Anda di halaman 1dari 18

Tugas 1 Teknologi Bahan:

Besi dan Baja Tulangan

Jl. Swadarma Raya No.58, Ulujami, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta


Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12250

Kelompok :
Rachmat Rayadi 09022032
Erwin Sigalingging 09022035
Daftar Isi
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................4
2.1.1 Jenis Besi Tulangan......................................................................................................................4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
melaksanakan tugas dari dosen Ibu Filki Suri Widyatami selaku pengampu materi Teknologi
Bahan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta Selatan, 03 Oktober 2023

Kelompok 5
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Besi dan baja tulangan merupakan dua bahan konstruksi yang sangat penting dalam
industri konstruksi. Kedua bahan ini memiliki peran utama dalam memastikan kekuatan,
kestabilan, dan daya tahan struktur bangunan. Besi dan baja tulangan digunakan dalam
berbagai proyek konstruksi, mulai dari bangunan pencakar langit hingga jembatan dan
infrastruktur transportasi.
Sejak awal revolusi industri, penggunaan besi dan baja telah menjadi inti dari
perkembangan teknologi konstruksi. Kekuatan, elastisitas, dan ketahanan terhadap korosi
adalah beberapa karakteristik utama yang membuat besi dan baja menjadi pilihan utama
dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan tahan lama. Pada masa kini, besi
dan baja tulangan tetap menjadi unsur kunci dalam proyek-proyek konstruksi besar di seluruh
dunia. Selain itu, penting untuk memahami bahwa besi dan baja tulangan memiliki pengaruh
besar terhadap faktor keamanan dalam bangunan. Kekurangan atau kerusakan dalam besi dan
baja tulangan dapat menyebabkan penurunan kekuatan struktural dan potensi kerusakan
serius. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang pemilihan, instalasi, dan pemeliharaan
besi dan baja tulangan adalah hal yang krusial bagi para profesional dan insinyur dalam
industri konstruksi.
Selama beberapa dekade terakhir, telah terjadi perkembangan signifikan dalam
teknologi produksi dan penggunaan besi dan baja tulangan. Inovasi ini telah membawa
perubahan dalam metode konstruksi, keberlanjutan, dan efisiensi dalam industri konstruksi.
Selain itu, tantangan baru seperti ketahanan terhadap gempa bumi, keberlanjutan lingkungan,
dan perubahan iklim mempengaruhi cara besi dan baja tulangan digunakan dalam desain dan
konstruksi bangunan.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam
tentang besi dan baja tulangan, termasuk sejarah perkembangannya, karakteristik material,
metode pemilihan jenis dan mutu baja tulangan. Selain itu, makalah ini juga akan membahas
tantangan dan inovasi terkini dalam penggunaan besi dan baja tulangan dalam industri
konstruksi yang berkembang pesat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang topik ini,
diharapkan para pembaca akan dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam
perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi serta berkontribusi pada perkembangan
industri konstruksi yang berkelanjutan.
b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka makalah ini
memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah perkembangan penggunaan besi dan baja tulangan dalam industri
konstruksi, dan bagaimana perkembangan ini mempengaruhi teknologi dan desain bangunan?
2. Apa karakteristik fisik dan mekanik dari besi dan baja tulangan, dan bagaimana karakteristik
ini memengaruhi performa struktural bangunan?
3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan besi dan baja tulangan dalam desain dan
konstruksi bangunan, dan bagaimana keputusan pemilihan ini memengaruhi kekuatan dan
kestabilan struktural?
4. Bagaimana metode instalasi besi dan baja tulangan yang tepat, dan apa dampaknya terhadap
integritas struktural dan keamanan bangunan?
5. Apa tantangan utama yang dihadapi dalam pemeliharaan besi dan baja tulangan dalam
bangunan, dan bagaimana strategi pemeliharaan yang efektif dapat diimplementasikan?
6. Bagaimana besi dan baja tulangan berkontribusi pada keberlanjutan dalam industri
konstruksi, termasuk dampaknya terhadap lingkungan dan efisiensi energi?
7. Bagaimana besi dan baja tulangan dapat ditingkatkan untuk meningkatkan ketahanan
terhadap gempa bumi dalam desain bangunan?
8. Apa peran inovasi terbaru dalam teknologi besi dan baja tulangan dalam menghadapi
perubahan iklim dan tantangan lingkungan lainnya dalam industri konstruksi?
9. Bagaimana perbandingan antara besi tulangan dan baja tulangan dalam hal performa
struktural, biaya, dan keberlanjutan?
10. Bagaimana pengaruh regulasi dan standar teknis terhadap penggunaan besi dan baja tulangan
dalam konstruksi bangunan?

c. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas teknologi bahan
adapun juga dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. untuk menyelidiki bagaimana penggunaan besi dan baja tulangan telah
berkembang dari zaman kuno hingga saat ini.
2. untuk memahami sifat fisik dan mekanik dari besi dan baja tulangan serta
dampaknya terhadap kinerja struktural dalam bangunan.
3. untuk mengkaji metode yang digunakan dalam pemilihan dan desain besi dan
baja tulangan dalam proyek konstruksi.
4. Untuk mengetahui metode instalasi besi dan baja tulangan yang tepat, serta
untuk mengetahui dampaknya terhadap instegritas struktural dan keamanan
bangunan.
5. Untuk mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul selama instalasi dan
pemeliharaan besi dan baja tulangan serta menyajikan solusi yang sesuai.
6. untuk memahami bagaimana penggunaan besi dan baja tulangan
mempengaruhi aspek keberlanjutan dalam industri konstruksi, seperti
efisiensi energi dan dampak lingkungan.
7. untuk menyelidiki bagaimana besi dan baja tulangan dapat meningkatkan
ketahanan terhadap gempa bumi dalam desain bangunan.
8. untuk memeriksa inovasi terbaru dalam teknologi dan material besi dan baja
tulangan yang memengaruhi cara mereka digunakan dalam konstruksi.
9. untuk membandingkan kinerja, biaya, dan keberlanjutan antara besi tulangan
dan baja tulangan dalam konteks konstruksi.
10. untuk mengevaluasi peran regulasi dan standar teknis dalam menjaga
keamanan dan kualitas bangunan yang menggunakan besi dan baja tulangan.

Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa manfaat yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Lingkungan Akademis
Bagi lingkungan akademis dapat memanfaatkan makalah ini untuk belajar tentang
konstruksi, makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
penggunaan besi dan baja tulangan dalam bangunan, yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan mereka.
2. Bagi Penulis
Bagi penulis hasil makalah ini memiliki manfaat untuk memenuhi tugas teknologi bahan
yang diampu oleh Ibu Filki Suri Widyatami, serta mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang besi dan baja tulangan, termasuk karakteristik, penggunaan, dan
perkembangan terkini. Ini akan meningkatkan pemahaman pribadi penulis tentang topik
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Besi Tulangan

Besi tulangan atau besi beton (reinforcing bar) adalah batang baja yang
berberntuk menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton
bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di
bawah tekanan. Besi tulangan secara signifikan meningkatkan kekuatan tarik
struktur. (the civil engineering handbook second edition).

2.1.1 Jenis Besi Tulangan

Jenis besi tulangan ada 2 macam, sebagai berikut :

a. Baja tulangan beton polos (BjTP)

Baja tulangan polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip/berulir. (SNI 2052:2017)

Gambar 2.1 Baja Tulangan Beton Polos (BjTP)


Baja tulangan polos (BjTP) terbuat dari billet baja tuang kontinyu dengan
komposisi karbon (C), silikon (Si), mangan (Mn), fosfor (P), belerang (S) dan
karbon ekivalen (Ceq). Seperti pada Tabel 2.1
5
6

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Baja Tulangan Polos (BjTP)


Kelas baja Kandungan unsur maksimum (%)

tulangan C Si Mn P S Ceq*

BjTP 280 - - - 0.050 0.050 -

Catatan :

1. Tolernasi nilai karbon (C) pada produk baja tulangan beton


diperbolehkan lebih besar 0.03%.
𝑀𝑛 𝑆𝑖 𝑁𝑖 𝐶𝑟 𝑀𝑜 𝑉
2. * karbon ekivalen, Ceq = 𝐶 + + + + + +
6 24 40 5 4 14

(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan polos (BjTP) tidak mengandung lipatan, gelombang, retakan,


serpihan hanya diperbolehkan berkarat ringan pada permukaan. Untuk diameter
dan berat per meter baja tulangan polos tercantum pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Ukuran Baja Tulangan Beton Polos


Diameter Luas penampang Berat nominal
No Penamaan nominal (d) nominal (A) per meter*
mm mm2 Kg/m
1 P6 6 28 0.222
2 P8 8 50 0.395
3 P 10 10 79 0.617
4 P 12 12 113 0.888
5 P 14 14 154 1.208
6 P 16 16 201 1.578
7 P 19 19 284 2.226
8 P 22 22 380 2.984
9 P 25 25 491 3.853
10 P 28 28 616 4.834
7

11 P 32 32 804 6.313
12 P 36 36 1018 7.990
13 P 40 40 1257 9.865
14 P 50 50 1964 15.413
Catatan :
1. Sebagai referensi
2. Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat
nominal dan ukuran sebagai berikut:
a. Luas penampang nomina (A)

𝐴 = 0.7854 𝑥 𝑑 2 (𝑚𝑚2 )

𝑑 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 (𝑚𝑚)


0.785 𝑥 0.7854 𝑥 𝑑²
b. Berat nominal = (𝑘𝑔/𝑚)
100

(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan polos (BjTP) memiliki toleransi diameter, seperti pada Tabel 2.3

Tabel 2. 3 Ukuran Dan Toleransi Diameter Baja Tulangan Polos (BjTP)


No Diameter (d) Toleransi (t) Penyimpangan kebundaran maks (p)
Mm mm mm
1 6 ± 0.3 0.42
2 8 ≤ d ≤ 14 ± 0.4 0.56
3 16 ≤ d ≤ 25 ± 0.5 0.70
4 28 ≤ d ≤ 34 ± 0.6 0.84
5 d ≥ 36 ± 0.8 1.12
Catatan :
1. Penyimpangan kebundaran maksimum dengan rumus :

𝑝 = (𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑑𝑚𝑖𝑛) ≤ (2𝑡 𝑥 70 %)


2. Toleransi untuk baja tulangan beton polos = 𝑑 − 𝑑𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

(Sumber : SNI 2052:2017)


8

Baja tulangan polos (BjTP) memiliki sifat mekanis seperti pada Tabel 2.4

Tabel 2.4 Sifat Mekanis Baja Tulangan Polos


Uji tarik Uji lengkung
Rasio
Kelas Kuat Kuat Renggangan
Diameter TS/YS
baja leleh Tarik dalam 200 Sudut pelengkung (hasil
tulangan (YS) (TS) mm, Min. lengkung uji)
Mpa Mpa % Mm

Min. 11 (d ≤ 10 3.5d (d ≤ 16
BjTP 280 Min. mm) 180 mm)
-
280 Maks 350 12 (d ≥ 12 derajat 5d (d ≥19
405 mm) mm)

(Sumber : SNI 2052:2017)

b. Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)

Baja tulangan beton sirip/ulir adalah baja tulangan betong yang permukaannya
memiliki sirip/ulir melintang dan memanjang yang dimaksud untuk meningkatkan
daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari belakang secara relatif
terhadap beton. (SNI 2052:2017)

Gambar 2.2 Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir Bambu


9

Gambar 2.3 Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir Curam

Gambar 2.4 Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir Tulang Ikan


Bahan baku baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS) terbuat dari billet baja tuang
kontinyu dengan komposisi karbon (C), silikon (Si), mangan (Mn), fosfor (P),
belerang (S) dan karbon ekivalen (Ceq). Seperti pada Tabel 2.5
10

Tabel 2.5 Komposisi Kimia Baja Tulangan Sirip/Ulir (Bjts)


Kandungan Unsur Maksimum (%)
Kelas Baja Tulangan
C Si Mn P S Ceq*
Bjts 280 - - - 0.050 0.050 -
Bjts 420A 0.32 0.55 1.65 0.050 0.050 0.60
Bjts 420B 0.32 0.55 1.65 0.050 0.050 0.60
Bjts 520 0.35 0.55 1.65 0.050 0.050 0.625
Bjts 550 0.35 0.55 1.65 0.050 0.050 0.625
Bjts 700** 0.35 0.55 1.65 0.050 0.050 0.625

Catatan :
1. Tolernasi nilai karbon (c) pada produk baja tulangan beton diperbolehkan
lebih besar 0.03%.
𝑀𝑛 𝑆𝑖 𝑁𝑖 𝐶𝑟 𝑀𝑜 𝑉
2. * karbon ekivalen, ceq = 𝐶 + + + + + +
6 24 40 5 4 14
3. **bjts 700 perlu ditambahkan unsur paduan lainnya sesuai kebutuhan
selain pada table di atas dan termasuk kelompok baja paduan

(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan sirip/ulir (BjTS) diameter dan berat per meter baja tulangan polos
tercantum pada Tabel 2.6

Tabel 2.6 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir


Luas Tinggi Jarak Lebar
Diamet Berat
Penampa Sirip (H) Sirip Sirip
er Nomin
ng Melinta Membuj
N Penama Nomin Mi Mak al Per
Nominal ng (P) ur (T)
o an al (D) n s Meter
(A) Maks Maks
M
Mm Mm2 Mm Mm Kg/M
m
1 S6 6 28 0.3 0.6 4.2 4.7 0.222
2 S8 8 50 0.4 0.8 5.6 6.3 0.395
3 S 10 10 79 0.5 1 7 7.9 0.617
4 S 13 13 133 0.7 1.3 9.1 10.2 1.042
5 S 16 16 201 0.8 1.6 11.2 12.6 1.578
6 S 19 19 284 1 1.9 13.3 14.9 2.226
7 S 22 22 380 1.1 2.2 15.4 17.3 2.984
8 S 25 25 491 1.3 2.5 17.5 19.7 3.853
11

9 S 29 29 661 1.5 2.9 20.3 22.8 5.185


10 S 32 32 804 1.6 3.2 22.4 25.1 6.313
11 S 36 36 1018 1.8 3.6 25.2 28.3 7.990
12 S 40 40 1257 2 4 28 31.4 9.865
13 S 50 50 1964 2.5 5 35 39.3 15.413
14 S 54 54 2290 2.7 5.4 37.8 42.3 17.978
15 S 57 57 2552 2.9 5.7 39.9 44.6 20.031
(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS) memiliki sifat mekanis yang tercantum pada
Tabel 2.7

Tabel 2.7 Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir (BjTS)


Uji Tarik Uji lengkung
Rasio
Kelas Kuat Kuat Renggangan
Diameter TS/YS
baja leleh tarik dalam 200 Sudut
pelengkung (hasil
tulangan (YS) (TS) mm, Min. lengkung
Mpa Mpa % Mm uji)

11 (d ≤ 10 180 3.5d (d ≤ 16
mm) derajat mm)

Min.
BjTS 280 Min. Min.
280 Maks. 350 1.25
405 12 (d ≥ 13 180 5d (d ≥ 19
mm) derajat mm)

9 (d ≤ 19 180 3.5d (d ≤ 16
mm) derajat mm)

Min.
BjTS 420 Min. 12 (22 ≤ d ≤ 180 5d (19 ≤d Min.
420A Maks. 525 36 mm) derajat ≤25 mm) 1.25
545

7 (d ≥ 29 180 7d (29 ≤ d ≤
mm) derajat 36 mm)
12

90 9d (d > 36
derajat mm)

180 3.5d (d ≤ 16
derajat mm)
14 (d ≤ 19
mm)
180 5d (19 ≤d
derajat ≤25 mm)
Min.
BjTS 420 Min. Min.
420B Maks. 525 1.25
545 180
12 (22 ≤ d ≤ 7d (29 ≤ d ≤
derajat
36 mm) 36 mm)

10 (d > 36 90 9d (d > 36
mm) derajat mm)

7 (d ≤ 25
180 5d (d ≤ 25
mm)
derajat mm)

Min. 180
7d (29 ≤ d ≤
BjTS 520 Min. derajat Min.
36 mm)
520 Maks. 650 1.25
645 6 (d ≥ 29
mm)
90 9d (d > 36
derajat mm)

Min.
Min.
BjTS 550 7 (d ≤ 25 180 5d (d ≤ 25 Min.
687.5
550 Maks. mm) derajat mm) 1.25
675
13

180
7d (29 ≤ d ≤
derajat
36 mm)

6 (d ≥ 29
mm)
90 9d (d > 36
derajat mm)

7 (d ≤ 25 180 5d (d ≤ 25
Min. mm) derajat mm)
BjTS 700 Min. 180 7d (29 ≤ d ≤ Min.
700 Maks. 805 derajat 36 mm) 1.25
6 (d ≥ 29
825
mm) 90 9d (d > 36
derajat mm)
Keterangan :
1. d adalah diameter nominal baja tulangan beton.
2. hasil uji lengkung tidak boleh menunjukan retak pada sisi luar
lengkungan benda uji lengkung.
(Sumber : SNI 2052:2017)

Anda mungkin juga menyukai