memerlukan perawatan pengecatan sama sekali.
5) Daktilitas
6) Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan
daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan
Page | 4
deformasi yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena
dengan sifat ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama
pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran.
Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban
kejut, geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan
material untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar
disebuttoughness.
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang
baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada,
bahkan jembatan baja seringkali diperlebar.
8) Lain-lain
1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan
terjadi kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
Page | 5
2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis
jika terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik
sehingga dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya,
portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan
material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.
4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam
perancangan perlu dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur
akan terjadi beban siklis.
5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan
getas dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban
fatik dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan
keruntuhan getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).
C. TYPE STRUKTUR
Tipe rangka terdiri dari beberapa batang baja yang saling memperkuat satu
sama lain. Batang baja tersebut antara lain : batang tarik, batang belok, dan batang
yang mendapat kombinasi beben lentur dengan batang aksiar. Contoh bangunan
yang menggunakan tipe rangka adalah jembatan, struktur atap, pergudangan,
bangunan pabrik, BTS operator seluler, tower transmisi listrik, dan lain-lain.
Page | 6
Pada tipe cangkang ini, tegangan utamanya berupa tarikan. Selain untuk
melayani fungsi bangunan, struktur tipe cangkang atau kubahnya juga bertindak
untuk menahan beban. Biasanya penggunaan struktur tipe cangkang
dikombinasikan dengan struktur tipe rangka. Sedangkan penerapan bangunan
yang menggunakan tipe cangkang adalah bangunan yang membutuhkan kubah
dibagian atasnya seperti gelora atau stadion.
Elemen utama pada struktur baja tipe suspensi adalah keberadaan kabel
tarik. Elemen tarik ini terbukti paling efiesien untuk menahan beban sehingga
bangunan dengan struktur tipe suspensi ini semakin banyak digunakan. Salah satu
contoh pemanfaatan tipe suspensi ini adalah pada penggunaan kabel baja pada
jembatan.
Untuk tipe struktur baja yang di gunakan pada Stasiun KA Purwosari dan
Solo Balapan adalah tipe rangka, untuk rangka atap.
1. Wide Flang ( WF )
Baja Wide Flang atau kebanyakan orang baja WF atau baja H-beam ini biasa
digunakan untuk membuat sebuah kolom , balok , tiang pancang , top & bottom
chord member pada truss , composite beam atau coloum , kanti liverkanopi , dan
masih banyak lagi kegunaan nya.
Ada pun istilah lain dalam menyebutkan baja Wide Flange (WF): IWF, WF, H-
Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.
Page | 7
2. Channel atau UNP
Baja Channel atau UNP ini punya kegunaan yang hampir sama dengan
baja WF , kecuali untuk kolom jarang baja UNP ini jarang digunakan karena
struktur nya yang mudah mengalami tekukan disetiap sisi nya.
bukan hanya baja WF yang mempunya istilah lain baja UNP jug punya istilah
lain ini lah istilah lain baja UNP: Kanal U, U-channel, Profil U
3. Channel C
Baja channel C (CNP) Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup
atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll),
member pada truss, rangka komponen arsitektural.
Baja jenis ini biasa digunakan untuk komponen rangka arsitektural (ceiling,
partisi gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural.
ada pun istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi.
Page | 8
5. SHS (Square Hollow Section) – cold formed ( Hollow Kotak )
Baja ini kegunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS
7. Rails
8. Sheet piles
Page | 9
E. JENIS SAMBUNGAN BAJA
1. Paku keeling
Paku keling dibuat dari baja batangan dan memiliki bentuk silinder dengan
kepala di salah satu ujungnya. Baja paku keling adalah baja karbon sedang dengan
identifikasi ASTM A502 Mutu I (Fv = 28 ksi) (1190 MPa) dan Mutu 2 (Fy = 38
ksi) (260 MPa), serta kekuatan leleh minimum yang ditetapkan didasarkan pada
bahan baja batangan.
2. Baut
Baut yang secara praktis sudah ditinggalkan ini dibuat dengan mesin dari
bahan berbentuk segienam dengan toleransi yang lebih kecil (sekitar 5'0 inci.) bila
dibandingkan baut hitam. Jenis baut ini terutama digunakan bila sambungan
memerlukan baut yang pas dengan lubang yang dibor, seperti pada bagian
konstruksi paku keling yang terletak sedemikian rupa hingga penembakan paku
keling yang baik sulit dilakukan.
Page | 10
3. Las
Sambungan untuk struktur baja di stasiun ini menggunakan paku keling, baut dan
juga las untuk menyambungkan tiap – tiap bagian rangka baja.
Page | 11
BAB III
A. KESIMPULAN
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai
dengan 1,67 % (maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu baja karbon, baja paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel). Proses
pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses konvertor, proses terbuka
(Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace).
B. SARAN
Page | 12
DAFTAR PUSTAKA
https://yefrichan.wordpress.com/2011/04/16/jenis-jenis-baja/
http://bestananda.blogspot.co.id/2013/09/kelebihan-dan-kekurangan-baja-
sebagai.html
http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-pembuatan-baja-
konvertor.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Baja
http://arafuru.com/material/kelebihan-dan-kekurangan-baja-sebagai-bahan-
bangunan.html
https://www.google.com/search?q=latar%20belakang%20baja
http://kulitdjeruk.blogspot.co.id/2016/01/8-jenis-profil-baja-utama-sebagai-
bahan.html
Page | 13