Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

LOGAM FERRO DAN LOGAM NON FERRO

Disusun Oleh :

1. Daniel Sheldy Sucipto (180196251)


2. Ikrima Al-Muhajir (1806196693)
3. Khalida Mahmuda Ateh (1806182681)
4. Kynanda Ivandi Ramadhan (1806196144)
5. Lutgardis Dianika Winanda (1806196112)
6. Maulana Rafif (1806196163)
7. Muthia Nurul Azka (1806182523)
8. Nadhila Bianca (1806148246)
9. Nurul Azizah (1906435302)
10. Teguh Tri Sugiono (1906435321)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah mengenai Logam Ferro dan Logam Non Ferro dengan
sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan secara
umum mengenai logam ferro dan logam non ferro, menjelaskan
pengaplikasian/penggunaan material logam ferro dan logam non ferro dalam
proses produksi, dan mengetahui karakteristik dari masing-masing logam ferro
dan logam non ferro.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu, memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah
ini sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga segala bantuan yang diberikan
boleh dibalas oleh Tuhan YME dengan berkah yang berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan keilmuan
mengenai logam ferro dan logam non ferro ini untuk pembaca.

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Penulisan 4
1.2 Tujuan Penulisan 4
1.3 Metode Penulisan 4

PEMBAHASAN 5
2.1 Pembagian Jenis Material Teknik 5
2.2 Bahan Logam 5
2.3 Logam Ferro 6
2.3.1 Pengertian Logam Ferro 6
2.3.2 Klasifikasi Logam Ferro 6
2.3.3 Struktur dan Sifat Logam Ferro 9
2.3.4 Pengaplikasian Logam Ferro 10
2.4 Logam Non-Ferro 11
2.4.1 Pengertian logam non ferro 11
2.4.2 Klasifikasi logam non ferro 11
2.4.3 Struktur dan sifat logam non ferro 12
2.4.4 Pengaplikasian logam non ferro 13
2.5 Tugas dan Latihan 18
2.6 Kunci Jawaban 20

PENUTUP 22
3.1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut 22
3.2 Kesimpulan 22

DAFTAR PUSTAKA 24

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat
dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Oleh
karena itu, material merupakan hal yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan
manusia. Dalam suatu proses produksi pastinya dibutuhkan material untuk
membuatnya. Material yang digunakan dalam proses produksi disebut material
teknik. Material teknik adalah jenis material yang banyak dipakai dalam proses
rekayasa dan industri. Material teknik ini dibagi menjadi 6 kelas, yakni material
logam, material karet, material gelas, material polimer, material keramik, dan
material hibrida (komposit). Namun, pada pembahasan dalam makalah kali ini
penulis akan fokus pada material yang terbuat dari logam.
Material logam secara umum dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu
logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro adalah adalah logam yang
mengandung unsur besi(Fe). Unsur besi (Fe) murni memiliki karakteristik yang
terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja dan bahan konstruksi. Oleh karena
itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat arang/karbon (C).
Sementara itu, logam non ferro adalah logam yang memiliki unsur selain besi.
Sifat dari logam non ferro sendiri bervariasi karena banyak logam selain besi.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan secara umum mengenai logam ferro dan logam non ferro
2. Menjelaskan pengaplikasian/penggunaan material logam ferro dan logam
non ferro dalam proses produksi
3. Mengetahui karakteristik dari masing-masing logam ferro dan logam non
ferro

1.3 Metode Penulisan


Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Studi Pustaka
2. Diskusi

BAB II

4
PEMBAHASAN

2.1 Pembagian Jenis Material Teknik


Bahan padat pada umumnya dibagi menjadi tiga kelompok dasar: logam,
keramik, dan polimer. Pembagian ini didasarkan pada susunan kimiawi serta
struktur atom benda tersebut. Suatu benda umumnya jatuh pada salah satu
kategori, walaupun ada beberapa yang memiliki sifat tertentu yang membuat
mereka berada di antara dua atau tiga kategori tersebut. Selain tiga kelompok di
atas, ada pula jenis bahan komposit yang merupakan gabungan dari dua atau tiga
jenis bahan dasar yang ada. Terdapat pula pembagian jenis lainnya yang
mengkhususkan pada bahan yang lebih canggih atau di dalamnya terdapat
pengaplikasian teknologi tinggi seperti bahan semikonduktor, biomaterial, bahan
nano rekayasa, dan lain-lain.

Gambar 2.1 Pembagian jenis material

2.2 Bahan Logam


Bahan yang termasuk ke dalam jenis logam umumnya tersusun atas satu
atau lebih unsur logam (seperti besi, aluminium, tembaga, titanium, emas, dan
nikel), dan sering kali juga tersusun atas unsur yang bukan logam (misalnya
karbon, nitrogen, dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Atom-atom dalam
logam dan paduannya tersusun sangat teratur dan relatif padat dibandingkan
material lain. Bahan logam terbagi menjadi dua jenis, yaitu logam ferro dan
logam non-ferro yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

5
2.3 Logam Ferro
2.3.1 Pengertian Logam Ferro
Logam ferro merupakan suatu logam paduan yang terbentuk
dari gabungan unsur karbon dan besi. Pengelompokanya terdiri
atas besi dan dan baja. Oleh karena berpadu dengan karbon, maka
logam ferro juga disebut sebagai besi karbon atau baja karbon.
Campuran karbon dalam logam ferro dapat membuat logam
menjadi keras sedangkan beberapa bahan campuran seperti
silisium, fosfor, belerang, dan sebagainya yang kadarnya relatif
rendah hanya untuk meningkatkan kepadatan dan tahan pada
karat.
Besi dalam bidang keteknisian yaitu besi teknik bukan besi
murni karena besi teknik sendiri selalu bercampur dengan unsur
lain dan memenuhi persyaratan teknik, yaitu kekuatan bahan,
keuletan, dan ketahanan terhadap pengaruh luar (korosi, aus,
bahan kimia, suhu tinggi, dan sebagainya). Sedangkan besi murni
sendiri atau simbolnya Fe hanya dapat diperoleh dengan jalan
reaksi kimia dan tidak memenuhi persyaratan teknik.
Besi teknik terbagi atas tiga macam, antara lain:
1. Besi mentah atau besi kasar : kadar karbon >3,7% dan
tidak dapat ditempa
2. Besi tuang : kadar karbon 2,3% - 3,6% dan tidak dapat
ditempa
3. Baja atau besi tempa : kadar karbon <1,7% dan dapat
ditempa

2.3.2 Klasifikasi Logam Ferro


Logam Ferro yang dimaksud disini merupakan logam besi
yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya dan
campuran karbon. Logam besi dapat digolongkan dalam beberapa
kelompok berdasarkan komposisi kimia, khususnya kadar karbon,
sifat-sifat mekanis atau fisis dan tujuan penggunaannya.
Penggolongan tersebut antara lain:
1. Baja
Baja adalah paduan unsur Fe dan C dengan kandungan
karbon <2%. Terdapat ribuan jenis baja yang tersedia di pasar,
dimana berbeda komposisi kimia dan proses perlakuan
panasnya. Sesuai klasifikasi paduan logam fero pada gambar

6
1.1, baja dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu (1)
baja paduan rendah (low alloy steel) dan (2) (high alloy steel).
Pada baja paduan rendah, hanya terdapat sedikit unsur paduan
selain karbon dan sedikit mangan, sementara pada baja paduan
tinggi, secara sengaja dimasukkan unsur-unsur lain untuk
meningkatkan karakteristik tertentu dari baja tersebut.

Gambar 2.2 Klasifikasi paduan logam

❏ Baja Karbon Rendah


Kadar karbon baja ini kurang dari 0,25 wt.% serta
struktur mikronya terdiri atas ferit dan perlit. Oleh karena
itu, jenis baja ini bersifat lunak tetapi memiliki keuletan dan
ketangguhan yang sangat baik. Sistem penamaan baja ini
adalah berdasarkan standar AISI (American Institute for Steel
and Iron) yang terdiri atas empat digit. Kelompok lain dari
baja karbon rendah adalah baja paduan rendah berkekuatan
tinggi atau yang dikenal juga sebagai baja HSLA. kelompok
baja ini mengandung unsur paduan seperti tembaga,
vanadium, nikel, dan molibdenum yang totalnya dapat
mencapai 10 wt.%.

❏ Baja Karbon Sedang


Kadar karbon baja ini sebesar 0,25 - 0,60 wt.%. Jenis
baja ini lebih kuat daripada baja karbon rendah, tetapi
memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih rendah, serta
dapat diberi perlakuan panas untuk meningkatkan
kekuatannya.

❏ Baja Karbon Tinggi

7
Kadar karbon baja ini sebesar 0,60 - 1,40 wt.% serta
struktur mikronya terdiri atas perlit dan sementit (Fe3C)
yang sangat keras dan terdapat di batas butir. Oleh karena
itu, jenis baja ini merupakan jenis baja karbon yang paling
kuat dan paling keras, serta tidak ulet. Paduan lainnya dari
jenis baja ini merupakan unsur pembentuk karbida (Cr23C6,
V4C3, dll) yang sangat keras dan memiliki ketahanan aus
yang tinggi.
❏ Baja Tahan Karat
Jenis baja ini sangat tahan korosi karena kandungan
kromiumnya cukup tinggi. Kadar kromiumnya minimum
adalah sebesar 11 wt.%. Unsur lainnya yang juga berperan
meningkatkan ketahanan korosi adalah nikel dan
molibdenum. Jenis baja ini dibagi menjadi empat kelas,
yaitu: (1) martensitik, (2) feritik, (3) austenitik, dan (4)
pengerasan presipitasi.

2. Besi Tuang
Besi tuang adalah paduan besi dan karbon dengan
kandungan karbon >2 wt.%. Secara umum, kandungan karbon
tersebut berkisar antara 3 - 4,5 wt.%. Besi tuang memiliki titik
lebur lebih tinggi daripada baja. Oleh karena mengandung
kadar karbon yang tinggi, besi tuang memiliki grafit bebas di
dalam struktur mikronya. Pembentukan grafit ini dibantu oleh
unsur silikon yang ada di dalam besi tuang. Berdasarkan bentuk
grafit tersebut, besi tuang diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
❏ Besi Tuang Kelabu
Mengandung kadar silikon sebesar 1,0 - 3,0 wt.% serta
stuktur mikronya terdiri atas grafit berbentuk serpih (flake)
dikelilingi oleg ferit atau perlit. Grafit yang berbentuk seprih
menyebabkan besi tuang ini sangat rapuh dan berwarna
kelabu jika patah.
❏ Besi Tuang Nodular
Jenis besi ini mengandung magnesium atau cerium
yang bertindak sebagai pembulat grafit selama proses
pembekuan. Struktur mikronya terdiri atas grafit berbentuk
bulat yang dikelilingi oleh ferit dan perlit. Jenis besi ini lebih

8
kuat dan lebih ulet daripada besi tuang kelabu dan sifatnya
hampir menyerupai baja.
❏ Besi Tuang Putih
Jenis besi ini mengandung silikon kurang dari 0,1 wt.%
dan dibuat melalui proses pembekuan yang relatif cepat di
dalam cetakan logam. Akibatnya, karbon tidak membentuk
grafit bebas, tetapi membentuk sementit (Fe3C) yang sangat
keras, dimana dikelilingi oleh perlit. Jenis besi ini memiliki
kekerasan dan ketahanan aus yang sangat tinggi, tetapi
sangat rapuh dan tidak dapat dimesinkan.
❏ Besi Tuang Mampu Tempa
Dapat diperoleh dengan memanaskan besi tuang putih
pada suhu 800 - 900 oC untuk waktu yang cukup lama,
sehingga sementit (Fe3C) akan terdekomposisi menjadi besi
dan karbon. Karbon yang dihasilkan adalah grafit yang
memiliki bentuk berkelompok atau rosette sehingga jenis
besi ini memiliki ketangguhan yang cukup tinggi.

2.3.3 Struktur dan Sifat Logam Ferro


Struktur logam ferro ialah susunan-susunan yang terdapat di
dalam logam tersebut. Berikut struktur-struktur logam ferro
beserta sifatnya:

a. Struktur Ferit
Penamaan Ferrit berasal dari bahasa Latin yang
memiliki arti besi, dan dilambangkan dengan Fe. Struktur
tersebut disebut sebagai besi murni dan dapat berubah
sifat jika dipanaskan. Ferit terbentuk akibat proses
pendinginan yang lambat dari austenit baja hypotektoid
pada saat mencapai A3. Ferit bersifat sangat lunak, ulet
dan memiliki kekerasan sekitar 70-100 BHN dan memiliki
konduktivitas yang tinggi. Kekuatan tariknya kurang dari
310 Mpa.

b. Struktur Sementit
Struktur ini adalah suatu senyawa kimia antara
besi (Fe) dengan zat arang (C). Struktur ini dengan rumus
kimia Fe3C artinya 3 atom besi mengikat sebuah atom

9
karbon menjadi sebuah molekul. Struktur ini sangat keras,
bila zat arang pada suatu logam tidak bersenyawa dengan
besi disebut zat bebas (grafit) 6,67%C.

c. Struktur Perlit
Struktur ini adalah struktur yang terbentuk dari
persenyawaan antara ferit dan struktur sementit yang
seimbang. Semua struktur ferrit saling mengikat dengan
struktur sementit dalam lapisan tipis yang menunjukkan
jalur hitam (Fe3C) dan terang (Fe) dengan warna yang
mengkilap seperti induk mutiara. Jika suatu logam ferro
mengandung kadar karbon 0,8%, maka struktur logam
tersebut terdiri dari 100% perlit. Struktur ini jika
dipanaskan sampai suhu 723oC akan berubah struktur
austenit. Perlit mempunyai sifat diantara ferit dan
sementit, yaitu kuat dan cukup keras.

d. Struktur Austenit
Struktur Austenit berasal dari struktur ferit yang
dipanaskan pada suhu 910o-1391oC atau struktur perlit
yang dipanaskan pada suhu 723oC -1391oC. Struktur ini
disebut besi gamma, sifatnya tidak magnetis, kristalnya
berbentuk kubus pusat bidang, lunak dan dapat ditempa.

e. Struktur Martensit
Struktur ini berasal dari struktur austenit yang
didinginkan secara cepat. Jika struktur austenit didinginkan
lambat cenderung akan kembali ke struktur ferit, perlit,
sementit. Struktur ini sifatnya sangat keras, kristalnya
berbentuk kubus pusat tetragonal tetapi rusuknya panjang.

f. Struktur Bainit
Struktur bainit adalah perubahan dari struktur
austenit yang pendinginannya lambat, tetapi sifatnya lebih
keras dari perlit dan lebih lunak dari martensit.

10
2.3.4 Pengaplikasian Logam Ferro
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih
besi di dalam dapur tinggi yang akan menghasilkan besi kasar atau
besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan sebagai bahan
untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu,
besi kasar itu masih harus diolah kembali di dalam dapur-dapur
baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan
sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda
jadi maupun setengah jadi.

Sumber: (Davis, Troxell, dan Wiskocil, 1955)

2.4 Logam Non-Ferro


2.4.1 Pengertian logam non ferro

Logam Non-Ferro ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak


memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut
sebagai logam bukan Besi (non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini telah
disebutkan dimana termasuk logam yang banyak dan umum digunakan
baik secara murni maupun sebagai unsur paduan. Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam
pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam digunakan
secara luas dengan berbagai alasan, mutu produk yang semakin
ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan pendukung teknologi serta
keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum
digunakan dan lain-lain.

11
2.4.2 Klasifikasi logam non ferro

Logam non ferro ialah logam yang tidak berisi bagian besi, logam
non ferro murni banyak sekali tidak dipakai tanpa memakai logam lain
sebab sifatnya yang belum mengisi syarat. Logam non ferro laksana emas,
perak dan platina tidak perlu dicampurkan sebab sudah mempunyai sifat
yang paling baik.

Logam non ferro juga dipakai untuk gabungan besi atau baja
untuk membetulkan sifat baja supaya lebih kuat. Dari jenis logam non
ferro yang sering dipakai untuk gabungan baja merupakan nikel,
kromium, molibdenum dan masih banyak lagi.

Logam non ferro ialah suatu bahan yang tidak berisi besi, yang bisa
digolongkan menjadi:

● logam berat : nikel, seng, tembaga, timah putih dan timah hitam

● logam mulia/murni : emas, perak, platina

● logam ringan : alumunium, barium, kalsium

● logam refraktori/tahan api : Molibdenum , titanium, wolfram,


zirkonium

● logam radio aktif : radium dan uranium

2.4.3 Struktur dan sifat logam non ferro

Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-
masing memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda secara spesifik
antara logam yang satu dengan logam yang lainnya. Keberagaman sifat
dan karakteristik dari logam non-ferro ini memungkinkan pemakaian
secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan antara
logam non-ferro bahkan dengan logam ferro untuk mendapatkan suatu
sifat yang baru yang berbeda dari sifat asalnya.

Pengertian dari bahan bukan logam atau non-ferro adalah unsur kimia
yang mempunyai sifat-sifat, yaitu:
● Elastis (karet)
● Cair (bahan pelumas, dan tidak dapat menghantarkan arus listrik
(bahan isolasi))

12
● Peka terhadap api (bahan bakar, tidak dapat terbakar (contoh: asbes)
dan mudah pecah (contoh: keramik))

2.4.4 Pengaplikasian logam non ferro

1. Uranium (U)

Sifat-sifat uranium adalah BD 18,7, uranium murni malleable /liat


dan ductile mudah dibentuk dan menstabilkan carbide keras.
Kegunaannya untuk bahan amunisi dan persenjataan.

2. Alumunium (Al)

Sifat-sifat Alumunium adalah penghantar arus listrik tinggi. Jenis


logam ringan (BD 2,7) dengan titik lebur 600°C, mudah dikerjakan/
dituang, penghantar panas, tahan karat dan non magnetis.
Kegunaan Aluminium adalah untuk bahan bangunan, alat-alat
rumah tangga, mesin penggerak, mesin tenaga / penghasil kalor
yang besar untuk pemanas, kabel dan pipa serta pembuatan
mesin motor dan kapal terbang. Aluminium terdapat dua macam
yaitu: aluminium tuangan mempunyai kekuatan tarik sebesar 10
kg/ mm2 dan regangannya 18-25 % dan aluminium tempa
mempunyai kekuatan tarik sebesar 18-28kg/mm2 dan
regangannya 3-5%.

3. Magnesium (Mg)

Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat


mengkilap dengan titik cair 651ºC yang dapat digunakan sebagai
bahan paduan ringan, sifat dan karakteristiknya sama dengan
Aluminium. Oxid film yang melapisi permukaan Magnesium hanya
cukup melindunginya dari pengaruh udara kering, sedangkan
udara lembab dengan Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga
110 N/mm2 dan dapat ditingkatkan melalui proses pembentukan
hingga 200 N/mm2. Sifat-sifatnya adalah BD rendah 1,7, lunak dan
titik cair rendah 800°C serta tahan korosi. Kegunaannya adalah
untuk bangunan dan kapal udara serta fotografi dan sebagai unsur
paduan non ferro.

4. Kobalt (Co)

13
Kobalt (Co) ialah logam yang berwarna putih silver ini memiliki
titik cair 1490ºC dan bersifat magnetik tinggi. Cobalt diperoleh
bersama unsur Nikel serta elemen-elemen mineral tertentu dan
dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur Nikel. Sifat-
sifatnya adalah bila dipadu dengan baja maka akan menjadi keras,
tahan panas dan tahan aus. Kegunaannya kobalt bila dipadu
dengan baja banyak dipergunakan untuk konstruksi tahan tahan
pesawat terbang dan konstruksi tahan panas.

5. Timah Putih, Tin, Stannum (Sn)

Timah putih (Sn) ialah logam yang berwarna putih mengkilap,


sangat lembek dengan titik cair yang rendah yakni 232ºC. Sifat-
sifatnya yaitu titik cair rendah 232°C, BD rendah 7,3, tahan
terhadap udara lembab, kekerasan dan kekuatan sangat rendah
dan tergolong logam lunak serta daya tahan korosi cukup tinggi.
Kekuatan timah putih untuk pembungkus pipa-pipa/tabung yang
dapat dilipat, tabung-tabung pasta gigi dan plat-plat lembaran
yang dapat dibuat kaleng makanan.

6. Timah Hitam, Lead, Timbal, Plumbum (Pb)

Timah Hitam memiliki berat jenis (ρ) yang sangat tinggi yaitu =11,3
kg/dm³ dengan titik cair 327ºC, digunakan sebagai isolator anti
radiasi Nuclear. Timah hitam diperoleh dari senyawa Plumbum-
Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengan kadar yang sangat
kecil. Sifat-sifat timah hitam adalah berwarna kebiru-biruan, agak
lunak, mudah dituang, disolder, dan dilas (dengan api zat asam)
sangat mudah diberi bentuk dalam keadaan dingin dan panas,
kekuatan tariknya sangat rendah BD 11,4 dengan titik cair 274°C
sangat tahan reaksi kimia dan tahan korosi. Kegunaanya adalah
sebagai penutup atap , pipa saluran, pembungkus barang kesenian
dari gelas, pembuatan penyehat, alat-alat dan saluran dalam
industri kimia.

7. Wolfram, Tungsten (W)

Tungsten, Wolfram (W) memiliki titik cair 3410ºC berwarna


kelabu, sangat keras dan rapuh pada temperatur ruangan, tetapi
ulet dan liat pada Temperatur tinggi. Sifat-sifat wolfram adalah

14
keras BD 20 titik cair tinggi 3400°C dan titik didih 5900°C, dapat
digilas menjadi lembaran dan bila dipadu dalam baja perkakas,
akan memperbaiki ketahanan ausnya dan sifat tahan hangatnya.
Kegunaannya dalam bidang elektronika seperti katoda tabung
elektron dan bidang kelistrikan, seperti kawat pijar dalam lampu,
elektroda, pegas, unsure pemanas dan tabung sinar X.

8. Seng, Zincum (Zn)

Seng (Zn) ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik
cair 419ºC, sangat lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh
ketika dilakukan pembentukan dengan temperatur pengerjaan
antara 100ºC sampai 150ºC tetapi sampai temperature ini masih
baik dan mudah untuk dikerjakan.Seng terdapat dialam terikat
secara kimia secara di dalam bijih (asam belerang atau asam
arang). Bijih seng yang terpenting adalah seng belerang dan seng
karbonat (Galmei). Sifat-sifat seng mempunyai warna kelabu
muda BD 7,1 dengan titik cair 149°C. dan pada suhu 130°C-150°C
seng dapat dipecah-pecah dan kenyal hingga dapat digiling serta
tahan korosi. Kegunaan seng adalah untuk melindungi besi/ baja
dengan jalan mencelupkan kedalam cairan yang disebut sepuh
seng. Untuk melapisi besi/baja secara galvanis, melindungi
permukaan benda dengan jalan disemprotkan membuat elemen-
elemen listrik dan bahan baku pembuat cat. Bila dipadu dengan
aluminium, magnesium dan tembaga yang disebut dengan samak,
dipergunakan untuk membuat alat-alat bagian mobil seperti pintu
dan karburator.

9. Khrom, Chromium (Cr)

Khrom terdapat di alam dalam bentuk bijih khrom yang disebut


kromit (FeO.Cr2O3). Bijih kromit berwarna hitam mengandung
33%-35% Cr2O3. Krom adalah logam yang berwarna putih
kebiruan lebih keras daripada kaca tapi rapuh. Sifat-sifat fisika dari
khrom adalah titik lebur 1550°C dengan titik didih 2477°C dan
kerapatan 7,138 gr/cm3, mudah larut dalam asam-asam seperti
asam klorida, asam sulfat dan asam nitrat, untuk unsur paduan
dalam baja konstruksi dan baja mesin, memperbaiki kekuatan
tarik dan ketahanan korosi dan unsur paduan dalam baja

15
perkakas, memperbaiki ketahanan ukuran. Kegunaan krom
sebagai unsur pemadu untuk bahan penghantar panas, bahan
tahanan. Untuk paduan dengan besi (ferro-krom), untuk logam
paduan nikrom yang disebut chromel yang mempunyai tahanan
listrik yang sangat tinggi, unsur paduan baja konstruksi dan baja
mesin, untuk baja perkakas.

10. Boron (B)

Boron (B) memiliki titik cair 2300ºC dan Boron-Carbide sangat


keras dan tahan terhadap pengaruh kimia. Proses pemurnian
Boron termasuk sangat sulit akan tetapi kerap kali Boron
ditemukan dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam
Murni atau logam langka (rare-metal). Boron tidak digunakan
sebagai elemen akan tetapi Boron digunakan sebagai bahan
pembuatan Dies, Nozzle untuk Injection moulding, pivot serta
permukaan bearing. Boron dibuat dalam bentuk bubukan
sehingga pembentukannya dilakukan dengan proses Sintering.

11. Cadmium (Cd)

Cadmium (Cd) ialah logam yang berwarna putih kebiruan sifatnya


sangat lunak dan lembek dengan titik cair hanya 321ºC. Sebagai
bahan dasar dari Cadmium ini ialah endapan Seng. Endapan pekat
dari Cadmium terdapat di bagian tertentu dari instalasi
pengolahan Seng (Zn), Cadmium digunakan dalam paduan yang
memiliki titik cair rendah serta bahan tambah pada Tembaga.
Yang penting dalam pemakaian Cadmium ini ialah sebagai lapisan
pelindung pada Baja atau Kuningan (Brasses).

12. Iridium (Ir)

Iridium (Ir) ini disebut sebagai baja putih ini adalah logam dari
kelompok Platinum yang memiliki titik cair
2454ºC.Penggunaannya sebagai bahan paduan dengan unsur
Platinum-Alloy yang kuat dan keras serta meningkatkan titik
cairnya.

13. Platinum (Pt)

16
Platinum (Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna
putih kelabu dan sangat mengkilap dengan titik cair 1773ºC dan
memiliki sifat yang mudah dibentuk, ulet dan tidak mengandung
Oxide atau tar dalam udara bebas. Platinum sangat cocok
digunakan dalam paduan dengan Iridium yang dapat
meningkatkan kekerasannya. Platinum terdapat dalam paduan
logam mulia serta endapan Tembaga-Nick.

Platinum dapat pula diperoleh melalui proses ekstraksi pada mas


(gold) dan Nikel. Platinum (Pt) digunakan sebagai bahan
pembuatan Contact point pada sistem kelistrikan motor bakar,
kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.

14. Mangan, Manganese (Mn)

Sifat-sifat mangan adalah baja konstruksi dan baja mesin dan


tahan aus serta baja perkakas memperbaiki sifat tanah ukuran.
Kegunaannya adalah sebagai unsur paduan, bila dipadu dengan
baja konstruksi dan baja mesin digunakan untuk pekerjaan yang
menginginkan kekuatan tarik dan tahan aus. Bila dipadu dengan
baja perkakas digunakan untuk pekerjaan yang menginginkan
ketahanan ukuran.

15. Nikel, Nickolium (Ni)

Sifat-sifat nikel yaitu cukup keras, BD 8,7 dan titik lebur 1, 455° C
dengan kelihatan tinggi dan mudah dibentuk dalam keadaan
dingin atau panas dan tahan korosi. Bijih Nikel mengandung 2,5 %
Nickel yang bercampur bersama-sama unsur lain yang sebagian
besar terdiri atas besi dan silika serta hampir 4 % Tembaga dan
sedikit Cobalt, Selenium, Tellurium, Silver, Platinum dan Aurum.
Sedangkan Tembaga, besi dan Nikel berada pada bijih itu sebagai
Sulfida. Kegunaannya adalah untuk industri kimia, alat-alat listrik
dan alat-alat kedokteran.

16. Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)

Diperoleh dari bijih besi yang mengandung besi, timah hitam, seng
dan sedikit mengandung perak dan emas. Sifat-sifat tembaga
antara lain :sifat mekanik baik, tahan korosi, daya hantar listrik
dan panas lebih baik, mampu dikerjakan mesin, mudah disambung

17
dengan solder maupun dilas, BD 8,9 dan titik cair 1,083° C, serta
dapat digosok dan temperatur tempa lebih rendah dibanding
bahan-bahan dari logam ferro. Pada pengerjaan panas suhu yang
diperlukan antara 800°C-900°C, seperti untuk rolling extension
dan forging/tempa. Baik dalam keadaan panas maupun dalam
keadaan dingin, tembaga sangat luwes dan dapat direnggangkan,
digiling dan dimartil. Pemberian bentuk dalam keadaan panas
sekitar 650°C, sedangkan dalam keadaan dingin 300°C-700°C.
Kegunaan tembaga, yaitu alat-alat listrik, telepon dan telegram,
kawat listrik, refrigerator dan pipa-pipa ketel serta tembaga tidak
bisa digunakan untuk perabot masak.

2.5 Tugas dan Latihan


1. Berikut ini adalah contoh logam berat, kecuali…
a. Barium
b. Tembaga
c. Seng
d. Nikel
2. Titik lebur kobalt adalah...
a. 3143K
b. 2359K
c. 1768K
d. 960K
3. Dibawah ini yang termasuk logam murni adalah…
a. Platina
b. Wolfram
c. Zirkonium
d. radium
4. Berikut ini yang merupakan karakteristik magnesium adalah kecuali…
a. Ringan
b. Berwarna putih keperak-perakan
c. Mudah terbakar di udara
d. Tidak seringan aluminium
5. Berikut ini yang termasuk logam refraktori adalah nomor…
I. Kalsium
II. Molibdenum

18
III. Titanium
IV. Wolfram
a. I,II,III
b. I,III
c. II,IV
d. IV saja
6. Pada struktur ferrit, interval suhu pada besi gamma adalah...
a. 1665K-1829K
b. 1183K-1664K
c. 1041K-1183K
d. 273K-996K
7. Logam bertipe radio aktif dibawah ini adalah…
a. Zirkonium
b. Radium
c. Wolfram
d. Molibdenum
8. Berikut ini yang merupakan manfaat timah putih adalah kecuali…
a. Bahan paduan pembuatan logam atau baja
b. Bahan pembuatan solder
c. Bahan kerajinan untuk cinderamata
d. Bahan alat kesehatan
9. Yang termasuk logam ringan pada jawaban dibawah ini adalah…
I. Aluminum
II. Barium
III. Kalsium
IV. Seng
a. I,II,III
b. I,III
c. II,IV
d. IV saja
10. Berikut ini fakta yang benar mengenai besi cor kelabu, kecuali...
a. Kandungan karbonnya 2,5-4 persen
b. Kandungan mangannya 0,2-1 persen
c. Kandungan fosfornya 0,02-0,025 persen
d. Kandungan ferronya 5,5-6,25 persen

11. Apa yang dimaksud dengan logam Ferro?

19
12. Apa yang menyebabkan logam Ferro tahan terhadap karat dan dapat
meningkatkan kepadatan logamnya?

13. Sebutkan jenis besi teknik & unsur pembentukannya!

14. Apa yang dimaksud dengan struktur Perlit?

15. Bahan bukan logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat-sifat…..

16. Material logam secara umum diklasifikasikan ke dalam 2 jenis, sebutkan


& jelaskan!

17. Sebutkan & jelaskan struktur pada logam Ferro dengan komposisinya!
(minimal 3)

18. Sebutkan contoh 5 barang hasil berbahan dasar logam Ferro!

19. Logam non Ferro dapat digolongkan menjadi … Jelaskan!

20. Sebutkan karakteristik dari alumunium!

2.6 Kunci Jawaban


1. a. Barium
2. c. 768K
3. a. Platina
4. d. Tidak seringan aluminium
5. c. II,IV
6. b. 1183K-1664K
7. b. Radium
8. d. Bahan alat kesehatan
9. a. I,II,III
10. d. Kandungan ferronya 5,5-6,25 persen
11. Logam ferro merupakan suatu logam paduan yang terbentuk dari
gabungan unsur karbon dan besi. Pengelompokanya terdiri atas besi dan
dan baja.
12. Beberapa bahan campuran seperti silisium, fosfor, belerang dsb yang
kadarnya relatif rendah dapat meningkatkan kepadatan dan menahan
logam ferro dari karat.

20
13. ●Besi mentah atau besi kasar : kadar karbon >3,7% dan tidak dapat
ditempa;
●Besi tuang : kadar karbon 2,3% - 3,6% dan tidak dapat ditempa;
●Baja atau besi tempa : kadar karbon <1,7% dan dapat ditempa.
14. Struktur Perlit adalah struktur yang terbentuk dari persenyawaan antara
ferit dan struktur sementit yang seimbang.
15. Elastis (karet)
● Cair (bahan pelumas, dan tidak dapat menghantarkan arus listrik
(bahan isolasi))
● Peka terhadap api (bahan bakar, tidak dapat terbakar (contoh:
asbes) dan mudah pecah (contoh: keramik)
16. Material logam secara umum dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu
logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro adalah adalah logam yang
mengandung unsur besi(Fe). Unsur besi (Fe) murni memiliki karakteristik
yang terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja dan bahan konstruksi.
Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat
arang/karbon (C). Sementara itu, logam non ferro adalah logam yang
memiliki unsur selain besi (Fe).
17. Menjelaskan minimal 3 dari struktur logam dibawah ini:
a. Struktur Ferrit
b. Struktur Sementit
c. Struktur Perlit
d. Struktur Austenit
e. Struktur Martensit
f. Struktur Bainit
18. A. Mur, baut, sekrup (Baja lunak dengan komposisi campuran ferro dan
karbon 0,1%-0,3%).
B. Gergaji, pahat (Bahan karbon tinggi dengan komposisi campuran ferro
dan karbon 0,7%-1,5%).
19. logam berat : nikel, seng, tembaga, timah putih dan timah hitam

● logam mulia/murni : emas, perak, platina

● logam ringan : alumunium, barium, kalsium

● logam refraktori/tahan api : Molibdenum , titanium, wolfram,


zirkonium

● logam radio aktif : radium dan uranium

21
20. Karakteristik alumunium diantaranya penghantar arus listrik tinggi,
penghantar panas, tahan karat dan non magnetis. Alumunium tuangan
memiliki kekuatan tarik sebesar 10 Kg/mm2 dan regangannya 18-25%.
Alumunium tempa kekuatan tarik sebesar 18-28 Kg/mm2 dan
regangannya 3-5%.

BAB III

PENUTUP

3.1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Dengan mempelajari materi logam ferro dan non ferro semestinya
mahasiswa menjadi lebih mudah dalam mengikuti mata kuliah proses produksi.
serta, mahasiswa mampu memahami materi logam ferro dan non ferro dan sifat-
sifatnya untuk dapat mengklasifikasikan logam sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam perkuliahan dan kehidupan nyata. Materi ini sangat
penting untuk dipelajari karena materi ini termasuk materi dasar yang akan
berpengaruh terhadap pengaplikasian dari mata kuliah proses produksi.

Tindak lanjut dalam penulisan makalah ini adalah materi logam ferro dan
non ferro ini diperkenalkan kepada mahasiswa lain agar mahasiswa dapat
menerapkan ilmu tersebut dalam pemilihan bahan logam. Materi ini perlu
diperkenalkan kepada mahasiswa lain karena materi ini dapat membuat
mahasiswa menjadi lebih mudah dalam memahami dan mempelajari mata kuliah
proses produksi, sehingga mahasiswa memiliki minat yang tinggi dalam
mengikuti mata pelajaran proses produksi serta pembelajaran akan menjadi
lebih mudah, efektif, dan efisien. Selain itu, materi ini termasuk penting dan akan
sangat berpengaruh terhadap pembelajaran dalam mata kuliah proses produksi.

3.2 Kesimpulan
Material logam secara umum dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu
logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro merupakan suatu logam paduan
yang terbentuk dari gabungan unsur karbon dan besi. Campuran karbon dalam
logam ferro dapat membuat logam menjadi keras sedangkan beberapa bahan
campuran lain yang kadarnya relatif rendah hanya untuk meningkatkan

22
kepadatan dan tahan pada karat. Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan
mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi yang kemudian akan menghasilkan besi
atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi.

Logam Non-Ferro ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki
unsur besi atau Ferro (Fe). Kebanyakan logam Non-Ferro murni tidak digunakan
begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya
belum memenuhi syarat yang diinginkan. Dalam Logam non Ferro tersebut, telah
terbagi menjadi berbagai jenis dan masing-masing memiliki sifat dan karakteristik
yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan logam yang lainnya.
Logam jenis ini biasanya digunakan untuk campuran besi atau baja dengan
tujuan memperbaiki sifat-sifat baja.

23
DAFTAR PUSTAKA

Callister, W. D. (2017). Materials Science And Engineering: An Introduction. S.l.:


John Wiley & Sons.

Groover, M. P. (2010). Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,


Processes, and Systems (4th ed.). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.

Sofyan, B. T. (2017). Pengantar Material Teknik (3rd ed.). Jakarta: Salemba


Teknika.

Voort, V., & F., G. (1992). ASM Handbook, Metallography and Microstructures.
Vol. 9.

Auliya, A. F. (n.d.). Aplikasi Logam Non Ferrous dalam Kehidupan Sehari-hari.


Retrieved October 9, 2019,
from
https://www.academia.edu/22781412/Aplikasi_Logam_Non_Ferrous_dalam_ke
hidupan.

Keysuke Fary. 2013. Makalah Logam. Retrieved October 12, 2019.


From https://www.academia.edu/5782236/MAKALAH_LOGAM

Yana, Yuli. (2016, February 20). 29 Manfaat Timah Hitam Dan Putih Bagi Industri.
Retrieved October 13, 2019,
from https://manfaat.co.id/29-manfaat-timah-hitam-dan-putih-bagi-industri

Pengertian, Klasifikasi, Tipe Besi Cor-Tuang, Cast Iron. Retrieved October 13,
2019,
from https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-cor-cast-iron/

Logam Ferro dan Non Ferro. (2018, April 26). Retrieved October 9, 2019,
from https://testindo.com/article/446/logam-ferro-dan-non-ferro.

24
Admin. (2017, November 24). Rumus Kimia dan Kegunaan. Retrieved October 13,
2019,
from https://www.mastah.org/kobalt-co-sumber-rumus-kimia-dan-kegunaan/

Admin. (2017, November 21). Magnesium (Mg) : Penjelasan, Kegunaan dan Sifat
Sifat. Retrieved October 13, 2019,
from https://www.mastah.org/magnesium-mg-penjelasan-kegunaan-dan-sifat-
sifat/
Admin. (2018, April 26). Penjelasan Singkat Membedakan Logam Ferro dan Non
Ferro. Retrieved October 13, 2019,
from https://testindo.com/article/446/logam-ferro-dan-non-ferro

Kurnia, Adi. (2011, November 25). Kristal Logam dan Struktur Ferro. Retrieved
October 13, 2019,
from http://adikurnia11.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Resha, Mochammad. (2009). Logam Ferro dan Non Ferro. Retrieved October 10,
2019,
from http://iniblogterlarang.blogspot.com/2016/01/logam-ferro-dan-non-
ferro.html.

Setiawan, A. (2016, October 29). Logam non Ferro. Retrieved October 9, 2019,
from http://andilogmail.blogspot.com/2016/10/logam-non-ferro.html?m=1.

25

Anda mungkin juga menyukai