Anda di halaman 1dari 13

Laporan Bahan Teknik

Chromium (Cr)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


mata kuliah Bahan Teknik

Disusun Oleh :

Adi Prasetio (22020005)

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kehendak-Nya lah kami selaku tim penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya .

Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini, adalah untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah bahan teknik, dan juga untuk menambah wawasan mengenai
karakteristik dari bahan Chromium.

Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, teori, dan sistematika
penulisannya. Maka dari itu karena belum luasnya wawasan kami, kami sangat terbantu bila
pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan
makalah ini dari segi manapun .

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik
untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang .

Amin .

Tegal, 21 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
PEMBAHASAN 3
2.1 Definisi 3
PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18
Bab I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Sudah beratus - ratus tahun atau lebih tepatnya 252 tahun chromium ditemukan yang
dikenal sebagai timbal merah di siberia Para ilmuwan bingung tentang elemen mineral baru ini.
Itu memiliki bentuk dan warna yang tidak terlihat pada mineral lainnya. Dalam beberapa kasus,
ditemukan, seperti yang dikatakan beberapa orang, “menempel seperti rubi kecil
sampaikuarsa.”. dan pada era ini penggunaan chromium sudah terbilang wajib, padastainless
steel chromium selalu digunakan dan stainless steel tersebut
sudah banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh penjuru bumi, maka dari itukita akan
membahas tentang paduan chromium pada logam paduan .
 
b. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalammakalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Logam paduan.
2. Apa saja kecendurungan dan sifat chromonium.
3. Apa kegunaan chromonium pada Logam paduan.
c. Tujuan Makalah Adapun tujuan dari makalah ini dibuat sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud Logam paduan.
2. Mahasiswa mengetahui kecendurungan dan sifat chromium.
3. Mahasiswa mengetahui kegunaan chromonium yang diberikan padaLogam paduan.
Bab II
Pembahasan.

a. Logam Paduan
Alloy steel atau juga disebut Logam paduan telah banyak
mengalami perkembangan sejak ditemukan pada tahun 1825. Awal digunakannya alloysteel
pada tahun 1910 digunakan sebagai baju zirah, kemudian terus berlanjut menjadi high quality
alloy steel untuk perang. Stainless steel juga merupakanLogam paduan yang elemen paduannya
sangat banyak sehingga terbuatlan stanless steel. Logam paduan merupakan baja yang
dicampur dengan berbagai elemen logam lainnya antara 1% sampai 50% berat untuk
memperbaiki sifatmekanik baja.
Dua atau lebih kombinasi elemen paduan pasti menghasilkan sifat mekanik yang khas
dibandingkan 1 elemen paduan, contoh, unsur kromiun dan nickelyang bajanya akan
mempunyai sifat keras dan kenyal supaya dapat ditempa,dipalu, ditarik tanpa mengalami
fracture
Logam paduan juga digunakan karena keterbatasan baja karbon sewaktu dibutuhkan
sifat –  sifat yang spesial daripada baja karbon, keterbatasan yang dimaksud ini adalah reaksi
baja karbon. Proses pemanasan dan propertiesnya sangat terbatas untuk baja karbon, oleh
karena itu logam paduan menjadisolusi reaksi baja karbon dan memanipulasi sifat mekanik baja
Logam paduan dibagi dua sifat, Low –  Alloy Steel dan High –  Alloy Steel.Alloy Steel
biasanya mengandung beberapa unsur, mereka adalah mangan,silicon, nikel, krom, vanadium,
tungsten, molybdenum, fosfor, cobalt,alumunium, zirconium, titanium, nitrogen,lead, boron,
dan selenium. Baja juga bisa di lapisi degan zinc, tin, lead, krom, nikel. Tetapi hasil yang
diberikan biasanya tidak di klasifikasikan sebagai logam paduan. Perbedaan mereka berada di
kandungan unsur, High Alloy Steel sendiri mempunyai 10 –  35% kandungan unsur didalam
logam tersebut.
Low –  Alloy Steel sebelum perang dunia ke 2 sudah dipakai oleh teknisi otomotif, High
Alloy Steel memiliki 3 kelas, diantaranya high speed steels,high alloy steel yang biasa digunakan
untuk ketahanan korosinya, dan highalloy steel yang mengandung kespesialan sifat magnet dan
elektrik, dan bahkan karakteristik yang luas, biasanya dipakai untuk hal komunikasi danindustri
induksi lainnya

b. Stainless Steel
Stainless steel (baja tahan karat) adalah jenis baja yang tahan
terhadap pengaruh oksidasi. Stainless steel merupakan logam paduan dari beberapa unsur
logam yang dipadukan dengan komposisi tertentu. Dari perpaduanlogam tersebut
didapatkan logam baru dengan sifat atau karakteristik yang lebih unggul dari unsur logam
sebelumnya, karakteristik yang biasa
terdapat pada stainless steel adalah persen krom yang tinggi, tahan karat, minim perawatan,
tahan lama, kekerasan dan kekuatan tinggi, resisten terhadap suhu tinggi, tampilan menarik.
Adapun baja ini dibagi beberapa kelompok sesuai jenis dan persentase material bahan
pembuatnya, yaitu :

1. Martensitic stainless steel


Paduan besi-krom. Memiliki kandungan karbon yang tinggi dan kromiun lebih rendah,
yaitu terdiri dari 1% chromium dan 35% karbon. Termasukdalam kelas 410 dan 416.
Karakteristik stainless steel martensitic yaitu bersifat magnetic,
ketahanan korosi sedang, dan kemampuan las yang buruk.Martensitic stainless steel biasanya
digunakan untuk Pisau bedah,Alat makan,Peralatan bedah/ operasi, Zipper, Anak panah,
Pegas2.
2. Ferritic stainless steel
Paduan besi-krom dengan komposisi karbon rendah. Kandungan kromium berkisar 10,5-
18%. Ferritic stainless steel memiliki ketahanan korosi sedangdan minim sifat pabrikasi. Sifat
pabrikasi dapat ditingkatkan dengan modifikasi paduan seperti 434 dan 444. Karakteristik
stainless steel jenis initidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas. Penggunaannya selalu
dalam kondisi anneal. Bersifat magnetic dan mampu menerima pengelasan di bagiantipis.
Ferritic stainless steel biasanya digunakan dalam Knalpot kendaraan,Peralatan masak, Lis
arsitektur, Perlengkapan rumah tangga.
3. Austenitic stainless steel
Paduan besi-krom-nikeldan besi-krom-nikel-mangan, terdiri dari 18%krom dan 8% nikel.
Dengan menambahkan unsur-unsur lain seperti Molybdenum, Titanium,Tembaga, sifat-sifat
stainless steel dapat dimodifikasi. Dengan modifikasi ini dapat meningkatkan ketahanan
korosi.Sebagian besar baja akan rapuh pada suhu rendah, tapi adanya
kandungan Nikel pada austenitic stainless steel membuatnya cocok untuk aplikasi suhu rendah
atau kriogenik. Karakteristik stainless steel jenis ini umumnya non-magnetic dan tidak dapat
dikeraskan dengan perlakuan panas. Jenis inimerupakan yang paling mudah dibentuk dari
keseluruhan stainless steel.Biasanya digunakan untuk wastafel, atap, pintu, jendela, alat
pemrosesan makanan, oven, dan tangka kimia.
 
4. Chromium hot work tool steel, Group H11 –  H16
Baja perkakas ini mengadung kromium antara 5 –  7 persen dengan paduan vanadium
antara 0,4 sampai 1,0 persen, wolfram antara 1,5 –  7,0 danmolibdenum antara 1,5 –  5,0
persen. Baja perkakas ini mengadung karbonantara 0,25 –  0,55 persen. Dengan komposisi ini
dapat diperoleh baja perkakas yang memilii red hardening, deep hardening yang baik dengan
ketahanan dimensi yang baik sejak perlakuan panas.
5. Tungsten hot work tool steel, Group H20 –  H26
Baja perkakas dari kelompok ini mengandung wolfram/tungsten antara9,0 – 18 persen,
dengan kandungan kromium antara 2,0 –  12,0 persen dan vanadium maksimum satu persen.
Baja perkakas ini mengandung karbonantara 0,25 –  ,45 persen. Komposisi paduan yang dimiliki
oleh baja perkakasini, mampu meningkatkan ketahanan perubahan plastis pada temperaur
tinggi. Namun menjadi lebih rapuh pada pengerjaan pengerasan, work hardening,dan sulit
berhasil pada perlakuan dengan pendinginan menggunakan air.

4. Molybdenum hot work tool steel, Group H41–  H43


Baja perkakas dari group ini mengandung molibdenum antara 5,0 sampai8,0 persen,
dengan kandungan kromium sekitar 4,0 persen, dan vanadiumantar 1,0 sampai 2,0 persen. Baja
perkakas ini mengandung karbon antara0,55 sampai dengan 0,65 persen Baja perkakas ini
memiliki sifat-sifat yang hampir sama dengan baja pekakas dari group
H20 –  H26, namun dengan harga yang relatif lebih murah
c. Chromium
 Kecendurungan
Chromium merupakan unsur kimia yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24 pada
tabel unsur periodik dan unsur yang termasuk dalam urutan sembilan unsur paling banyak
ditemuka di kerak bumi, chromium juga merupakan logam tahan korosi dan dapat dipoles
menjadi mengkilat, krom juga bisa menjadi pelapis bahan – bahan bangunan, komponen
kendaraan bahkan emas, chromium biasa disebut sebagai emas putih. Chromium terdapat di
dalam lingkungan karena erosi dari batuan yang mengandung chromium dan dapat di
distribusikan oleh letusan gunung berapi, unsur ini sering ditemukan dalam bentuk oksidanya,
antara lain: Cr 2O3, CrO, K 2Cr 2O7.Senyawa chromium dapat dikenali dengan warna hijau,
merah, atau kuning. Unsur chromium bersifat keras, getas, dan logam kelabu yang mengkilap
Disamping itu chromium merupakan logam masif, berwarna putih perak,dan lembek
jikar murni dengan titik leleh kira–  kira 1900oC dan titik didihkira –  kira 2690oC, ke tahanan
korosi ini karena reaksi dengan udaramenghasilkan lapisan Cr 2O3 yang bersifat tidak berpori
sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari serangan reaksi lebih lanjut.
Didalam diagram Fe-Cr mempunyai dua kekhususan yang penting yaitu Cr pada
temperatur 860o dan 1390o memperkecil daerah austenit, Cr pada temperatur sekitar 600-
820oC dengan kandungan sekitar 45% membentuk senyawa Fe-Cr yang lebih dikenal dengan
nama fasa y
Pengaruh Cr terhadap austenit pada temperatur – temperaur dimana fasaaustenit
terseut terbentuk dibatasi oleh dua garis kurva, dan terbagi menjadi tiga bagian, pada garis
kurva pertama terdapat austenit yang merupakan fasa yang stabil sampai kandungan Crnya
11,5%, selama pemanasan paduan – paduan akan mengalami transformasi dari ferrit ke
austenit, kemudian kandungan Cr yang diatas 12,5% Cr transformasi alotropi tidak dapat
berlangsung karena fasa yang stabil didaerah ini selalu ferit sampai temperaturnya mencapai
garis solidus, dan yang terakhir pada fasa martensit pada kandungan persentase Cr 11,5% -
12,5%

 Sifat Fisis
Chromium mempunyai konfigurasi elektron 3d5 4s1, sangat keras,mempunyai titik leleh dan
titik didih tinggi diatas unsur – unsur transisi deret pertama lainnya. Bilangan oksidasi
terpenting adalah +2, +3, +6

Massa Jenis 7,15 g/cm3

Titik Lebur 2180K,1907 o

Titik Didih 2944K,26710

Entalpi Peleburan 20,5 kJ/mol


Panas Penguapan 339 kJ/mol
Kapasitas Kalor 23,25 J/mol.K
Kepadatan 7,140 kg/m

Sifat Resitivitas Listrik 12,7 10-8Ω m


 Sifat Kimia
Chromium dapat dikatakan bahwa memiliki bilangan oksidasi yang lebihdari satu, yaitu
+2, +3, +6, hal ini disebabkan oleh elektron yah tidak hanya keluar dari subkulit s, tetapi juga
dari subkulit d yang ada dibawahnya. Angka+3 merupakan bilangan oksidasi yang paling stabil,
begitu juga konfigurasi elektronnya karena d atau s nya terisi penuh atau setengah penuh

 Sifat Magnetik
Sifat magnetik suatu unsur disebabkan keberadaan elektron tidak berpasangan di dalam
orbital atommnya yakni s, d, f. Chromium sendiri mempunyai 3d5 4s1 makan elektron yang
tidak memiliki pasangan elektron ada banyak yang tidak berpasangan .

Nomor Atom Jumlah e-di orbital


subkulit d
4s 3d

24 1 11111

 Senyawa Oksida Kromiuma.


a. Kromium (III) OksidaCr 2O3
berwarna hijau diperoleh dari dekomposisi termalamonium dikromat, reaksi
(NH4)2CrO7→ Cr 2O3 + N24H2O
b. .Kromium (lll) oksida
Cr2O3 berwarna merah tua. Kromium trioksida sangat mudahlarut didalam air
menghasilkan ion kromat, namun ion kromat berubah menjadi ion dikromat,
reaksi
CrO3 + 3H2O→ [CrO4]2- + H3O+
c. Kromium IV Oksida
Dapat diperoleh dengan reduksi CrO3secara hidrotermal, reaksi
CrO3 + H2 →CrO2 + H2O
d. Kromium VI Oksida
Dapat diperoleh dengan penambahan asam sulfat pada alkalidikromat, reaksi
K 2Cr 2O7+ H2SO4 →2CrO3 +K 2SO4+ H2O

 Kegunaan Umum
Chromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak logam paduan yang berguna, chromium juga bisadipakai untuk pelapisan
logam untuk menghasilkan permukaan logam yangkeras dan indah dan juga dapat mencegah
korosi. Kodifikasi pada paduanchromium selalu didahului angka 5 dan jika chromium
ditambahkan vanadium didahului angka 6.
Pembuatan logam paduan chromium dapat dibuat menurut prosesgoldschmidt, yaitu
mereduks Cr 2O3dengan alumunium (prosesaluminothermy)
Cr 2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
Logam Kromium dan senyawanya banyak digunakan didalam bidang indusrti .
 Logam Kromium dapat dicampuri dengan besi kasar
(pigiron) membentuk baja yang sifatnya keras dan permukaannya tetap mengkilap.
 Krom seperti ferrokrom dapat juga dengan besi kasar membentuk baja yang sifatnya
tahan karat.
 Larutan K 2Cr 2O7 atau kromium (III) oksida, digunakan untuk mencuci alat-alat
laboratorium.
 Na2Cr 2O7.2H2O digunakan dalam penyamakan kulit,menghasilkan kulit sama,
kromium membentuk senyawa yang tidak larut dengan protein dalam kulit.
 Dapat digunakan sebagai pigmen, yaitu PbCrO4 (kuningkrommium) dan
Cr 2O3 (hijau kromium).
 Kromium (VI) dan Kromium (III) digunakan untuk menyepuh logam (elektroplating).
Dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan bantuan arus listrik dan
senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang
hendak dilapisi.
 Pengawet kayu untuk perumahan dan gedung.
 Sebagai pewarna,pencelup,dan cat. Dalam bidang industry kimia biasanya digunakan
sebagai pembuatan pigmen warna.
 Kromium digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna.

 Kekurangan
o Pada penggunaannya chromium bisa meracuni kulit, merusak manufaktur tekstil
yang didistribusikan oleh udara dan air, sebagian besar chromium akan menetap dan
berakhir pada perairan atau tanah.
o Chromium dapat mengganggu metabolisme gula dan menyebabkan kondisihati rendah,
ketika dosis gula harian sangatlah rendah, organisme juga bisadiserang oleh chromium
yang pada akhirnya bisa mengubah bahan genetik dan menyebabkan kanker,
pembuangam produk –  produk logam dipermukaan airdengan chromium
berkonsentrasi tinggi dapat merusak insang ikan yang berenang di dekat titik
pembuangan
Bab III
Penutup.
 
1. Kesimpulan
Logam paduan adalah logam yang dicampur dengan satu atau beberap aunsur, pada pemberian
unsur persentase nya juga harus dihitung, karena akanterbagi lagi menjadi dua yaitu high alloy
steel dan low alloy steel. Chromiumini sangat mudah ditemukan karena chromium terdapat di
dalam lingkungankarena erosi dari batuan yang mengandung chromium dan dapat
didistribusikanoleh letusan gunung berapi, unsur ini sering ditemukan dalam bentukoksidanya.
Sifat fisis chromium juga memiliki titik didih dan titik leleh diatas rata –  rata, merupakan
oksidasi yang sangat stabil dan mempunyai sifat paramagnetik , Logam
Kromium dapat dicampuri dengan besi kasar (pig iron)membentuk baja yang sifatnya keras dan
permukaanya tetap mengkilap.Kromseperti ferrokrom dapat juga dengan besi kasar
membentuk baja yang sifatnyatahan karatLarutan K 2Cr 2O7atau kromium (III) oksida, dan
masih banyak lagi. 
 
Daftar pustaka
Allen. Theodore Jr, Amidon. Lee L. 1957.
Engineering Metalurgy. Toronto.PITMANPeckner, Donald. 1977.
Handbook Of Stainless Steel. New York:Mc-GrawhillSuratman, Rochim. 1983.
Teknologi pembuatan dan pengembangan baja baha karat III. Bandung: ITBValencia M,
Eduardo. 2011. Alloy Steel Properties And Use. Rijeka:In Tech

Anda mungkin juga menyukai