Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA (PTM) SEMESTER GENAP TAHUN

PEMBELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Negeri Pelayaran Kalimantan


Bidang Keahlian : Kemaritiman
Program Keahlian : Pelayaran Kapal Niaga
Kompetensi Keahlian : Teknika Kapal Niaga
Mata Pelajaran : Ilmu Bahan (Febrication & Repair Materials)
Pokok Bahasan : PERAWATAN LOGAM
Sub Pokok Bahasan : Sifat-sifat logam & Pengujian bahan
Kode Mata Pelajaran : C3
Kelas/Semester : XI / IV
Pertemuan ke : 17
Pelaksanaan (sesuai jadwal) : Rabu, 24 Januari 2024
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Pengampu : Sukastopo, ATT-III

SIFAT-SIFAT LOGAM (METAL) & PENGUJIAN BAHAN


A. Sifat logam secara umum :
1. dapat ditempa atau di ubah bentuk.
2. Penghantar listrik dan panas
3. Keras (tahan terhadap goresan,potongan atau keausan)
4. Kenyal (tahan patah bila dibentang)
5. Kuat (tahan terhadap benturan,pukulan martil)
6. Liat (dapat ditarik)
7. Titik cair tinggi.
Pada permulaannya sifat logam hanya dibedakan berdasarkan sifat-sifat lahiriah saja.
Misalnya, logam A lebih keras dari logam B, logam X lebih panas dari logam Y, dan
sebagainya.
Dari perkembangan ilmu logam atau metalurgi, sekarang sudah dapat dibedakan
berdasarkan berat atomnya, sifat-sifat atomnya, dan unsur-unsur yang membentuk
logam tersebut.
Sifat-sifat logam itu sendiri dapat ditinjau dari beberapa segi sehingga dapat dibedakan
atas:

B. Sifat Mekanis :
Sifat mekanis adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang
dikenakan padanya, baik pembebanan statis maupun pembebanan dinamis.
Pembebanan statis ialah pembebanan yang besar maupun arahnya tetap setiap saat.
Pembebanan dinamis ialah pembebanan yang besar maupun arahnya berubah setiap
waktu. Adapun sifat-sifat mekanis itu adalah kekuatan bahan (strength), kekerasan,
elastisitas, kekakuan, plastisitas, dan kelelahan bahan.
1. Regangan adalah ukuran sifat untuk mengetahui apakah suatu benda mudah
dibentuk atau tidak. Ukuran regangan yang besar berarti bahan tersebut lebih
mudah dibentuk.
2. Batas Regangan untuk mengetahui kekokohan suatu bahan, artinya, lebih tinggi
nilai batas regangan, bahan akan lebih kokoh.
3. Kekuatan Tarik adalah ukuran kekuatan suatu bahan, lebih tinggi kekuatan
tariknya, bahan tersebut lebih kuat.
4. Modulus Kekenyalan adalah ukuran kekakuan suatu bahan, ini berarti jika nilai
modulus kekenyalan lebih tinggi, bahan tersebut lebih kaku.

C. Sifat fisik
Sifat fisik adalah kelakuan bahan karena mengalami peristiwa fisika seperti adanya
pengaruh panas dan listrik. Adapun sifat- sifat fisik itu adalah melting point (titik
lebur), density (kepadatan), thermal conduction (daya hantar panas), dan electricity
conduction (daya hantar listrik).

1. Melting Point (Titik Lebur)


Jika logam dipanaskan maka atom-atom yang selalu dalam keadaan bergetar akan
mempunyai amplitude getaran yang lebih besar lagi. Jika pada suatu saat besarnya
amplitude ini mencapai jarak seperdua belas jarak antara atom-atomnya, maka
logam akan meleleh dan terjadilah perubahan dari fase padat ke fase cair. Suhu
pada waktu terjadi pelelehan ini dinamakan titik lebur, titik leleh atau titik cair.

2. Density (Kepadatan)
Density (kepadatan) suatu kristal logam tergantung kepada berat atom dan jarak
antara atom-atom tersebut. Penentuan kepadatan ini sangat penting untuk
menentukan jenis logam yang akan diper-gunakan. Misalnya, untuk alat-alat bagian
mesin yang bergerak harus dipilih logam yang ringan, seperti aluminium atau
magnesium.

3. Thermal Conduction (Daya Hantar Panas)


Kemampuan suatu logam untuk dapat menghantarkan panas dapat diterangkan
dengan teori elektron bebas. Contoh: jika salah satu ujung batang yang terbuat dari
suatu logam dipanaskan, maka elektron-elektron dalam logam itu mempunyai
kecenderungan akan mengalir dari ujung yang lebih panas ke ujung yang lebih
dingin.
Dalam peristiwa pengaliran itulah terjadi benturan antara ion-ion logam tersebut
disertai dissipasi atau pelepasan & penyebaran panas. Sehingga akhirnya panas
akan menjalar keseluruh bagian logam tersebut. Beberapa angka yang menunjukkan
besarnya daya hantar panas untuk beberapa jenis logam dan paduan lihat tabel
IV.
TABEL THERMAL CONDUCTION /DAYA HANTAR PANAS

t°,F 32 212 392 572 752 932 1112


t°,C 0 100 200 300 400 500 600

Aluminium 117 119 124 133 144 155 —

Kuningan 56 60 63 66 67 — —

Besi tuang 32 30 28 26 25 — —

Tembaga 224 218 215 212 210 207 204

Timbel 20 19 18 18 — — —

Nikel 36 34 33 32 , — — —

Baja — 26 26 25 23 22 21

Baja (stainless- — 9,4 — — — 12,4 —


steel)

Timah 36 34 33 — — — —

Seng 65 64 62 59 54 — —

4. Electricity Conduction (Daya Hantar Listrik)


Sifat yang penting dari logam adalah kemampuan mengalirkan arus listrik/dialiri
aliran listrik. Dipandang dari sudut ini, logam dapat dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Konduktor, penghantar listrik.
b. Semi konductor.
c. Isolator, penyekat aliran listrik.
Daya hantar listrik ini juga terjadi akibat aliran elektron. Jika pada suatu logam yang
berbentuk kawat atau batang pada kedua ujungnya ditimbulkan beda tegangan
listrik (potential difference) maka elektron akan mengalir menuju kutub positip dan
terjadilah aliran listrik. Apa-bila aliran ini tidak terhalang, maka makin lama akan
makin cepat, karena timbulnya percepatan yang tak terhingga. Akibat dari hal ini
energi yang ditimbulkan karena adanya benturan antara ion-ion akan makin besar.
Kemudian energi tersebut berubah menjadi elek panas atau kalori. timbulkan dalam
proses pengolahannya, di mana harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan
bahan dilakukan.
5. Kekuatan Bahan (Strength)
Ini adalah yang paling penting dari sifat mekanis di mana sifat ini menunjukkan
kekuatan bahan. Kekuatan ini bervariasi menurut bentuk dari beban yang diberikan,
sehingga ada kekuatan atau ketahanan terhadap beban statis seperti tarik, tekan,
lentur, puntir maupun geser serta beban dinamis seperti beban tiba-tiba dan
berubah-ubah. Contoh, bila suatu percobaan tarik dilakukan terhadap batang logam
maka akan terjadi deformasi yang berupa pertambahan panjang dan
penciutan/pengurangan penampang sampai patah.
Deformasi ini dapat berupa :
a. deformasi elastis yaitu perubahan bentuk yang segera hilang kembali bila beban
dihilangkan
b. deformasi plastis yaitu perubahan bentuk yang tetap ada walaupun beban dihi -
langkan.

6. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah menerima
beban yang mengakibatkan perubahan bentuk. Sifat ini perlu diperhatikan. Karena,
apabila bahan dibebani sehingga melebihi batas elastisitasnya, bahan menjadi
berubah bentuk dan akan melemahkan struktur atau kekuatannya bila dibebani lagi.

7. Kekakuan
Kekakuan adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan
bentuk atau deformasi bila bahan tersebut diberi beban, kekakuan ini bisa
didefinisikan sebagai Modulus Young dari suatu bahan.

8. Plastisitas
Plastisitas adalah kemampuan dari suatu bahan padat untuk mengalami perubahan
bentuk tetap tanpa ada kerusakan. Perubahan bentuk plastis ini hanya akan terjadi
sesudah daerah elastis dilewati.
Banyak dari pengerjaan panas dan pengerjaan dingin tergantung pada deformasi
plastis. Biasanya plastisitas dari suatu bahan akan bertambah bila suhunya naik.
Oleh sebab itu banyak bahan yang dikerjakan dengan menaikkan suhunya.

D. PENGUJIAN BAHAN
Pengujian atau percobaan atau testing bahan adalah untuk mengetahui sifat-sifat
mekanik bahan dengan angka-angka. Pengujian atau percobaan bahan berkaitan
dengan gaya-gaya yang mungkin akan diterima oleh suatu bahan jika digunakan dalam
suatu bangunan atau konstruksi, sehingga dalam pemasangannya nanti, bangunan atau
konstruksi tersebut aman. Jadi, pengujian bahan pada dasarnya adalah untuk
mengetahui/mengatisifasi secara dini/kondisi bahan yang berkaitan dengan
keselamatan.
Pemeriksaan bahan untuk mencari atau menyelidiki penyebab kesalahan bahan seperti
retak, patah, terjadinya gelembung gas, dan lain-lain.

Jenis-jenis pengujian
1. Uji tarik (Tensile test) untuk mengetahui kekuatan tarik, kekuatan putus atau
patah, dan kekenyalansuatu logam (metal)
Pada pengujian tarik, benda kerja disiapkan seperti gambar dibawah, dan ujung-
ujungnya diberi beban bertolak belakang, sehingga benda uji akan tertarik kedua
arah yang berlawanan. Benda uji menerima beban tegangan dan panjangnya akan
bertambah, sementara itu dibagian tengah, diameternya akan mengecil.

AO

LO

AU

LU
.
2. Uji tekan (Pressure test) untuk mengetahui kekuatan tekan dan kekenyalan, namun
berlawanan dengan uji tarik, bahan menerima gaya tekan.
Pengukuran kekerasan dengan beban penekanan dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu brinel, vickers, dan rockwell.
a. Pengujian Brinell
Bola baja diperkeras ditekankan pada permukaan benda uji dengan beban
standard. Diameter yang ditimbulkan diukur dan tingkat kekerasan Brinell (H) di
dapat dari
Beban (P)
H=
Luas permukaan kurve yang ditimbulkan
b. Uji Kekerasan Rockwell
Pada uji kekerasan Rockwell, benda yang digunakan adalah peluru baja yang
disepuh keras atau kerucut intan dengan ukuran yang telah ditetapkan. Benda
penekan pertama-tama ditekankan dengan gaya awal F O ke bahan uji. Pada
sistim uji ini dilengkapi dengan alat pengukur yang menggunakan jarum
penunjuk, dan biasanya pada awal penekanan jarum diatur pada skala 130 untuk
penekan baja, dan angka 100 jika menggunakan intan. Jarum akan bergerak
memutar menunjukkan angka yang naik dan turun pada waktu beban utama
ditekankan, dan akan kembali jika penekan dilepaskan. Perbedaan penunjukan
pada jarum menunjukkan angka kekerasan Rockwell.

c. Uji Kekerasan Vickers


Pengukuran kekerasan menurut Vickers dilakukan
dengan penekan intan, yang ujungnya berbentuk F
piramida dengan sudut puncak 136 O . Intan ini
ditekankan ke bahan uji dengan gaya (F) dan
waktu (t) tertentu. Setelah ditekan intan diangkat
dan bekas penekanan diukur. Kekerasan Vickers
 = 136O
diukur berdasarkan pembagian gaya dengan luas
tekanan yang berbentuk piramida.

Kekerasan Vickers = HV = F
A
Kekerasan ini juga bisa dibaca langsung pada
tabel.

Pengujian kekerasan lain adalah yang dilakukan oleh SHORE, yang juga
memakai peluru baja atau intan. Pada pengujiannya, Shore menjatuhkan baja
atau intan yang digunakan pada ketinggian tertentu ke atas bahan uji. Baja atau
intan ini akan memantul kembali keatas, dan ketinggian pantulan inilah yang
diukur dan dijadikan dasar ukuran kekerasan Shore.
Keuntungan dan kerugian uji kekerasan:

3. Uji tekuk atau uji lentur (Bending test), untuk mengetahui kelenturan atau
perubahan bentuk suatu bahan jika ditekuk atau dibengkokkan.
Pengujian tekuk atau lentur diperlukan untuk mengetahui kelenturan atau perubahan
bentuk suatu bahan jika ditekuk atau dibengkokkan. Batang uji ditekuk antara dua
buah rol dengan penekan yang ujungnya setengah bulat. Ada dua macam pengujian
tekuk, yang pertama adalah pengujian tekuk pengubahan bentuk dan yang kedua
pengujian tekuk dengan beban.
Dibawah ini adalah pengujian tekuk dengan pengubahan bentuk

D+3a

Pengujian pengubahan bentuk dilakukan hingga mencapai sudut  tertentu,


biasanya sampai dengan 140 O . Untuk sudut alpha yang mencapai 180 O , digunakan
mata tekan yang sampingnya rata. Bahan dinyatakan lolos uji jika setelah diuji tidak
terlihat retak dengan pandangan mata yang akan membuktikan bahwa bahan mudah
dibentuk.
Pada pengujian tekuk dengan beban, bahan uji ditekuk hingga patah / putus.
Setelah pengujian, gaya terbesar dan pelenturan maksimum dicatat, dan akan
memberikan nilai kekuatan dan sifat dapat dibentuk yang lebih baik. Pengujian ini
biasanya dilakukan hanya untuk bahan yang rapuh seperti besi tuang.

4. Uji kekerasan (Hardness test), untuk mengetahui kekerasan atau kekuatan bahan
terhadap gaya / beban yang dilakukan oleh bahan lain yang lebih keras
Ini adalah sifat dasar dari logam setelah kekuatan. Kekerasan didefinisikan sebagai
ketahanan suatu bahan untuk menahan pembebanan yang berupa goresan atau
penekanan.
Dalam pengujian kekerasan ada tiga macam pembebanan yaitu: (1) goresan (2)
menjatuhkan bola, dan (3) penekanan.
a. Goresan
Pada mulanya untuk membedakan kekerasan benda-benda (bahan-bahan)
hanya diadu mana yang paling kuat, yang kemudian disebut dengan skala
MOHS. Bahan yang mempunyai nomor lebih tinggi berarti lebih keras.
b. Menjatuhkan bola
Pengujian kekerasan yang dilakukan oleh Shore menggunakan peluru baja yang
disepuh keras dengan berat 2,2 gram dan ujungnya bulat terbuat dari intan.
Peluru dijatuhkan dalam pipa kaca dari ketinggian 250 mm. Tinggi pantulan
pertama merupakan ukuran untuk kekerasan menurut Shore (gambar 1.2).
Keuntungan pengujian Shore adalah bahan percobaan tidak rusak, sedangkan
kelemahannya tidak teliti atau hasilnya terlalu kasar.

5. Uji pukul dan Takik (Hammer Test) untuk mengetahui keuletan bahan, biasanya
setelah menjalani pengolahan panas (heat treatment).
Pengujian ini dimaksudkan, disamping untuk mengetahui sifat liat atau keuletan
bahan, (biasanya setelah menjalani pengolahan panas atau heat treatment), karena
dalam banyak hal, bahan yang digunakan dalam konstruksi tidak selalu halus.
Seperti diketahui, bahan yang diuji selalu dikerjakan dulu dan dihaluskan
permukaannya, padahal bahan konstruksi tidak selalu halus dan banyak takik-takik.
Contoh pengujian pukul dan takik adalah yang dilakukan Charpy, dimana bahan uji
dinormalisasikan dengan takik dibagian tengah, yaitu bagian yang akan menerima
pukulan dan tekanan, yang akhirnya patah dengan satu pukulan. Laju pukulan patah
ini yang diukur sebagai standar pengujian. Jadi nilai pukulan takik didapat dari
perbandingan antara usaha pukulan (=gaya x jarak) yang terpakai dengan
penampang semula bahan uji yang ditakik.

=== END ===


TUGAS
KELOMPOK (IB-17)

Petunjuk :
 Bacalah baik-baik dan pahami materi bahasan diatas agar kalian bisa dengan mudah mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan.
 Tulis jawaban kalian diatas kertas kerja dan jangan lupa tulis nama dan tanda tangan.
INGAT : Bagi yang tidak mengerjakan tugas dianggap tanpa keterangan (Alfa)

 Soal pilihan ganda


Pilih satu jawaban yang benar :

1. Berikut ini adalah beberapa diantaranya sifat-sifat logam secara umum, kecuali
…….
A. Keras (tahan terhadap goresan,potongan atau keausan)
B. Kenyal (tahan patah bila dibentang)
C. Dapat ditempa atau di ubah bentuk.
D. Elastisitas tinggi dan mudah dibentuk
E. Penghantar listrik dan panas
2. Kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang dikenakan padanya, baik
pembebanan statis maupun pembebanan dinamis, disebut :
A. Sifat mekanis
B. Sifat dinamis
C. Sifat fisik
D. Sifat elastis
E. Sifat liat
3. Pembebanan besar yang arahnya berubah-ubah setiap waktu disebut pembebanan
dinamis, sedangkan pembebanan besar yang arahnya tetap setiap saat disebut :
A. Pembebanan dinamis
B. Pembebanan statis
C. Pembebanan elastis
D. Pembebanan sesaat
E. Pembebanan mekanis
4. Regangan adalah ukuran sifat untuk mengetahui apakah suatu benda mudah
dibentuk atau tidak,sedangkan untuk mengetahui kekokohan suatu bahan disebut :
A. Regangan
B. Kekuatan tarik
C. Modulus kekenyalan
D. Batas regangan
E. Kekuatan regang
5. Kelakuan bahan karena mengalami peristiwa fisika seperti adanya pengaruh panas
dan listrik disebut :
A. Sifat mekanis
B. Sifat dinamis
C. Sifat fisik
D. Sifat elastis
E. Sifat liat
6. Logam akan meleleh dan terjadilah perubahan dari fase padat ke fase cair, maka
suhu pada waktu terjadi pelelehan ini dinamakan : titik lebur, titik leleh atau titik
cair.
A. Titik bakar
B. Titik nyala
C. Titik beku
D. Titik lebur
E. Titik panas
7. Berikut ini adalah beberapa angka yang menunjukkan besarnya daya hantar panas
untuk beberapa jenis logam dan paduan (lihat tabel), dan untuk logam jenis baja
pada temperatur 100oC atau 212oF,sesuai tabel daya hantar panasnya sebesar :
A. 27
B. 25
C. 28
D. 26
E. 24
8. Pengujian atau percobaan bahan berkaitan dengan gaya-gaya yang mungkin akan
diterima oleh suatu bahan jika digunakan dalam suatu bangunan atau konstruksi
lainnya sehingga dalam pemasangannya nanti, bangunan atau konstruksi tersebut
aman. Jadi, pengujian bahan pada dasarnya adalah untuk atau berkaitan dengan
keselamatan. Disamping Uji tekuk atau uji lentur (Bending test), berikut ini adalah
beberapa jenis pengujian atau percobaan bahan, kecuali …………
A. Uji tekan (Pressure test)
B. Uji kekerasan (Hardness test)
C. Uji pukul dan Takik (Hammer Test)
D. Uji tarik (Tensile test)
E. Uji Kekerasan Rockwell
9. Untuk mengetahui kekuatan tarik, kekuatan putus atau patah, dan kekenyalan suatu
logam (metal) dapat digunakan cara :
A. Uji tekan (Pressure test)
B. Uji kekerasan (Hardness test)
C. Uji pukul dan Takik (Hammer Test)
D. Uji tarik (Tensile test)
E. Uji Kekerasan Rockwell
10. Cara-cara pengukuran kekerasan dengan beban penekanan yang dilakukan oleh
brinel, vickers, dan rockwell adalah cara untuk mengetahui kekuatan tarik, kekuatan
putus atau patah, dan kekenyalan suatu logam (metal) yang dikenal dengan sebutan :
A. Uji tekan (Pressure test)
B. Uji kekerasan (Hardness test)
C. Uji pukul dan Takik (Hammer Test)
D. Uji tarik (Tensile test)
E. Uji Kekerasan Rockwell

 Soal Essay
Jawab pertanyaan berikut ini dengan benar :
1. Sebutkan sifat-sifat bahan logam (metal) yang saudara ketahui?
2. Sebutkan, beberapa sifat logam secara umum?
3. Apa tujuan pengujian dan pemeriksaan bahan yang saudara ketahui?
4. Sebutkan beberapa jenis pengujian bahan yang saudara ketahui?
5. Jelaskan, apa yang dimaksud sifat mekanis suatu bahan logam (metal)?

Selamat bekerja & Sukses selalu

Anda mungkin juga menyukai