Anda di halaman 1dari 22

Tugas 1 Teknologi Bahan:

Besi dan Baja Tulangan

Jl. Swadarma Raya No.58, Ulujami, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta


Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12250

Kelompok :
Rachmat Rayadi 09022032
Erwin Sigalingging 09022035
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
ABSTRAK...................................................................................................................................................4
BAB I 5
PENDAHULUAN....................................................................................................................................5
1. Latar Belakang.....................................................................................................................................5
2. Rumusan Masalah................................................................................................................................6
3. Tujuan Penulisan..................................................................................................................................6
4. Manfaat Penulisan................................................................................................................................7
BAB II 8
PEMBAHASAN......................................................................................................................................8
A. Pengertian Besi & Baja Tulangan........................................................................................................8
B. Sejarah Besi & Baja Tulangan.............................................................................................................8
C. Jenis Besi dan Baja Tulangan..............................................................................................................9
D. Faktor yang mempengaruhi pemilihan Besi dan Baja Tulangan.......................................................13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
melaksanakan tugas dari dosen Ibu Filki Suri Widyatami selaku pengampu materi Teknologi
Bahan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta Selatan, 03 Oktober 2023

Kelompok 5
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Besi dan baja tulangan merupakan dua bahan konstruksi yang sangat penting dalam
industri konstruksi. Kedua bahan ini memiliki peran utama dalam memastikan kekuatan,
kestabilan, dan daya tahan struktur bangunan. Besi dan baja tulangan digunakan dalam
berbagai proyek konstruksi, mulai dari bangunan pencakar langit hingga jembatan dan
infrastruktur transportasi.
Sejak awal revolusi industri, penggunaan besi dan baja telah menjadi inti dari
perkembangan teknologi konstruksi. Kekuatan, elastisitas, dan ketahanan terhadap korosi
adalah beberapa karakteristik utama yang membuat besi dan baja menjadi pilihan utama
dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan tahan lama. Pada masa kini, besi
dan baja tulangan tetap menjadi unsur kunci dalam proyek-proyek konstruksi besar di seluruh
dunia. Selain itu, penting untuk memahami bahwa besi dan baja tulangan memiliki pengaruh
besar terhadap faktor keamanan dalam bangunan. Kekurangan atau kerusakan dalam besi dan
baja tulangan dapat menyebabkan penurunan kekuatan struktural dan potensi kerusakan
serius. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang pemilihan, instalasi, dan pemeliharaan
besi dan baja tulangan adalah hal yang krusial bagi para profesional dan insinyur dalam
industri konstruksi.
Selama beberapa dekade terakhir, telah terjadi perkembangan signifikan dalam
teknologi produksi dan penggunaan besi dan baja tulangan. Inovasi ini telah membawa
perubahan dalam metode konstruksi, keberlanjutan, dan efisiensi dalam industri konstruksi.
Selain itu, tantangan baru seperti ketahanan terhadap gempa bumi, keberlanjutan lingkungan,
dan perubahan iklim mempengaruhi cara besi dan baja tulangan digunakan dalam desain dan
konstruksi bangunan.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam
tentang besi dan baja tulangan, termasuk sejarah perkembangannya, karakteristik material,
metode pemilihan jenis dan mutu baja tulangan. Selain itu, makalah ini juga akan membahas
tantangan dan inovasi terkini dalam penggunaan besi dan baja tulangan dalam industri
konstruksi yang berkembang pesat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang topik ini,
diharapkan para pembaca akan dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam
perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi serta berkontribusi pada perkembangan
industri konstruksi yang berkelanjutan.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka makalah ini
memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Besi dan Baja Tulangan dan Bagaimana sejarah perkembangan penggunaan
besi dan baja tulangan dalam industri konstruksi serta jenis-jenis besi dan baja tulangan?
2. Apa karakteristik fisik dan mekanik dari besi dan baja tulangan?
3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan besi dan baja tulangan dalam desain dan
konstruksi bangunan, dan bagaimana keputusan pemilihan ini memengaruhi kekuatan dan
kestabilan struktural?
4. Bagaimana metode instalasi besi dan baja tulangan yang tepat, dan apa dampaknya terhadap
integritas struktural dan keamanan bangunan?
5. Apa tantangan utama yang dihadapi dalam pemeliharaan besi dan baja tulangan dalam
bangunan, dan bagaimana strategi pemeliharaan yang efektif dapat diimplementasikan?
6. Bagaimana besi dan baja tulangan berkontribusi pada keberlanjutan dalam industri
konstruksi, termasuk dampaknya terhadap lingkungan dan efisiensi energi?
7. Bagaimana besi dan baja tulangan dapat ditingkatkan untuk meningkatkan ketahanan
terhadap gempa bumi dalam desain bangunan?
8. Apa peran inovasi terbaru dalam teknologi besi dan baja tulangan dalam menghadapi
perubahan iklim dan tantangan lingkungan lainnya dalam industri konstruksi?
9. Bagaimana perbandingan antara besi dan baja tulangan dalam hal performa struktural, biaya,
dan keberlanjutan?
10. Bagaimana pengaruh regulasi dan standar teknis terhadap penggunaan besi dan baja tulangan
dalam konstruksi bangunan?

3. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas teknologi bahan adapun juga
dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. untuk mengetahui pengertian Besi dan Baja Tulangan, menyelidiki bagaimana
penggunaan besi dan baja tulangan telah berkembang dari zaman kuno hingga saat ini
serta mengetahui jenis-jenis nya.
2. untuk memahami sifat fisik dan mekanik dari besi dan baja tulangan
3. untuk mengkaji metode yang digunakan dalam pemilihan dan desain besi dan baja
tulangan dalam proyek konstruksi.
4. Untuk mengetahui metode instalasi besi dan baja tulangan yang tepat, serta untuk
mengetahui dampaknya terhadap instegritas struktural dan keamanan bangunan.
5. Untuk mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul selama instalasi dan
pemeliharaan besi dan baja tulangan serta menyajikan solusi yang sesuai.
6. untuk memahami bagaimana penggunaan besi dan baja tulangan mempengaruhi aspek
keberlanjutan dalam industri konstruksi, seperti efisiensi energi dan dampak lingkungan.
7. untuk menyelidiki bagaimana besi dan baja tulangan dapat meningkatkan ketahanan
terhadap gempa bumi dalam desain bangunan.
8. untuk memeriksa inovasi terbaru dalam teknologi dan material besi dan baja tulangan
yang memengaruhi cara mereka digunakan dalam konstruksi.
9. untuk membandingkan kinerja, biaya, dan keberlanjutan antara besi dan baja tulangan
dalam konteks konstruksi.
10. untuk mengevaluasi peran regulasi dan standar teknis dalam menjaga keamanan dan
kualitas bangunan yang menggunakan besi dan baja tulangan.

4. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa manfaat yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Lingkungan Akademis
Bagi lingkungan akademis dapat memanfaatkan makalah ini untuk belajar tentang
konstruksi, makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
penggunaan besi dan baja tulangan dalam bangunan, yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan mereka.
2. Bagi Penulis
Bagi penulis hasil makalah ini memiliki manfaat untuk memenuhi tugas teknologi bahan
yang diampu oleh Ibu Filki Suri Widyatami, serta mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang besi dan baja tulangan, termasuk karakteristik, penggunaan, dan
perkembangan terkini. Ini akan meningkatkan pemahaman pribadi penulis tentang topik
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Besi & Baja Tulangan

Besi dan Baja Tulangan atau besi beton (reinforcing bar) adalah batang baja
yang berbentuk menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton
bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah
tekanan. Besi dan Baja Tulangan secara signifikan meningkatkan kekuatan tarik
struktur. (the civil engineering handbook second edition).

B. Sejarah Besi & Baja Tulangan

Besi & Baja Tulangan (Besi Beton) adalah baja batangan yang pada umumnya
digunakan sebagai penulangan pada beton yang lebih dikenal dengan sebutan beton
bertulang. Beton merupakan material yang sangat kuat dalam menahan tekanan, namun
relatif lemah dalam ketegangan. Untuk mengkompensasi ketidakseimbangan perilaku
beton ini, baja tulangan dimasukkan ke dalamnya untuk mengangkut beban tarik.
Tulangan penguat dalam konstruksi pasangan bata ( masonry construction ) telah
digunakan sejak abad ke-15 ( 2.500 meter rebar digunakan di Château de Vincennes ).
Namun akhirnya rebar baru menunjukkan kekuatan terbesarnya setelah ditanamkan ke
dalam beton sehingga menghasilkan beton bertulang modern pada abad ke-19.
Penggunaan rebar dalam beton bertulang terus dikembangkan di tahun 1850-an.
Pada tahun 1854, di Paris, digunakan oleh Joseph Lambot untuk membuat kapal beton
bertulang. Lalu Joseph Monier, seseorang yang berasal dari Perancis yang merupakan
tokoh paling terkenal dalam penemuan dan mempopulerkan konsep beton bertulang, pada
tahun 1867 mematenkan sebuah pot bunga yang terbuat dari beton dan tulang konstruksi
dari anyaman tulang besi dan setelah itu Monier menjadi lebih sering mendapatkan hak
paten untuk menggunakan kontruksi besi beton bertulang pada bangunan yang lebih besar
seperti tangki untuk menyimpan air, konstruksi jembatan, bendungan dan lain-lain.
Besi Beton pada tahun 1870-an, di Amerika Serikat, digunakan oleh William E.
Ward dan temannya Robert Mook untuk membangun Rumah Ward ( yang disebut
sebagai Kastil Ward ) dan bangunan ini merupakan sebuah bangunan menggunakan
struktur beton bertulang pertama di Amerika Serikat. Bangunan ini seluruhnya terbuat
dari beton bertulang, mulai dari fondasi hingga atapnya. Dari tahun 1976 hingga 1992,
kastil ini tidak banyak berubah. Rumah Ward ditetapkan sebagai National Historic Civil
and Concrete Engineering Landmark oleh American Concrete Institute dan American
Society of Civil Engineers
Pada tahun 1880-an, Ernest L. Ransome, seorang insinyur dan arsitek Inggris yang
bekerja di Amerika Serikat, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pengembangan rebar dalam konstruksi beton bertulang. Setelah bereksperimen dengan
trotoar beton bertulang yang dibangun untuk Masonic Hall di Stockton, California,
Ransome mematenkan ( US Patent 305.226 ) pada tahun 1884, yang merupakan sebuah
sistem beton berkerangka dengan batang besi spiral / diputar ( Besi Ulir ) untuk
meningkatkan ikatan di dalamnya, kemudian mengembangkan sistem Ransome yang
telah dipatenkan untuk konstruksi beton bertulang yang lebih praktis. Lalu beberapa tahun
kemudian Ransome bekerja di Pantai Barat untuk merancang jembatan. Ransome berhasil
membangun dua jembatan di San Francisco’s Golden Gate Park yang masih bertahan
hingga sekarang dan salah satu karyanya adalah Alvord lake Bridge dan merupakan
sebuah jembatan beton bertulang pertama di Amerika Utara dan di antara tiga atau empat
pertama di dunia.

C. Jenis Besi dan Baja Tulangan

Jenis Besi dan Baja Tulangan ada 2 macam, sebagai berikut :


1. Baja tulangan beton polos (BjTP)
Baja tulangan polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip/berulir. (SNI 2052:2017)

Gambar 2.1 Baja Tulangan Beton Polos (BjTP)

Baja tulangan polos (BjTP) terbuat dari billet baja tuang kontinyu dengan
komposisi karbon (C), silikon (Si), mangan (Mn), fosfor (P), belerang (S) dan
karbon ekivalen (Ceq). Seperti pada Tabel 2.1
6

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Baja Tulangan Polos (BjTP)

Kelas baja Kandungan unsur maksimum (%)

tulangan C Si Mn P S Ceq*

BjTP 280 - - - 0.050 0.050 -

Catatan :

1. Tolernasi nilai karbon (C) pada produk baja tulangan beton


diperbolehkan lebih besar 0.03%.
𝑀𝑛 𝑆𝑖 𝑁𝑖 𝐶𝑟 𝑀𝑜 𝑉
2. * karbon ekivalen, Ceq = 𝐶 + + + + + +
6 24 40 5 4 14

(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan polos (BjTP) tidak mengandung lipatan, gelombang,


retakan, serpihan hanya diperbolehkan berkarat ringan pada permukaan. Untuk
diameter dan berat per meter baja tulangan polos tercantum pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Ukuran Baja Tulangan Beton Polos


Diameter Luas penampang Berat nominal
No Penamaan nominal (d) nominal (A) per meter*
mm mm2 Kg/m
1 P6 6 28 0.222
2 P8 8 50 0.395
3 P 10 10 79 0.617
4 P 12 12 113 0.888
5 P 14 14 154 1.208
6 P 16 16 201 1.578
7 P 19 19 284 2.226
8 P 22 22 380 2.984
9 P 25 25 491 3.853
10 P 28 28 616 4.834
7

11 P 32 32 804 6.313
12 P 36 36 1018 7.990
13 P 40 40 1257 9.865
14 P 50 50 1964 15.413
Catatan :
1. Sebagai referensi
2. Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat
nominal dan ukuran sebagai berikut:
1. Luas penampang nomina (A)

𝐴 = 0.7854 𝑥 𝑑 2 (𝑚𝑚2 )

𝑑 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 (𝑚𝑚)


0.785 𝑥 0.7854 𝑥 𝑑²
b. Berat nominal = (𝑘𝑔/𝑚)
100

(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan polos (BjTP) memiliki toleransi diameter, seperti pada Tabel 2.3

Tabel 2. 3 Ukuran Dan Toleransi Diameter Baja Tulangan Polos (BjTP)


No Diameter (d) Toleransi (t) Penyimpangan kebundaran maks (p)
Mm Mm mm
1 6 ± 0.3 0.42
2 8 ≤ d ≤ 14 ± 0.4 0.56
3 16 ≤ d ≤ 25 ± 0.5 0.70
4 28 ≤ d ≤ 34 ± 0.6 0.84
5 d ≥ 36 ± 0.8 1.12
Catatan :
1. Penyimpangan kebundaran maksimum dengan rumus :

𝑝 = (𝑑𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑑𝑚𝑖𝑛) ≤ (2𝑡 𝑥 70 %)


2. Toleransi untuk baja tulangan beton polos = 𝑑 − 𝑑𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

(Sumber : SNI 2052:2017)


8

Baja tulangan polos (BjTP) memiliki sifat mekanis seperti pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Sifat Mekanis Baja Tulangan Polos
Uji tarik Uji lengkung
Rasio
Kelas Kuat Kuat Renggangan
Diameter TS/YS
baja leleh Tarik dalam 200 Sudut pelengkung (hasil
tulangan (YS) (TS) mm, Min. lengkung uji)
Mpa Mpa % Mm

Min. 11 (d ≤ 10 3.5d (d ≤ 16
BjTP 280 Min. mm) 180 mm)
-
280 Maks 350 12 (d ≥ 12 derajat 5d (d ≥19
405 mm) mm)

(Sumber : SNI 2052:2017)

2. Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)


Baja tulangan beton sirip/ulir adalah baja tulangan betong yang
permukaannya memiliki sirip/ulir melintang dan memanjang yang dimaksud
untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari
belakang secara relatif terhadap beton. (SNI 2052:2017)

Gambar 2.2 Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir Bambu


9

Gambar 2.3 Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir Curam

Gambar 2.4 Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir Tulang Ikan

Bahan baku baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS) terbuat dari billet baja tuang
kontinyu dengan komposisi karbon (C), silikon (Si), mangan (Mn), fosfor (P),
belerang (S) dan karbon ekivalen (Ceq). Seperti pada Tabel 2.5
10

Tabel 2.5 Komposisi Kimia Baja Tulangan Sirip/Ulir (Bjts)


Kandungan Unsur Maksimum (%)
Kelas Baja Tulangan
C Si Mn P S Ceq*
Bjts 280 - - - 0.050 0.050 -
Bjts 420A 0.32 0.55 1.65 0.050 0.050 0.60
Bjts 420B 0.32 0.55 1.65 0.050 0.050 0.60
Bjts 520 0.35 0.55 1.65 0.050 0.050 0.625
Bjts 550 0.35 0.55 1.65 0.050 0.050 0.625
Bjts 700** 0.35 0.55 1.65 0.050 0.050 0.625

Catatan :
1. Tolernasi nilai karbon (c) pada produk baja tulangan beton diperbolehkan
lebih besar 0.03%.
𝑀𝑛 𝑆𝑖 𝑁𝑖 𝐶𝑟 𝑀𝑜 𝑉
2. * karbon ekivalen, ceq = 𝐶 + + + + + +
6 24 40 5 4 14
3. **bjts 700 perlu ditambahkan unsur paduan lainnya sesuai kebutuhan
selain pada table di atas dan termasuk kelompok baja paduan

(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan sirip/ulir (BjTS) diameter dan berat per meter baja
tulangan polos tercantum pada Tabel 2.6

Tabel 2.6 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir


Luas Tinggi Jarak Lebar
Diamet Berat
Penampa Sirip (H) Sirip Sirip
er Nomin
ng Melinta Membuj
N Penama Nomin Mi Mak al Per
Nominal ng (P) ur (T)
o an al (D) n s Meter
(A) Maks Maks
M
Mm Mm2 Mm Mm Kg/M
m
1 S6 6 28 0.3 0.6 4.2 4.7 0.222
2 S8 8 50 0.4 0.8 5.6 6.3 0.395
3 S 10 10 79 0.5 1 7 7.9 0.617
4 S 13 13 133 0.7 1.3 9.1 10.2 1.042
5 S 16 16 201 0.8 1.6 11.2 12.6 1.578
6 S 19 19 284 1 1.9 13.3 14.9 2.226
7 S 22 22 380 1.1 2.2 15.4 17.3 2.984
8 S 25 25 491 1.3 2.5 17.5 19.7 3.853
11

9 S 29 29 661 1.5 2.9 20.3 22.8 5.185


10 S 32 32 804 1.6 3.2 22.4 25.1 6.313
11 S 36 36 1018 1.8 3.6 25.2 28.3 7.990
12 S 40 40 1257 2 4 28 31.4 9.865
13 S 50 50 1964 2.5 5 35 39.3 15.413
14 S 54 54 2290 2.7 5.4 37.8 42.3 17.978
15 S 57 57 2552 2.9 5.7 39.9 44.6 20.031
(Sumber : SNI 2052:2017)

Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS) memiliki sifat mekanis yang


tercantum pada Tabel 2.7

Tabel 2.7 Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir (BjTS)


Uji Tarik Uji lengkung
Rasio
Kelas Kuat Kuat Renggangan
Diameter TS/YS
baja leleh tarik dalam 200 Sudut
pelengkung (hasil
tulangan (YS) (TS) mm, Min. lengkung
Mpa Mpa % Mm uji)

11 (d ≤ 10 180 3.5d (d ≤ 16
mm) derajat mm)

Min.
BjTS 280 Min. Min.
280 Maks. 350 1.25
405 12 (d ≥ 13 180 5d (d ≥ 19
mm) derajat mm)

9 (d ≤ 19 180 3.5d (d ≤ 16
mm) derajat mm)

Min.
BjTS 420 Min. 12 (22 ≤ d ≤ 180 5d (19 ≤d Min.
420A Maks. 525 36 mm) derajat ≤25 mm) 1.25
545

7 (d ≥ 29 180 7d (29 ≤ d ≤
mm) derajat 36 mm)
12

90 9d (d > 36
derajat mm)

180 3.5d (d ≤ 16
derajat mm)
14 (d ≤ 19
mm)
180 5d (19 ≤d
derajat ≤25 mm)
Min.
BjTS 420 Min. Min.
420B Maks. 525 1.25
545 180
12 (22 ≤ d ≤ 7d (29 ≤ d ≤
derajat
36 mm) 36 mm)

10 (d > 36 90 9d (d > 36
mm) derajat mm)

7 (d ≤ 25
180 5d (d ≤ 25
mm)
derajat mm)

Min. 180
7d (29 ≤ d ≤
BjTS 520 Min. derajat Min.
36 mm)
520 Maks. 650 1.25
645 6 (d ≥ 29
mm)
90 9d (d > 36
derajat mm)

Min.
Min.
BjTS 550 7 (d ≤ 25 180 5d (d ≤ 25 Min.
687.5
550 Maks. mm) derajat mm) 1.25
675
13

180
7d (29 ≤ d ≤
derajat
36 mm)

6 (d ≥ 29
mm)
90 9d (d > 36
derajat mm)

7 (d ≤ 25 180 5d (d ≤ 25
Min. mm) derajat mm)
BjTS 700 Min. 180 7d (29 ≤ d ≤ Min.
700 Maks. 805 derajat 36 mm) 1.25
6 (d ≥ 29
825
mm) 90 9d (d > 36
derajat mm)
Keterangan :
1. d adalah diameter nominal baja tulangan beton.
2. hasil uji lengkung tidak boleh menunjukan retak pada sisi luar
lengkungan benda uji lengkung.
(Sumber : SNI 2052:2017)

D. Faktor yang mempengaruhi pemilihan Besi dan Baja Tulangan


Pemilihan besi dan baja tulangan dalam desain dan konstruksi bangunan dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kestabilan struktural bangunan
tersebut.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan besi dan baja tulangan:
1. Beban Struktural : Jenis dan besarnya beban yang akan ditangani oleh bangunan adalah
faktor kunci dalam pemilihan besi dan baja tulangan. Beban dapat berupa beban hidup
(misalnya manusia dan perabotan), beban mati (misalnya bobot bangunan itu sendiri),
atau beban dinamis (misalnya gempa bumi atau angin).
2. Tipe Bangunan : Jenis bangunan yang akan dibangun juga mempengaruhi pemilihan
material tulangan. Bangunan tinggi, jembatan, gedung industri, dan rumah tinggal
mungkin memerlukan jenis besi dan baja tulangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
strukturalnya.
3. Lokasi dan Iklim : Lokasi geografis dan iklim tempat bangunan akan dibangun dapat
memengaruhi pilihan besi dan baja tulangan. Misalnya, bangunan di lingkungan yang
korosif atau sering terkena gempa bumi akan memerlukan perlindungan tambahan
terhadap korosi dan desain struktural yang tahan gempa.
14

4. Kode dan Standar : Kode bangunan nasional dan standar industri biasanya mengatur jenis
dan spesifikasi besi dan baja tulangan yang harus digunakan dalam konstruksi. Kepatuhan
terhadap standar ini sangat penting untuk memastikan keamanan dan kestabilan
struktural.
5. Biaya : Faktor biaya memainkan peran penting dalam pemilihan besi dan baja tulangan.
Baja tulangan biasanya lebih mahal daripada besi, jadi keputusan pemilihan juga harus
mempertimbangkan anggaran proyek.
6. Kemampuan Produksi Lokal : Ketersediaan dan produksi besi dan baja tulangan lokal
dapat memengaruhi pemilihan material. Terkadang, besi lokal lebih mudah ditemukan
dan lebih ekonomis dibandingkan dengan baja tulangan yang harus diimpor.
7. Karakteristik Material : Karakteristik fisik dan mekanik besi dan baja tulangan, seperti
kekuatan, elastisitas, dan daya tahan terhadap korosi, juga memengaruhi pemilihan
material. Baja tulangan, dengan kekuatan tarik yang tinggi dan daya tahan terhadap korosi
yang baik, sering menjadi pilihan utama untuk bangunan modern.
Keputusan pemilihan besi dan baja tulangan yang tepat sangat penting karena dapat
memengaruhi kekuatan, kestabilan, dan keamanan struktural bangunan. Pemilihan yang salah
bisa mengakibatkan kegagalan struktural dan bahkan risiko keselamatan. Oleh karena itu,
pemilihan besi dan baja tulangan harus dilakukan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan
semua faktor yang relevan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan konstruksi bangunan tersebut.

E. Tantangan utama dalam pemeliharaan besi dan baja tulangan dalam bangunan

Tantangan utama dalam pemeliharaan besi dan baja tulangan dalam bangunan
melibatkan perawatan terhadap korosi, keausan, dan kerusakan struktural. Berikut adalah
tantangan utama dan strategi pemeliharaan yang efektif untuk mengatasi mereka:
1. Korosi :
 Tantangan :
- Baja tulangan rentan terhadap korosi, terutama jika terpapar air atau kelembaban
yang berlebihan. Korosi dapat merusak baja tulangan, merusak integritas
struktural, dan memperburuk performa beton.
 Strategi Pemeliharaan :
- Menerapkan lapisan pelindung pada baja tulangan.
- Memantau kondisi lingkungan dan menjaga kelembaban dan kebersihan area
sekitar baja tulangan.
15

- Inspeksi reguler untuk mendeteksi korosi dan tindakan perbaikan yang cepat jika
ditemukan.
2. Kehausan dan Kerusakan Mekanis :
 Tantangan :
- Baja tulangan dapat mengalami keausan dan kerusakan mekanis akibat
penggunaan, pembebanan berulang, atau faktor-faktor eksternal seperti getaran
atau guncangan.
 Strategi Pemeliharaan :
- Inspeksi rutin untuk mendeteksi tanda-tanda keausan atau kerusakan.
- Pemeliharaan yang tepat pada peralatan yang dapat memengaruhi baja tulangan,
seperti alat berat.
- Pemantauan kondisi struktural secara berkala untuk mendeteksi perubahan dalam
integritas baja tulangan.
3. Dampak Lingkungan Eksternal :
 Tantangan :
- Baja tulangan dapat terpengaruh oleh kondisi lingkungan eksternal seperti gempa
bumi, angin kencang, atau bencana alam lainnya.
 Strategi Pemeliharaan :
- Memastikan bahwa desain struktural mempertimbangkan faktor lingkungan dan
memenuhi standar ketahanan gempa atau angin setempat.
- Melakukan inspeksi pasca-bencana dan perbaikan yang sesuai jika diperlukan.
4. Proses Penuaan Alami :
 Tantangan :
- Baja tulangan akan mengalami penuaan alami seiring waktu, terutama dalam
kondisi lingkungan yang keras.
 Strategi Pemeliharaan :
- Memasukkan perawatan terjadwal dalam rencana pemeliharaan rutin bangunan.
- Mengganti atau memperbaiki baja tulangan yang mengalami penuaan atau
kerusakan yang signifikan.
5. Perlindungan Terhadap Korosi Lanjutan :
 Tantangan :
- Baja tulangan yang telah terkorosi memerlukan tindakan perlindungan tambahan
agar tidak semakin parah.
 Strategi Pemeliharaan :
16

- Menghapus korosi dari baja tulangan, baik dengan sikat kawat atau proses lain
yang sesuai.
- Menerapkan lapisan pelindung atau cat anti-korosi.
- Memantau kondisi secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda kemungkinan
korosi berlanjut.
Pemeliharaan yang efektif membutuhkan pendekatan berkelanjutan dan proaktif.
Penting untuk memiliki rencana pemeliharaan yang baik yang mencakup inspeksi rutin,
pemeliharaan preventif, perbaikan tepat waktu, dan pemantauan terhadap perubahan
lingkungan dan kondisi struktural. Dengan melakukan hal ini, pemilik bangunan dapat
memperpanjang umur pakai besi dan baja tulangan, menjaga keamanan bangunan, dan
menghindari biaya perbaikan yang mahal di masa depan.

F.
Penggunaan besi dan baja tulangan dalam industri konstruksi dapat memberikan kontribusi
positif terhadap keberlanjutan jika dilakukan dengan benar. Berikut adalah beberapa cara di
mana besi dan baja tulangan dapat berkontribusi pada keberlanjutan dalam industri konstruksi:

**1. Daya Tahan dan Umur Pakai yang Lama:** Baja tulangan, dengan daya tahan yang baik
terhadap beban dan korosi, dapat memperpanjang umur pakai bangunan. Ini mengurangi
kebutuhan untuk mengganti atau memperbaiki struktur secara rutin, mengurangi limbah
konstruksi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembangunan baru.

**2. Efisiensi Energi:** Konstruksi bangunan yang kuat dan tahan lama dapat mengurangi
kebutuhan akan pemeliharaan dan perbaikan, yang seringkali memerlukan energi tambahan.
Selain itu, bangunan yang dirancang dengan baik dan berorientasi pada efisiensi energi dapat
mengurangi konsumsi energi selama masa pakai bangunan.

**3. Daur Ulang Material:** Besi dan baja tulangan dapat didaur ulang dengan relatif mudah
setelah bangunan tidak lagi digunakan atau perlu direnovasi. Ini mengurangi tekanan terhadap
sumber daya alam dan mengurangi limbah konstruksi. Baja daur ulang memiliki jejak karbon
yang lebih rendah daripada baja baru, mengurangi emisi gas rumah kaca.

**4. Desain yang Ringan:** Baja tulangan biasanya memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan
berat yang relatif rendah dibandingkan dengan beton. Ini memungkinkan struktur yang lebih
17

ringan dengan keefisienan material yang lebih baik, yang dapat mengurangi kebutuhan akan
bahan konstruksi.

**5. Peningkatan Daya Tahan Terhadap Bencana:** Baja tulangan dapat digunakan untuk
memperkuat struktur bangunan sehingga lebih tahan terhadap gempa bumi, badai, dan bencana
alam lainnya. Ini dapat mengurangi kerusakan dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
bencana.

**6. Penggunaan Beton Bertulang:** Baja tulangan sering digunakan dalam beton bertulang,
yang merupakan bahan konstruksi yang sangat umum digunakan. Beton bertulang
menggabungkan kekuatan kompresi beton dengan kekuatan tarik baja, menciptakan struktur
yang kuat dan tahan lama.

Namun, penting untuk diingat bahwa dampak keberlanjutan dari penggunaan besi dan baja
tulangan juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana bahan ini diperoleh, diproduksi, dan didaur
ulang. Praktik-praktik yang berkelanjutan, seperti penggunaan baja daur ulang, penggunaan
energi terbarukan dalam produksi, dan penanganan limbah yang tepat, dapat meningkatkan
kontribusi positif besi dan baja tulangan terhadap keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu,
penting bagi industri konstruksi untuk terus meningkatkan praktik-praktik berkelanjutan dalam
penggunaan besi dan baja tulangan untuk memaksimalkan dampak positifnya.

Anda mungkin juga menyukai