Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LOGAM BAJA

Laporan ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teknologi Bahan

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Pikadilyas Nailah Bikalimatillah (202110340311131)
2. Sevinda Dyah Nurainni (202110340311136)
3. Milatul Mufida (202110340311137)
4. Riki Agung Pratama (202110340311138)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat
serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penugasan makalah mata kuliah Teknologi
Bahan tepat pada waktunya. Maksud dari penyusunan makalah Logam Baja ini adalah
sebagai salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan
dalam proses belajar mengajar mata kuliah Teknologi Bahan, serta dengan harapan untuk
memotivasi kami selaku penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan
aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut. Kami menyadari bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak, tugas ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasihkepada:

1. Bapak Faris Rizal Andardi, ST,MT selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Bahan
yang telah membimbing dan mengarahkan kami.

2. Teman-teman satu kelompok yang telah bekerjasama dengan baik dalam mencari referensi
dalam proses penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami sebagai penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semogamakalah ini
bisa bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya dan dapat memberikan sumbangan
berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Malang, 1 Desember 2022

Penyusun, Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 1i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
C. Tujuan...................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................. 2
A. Pengertian Logam ................................................................................................................... 2
B. Sifat Bahan Logam.................................................................................................................. 2
C. Sifat Material Baja .................................................................................................................. 3
D. Jenis-Jenis Baja ....................................................................................................................... 6
E. Proses Pembuatan Baja ........................................................................................................ 10
BAB III .......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Logam mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, hampir semua
kebutuhan manusia tidak lepas dari unsur logam. Kerena alat-alat yang digunakan manusia
terbuat dari unsur logam, misalnya baja. Baja adalah material yang banyak digunakan dalam
kunstruksi mesin, karena memiliki sifat ulet mudah dibentuk, kuat maupun mampu keras.
Selain itu baja dengan unsur utama Fe dan C bisa dipadukan dengan unsur lain seperti Cr,
Ni, Ti dan sebagainya, untuk mendapatkan sifat mekanik seperti yang diinginkan.
Karbon merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan kekerasan
dan kekuatan baja. Ada tiga kelompok baja bila ditinjau dari jumlah kandungan karbon yang
terdapat dalam strukturnya, yaitu:
a. Baja karbon rendah (0,04 % - 0,30 %)
b. Baja karbon menengah ( 0,30 % - 0,70 %)
c. Baja karbon tinggi ( 0,70 % - 1,70 %)
Kandungan karbon didalam struktur baja akan berpengaruh terhadap sifat mampu
keras. Sifat ini dibutuhkan untuk komponen mesin yang saling bergesekan atau karena
fungsinya harus mempunyai kekerasan tertentu. Selanjutnya kekerasan pada komponen
mesin yang terbuat dari baja, dapat diperoleh melalui proses perlakuan panas atau perlakuan
permukaan. Proses peningkatan kekerasan menggunakan panas merupakan cara yang
banyak dilakukan untuk baja karbon medium dan tinggi. Namun demikian tidak semua jenis
baja bisa dikeraskan secara langsung dengan cara ini.
Pengerasan langsung hanya dapat dilakukan pada baja dengan kandungan karbon di
atas 0,35 %. Sementara untuk 2 baja dengan kandungan karbon dibawah 0,35 %, harus
melalui proses penambahan karbon. Pack carburizing adalah salah satu metode yang
digunakan untuk menambah kandungan karbon pada permukaan baja dengan menggunakan
media padat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian logam?
2. Bagaimana sifat-sifat logam?
3. Bagaiman sifat-sifat baja?
4. Apa jenis logam baja?
5. Bagaimana proses pembuatan logam baja?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari logam baja.
2. Mengetahui sifat-sifat logam.
3. Mengetahui sifat-sifat baja.
4. Mengetahui macam-macam baja.
5. Mengetahui proses pembuatan logam baja.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logam
Logam adalah sebuah unsur kimia yang memiliki sifat yang kuat, liat, keras dan
mampu menghantarkan listrik atau energi panas. Logam juga memiliki titik cair yang
tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat
dicampur secara homogen dalam berbagai kadar. Selain itu, logam berasal dari bijih logam
dan untuk mendapatkannya dengan cara penambangan. Umumnya, hanya dilakukan dan
dicari di dalam bumi baik yang murni ataupun yang memiliki campuran logam. Bijih
logam ditemukan dalam keadaan murni contoh seperti emas, perak, platina. Selain itu, juga
ada yang bercampur dengan unsur- unsur lain seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, tanah
dan pasir. Kata logam itu sendiri berasal kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
matallon, yang berarti bahwa suatu unsur kimia yang siap bergabung menjadi ion.
Kemudian, memiliki suatu ikatan logam dan dianggap sebuah logam mirip dengan kaiton
yang ada di bawah elektron. Dari beberapa contoh logam murni tersebut terdapat juga
logam yang sudah tercampur denganjenis unsur lain, salah satunya yaitu baja.
Baja adalah salah satu jenis logam yang paling banyak digunakan dalam bidang
konstruksi. Penggunaan baja dapat disesuaikan dengan kebutuhan karena banyak sekali
macamnya dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda. Umumnya digunakan untuk
tulangan atap dalam sebuah bangunan, serta digunakan pula untuk kusen pintu dan jendela.
Baja ini paling banyak digunakan untuk tulangan atap atau biasa disebut dengan kuda-kuda
karena kekuatannya serta ketahanannya untuk menopang atap rumah. Baja merupakan
logam paduan, logam besi dengan karbon sebagai material paduan utama. Baja
mengandung elemen utama Fe dan C. Baja karbon merupakan salah satu jenis logam
paduan besi karbon terpenting dengan prosentase barat karbon hingga 2.11%. Unsur yang
paling dominan pengaruhnya terhadap sifat-sifat baja adalah unsur karbon, meskipun
unsur-unsur lain tidak bisa diabaikan begitu saja. Besar kecilnya prosentase unsur karbon
akan berdampak pada sifat mekanik dari baja tersebut, misalnya dalam hal kekerasan,
keuletan, mampu bentuk dan sifat-sifat mekanik lainya.
B. Sifat Bahan Logam
1. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi
Ikatan logam memiliki yang kuat dari elektron-elektron valensinya yang
terdelokalisasi. Sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk dapat mengurai kuat
logam. Hal tersebut membuat logam memiliki titik didih serta titik leleh yang tinggi.
2. Kuat
Diantara beragam jenis logam yang bisa dijumpai, sifat logam yang pasti dimiliki
oleh setiap logam adalah kuat. Semua jenis logam juga sama-sama berbentuk padat,
kecuali satu jenis logam yang bernama raksa. Sifat kuat pada logam pun bisa
ditingkatkan dengan cara dicampur dengan jenis logam lain maupun dengan jenis non
logam. Dengan mencampurkan logam dengan logam lain, maka akan diperoleh sifat
logam baru yang nantinya bisa semakin memberikan manfaat bagi manusia.

2
3. Bersifat Konduktor Panas
Sifat logam yang juga dimiliki oleh semua jenis logam adalah dapat
menghantarkan panas (konduktor) dengan baik. Hal ini bisa disebabkan karena ketika
pada salah satu bagian dari logam dipanaskan, maka elektron yang ada di dalam logam
akan menerima energi panas tersebut.Adanya energi tersebut kemudian juga
mengakibatkan gerakan dan energi kinetik logam semakin bertambah cepat. Energi
kinetik itu kemudian disalurkan kepada elektron lain. Inilah yang kemudian
menyebabkan logam menjadi panas ketika salah satu bagiannya dipanaskan.
4. Bisa Ditempa dan Dibentuk
Berbicara tentang logam pasti tak bisa dilepaskan dari produk-produk yang terbuat
dari logam. Produk-produk ini tercipta karena memanfaatkan sifat dari logam yang bisa
ditempa sehingga memungkinkannya untuk dibentuk menjadi berbagai ragam bentuk.
Sifat bisa ditempa dan dibentuk ini bisa terjadi tergantung pada mudah tidaknya lapisan-
lapisan pada atom menggelincir di atas lapisan atom yang lain. Semakin mudah lapisan-
lapisan atom ini menggelincir, maka akan membuat logam tidak akan hancur saat
dibentuk dengan cara ditempa.
5. Mengkilap
Hal lain yang menjadi ciri atau sifat logam adalah mengkilap jika terkena cahaya
atau ketika digosok. Sifat mengkilap pada logam ini didapatkan karena cahaya matahari
yang mengenai permukaan logam bisa memantulkan cahaya tersebut. Hal inilah yang
membuat logam bisa mengkilap. Sifatnya yang mengkilap ini jugalah yang
dimanfaatkan untuk membuat perhiasan dari beberapa jenis logam.
6. Kelemahan Sebagian besar logam khususnya baja yaitu tidak tahan korosi karena
kelembaban maupun oleh pengaruh udara sekeliling dan terjadi perubahan bentuk bila
terkena suhu/panas tinggi di dalam pemakaian.
7. Logam selain juga memiliki kuat tarik yang tinggi, tahan tekanan atau korosi, kadang-
kadang juga harus tahan terhadap beban kejut, suhu rendah, gaya yang berubah-ubah
atau kombinasi, dan beberapa keadaan yang lain.

C. Sifat Material Baja


1. Secara Umum
Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitasnya.
Jadi tidak mengherankan jika di setiap proyek-proyek konstruksi bangunan (jembatan
atau gedung) maka baja selalu ditemukan, meskipun tentu saja volumenya tidak harus
mendominasi.
Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok dipakai
mengevaluasi struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa selain
kondisi tadi akan ada pengaruh lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup
struktur bangunannya. Jadi pada suatu kondisi tertentu, suatu bangunan bahkan dapat
mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan beban sekalipun (belum berfungsi).
Jadi ketahanan bahan material konstruksi terhadap lingkungan sekitarnya adalah
penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik.
2. Material buatan pabrik
Kelebihan material baja dibandingkan material beton atau kayu adalah karena

3
buatan pabrik, yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik. Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa kualitas material baja yang dihasilkannya relatif homogen dan
konsisten dibanding material lain, yang berarti juga lebih dapat diandalkan mutunya.
Di sisi lain karena merupakan hasil produk industri, maka agar prosesnya
menguntungkan harus diusahakan mencapai kondisi optimum. Untuk itu diperlukan
suatu kuantitas tertentu yang terkesan relatif monoton serta tidak mudah dibuat
variasinya. Itulah pentingnya dibuat standarisasi bentuk profil. Dari tabel profil baja
yang ada terlihat banyak sekali profil yang tersedia, tetapi dalam kenyataannya jika
peminatnya relatif sedikit maka profil yang jarang dipakai tentunya tidak diproduksi
banyak. Jadi akhirnya tidak semua profil pada tabel dapat dipilih. Hanya profil-profil
tertentu yang memang umum (banyak) digunakan. Hal ini perlu diketahui insinyur
perencana konstruksi baja, jangan hanya berpedoman teoritis hitungan, karena kalau
sampai mengubah profil rencana dengan profil tersedia, kemungkinan berubah pula
detail sambungan yang dibuat. Jika ini tidak dipikirkan waktu dapat terbuang sia-sia.
3. Ketahanan Korosi
Baja unggul ditinjau dari segi kemampuannya menerima beban, tetapi ketika
dibiarkan tanpa perawatan khusus di lingkungan terbuka, terlihat lemahnya. Baja yang
unsur utamanya besi mengalami korosi, yaitu suatu proses elektrokimia. Jika itu terjadi,
maka pada bagian besi yang bertindak sebagai anode akan terjadi oksidasi yang
merusak dan menghasilkan karat besi Fe2O3.nH2O, zat padat berwarna coklat
kemerah-merahan. Volume baja berkurang karena menjadi karat tadi. Mengenai bagian
besi yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode
tergantung pada banyak faktor, misalnya zat pengotor, atau adanya perbedaan rapatan
logam itu, atau ada jenis logam lain yang bersinggungan.
Kemungkinan terjadinya korosi pada baja merupakan kelemahan konstruksi baja
dibanding kontruksi beton. Oleh sebab itu saat perencanaan faktor ini harus diantisipasi
dengan baik. Korosi yang terjadi pada konstruksi baja adalah ibarat kanker, senyap
tetapi akibatnya bias sangat mematikan. Bahkan itu dapat terjadi di negara maju
sekalipun, yang mana sebenarnya telah banyak dilakukan penelitian tentang hal itu,
tetapi ternyata bisa juga kecolongan.
4. Perilaku pada suhu tinggi
Bangunan konstruksi baja memang tidak akan terbakar jika terkena panas api saat
kebakaran, tetapi akibat suhu yang tinggi dapat mengalami penurunan kekuatan drastis,
bahkan tidak kuat memikul berat sendiri. Sehingga bila terjadi kebakaran yang lama
maka bisa saja fungsi sebagai struktur pemikul beban menjadi hilang dan bangunan
mengalami keruntuhan total.

4
Gambar 6a memperlihatkan profil baja setelah kebakaran yang mengalami
deformasi ekstrim sehingga fungsinya sebagai struktur jadi terganggu. Untuk
mencegah, diberi fireproofing agar kenaikan temperatur ekstrim saat kebakaran dapat
dihambat. Harapannya tentu tidak membuatnya menjadi suatu bangunan tahan api,
tetapi minimal agar perlu waktu lama untuk terjadi kenaikan temperature, sehingga ada
waktu pemadaman api tanpa struktur mengalami kerusakan berarti. Penurunan
kekuatan terjadi setelah temperatur melebihi + 300oC, baik dari kuat leleh maupun
modulus elastis, dua parameter penting yang berkaitan dengan kekuatan dan kekakuan
bahan material. Kurva penurunannya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Penambahan bahan fireproofing jelas akan memberikan tambahan beban, sehingga


5
kriteria sebagai bangunan ringan menjadi berkurang dan biayanya meningkat.
Meskipun demikian karena sifatnya yang melapisi maka hal itu baik juga untuk
melindunginya dari resiko korosi. Jadi pemberian fireproofing juga merupakan double
protection bagi konstruksi baja.

D. Jenis-Jenis Baja
1. Berdasarkan komposisinya baja dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Baja Karbon Rendah
Baja karbon rendah berarti mengandung unsur karbon
hanya dalam kadar yang rendah yaitu sekitar 0,05 hingga
0,3 %. Baja karbon rendah memiliki karakteristik utama
yaitu mudah ditempa dan mudah diolah dengan
menggunakan mesin.
Baja karbon rendah dengan kadar 0,05 sampai dengan
0,2 % banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari,
misalnya pada pembuatan body mobil, pipa, rantai, struktur
bangunan, sekrup, dan paku. Selain itu, kadar yang lebih tinggi sekitar 0,2 sampai
dengan 0,3 % biasanya digunakan untuk membuat baut, gigi kendaraan, dan
jembatan.
b. Baja Karbon Menengah
Baja dengan kandungan karbon menengah memiliki
kekuatan yang lebih daripada baja berkarbon rendah.
Karena sifatnya yang kuat ini baja karbon menengah
lebih sulit untuk dipotong, dilas, atau dibengkokkan.
Kandungan karbon yang adapada baja menengah yaitu
mencapai 0,3 sampai dengan 0,4 %, umumnya baja ini
digunakan untuk membuat pin engkol, batang
penghubung, dan as roda. Sementara kandungan karbon lain dari baja menengah
yaitu sekitar 0,4 hingga 0,5 % digunakan sebagai bahan utama pembuatan poros
engkol, rel kereta, boiler,as roda mobil, dan obeng. Terakhir karbon menengah yang
mengandung 0,5 sampai 0,6 % adalah bahan baku dari pembuatan palu dan kereta
luncur.
c. Baja Karbon Tinggi
Baja karbon tinggi adalah jenis baja yang mengandung
unsur karbon yang kandungannya berkisar 0,6 sampai
dengan 0,15%. Semakin tinggi kadar unsur karbonnya
maka semakin sulit untuk dipotong, dibengkokkan, atau
dilas. Baja karbon tinggi umumnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan palu, pisau, pemutar sekrup, gergaji,
dan kawat.

6
d. Baja Paduan Khusus
Jenis baja paduan adalah baja yang tidak hanya terbuat
dari kombinasi antara besi dan karbon, akan tetapi terdapat
unsur tambahan lain. Penambahan unsur berfungsi untuk
meningkatkan sifar mekanik baja pada temperatur yang
rendah, juga untuk meningkatkan daya tahan baja jika
dilakukan reaksi kimia, dan unsur tambahan mampu
menciptakan baja dengan sifat-sifat khusus.
Baja paduan sesuai dengan unsur dan kadar karbonnya
dibagi menjadi dua, yaitu baja paduan khusus dan baja kecepatan tinggi (high speed).
Baja paduan khusus terbuat dari unsur-unsur yang digunakan secara khusus.
Pembuatan baja khusus dilakukan dengan menambahkan mulai dari satu unsur atau
bahkan lebih yang jenisnya adalah logam. Penggunaan unsur ini akan menghasilkan
baja yang memiliki sifat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Misalnya yaitu
baja yang lebih kuat, kerat, dan lebih ulet jika dibandingkan dengan baja karbon lain.
Pengaruh dari penambahan unsur pada baja paduan terhadap sifat baja adalah :
• Karbon (C)
Karbon dengan unsur-unsur lain umumnya membentuk karbid kecuali
dengan Ni dan Mn. Oleh karena itu dengan unsur pembentuk karbid
menentukan banyak karbid dalam baja. Karbid-karbid ini keras tapi getas,
tahan goresan dan tahan suhu.
• Khrom (Cr)
Menambah kekuatan tarik dan keplastisan, menambah mampu keras,
meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan tahan suhu tinggi.
• Wolfram (W)
Membentuk karbid yang keras dan tahan suhu tinggi, banyak digunakan
dalam baja perkakas dan baja potong cepat (HSS).
• Molibdenum (Mo) dan Wolfram (W), menambah kekerasan dan kekuatan
terutama pada suhu tinggi, menambah mampu keras.
• Mangan (Mn), menambah kekuatan, kekerasan dan keuletan.
• Silikon (Si), menambah kekuatan dan elastisitas, menambah ketahanan
terhadap asam pada suhu tinggi dan memperbaiki tahanan listrik.
• Nikel (Ni), meningkatkan sifat mekanis, keliatan dan mampu keras,
mengurangi sifat magnet, tahan asam dan menurunkan koefisien muai.
e. Baja High Speed
Baja high speed atau kecepatan tinggi adalah jenis yang
digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan alat-alat
potong. Baja jens ini mengandung unsur karbon yang cukup
tinggi, yaitu berkisar 0,7 sampai dengan 1,5 %. Baja kecepatan
tinggi sesuai dengan namanya dapat menjadikan suatu
peralatan mampu dioperasikan lebih cepat.

7
f. Baja Kobalt
Baja kobalt memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan baja
kecepatan tinggi. Dalam baja kobalt terkandung kelebihan kobalt.
Penggunaan baja kobalt sangat populer untuk keperluan
pengeboran. Baja kobalt memang tidak sekeras baja kecepatan
tinggi, namun baja kobalt tetap dapat mengebor jenis logam
tertentu. Umumnya alat bor yang terbuat dari baja jenis kobalt ini
memiliki warna dengan sentuhan cokelat.
g. Baja Kromium Nikel
Jenis baja ini termasuk baja khusus yang kuat dan tahan
akan goncangan. Dengan karakteristik tersebut, baja kromium
nikel banyak digunakan sebagai pelat baja. Selain bajakromium
nikel terdapat jenis baja kromium, yang memiliki kandungan
logam kromium yang cukup tinggi.
Perbedaan baja kromium nikel dan kromium adalah baja
kromium memiliki ketahanan yang lebih terhadap korosi atau peristiwa perkaratan.
Baja ini juga sangat kuat, bersifat elastis, dan mudah ditemukan di alam. Biasanya
baja kromium digunakan pada pembuatan suku cadang kendaraan bermotor dan
mobil-mobil.
h. Baja Alumunium
Baja alumunium adalah jenis baja yang halus dan
mengandunglogam alumunium yang sangat tinggi. baja jenis ini
memiliki karakteristik yang kuat dan halus. Biasanya baja
alumunium digunakan di rumah-rumah atau perkantoran
sebagai bahan pembuat furnitur.

2. Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi menjadi:

a. Baja tiga komponen, terdiri satu unsure pemandu dalam penambahan Fe dan C.
b. Baja empat komponen, terdiri dari dua unsur pemandu dst. Struktur Baja di
klasifikasikan berdasarkan :
• Baja pearlit (sorbit dan trostit), di dapat jika unsur-unsur paduan relative kecil
maximum 5 %, baja ini mampu di mesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heat
treatmen (hardening &tempering).
• Baja martensit, unsur pemandunya lebih dari 5 % sangat keras dan sukar di mesin.
• Baja austensit, terdiri dari 10 – 30 % unsure pemadu tertentu (Mi, Mn, atau Co)
misalnya : baja tahan karat (stainlees steel), non magnetic dan baja tahan panas
(heat resistant steel).
• Baja ferrit, terdiri dari sejumlah besar unsure pemadu (Cr, W atau Si) tetapi
karbonnya rendah. Tidak dapat di keraskan.
• Baja karbit / ledeburite, terdiri sejumlah karbon dan unsure- unsur pembentuk

8
karbit (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
3. Berdasarkan jenis penggunaannya, baja paduan dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Baja Konstruksi

Jenis baja berdasarkan penggunaanya pada


industri konstruksi terbagi menjadi dua macam yaitu
baja konstruksi dan baja perkakas. Baja konstruksi di
dalamnya terkandung unsur karbon yang jumlahnya
kurang dari 0,7 %. Seperti namanya, baja ini dibuat
khusus sebagai bahan konstruksi bangungan.

Adapun contoh baja yang digunakan untuk bahan konstruksi adalah sebagai
berikut:
1) Baja Profil (profil IWF, profil HWF, profil C, baja siku, dan lain-lain).
2) Baja Tulangan (Rebar) yang biasa digunakan untuk penguat pada beton.
3) dll.
b. Baja Perkakas
Baja perkakas berkebalikan dengan baja
konstruksi dari segi kandungan, unsur karbon yang
ada didalamnya mencapai lebih dari 0,7 %. Sebagai
kebutuhan perkakas, baja jenis ini memiliki sifat
yang kuat, tahan pakai, tajam, mudah untuk diasah,
ulet, dan yang terakhir yaitu tahan panas.

c. Baja dengan sifat khusus


• Baja tahan karat : 0,1 – 0,45 % C ; 12 – 14 % Cr.
• Baja tahan panas :12 – 14 % Cr tahan hinggga suhu 750 – 800 c 15 – 17 % Cr
tahan hingga suhu 850 – 1000 c
• Baja tahan pakai pada suhu tinggi .
23 % Cr, 18 – 21 % Ni, 2 – 3 % Si
13 % - 15 % Cr, 13 – 15 % Ni
2 % - 5 % W, 0,25 – 0,4 % Mo, 0,4 – 0,5 % C
4. Berdasarkan standarisasi
Ada bermacarn-macam klasifikasi dari baja paduan, diantaranya adalah DIN
(Deutsche Industrie Norm) Jerman, BS (British Standard) Inggris, ASTM (American
Society for Testing and Materials) Amerika, SAE (Society of Automotive Engineers)
Amerika, AISI (American Iron and Steel Institute) Amerika dan JIS (Japan Industrial
Standard).
Angka-angka pada klasifikasi baja menurut SAE dan AISI sebagian menunjukkan
macam dan komposisinya. Angka pertama menunjukkan tipe baja, umpamanya angka
1 menunjukkan baja karbon, 2 menunjukkan baja nikel, 3 menunjukkan baja nikel
khrom, dan sebagainya.
Untuk paduan sederhana angka kedua menunjukkan sub-tipe atau prosentase
9
kandungan unsur paduan utarna, umpamanya 0 (nol) menunjukkan unsur karbon yang
utama. tak ada unsur paduan lain yang penting (baja karbon biasa), 1 menunjukkan
unsur belerang yang utama, 2 menunjukkan unsur pospor yang utama, 3 menunjukkan
unsur mangan yang utama, 4 menunjukkan unsur silikon yang utama, dan sebagainya.
Dua angka terakhir menunjukkan prosentase karbon rata-rata dalam 1/100%.
Di depan keempat angka tersebut ada huruf yang menyatakan proses pembuatan
baja tersebut, yaitu A adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka basa, B
adàlah baja yang dibuat pada dapur konvertor (Bessemer) asam, C adalah baja yang
dibuat pada dapur konvertor (Thomas) basa, D adalah baja yang dibuat pada tanur
perapian terbuka asam dan E adalah baja yang dibuat pada tanur listrik. Selain itu
dipakai huruf TS yaitu baja yang masih dalam penentuan pilihan.
Sebagai contoh C 1008 adalah tipe baja karbon dengan subtipe baja karbon biasa
yang dibuat pada tanur konvertor basa yang mengandung rata-rata 0,08% C.
Ada kalanya huruf B atau BV disisipkan, yaitu untuk menunjukkan golongan baja
boron (51 B 60) atau baja boron vanadium (TS43BV12, TS43BV14).
E. Proses Pembuatan Baja
1. Proses menggunakan konvertor
Konvertor terbuat dari baja dengan mulut terbuka (untuk memasukkan bahan baku
dan mengeluarkan cairan logam) serta dilapisi batu tahan api. Konvertor diikatkan pada
suatu tap yang dapat berputar sehingga konvertor dapat digerakkan pada posisi horizontal
untuk memasukkan dan mengeluarkan bahan yang diproses dan pada posisi vertical
untuk pengembusan selama proses berlangsung. Konvertor ini dilengkapi dengan pipa
yang berlubang kecil (diameternya sekitar 15 – 17 mm) dalam jumlah yang banyak
(sekitar 120- 150 buah pipa) yang terletak pada bagian bawah konvertor.
Sewaktu proses berlangsung udara diembuskan ke dalam konvertor melalui pipa
saluran dengan tekanan sekitar 1,4 kg/cm3 dan langsung diembuskan ke cairan untuk
mengoksidasikan unsur yang tidak murni dan karbon. Kandongan karbon terakhir
dioksidasi dengan penambahan besi kasar yang kaya akan mangan, seterusnya baja cair
dituangkan ked ala panci – panci dan dipadatkan menjadi batang – batang cetakan.
Kapasitas konvertor sekitar 25 – 60 ton dan setiap proses memerlukan waktu 25 menit.
Proses pembuatan baja yang menggunakan konvertor adalah sebagai berikut :
a. Proses Bessemer
Proses Bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksida asam
(SiO2), sehingga proses ini disebut "Proses Asam". Besi kasar yang diolah dalam
konvertor ini adalah besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor
(kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor
rendah diambil karena unsur fosfor tidak dapat direduksi dari dalam besikasar apabila
tidak diikat dengan batu kapur. Di samping itu. fosfor dapat bereaksi dengan lapisan
dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi ini membahayakan atau menghabiskan
lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat menguntungkan apabila besi kasar yang
diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar
1,5% - 2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor

10
dalam posisi horizontal (kemiringannya sekitar 30°). Sementara itu, udara
diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses. Dalam
konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang
menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan
mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai dengan adanya
bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui besi kasar cair di
dalam dapur yang disebut “konvertor”, sehingga unsur – unsur yang tidak murni akan
dikeluarkan dengan jalan oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan kereta api dan
pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak udara dimasukkan atau
diembuskan, kotoran – kotoran di dalam baja akan berkurang.
Proses Bessemer mengolah baja dengan menggunakan besi kasar berkualitas
baik yang mengandung fosfor rendah. Bila fosfornya tinggi baja yang dihasilkan
berkualitas rendah, sebab dalam proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat
dikeluarkan. Masalah pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses
dapur Thomas, dengan menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur. Sehingga
sampai saat ini proses Thomas digunakan untuk memproses besi kasar dapat kaya
dengan fosfor.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan
panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengecil. Sebelum nyala api padam,
ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair
dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-batang
baja.
b. Proses Thomas
Proses Thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat
kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 + MgCO3 ) yang disebut "dolomit". Proses
ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%) dan
rnengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini makin baik hasilnya
apabila besi kasar yang diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor
melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksidasi di dalam cairan terhadap
unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si),
kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali,
sekitar 3 - 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon disertai suara
gemuruh dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian
padam berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan
oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam
konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan
penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi
batangan baja.

11
c. Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuaikan
dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk menahasilkan
baja yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa,
sesuai dengan sifat lapisan dapurnya. Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku
terbuka atau dapur Siemens Martin yang mempunyai kapasitas 150 - 300 ton, bahan
bakarnya gas yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan
bakar minnyak. Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan
tungku pemanas dapat mencapai temperatur sekitar 900 -1.200 0C, tungku pemanas
ini bisa mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama
menghemat bahan bakar. Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja
bekas, kemudian dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi
terak di atas permukaan cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang
berguna untuk mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan cairan
dituangkan ke dalam panci-panci tuangan.
Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat
dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan, kemungkinan
terak ikut tertuang ke dalam panci yang akan mengapung di atas baja cair sehingga
perlu dikeluarkan dan dituangkan ke dalarn panci yang berukuran kecil. Baja cair yang
telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam cetakan melalui bagian bawah
cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci dan terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat
pula dipisahkan dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil. Setiap
melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan lainnya berlangsung
selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai contoh untuk dianalisis
komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan dari proses basa digunakan
sebagai pupuk buatan.
2. Proses Open Hearth Furnace ( Proses terbuka)
Tanur berupa piringan datar yang besar. Pada dasar kolom telah ditempatkan oksida
basa seperti CaO atau MgO yang nantinya akan berguna sebagai zat pengikat. Ke dalam
tanur tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan batu kapur. Campuran gas pembakar
dan udara panas dilewatkan di atas piringan yang berisi besi cair ini. Sementara diaduk
maka akan berlangsung reaksi antara oksida-oksida pengotor dengan CaO dan MgO
menjadi kerak. Kelebihan proses ini adalah kualitas baja yang dihasilkan mudah dikontrol
kualitasnya secara terus menerus selama proses ini berlangsung lama (8-10 jam )
sedangkan Proses Bassemer berlangsung cepat (15 menit).
3. Pengolahan menggunakan dapur listrik
Tahap awal pembuatan baja adalah pemurnian. Terdapat dua opsi pemurnian, dasar
dan lanjutan. Pada proses pemurnian lanjutan, diperlukan dapur listrik. Tujuannya adalah
untuk mengontrol temperatur saat peleburan maupun memperkecil unsur-unsur campuran
yang ada pada baja. Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja
berkualitas tinggi. Penggunaan dapur listrik berfungsi untuk mempercepat proses
pemanasan baja.
Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila, dilakukan pengontrolan temperatur
peleburan.dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang dilakukan selama

12
proses pemurnian. Proses pengolahan seperti ini, dilakukan dengan menggunakan dapur
listrik. Pada awal pemurnian baja menggunakan dapur tungku terbuka atau konvertor,
selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik sehingga diperoleh baja yang berkualitas
tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi
frekuensi tinggi.
a. Dapur listrik busur nyala
Dapur ini mempunyai kapasitas 25 - 100 ton dan dilengkapi dengan tiga buah
elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur, disetel secara
otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang secara langsung memanaskan dan
mencairkan logam. Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa
sesuai dengan lapisan batu tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur
(besi kasar), termasuk logam bekas (baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui
komposisinya. Apabila dilakukan.proses basa maka terjadi oksidasi terak dari batu
kapur atau bubuk kapur untuk mereduksi unsur-unsur-campuran. Selanjutnya diperoleh
pemisahan terak (mengandung batu kapur) dari baja cair. Juga dapat ditambahkan
dengan logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari dalam dapur untuk mencegah
oksidasi.
b. Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan
api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menahasilkan arus listrik yang
bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya pencairan. Apabila bahan
logam telah cair - maka arus listrik membuat gerak mengaduk (berputar). Kapasitas dari
dapur jenis ini adalah 350 kg - 6 ton pada umumnya dapur ini digunakan untuk
memproduksi baja paduan yang khusus.
4. Proses BOF
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja yang memanfaatkan
oksigen murni dan panas. Oksigen ditiupkan ke areal besi kasar sehingga bisa membakar
habis kotoran yang tersisa. Biaya operasional untuk metode ini disebut jauh lebih murah
ketimbang proses lain.
5. Proses dapur kupola
Proses peleburan besi kasar kelabu ataupun besi bekas menjadi baja berkualitas bisa
menggunakan proses dapur kupola. Proses dalam dapur kupola dimulai dengan cara
memanaskan area kubah dalam dapur kupola selama 15 jam. Kemudian, setelah kokas
terbakar usai ditiup menggunakan blower besi bekas dan kepingan baja bisa langsung
dimasukka ke dalamnya. Setelah kurang lebih lima belas menit, baja telah menjadi cair
dan dapat dikeluarkan untuk dibentuk sesuai kebutuhan.

13
BAB III
KESIMPULAN

Logam adalah sebuah unsur kimia yang memiliki sifat yang kuat, liat, keras dan mampu
menghantarkan listrik atau energi panas. Logam juga memiliki titik cair yang tinggi. Logam
juga merupakan bahan yang dapat ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur secara
homogen dalam berbagai kadar. Baja adalah salah satu jenis logam yang paling banyak
digunakan dalam bidang konstruksi. Penggunaan baja dapat disesuaikan dengan kebutuhan
karena banyak sekali macamnya dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda. Umumnya
digunakan untuk tulangan atap dalam sebuah bangunan, serta digunakan pula untuk kusen pintu
dan jendela.
Sifat bahan logam antara lain memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi, kuat, bersifat
konduktor panas, bisa ditempa dan dibentuk, mengkilap, dan Sebagian besar tidak tahan korosi.
Jenis-jenis baja secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu baja karbon dan baja paduan.
Didalam baja karbon dan baja paduan masih diklasifikasikan lagi berdasarkan komposisi,
penggunaan, kandungan, dll.
Proses pembuatan baja ada menggunakan konvertor, menggunakan dapur listrik, proses
terbuka, proses BOF, dan proses kupola. Semua proses tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/nicholasaudwin/5efc5742d541df37a41bb993/beton-dan-baja-
dalam-dunia-
konstruksi#:~:text=Untuk%20baja%20sendiri%2C%20umumnya%20digunakan,ketahananny
a%20untuk%20menopang%20atap%20rumah.

https://www.academia.edu/37922055/_LOGAM_SEBAGAI_BAHAN_KONSTRUKSI_

https://www.academia.edu/4685887/PEMAKAIAN_MATERIAL_BAJA_UNTUK_KONST
RUKSI

https://www.academia.edu/5769346/PROSES_PEMBUATAN_BAJA

http://repository.untag- sby.ac.id/3232/2/08.%20BAB%201%20.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/04/195011769/ikatan-logam-definisi-sifat-sifat-
pembentukan-dan- contohnya?page=all

http://eprints.ums.ac.id/26044/3/BAB_I.pdf

https://www.merdeka.com/trending/proses-pembuatan-baja-mulai-yang-perlu-diketahui-ini-
macamnya-kln.html

https://www.pakarkimia.com/jenis-baja/

https://www.constructionplusasia.com/id/material-baja/

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-logam/

15

Anda mungkin juga menyukai