MAKALAH
SIFAT-SIFAT BAHAN LOGAM
Oleh :
Nama : Muhamad Rendika Swara
Nim : 201010850039
Kelas : 02TIDE002
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini, adalah untuk
memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah pengetahuan bahan.
Dan juga untuk menambah wawasan mengenai karakteristik dari
bahan-bahan. Melalui makalah ini, Penulis berusaha untuk menyajikan
materi tentang “Sifat-Sifat Bahan Logam”
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan dating.
Bogor, Oktober
2021
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.3. Tujuan.............................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan......................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
bercampur dengan kontaminan berupa tanah liat, pasir dan unsur-unsur lain
seperti belerang (S), Phospor (P), Silikon (Si) dan Arang Bismuth (Bi)
Adapun bijih logamyang murni misalnya : Platina (Pt), Emas (Cu), Perak (Ag)
dan Bismuth (Bi). Selain bijih logam, dari hasil pertambangan juga didapat
bahan non logam (non metal) dan unsur yang menyerupai logam disebut
yang diberikan baik statis maupun dinamis, pada suhu biasa, suhu tinggi dan
suhu dibawah 0ºC Kemudian sifat fisika karena mengalami peristiwa fisika,
yaitu adanya pengaruh panas dan listrik dilanjutkan dengan sifat kimia, yaitu
pengerjaan, yaitu sifat bahan yang timbul dalam proses pengolahan meliputi pengujian
mampu las, mampu mesin,
1.3. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk
BAB II
PEMBAHASAN
2. Warna bahan logam juga merupakan ciri khusus dari setiap bahan.
3. Bahan logam mempunyai titik lebur yang berbeda untuk setiap jenis bahan
logam.
4. Bahan logam dapat juga sebagai penghantar panas dan sebagai penghantar
listrik. Bahan logam yang paling baik untuk penghantar panas dan
5. Sifat kemagnitan juga dimiliki oleh setiap bahan logam. Bahan logam yang
baik sifat kemagnitannya antara lain: baja, cobal, nikel dan sebagainya.
masing-masing.
8. Sifat kelunakan juga dimiliki oleh setiap bahan logam. Kelunakan suatu
Apabila logam mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi maka akan sangat
9. Sifat rapuh dimiliki setiap bahan logam khususnya pada besi tuang. Sifat
rapuh atau mudah pecah ini sangat kurang baik terhadap proses
1. Sifat Mekanis
diberikan, baik beban statis maupun dinamis pada suhu biasa, suhu
tinggi maupun suhu di bawah O°C. Beban statis adalah beban yang tetap,
baik besar-maupun arahnya pada setiap saat, sedangkan beban dinamis adalah
Beban statis dapat berupa beban tarik, tekan lentur, puntir, geser
dapat berupa beban tiba-tiba, berubah-ubah dan beban jalar. Sifatmekanis logam
meliputi kekuatan, kekenyalan, keliatan, kegetasan,
secara plastis.
ditiadakan
Bahan yang dibebani secara dinamis akan lelah dan patah, meskipun
kelelahan suatu logam adalah tegangan bolak balik tertentu yang dapat
ditahan oleh logam itu sampai banyak balikan tertentu. Sementara itu
c. Penjalaran
mungkin tidak berhenti sampai iia patah atau mungkin berhenti pada
9
percobaan pukul, yang dilakukan pada batang uji dan diberi tarikan
1. Goresan
3. penekanan
f. Sifat penekanan
Sifat ini hampir sama dengan sifat tarikan untuk bahan getas besaran
contoh, besi cor kelabu sifat tekanannya kira-kira empat kali lebih
g. Sifat plastis
keadaan padat untuk dapat diubah bentuk yang tetap tanpa pecah.
10
Logam yang tidak plastis pada suhu tinggi disebut getas panas, yaitu
suhu tersebut. Bial gejala ini terjadi pada suhu kamar biasa disebut
getas dingin.
2. Sifat Fisik
Sifat pengerjaan logam adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam
antara lain pengujian mampu las, mampu mesin, mampu cor dan
mampu keras
4. Sifat Kimia
Sifat kimia dari suatu baha mencakup kelarutan bahan tersebut pada
Logam ferro adalah suatu logam yang mengandung unsur besi . Bahan dasar
logam ferro adalah unsure fe dan C , tatapi ada unsure lain yang kadarnya
a. Besi tuang
Sifat besi tuang antara lain : rapuh, tidak dapat ditempa dan sukar dilas .
b. Besi tempa
Besi tempa adalah campuran antara besi murni 99% dan sedikit rongsokan.
Banyak digunakan untuk membuat rantai dan jangkar.Fasa besi tempa berupa
ferit (alpha), didalamnya terdapat sisa terak yang masih terperangkap. Terak
fiber (cukup kuat). Sifat dari besi tempa ini Ulet dan cukup kuat. Contoh
- Carbon : 0.06%
- Mangaan : 0.045%
- Silicon : 0.101%
12
- Phospor : 0.068%
Besi tempa digunakan pada bangunan kereta api, bangunan kapal laut,
pembuatan dari besi tempa ini menggunakan dapur puddle (dapur aduk
c. Baja lunak
Baja lunak adalah ampuran antara besi dengan karbon 0,1 – 0,3 %.
Baja karbon sedang adalah campuran antara besi dan karbon 0,4 – 0,6 %
Banyak digunakan u/ membuat rel kereta api, poros, atau untuk membuat alat
pertanian.
Baja kabon tinggi adalah campuran antara besi dan karbon 0,7 – 1,5 %
Sifat mekanis
sifat mekanis ialah kemampuan suatu logam untuk menahan beban yg diberikan
goresan/penekukan
diberikan beban
Sifat pengerjaan
Sifat kimia
lingkungannya.
14
Sifat fisika
Sifat fisika adalah karakteristik suatu bahan ketika mengalami peristiwa fisika
seperti adanya pengaruh panas atau listrik. Yang termasuk sifat-sifat fisika
adalah sebagai berikut: titik lebur, kepadatan, daya hantar panas, dan daya
hantar listrik. Sifat kimia adalah kemampuan suatu logam dalam mengalami
peristiwa korosi. Korosi adalah terjadinya reaksi kimia antara suatu bahan
x titik lebur/cair
Bahan pelat terdiri dari berbagai jenis bahan. Secara garis besar bahan pelat
ini dikelompokkan menjadi dua bagian besar yakni bahan pelat logam ferro
dan pelat logam non ferro . Bahan pelat logam ferro ini diantaranya adalah
pelat baja lembaran yang banyak beredar di pasaran. Bahan pelat dari logam
non ferro ini diantaranya bahan pelat allumanium, tembaga, dan kuningan.
Sifat-sifat bahan pelat sangat penting untuk diketahui. Sifat-sifat bahan ini
bahan pelat tersebut. Kualitas suatu bahan sangat ditentukan oleh sifat mampu
bentuk dari bahan. Biasanya bahan pelat dihasilkan dari proses pengerolan
Struktur memanjang ini memberikan sifat yang lebih elastis dari bahan pelat
logam ini mempunyai sifat-sifat fisik dan sifatsifat kimiawi terhadap efek
Setiap bahan logam mempunyai masa jenis yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
Warna bahan logam juga merupakan ciri khusus dari setiap bahan.
Bahan logam mempunyai titik lebur yang berbeda untuk setiap jenis bahan
Sifat kemagnitan juga dimiliki oleh setiap bahan logam. Bahan logam yang
baik sifat kemagnitannya antara lain: baja, cobal, nikel dan sebagainya.
Sifat elastis atau kemampuan logam untuk kembali kekeadaan semula setelah
Sifat kelunakan juga dimiliki oleh setiap bahan logam. Kelunakan suatu bahan
Sifat rapuh dimiliki setiap bahan logam khususnya pada besi tuang. Sifat rapuh
atau mudah pecah ini sangat kurang baik terhadap proses pembentukan pelat.
Untuk mengatasi sifat rapuh ini biasanya dibutuhkan penambahan unsur yang
mekanik bagus, maka sifat teknologinya tidak. Kalau sifat teknologinya bagus,
sifat yang lainnya tidak. Contoh: Baja yang kuat maka tidak tahan korosi,
makadilapisi Zn (seng), sehingga ketahanan korosi naik. Sifat keras, maka tak
mudah dibentuk. Sifat fisik lebih lanjut dibahas pada struktur dan sifat fisik
material, sedang yang banyak dibahas disini ”sifat mekanik dan sifat teknologi
Sifat-sifat di atas diperoleh dengan cara pengujian, dan pada pengujian harus
ada: prosedur uji dan peralatan uji. Karena hasil pengujian harus bisa
konsumen. Contoh DIN (Jerman), JIS (Jepang), ASTM (USA), dan SNI
Peralatan uji harus menghasilkan data yang sama setiap saat. Untuk itu harus
kalibrasi berbeda-beda, ada yang 6 bulan, 1 tahun, tiap dipakai dan seterusnya,
Pengujian yang harus dilakukan tergantung sifat apa yang ingin diperoleh. Jika
Untuk mengetahui sifat mekanik, maka dilakukan uji mekanik (mech testing).
17
Ada dua jenis pengujian mekanik jika dikaitkan dengan bebannya, yakni: uji
mekanik dengan beban ’ pembebanan statik’, dan uji mekanik dengan beban
Beban Statik : uji tarik (tensile test), uji puntir (tortion test), uji bentuk (impact
test), uji keras (hardness test), uji mulur (creep test). Beban dinamik : uji lelah
(fatigue test).
atau tanpa merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan. Tujuan proses
keseluruhan bagian dari logam atau sebagian dari logam. Adanya sifat alotropik
dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro dari berbagai jenis
logam.
Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi dari satu bentuk susunan
atom (sel satuan) ke bentuk susunan atom yang lain. Pada temperatur dibawah
910̊C sel satuannya Body Center Cubic (BCC), temperatur antara 910̊ C dan 1392̊ C
sel satuannya Face Center Cubic (FCC) sedangkan temperatur diatas 1392̊C sel
agar menjadi lunak dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan
(normalizing).
18
material terutama kekerasan dengan cara selup cepat (quenching) material yang
sudah dipanaskan ke dalam suatu media quenching berupa air, air garam,
maupun oli.
meningkat.
Kekerasan yang diperoleh bergantung pada kadar karbon baja yang diproses
melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju
logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada dalam kondisi solid. Dalam heat
austenisasinya.
1. Hardening
Hardening adalah perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran
19
benda kerja menuju suhu pengerasan, jangka waktu penghentian yang memadai
dengan kecepatan pendinginan kritis. Akibat pengejutan dingin dari daerah suhu
pengerasan ini, dicapailah suatu keadaan paksaan bagi struktur baja yang
merangsang kekerasan, oleh karena itu maka proses pengerasan ini disebut
pengerasan kejut. Karena logam menjadi keras melalui peralihan wujud struktur,
kekuatan dan fatigue limit/ strength yang lebih baik. Kekerasan yang dapat
dicapai tergantung pada kadar karbon dalam baja dan kekerasan yang terjadi
time dan laju pendinginan yang dilakukan serta seberapa tebal bagian
diiringi kerapuhan yang besar dan tegangan pengejutan, karena itu pada
dengan pengerasan kejut suatu baja, pertama bergantung pada kandungan zat
arang, kedua tebal benda kerja mempunya pengaruh terhadap kekerasan karena
2. Tempering
Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja dari
20
(di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan. Baja yang
telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan, melalui proses
sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini
menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini berbeda dengan proses anil
Pada suhu 200°C sampai 300°C laju difusi lambat hanya sebagian kecil.
lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di antara atom besi dapat
membentuk cementit.
Tempering pada suhu rendah ( 150° – 300°C ) Tempering ini hanya untuk
berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang mengalami beban
berat, misalnya palu, pahat, pegas. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi, poros batang pengggerak dan
sebagainya.
3. Anealing
adalah perlakuan panas logam dengan pendinginan yang lambat
bagian atas). logam dipanaskan sekitar 25̊ C di atas temperatur kritis bagian atas,
di dalam sama benar untuk menurunkan energi bentuk wujud, tegangan yang
menghilangkan internal stress pada logam dan untuk menghaluskan grain (batas
butir) dari atom logam, serta mengurangi kekerasan, sehingga menjadi lebih ulet.
a) Fase recovery
cacat kristal (tipe utama dimana cacat linear disebut dislokasi) dan
tegangan dalam.
b) Fase rekristalisasi
4. Normalizing
Normalizing adalah perlakuan panas logam di sekitar 40̊ C di atas batas
kritis logam, kemudian di tahan pada temperatur tersebut untuk masa waktu
yang cukup dan dilanjutkan dengan pendinginnan pada udara terbuka. Pada
proses pendinginan ini temperatur logam terjaga untuk sementara waktu sekitar
temperatur ruangan, dan struktur yang diperoleh dalam proses ini diantaranya
butir dan menciptakan suatu austenite yang lebih homogen ketika baja
dinamakan Cementit Fe3C (dapat dilihat pada garis vertikal paling kanan).
2. Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat rendah,
3. Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk adalah
Perlit, kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik Eutectoid.
4. Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid,
struktur mikro yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit.
5. Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai dengan 6.67%, struktur
6. Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon rendah,
akan terbentuk struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur mikro
Austenit.
7. Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun dengan
Austenit.
5. Holding Time
Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari
karbon dan unsur paduannya. Pedoman untuk menentukan holding time dari
- Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah; yang
sudah memadai.
- Low Alloy Tool Steel; memerlukan holding time yang tepat agar kekerasan
- High Alloy Chrome Steel; Membutuhkan holding time yang paling panjang
25
- Hot Work Tool Steel; mengandung karbida yang sulit larut, baru akan larut
pertumbuhan butir sangat besar, karena itu holding time harus dibatasi, 15
– 30 menit.
6.Quenchingng
Proses quenching melibatkan beberapa faktor yang saling berhubungan.
Pertama yaitu jenis media pendingin dan kondisi proses yang digunakan, yang
Hardenbility merupakan fungsi dari komposisi kimia dan ukuran butir pada
temperatur tertentu. Selain itu, dimensi dari logam juga berpengaruh terhadap
dalam berbagai kondisi. Untuk dapat memenuhi struktur yang telah ditentukan,
maka mulai dari proses pembuatannya. Komposisi dan pemurniannya dari bahan
baku akan memberi pengaruh terhadap sifat mekanik bahan yang dihasilkan,
sehingga perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius. Material logam
terutama besi menjadi tulang punggung peradaban masa kini, mulai dari bahan
konstruksi, transportasi, permesinan dan masih banyak lagi keperluan yang bahan
dasarnya menggunakan besi dan padanannya. Merupakan tugas dari seorang ahli
x Kekuatan
x Ketahanan
x Ketahanan kimia
x Ketahanan torsi
Sebelum membuat suatu produk, seorang ahli teknik berusaha memilih material
perhatian terhadap sifat yang akan menentukan kualitas bahan dan perhatian
pada
molekul atau struktur mikro, yang sering terjadi adalah pada saat proses
pembentukan dapat merubah sifat bahan, contoh pada proses thermal yang akan
27
1. Bahan logam
disinter. Pembagian bahan logam dikelompokkan menjadi logam berat ( beji dan
baja ), logam ringan ( aluminium, magnesium ), logam non ferro ( tembaga, timah,
timbal, seng ) ada juga logam non ferro berupa perunggu yang bahannya berupa
campuran antara timah dan tembaga, logam putih ( timah putih, antimon,
tembaga
- Liat / ulet
- Dapat disepuh
- Keras
Sifat : - Rapuh
- Dapat disepuh
- Keras
a. Sifat mekanis
penyebab ditiadakan
adalah tegangan bolak-balik tertentu yang dapat ditahan oleh logam tersebut
disebut penjalaran. Sifat logam terhadap beban tiba-tiba dengan uji tarik
Sifat kekerasan logam hubungannya dengan daya tahan aus, kekuatan logam
29
b. Sifat fisik
Sifat terhadap geser dan puntir, yaitu besarnya tegangan geser di permukaan
Sifat redaman logam, adalah energi untuk deformasi elastis selalu lebih
besar dari pada energi untuk mengubah bentuk asal, karena adanya tahanan
dalam yaitu kemampuan logam untuk menahan beban atau getaran tiba-tiba
c. Sifat Teknologis
Sifat teknologis adalah kemampuan benda padat untuk dapat diubah bentuk
dengan atau tanpa pecah. Logam yang tidak elastis disebut logam getas,
dapat diukur pada kondisi panas (getas panas) dan kondisi dingin (getas
dingin)
d. Sifat Kimia
Percobaan tarik dilakukan untuk hampir semua bahan untuk memperoleh sifat-
d. Regangan, adalah ukuran sifat dari suatu bahan untuk dapat dibentuk
• Regangan besar
• Bahannya liat
• Regangan besar
• Bahannya lunak
• Regangan kecil
• Bahannya rapuh
31
~ Konstruksi dibangun dari banyak bagian dan dibebani dalam waktu yang
percobaan khusus
• Batang percobaan dibebani dengan robot yang tetap pada suhu tertentu .
berbagai keadaan
tinggi)
tinggi)
• Kekuatan jalas adalah tegangan terbesar pada suhu tertentu yang tetap dapat
˜ Batas regang jalar, adalah tegangan pada suhu tertentu, dimana 45 jam
• Cara percobaan :
Dilakukan percobaan 3 s/d 5 kali, dengan suhu tetap dan tegangan yang
berubah
2. Percobaan Lelah ( σn )
• (Lelah), keenderungan bahan untuk patah akibat turun naik tegangan yang
• Ditentukan besarnya turun naik tegangan yang dapat ditahan oleh bahan
secara tetap
tegangan ( - ) tertinggi
tegangan ( - ) terendah
PEMBEBANAN
33
1. Pembebanan gembung, yaitu tegangan turun naik antara 2 nilai (+) atau (-)
2. Pembebanan loncat, yaitu tegangan turun naik antara nol dan suhu nilai (+)/(-)
3. Pembebanan getar, yaitu tegangan turun naik antara suatu (+) dan nilai (-)
4. Pembebanan silih – ganti, yaitu tegangan turun naik antara nilai (+) dan (-)
Jenis kekuatan :
2. Kekuatan silih ganti ( σs ), ialah tegangan tertinggi yang tetap dapat ditahan
Percobaan lelah tidak tetap dapat diteriskan, digunakan bilangan batas (ng),
Pada percobaan untuk baja, dengan ayunan berjumlah 10 juta, berarti baja
Yaitu :
SIFAT PATAH
1. Dipengaruhi oleh :
kekuatan lelah
• Karat, pada permukaan berkarat, nilai rendah untuk uji kekuatan lelah
berkarat dan kekuatan lelah dari bahan yang sama yang tidak
berkarat
2. Terdiri dari :
• Permukaan patahan lelah, adalah permukaan patahan dimulai dari bagian yang
PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Pemeriksaan Magnetis
2. Pemeriksaan Penyusupan
3. Pemeriksaan Rontgen
1. Pemeriksaan Magnetis
35
benda kerja, dan pada tempat ini, serbuk besi akan tertarik
magnetis
2. Pemeriksaan Penyusupan
magnetis
3. Pemeriksaan Rontgen
fotografi
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sifat mekanis suatu logam adalah kemampuan atau kelakuan logam untuk
menahan beban yang diberikan setiap bahan logam mempunyai masa jenis
punya sifat: kuat, keras, pengantar panas, pengantar listrik, dan diforinable
besar dikelompokkan pada tiga, yakni: sifat fisik, sifat mekanik, dan sifat
koefisien gesek
Sifat fisik adalah sifat yang dihubungkan dengan keadaan fisik material
tersebut. Sedangkan sifat mekanik adalah sifat logam yang dikaitkan dengan
ITB, Bandung.
Jakarta, 2010.
7. Hari Amanto dan Daryanto, Ilmu Bahan, Cetakan Kedua, PT. Bumi