Editor:
Eki Rovianto
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan
yang ada pada Prodi Diploma Teknik Mesin, serta membantu mahasiswa
dalam proses belajar mengajar. Semoga juga dapat bermanfaat bagi semua
Menyadari akan kekurangan yang terdapat dalam modul ajar ini, dengan
lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang konstruktif guna
Penulis
MODUL 1
Besi dan baja merupakan material yang paling banyak digunakan dalam
komponen besi dan baja. Sehingga diperlukan pengetahuan tentang besi dan
baja. Besi dan baja merupakan bahan teknik yang digolongkan pada material
ferrous, yaitu material yang bahan dasarnya adalah unsur Ferro (Fe).
lebih dominan memerlukan bahan yang terbuat dari logam dan paduannya
keperluan bukan suatu hal yang sulit, asalkan tidak disertai dengan berbagai
bahan yang tersedia tidak lengkap atau informasi tentang sifat bahan belum
lengkap ada. Walaupun informasi itu sudah lengkap mungkin saja akan
persyaratan. Dalam hal ini perlu diadakan suatu pemilihan ulang dengan
menjadi
material
dimana
B. Tujuan
dan alat-alat yang ditemukan sehari-hari, serta fungsi dan sifat-sifat yang
dibutuhkan.
C. Dasar Teori
1. Gambaran Umum
Baja adalah paduan yang paling banyak digunakan manusia, jenis dan
lainnya.
pada salah satu cara saja tetapi merupakan gabungan dari beberapa cara di
atas. Untuk mempelajari baja sebagai objek pembahasan pada Ilmu Logam
menjadi dua kelompok besar yaitu baja karbon (baja tanpa paduan, plain
carbon steel) dan baja paduan. Baja karbon bukan berarti baja yang sama
sekali tidak mengandung unsur lain selain besi dan karbon. Baja karbon
belerang/phosphor.
Low carbon steel kadar karbon sampai 0,2% sangat luas penggunaanya
sebagai baja koustruksi umum, untuk baja profil rangka bangunan, baja
tulangan beton, rangka kendaraan, mur baut, pelat, pipa dan lain-lain. Baja ini
Medium carbon steel kadar karbon 0,25-0,55%, lebih kuat dan keras, dan
tinggi. Juga banyak digunakan sebagai baja konstruksi mesin, untuk poros,
High carbon steel, kadar karbon lebih dari 0,55%, lebih kuat dan lebih
keras lagi, tetapi keuletan dan ketangguhannya rendah. Baja ini terutama
misalnya untuk mata bor, tap dan perkakas tangan yang lain.
Low alloy steel, baja paduan dengan kadar unsur paduan rendah (kurang
dari 10%), mempunyai kekuatan dan ketangguhan lebih tinggi daripada baja
karbon dengan kadar karbon yang sama atau mempunyai keuletan lebih
tinggi daripada baja karbon dengan kekuatan yang sama. Hardenability dan
sifat tahan korosi pada umumnya lebih baik. Banyak digunakan sebagai baja
konstruksi mesin.
High alloy steel baja paduan dengan kadar unsur paduan tinggi,
mempunyai sifat khusus tertentu, baja tahan karat (stainless steel), baja
perkakas (tool steel, misalnya High Speed Steel/ HSS), baja tahan panas
2. Kodifikasi
Jerman (DIN) baja konstruksi dinyatakan dengan huruf St yang diikuti oleh
bilangan yang menunjukkan kekuatau tarik minimum dari baja itu dalam
kg/mm2. Misalnya baja konstrukai dengan kekuatan tarik tidak kurang dari 37
kekuatan tarik tidak kurang dari 60 kg/mm2. Pada staadar Jepang (JIS), uutuk
baja dengan komposisi kimia yang terjamin. Dalam hal ini penggolongan baja
dengan huruf St-C yang diikuti oleh angka yang menunjukkan per seratus
45-C, S 1O-C.
3. Sifat
dalam perlit, sehingga baja mengandung lebih banyak perlit dari pada
kekuatan tinggi yang dipakai pada kondisi as-rolled, atau benda tempa
2) Baja chrom (seri 5xxx). Chrom juga larut di dalam ferrit dan austenit,
dari 5 % sifat pada temperatur tinggi dan sifat tahan korosi menjadi
lebih baik. Dengan chrom lebih dari 10 % sifat tahan korosi sangat
nickel dengan chrom 2,5 : 1, yang memberikan sifat baik dari kedua
unsur paduan itu. Nickel memperbaiki keuletan dan ketangguhan
ketangguhan pada bagian dalam. Seri 31xx, 1,5 % Ni dan 0,6 % Cr,
beban berat seperti aircraft gear, poros dan cam, digunakan seri 33xx,
3,5 % Ni dan 1,5 % Cr. Dengan medium carbon, baja ini digunakan
baja ini kurangbanyak dipakai, digantikan oleh seri 87xx dan 88xx
kuat,
10
MODUL 2
ALUMINIUM
A. Latar Belakang
Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy dalam tahun 1809 sebagai
suatu unsur dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H . C. Oersted,
tahun 1825. Secara industri tahun 1886, Paul Heroult di Perancis dan C . M.
dari alumina dengan cara elektrolisasi dari garam yang terfusi. Sampai
kedua setelah besi dan baja, yang tertinggi di antara logam non ferro.
yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya
yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dsb.
Material ini dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk
peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat
B. Tujuan
1. Gambaran Umum
densitas 2.7 g/cm3 sekitar sepertiga dari densitas baja (8.83 g/cm 3), tembaga
(8.93 g/cm3), atau kuningan (8.53 g/cm3), mempunyai sifat yang unik, yaitu:
ringan, kuat, dan tahan terhadap korosi pada lingkungan luas termasuk
udara, air (termasuk air garam), petrokimia, dan beberapa sistem kimia.
yang rendah dan tidak cukup baik digunakan untuk aplikasi yang
bentuk paduan yang sering dikenal dengan istilah aluminium alloy merupakan
jenis aluminium yang digunakan cukup besar saat ini. Berdasarkan metode
utama yaitu paduan tempa (wrought) dan paduan tuang (casting). Jenis
paduan aluminium saat ini sangat banyak dan tidak menutup kemungkinan
ditemukannya lagi jenis paduan aluminium baru, oleh karena itu dibuatlah
1.
Pada aluminium tempa, seri 1xxx digunakan untuk aluminium murni. Digit
minimum dari aluminium tersebut. Digit pertama pada seri 2xxx sampai 7xxx
kedua bernilai 0 maka paduan tersebut murni terdiri dari aluminium dan unsur
sistem tiga digit diikuti dengan satu bilangan desimal. Tabel 2 menunjukkan
tanpa paduan dan sebagai nomor identifikasi untuk paduan tersebut, angka
2. Sifat-sifat aluminium
Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan
periodic unsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol.
tetap ulet meskipun pada temperatur yang sangat rendah. Keuletan yang
dengan logam lain seperti besi dan baja. Aluminium memiliki karakteristik
baik dan bila dipadu dengan logam lain bisa mendapatkan sifat-sifat yang
tidak bisa ditemui pada logam lain. Adapun sifat-sifat dari aluminium antara
lain: ringan, tahan korosi, penghantar panas dan listrik yang baik. Sifat tahan
Lapisan oksida ini melekat pada permukaan dengan kuat dan rapat serta
bagian yang lebih dalam. Adanya lapisan oksida ini disatu pihak
menjadi sukar dilas dan disolder (titik leburnya lebih dari 2000ºC). Sifat
mekanik dan fisik aluminium dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut:
lembaran tipis (foil). Dalam hal ini dipergunakan Al dengan kemurnian 99,0%.
dengan besi dan silikon menjadi kotoran utama (elemen paduan). Aluminium
dalam seri ini memiliki kekuatan yang rendah tapi memiliki sifat tahan korosi,
konduksi panas dan konduksi listrik yang baik juga memiliki sifat mampu las
dan mampu potong yang bagus. Aluminium seri ini banyak digunakan untuk
Elemen paduan utama pada seri ini adalah tembaga, tetapi magnesium
dan sejumlah kecil elemen lain juga ditambahkan kesebagian besar paduan
jenis ini. Jenis paduan Al-Cu adalah jenis yang dapat diperlaku-panaskan.
ini dapat menyamai sifat dari baja lunak, tetapi daya tahan korosinya rendah
bila dibandingkan dengan jenis paduan yang lainnya. Sifat mampu lasnya
juga kurang baik, karena itu paduan jenis ini biasanya digunakan pada
potong dan sifat mampu lasnya, sedangkan dalam hal kekuatannya, jenis
ini dalam keadaaan cair mempunyai sifat mampu alir yang baik dan dalam
paduan jenis Al-Si banyak digunakan sebagai bahan atau logam las dalam
Magnesium merupakan paduan utama dari komposisi sekitar 5%. Jenis ini
mempunyai sifat yang baik dalam daya tahan korosi, terutama korosi oleh air
laut dan sifat mampu lasnya. Paduan ini juga digunakan untuk sheet metal
work, biasanya digunakan untuk komponen bus, truk, dan untuk aplikasi
kelautan.
Elemen paduan seri 6xxx adalah magnesium dan silicon. Paduan ini
mampu potong dan daya tahan korosi yang cukup. Sifat yang kurang baik
dari paduan ini adalah terjadinya pelunakan pada daerah las sebagai akibat
dari panas pengelasan yang timbul. Paduan jenis ini banyak digunakan untuk
dalam paduan pokok Al-Zn ditambahkan Mg, Cu dan Cr. Kekuatan tarik yang
dapat dicapai lebih dari 504 MPa, sehingga paduan ini dinamakan juga ultra
dengan kekuatan tariknya, sifat mampu las dan daya tahannya terhadap
digunakan dalam kontruksi las, karena jenis ini mempunyai sifat mampu las
dan daya tahan korosi yang lebih baik daripada paduan dasar Al-Zn [8].
D. Tugas
15
MODUL 3
POLIMER
A. Latar Belakang
Polimer/plastik merupakan salah satu material yang sangat umum dan
yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya
Polimer Alam yaitu polimer yang terjadi secara alami seperti karet
Polimer Semi Sintetik yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi
polimer alam dan bahan kimia seperti serat rayon dan selulosa nitrat.
Salah satu jenis polimer yang saat ini paling banyak digunakan dalam
polimer yang unik dan mempunyai sifat luar biasa. Plastik yang umum terdiri
dari susunan polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen dan klorin.
B. Tujuan
C. Dasar Teori
PET dapat berwujud padatan amorf (transparan) atau sebagai bahan semi-
kristal yang putih dan tidak transparan. PET banyak digunakan untuk serat
sifat: bersifat jernih, kuat, liat, dimensinyastabil, melunak pada suhu 80 oC,
HDPE banyak digunakan sebagai tutup botol, wadah eskrim, dll. Material
bangunan. PVC mempunyai karakteristik keras dan kuat akan tetapi bisa
ini menjadikan PVC ideal digunakan sebagai insulator kabel, dan sepatu
boot. Material PVC mempunyai sifat keras, kuat, bentuk bisa diubah
Material LDPE mudah diproses, mempunyai sifat: kuat, fleksibel, kedap air
permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, melunak pada suhu
yoghurt, kantong belanja (kresek), kantong roti dan makanan segar, botol
tahanterhadap bahan kimia, panas dan minyak,melunak pada suhu 140 oC.
Sifat-sifat mekanis yang menonjol dari bahan ini adalah kaku, keras,
air yang rendah (di bawah 0,25 %), mempunyai permukaan keras,
melunak pada suhu 90oC. Karena mempunyai sifat daya serap air yang
Gaya tarik menarik antara rantai polimer memainkan peranan yang besar
terhadap sifat polimer. Karena rantai polimer sangat panjang, gaya antar
rantai menjadi berlipat ganda dibandingkan tarik menarik antara molekul
ion atau ikatan hidrogen pada rantai yang sama. Semakin kuat gaya akan
kristalinitas.
Kekuatan dan titik leleh naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer.
Jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer akan
3. Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan
mudah meleleh.
Sifat khas bahan polimer sangat berubah oleh perubahan temperature. Hal
besar). Beberapa plastik memiliki sifatsifat khusus, antara lain lebih mudah
larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan
bercabang tanpa ikatan silang antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini
dapat terjadi berulang kali. Sifat ini dijelaskan sebagai sifat termoplastik.
terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak
dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali,
sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang
Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya,
Fleksibel.
dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap
asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti
Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam bentuk pertama kali
panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak
dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada
bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini
pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras.
Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan
mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan
Polypropilane
oleh manusia. Mulai dari barang barang rumah tangga seperti bahan baku
– 0,92) dan termasuk kelompok yang paling ringan diantara bahan polimer.
dan memiliki kekakuan yang tinggi, sifat mampu cetak baik, penyusutannya
saat pencetakan kecil, penampilan dan ketelitian dimensinya baik, anti korosi,
dan memiliki kekuatan impak yang kurang baik terutama pada temperatur
rendah.
Polyamida (Nylon)
mempunyai sifat-sifat dapat dibentuk serat, film dan plastic. Secara umum
nylon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya, berat molekul
dengan titik leleh 350-5700F. Titik leleh erat kaitannya dengan jumlah atom
karbon. Jumlah atom karbon makin besar, kosentrasi amida makin kecil, titik
Teknik pengolahan nylon yang utama adalah cetak injeksi dan ekstrusi.
Teknik lain seperti cetak tiup, rotational moulding, reaction injection moulding
mekanik bahan poliamida adalah uji tarik dan uji bending. Pengujian tarik
D. Tugas
Langkah Kerja
Langkah kerja
Gunting/pemotong
Korek api
Buret
Kaki 3
di atas kaki 3
4. Membakarnya dengan buret
pembakaran selesai.
MODUL 4
MATERIAL KOMPOSIT
A. Latar Belakang
berbeda fasa menjadi suatu material yang sifat yang lebih baik dari material
penyusunnya. Definisi lain dari material komposit adalah, perpaduan antar
yang besifat lebih baik dari material dasarnya dan terjadi ikatan antar muka
tergantung pada kekuatan antar mukanya. Jika ikatan antar mukanya baik
maka kekuatan komposit akan baik pula. Material komposit terdiri 2 fasa,
yakni matrik dan penguat. Matrik adalah fasa utama dalam komposit, matrik
pada umumnya memiliki sifat ulet, sedangkan kekuatan lebih tinggi dimiliki
composites
B. Tujuan
C. Dasar Teori
induknya antara lain kekuatan yang lebih tinggi, kekakuan, dan temperatur
operasi yang relatif tinggi. Namun, komposit matrik logam juga memiliki
kekurangan yaitu, ongkos produksi yang relatif tinggi serta keuletan dan
Bahan keramik seperti SiC, SiO 2, Al2O3, dan grafit yang umumnya digunakan
Tabel 2.3 Sifat penguat bentuk particulat (p), whisker (w), dan chopped fibre (c)
Penguat
Sifat
SiCp Al2O3p TiB2p Si3N4p Al2O3c SiCw Si3N4w
Modulus Young
dan luar angkasa sudah diterapkan. Komposit matrik logam juga banyak
material piston yang menggantikan piston dari besi cor, piston yang
lebih tinggi dang ketahan aus yang lebih baik. Komposit matrik logam
memiliki kekuatan dan kekakuan yang lebih baik daripada material induknya,
proses metalurgi serbuk, proses fasa cair seperti infiltasi spontan matrik pada
reinforcement, dan metode pada fasa semi solid seperti stir, rheo dan campo
casting (Sijo dan Jayadevan, 2016). Metode pembuatan komposit sangat
struktur mikro dan ikatan antar muka dari matrik dan reinforcement.
1) Metalurgi serbuk
padat. Secara umum, metalurgi serbuk terdiri dari tiga tahap, yaitu : mixing,
2) Stir casting
garis liquidus logam matrik lalu dituang kedalam cetakan. Skema stir casting
yang besar. Namun pada metode ini juga memiliki kekurangan yakni,
homogenitas partikel penguat yang tidak seragam pada hasil coran komposit.
Hal ini diakibatkan oleh perbedaan densitas antara penguat dan matrik,
yakni laju pendinginan, viskositas, densitas matrik dan penguat, serta dimensi
MODUL 5
KARAKTERISASI MATERIAL
A. Latar belakang
Dalam mendesain suatu sistem yang melibatkan banyak komponen
pengujian destruktif antara lain: uji tarik, uji keras, uji impak dan uji bending,
B. Tujuan
C. Dasar Teori
1. Uji tarik
Uji tarik merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui
kekuatan suatu bahan. Pada uji tarik, benda diberikan beban gaya tarik
P L0
∆ L= ×
A E
Dengan ΔL adalah pertambahan panjang benda kerja (mm). Panjang
awal benda kerja (L0). P merupakan beban yang diberikan (N). A adalah luas
Pada titik B beban yang diberikan mencapai maksimum. Pada titik ini biasa
disebut ultimate tensile stress (UTS). Pada titik UTS benda mengalami
necking, setelah melewati titik B beban mulai turun dan akhirnya patah (F).
Tegangan teknis (σ) yang didapatkan dengan membagi beban yang diberikan
(P) dengan luas penampang awal benda uji (A 0). Seperti yang ditunjukkan
Persamaan 2.5.
P
σ=
A0
∆L
ε=
L0
n
σ t=K ε
A0
ε =ln
A
i) Uji bending
permanen atau gagal (JIS Z 2204). Uji kekuatan lentur dilakukan dengan
2.6.
Gambar 2.6 Skema pengujian three point bending
3 FL L3 M
σ= E=
2b h 2 4bh
3
Keterangan :
j) Uji kekerasan
1. Metode Brinell
Uji kekerasan Brinell merupakan uji kekerasan lekukan (Dieter, 1987). Uji
2P
BHN=
(πD ) ¿ ¿
2. Metode Rockwell
masing skala. Dalam metode Rockwell ini terdapat dua macam indentor yang
ukurannya bervariasi, yaitu :1. Kerucut intan dengan besar sudut 120º dan
disebut sebagai Rockwell Cone. 2. Bola baja dengan berbagai ukuran dan
Untuk cara pemakaian skala ini, kita terlebih dahulu menentukan dan
skala tertentu. Jikapada skala tertentu tidak tercapai angka kekerasan yang
angka kekerasan yang jelas. Berdasarkan rumus tertentu, skala ini memiliki
permukaan yang rata dan bersih dari suatu logam yang diuji kekerasannya.
Setelah gaya tekan dikembalikan ke gaya minor, maka yang akan dijadikan
diameter atau diagonal bekas lekukan, tetapi justru dalamnya bekas lekukan
dipakai ada tiga jenis, yaitu HRA, HRB, dan HRC. HR itu sendiri merupakan
jenis pengujian yang diperlukan, yaitu indentor bola baja atau kerucut intan.
Setelah indentor terpasang, penguji meletakkan specimen yang akan diuji
penguji dapat melihat pada jarum yang terpasang pada alat ukur berupa dial
1. Benda uji.
2. Operator.
3. Metode Vickers
Metode Vickers ini berdasarkan pada penekanan oleh suatu gaya tekan
tertentu oleh sebuah indentor berupa pyramid diamond terbalik dengan sudut
permukaan logam yang diuji ini harus rata dan bersih. Setelah gaya tekan
secara statis ini kemudian ditiadakan dan pyramid diamond dikeluarkan dari
bekas yang terjad, maka diagonal segi empat bekas teratas diukur secara
teliti, yang digunakan sebagai kekerasan logam yang akan diuji. Permukaan
bekas merupakan segi empat karena pyramid merupakan piramida sama sisi.
1,8554 x P
HVN = 2
D
k) Uji impak
cepat (rapid load). Pada pembebanan cepat terjadi penyerapan energi kinetic
beban yang menumbuk spesimen sehingga spesimen mengalami deformasi
plastis atau patah. Pengujian impak dibedakan menjadi dua yakni metode
charpy dan metode izod. Skema pengujian impak metode charpy ditunjukkan
Gambar 2.8.
dimensi spesimen ditunjukkan oleh Gambar 2.9 dan Tabel 2.4. Pendulum
2.11.
Number
Keterangan :
dijatuhkan
Keterangan :
P : Berat pendulum
E
ak=
A
Keterangan :
Akbar, H.I., Surojo, E., Ariawan, D., Prabowo, A.R. 2020. Technical
Akbar, H.I., Surojo, E., Ariawan, D. 2020. Effect of Sea Sand Content on
Akbar, H.I., Surojo, E., Ariawan, D., Prabowo, A.R., Imanullah, F. 2021.
Akbar, H.I., Surojo, E., Ariawan, D., Putra, G.A., Wibowo, R.T. 2020. Effect of
composite using stir casting route. Procedia Structural Integrity 27, pp.
62–68.
Wiley
Garg, P., Jamwal, A., Kumar, D., Sadasivuni, K.K., Hussain, C.M., Gupta, P.
Mangkurat
Sijo M.T, dan Jayadevan KR. 2016. Analysis of Stir Cast Aluminium Silicon
Suarsana, I.K.T, 2017, Diktat Ilmu Material Teknik, Program Studi Teknik