PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan antar
pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu
material logam untuk di ubah secara plastis tergantung pada kemampuan
dislokasi untuk dapat bergerak. Denagn mengurangi pergerakan dislokasi,
kekuatan mekanik dapat di tingkatkan, dimana di sebabkan energi mekanik
yang di butuhkan untuk membuat deformasi plastis akan semakin besar.
Sebaliknya apabila pergerakan dislokasi tidak ada yang menahan, logam akan
lebih mudah untuk terdeformasi. Secara umum mekanisme penguatan yang di
gunakan pada material logam adalah melalui pengerasan regang, penguatan
larutan padat, penguatan presipitasi, dan penguatan batas butir. Mekanisme
penguatan memiliki 3 metode yaitu Pengerasan Tegangan (Strain Hardening),
Penguatan Larutan Padat (Solid-Solution Strengthening), Penghalusan Butin
(Grain-Size Reduction). Mekanisme penguatan pada logam dalam skala
mikroskopik, seperti adanya presipitat, atom interstisi dan substitusi (larutan
padat), serta penguatan batas butir.
untuk
pengerasan
regangan
(strain
hardening)
adalah
meningkatkan kerapatan dislokasi dengan deformasi plastik. Jarak ratarata antara penurunan dislokasi dan dislokasi mulai memblokir gerakan
satu sama lain. Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk
menyatakan tingkat deformasi plastis. Grafik Stress dan Strain terhadap
deformasi plastis dan pengerjaan dingin. Yield strength selanjutnya (y0)
lebih tinggi dibandingkan inisial yield strength (yi). Ini adalah alasan
untuk pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness
akan meningkat sebagai akibat strain hardening tetapi ductility (keuletan)
akan menurun (material menjadi lebih brittle
2. (getas).
Efek Strain Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas
annealing Grafik percent cold work terhadap Yield strength, Tensile
Strength,dan Ductility pada 1040 Steel, Brass, dan Copper.
B. Pengerasan Endapan (Precepitation Hardening )
Pengerasan presipitasi , atau usia pengerasan , menyediakan salah satu
mekanisme yang paling banyak digunakan untuk penguatan paduan logam .
Pemahaman dasar dan dasar untuk teknik ini didirikan pada awal bekerja di
US Bureau of Standards on Duralumin . Pentingnya saran teoritis untuk
pengembangan paduan baru jelas dari catatan sejarah . Pada akhir abad ke-19 ,
besi cor adalah satu-satunya paduan komersial yang penting belum diketahui
teknologi barat pada zaman Romawi . Ketika usia pengerasan aluminium
ditemukan secara tidak sengaja oleh Wilm , selama tahun-tahun 1903 -1911 ,
dengan cepat menjadi paduan komersial yang penting di bawah nama dagang
atom , dan mungkin dalam bentuk molekul , koloid atau kristal halus , 4. Efek
pengerasan CuAl2 dalam aluminium dianggap berkaitan dengan ukuran
partikel nya .
Proses presipitasi - pengerasan melibatkan tiga langkah dasar,yaitu:
1. Solusi Pengobatan , atau Solutionizing , adalah langkah pertama dalam
proses presipitasi pengerasan di mana paduan dipanaskan di atas suhu solvus
dan direndam di sana sampai larutan padat homogen ( ) diproduksi .
Presipitat dilarutkan dalam langkah ini dan setiap segregasi hadir dalam
paduan asli berkurang .
2. Quenching adalah langkah kedua di mana padat didinginkan secara cepat
membentuk larutan padat jenuh dari SS yang berisi kelebihan tembaga dan
bukan merupakan struktur keseimbangan . Atom tidak punya waktu untuk
berdifusi ke situs nukleasi potensial dan dengan demikian presipitat tidak
membentuk .
3. Aging adalah langkah ketiga dimana jenuh , SS , dipanaskan di bawah
suhu solvus untuk menghasilkan endapan terdispersi halus . Atom berdifusi
hanya jarak pendek pada suhu penuaan ini. Karena jenuh tidak stabil , atom
tembaga ekstra menyebar ke berbagai situs nukleasi dan presipitat tumbuh.
Pembentukan endapan terdispersi halus dalam paduan adalah tujuan dari
proses presipitasi pengerasan . Presipitat baik dalam paduan menghambat
pergerakan dislokasi dengan memaksa dislokasi baik memotong melalui
partikel yang diendapkan atau pergi di sekitar mereka . Dengan membatasi
gerakan dislokasi selama deformasi , paduan diperkuat . Umur Pengerasan hujan . Paduan aluminium terkuat ( 2xxx , 6xxx 7xxx dan ) yang diproduksi
oleh usia pengerasan . Sebuah dispersi halus endapan dapat dibentuk dengan
perlakuan panas yang tepat . Model umum untuk dekomposisi diberikan ,
diikuti dengan rincian dari urutan curah hujan di 4. sistem paduan khusus : Al
- Cu , Al - Cu - Mg , Al - Mg - Si dan Al - Zn - Mg . Sistem Al - Cu digunakan
sebagai contoh utama dari dekomposisi , yaitu zona a0 ( SSSS ) GP ''
' atau , lebih lengkap : zona a0 ( SSSS ) 1 + GP 2 + ''
3 + ' 4 + .
persamaan
individu
yang
telah
dikembangkan
untuk
pertambahan butir. Material dengan butir yang halus akan lebih keras dan kuat
dibanding butiran yang kasar, disebabkan karena mempunyai jumlah
permukaan lebih besar pada total area lapisan butir yang akan menghambat
pergerakan dislokasi. Penurunan ukuran butir biasanya lebih baik dalam
meningkatkan ketangguhan. Dalam banyak hal, variasi yield strength dengan
ukuran butir mengacu pada persamaan Hall-Petch: y =0 +ky d Dimana 0
adalah tegangan geser yang berlawanan arah dengan pergerakan dislokasi
pada butir, d adalah diameter butir dan k adalah suatu konstanta yang
merepresentasikan tingkat kesulitan untuk menghasilkan suatu dislokasi baru
pada butir berikutnya Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap
sifat mekanis memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus (<10nm) akan
menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary sliding.
Diameter ukuran butir d dapat di kontrol melalui : laju pembekuan
(solidification), deformasi plastis, dan Perlakuan panas (heat treatment)
yang sesuai Struktur butir dengan kehalusan tinggi pada material baja dapat
diperoleh dengan kombinasi dari proses pengerjaan panas dan pendinginan
terkendali serta pengaruh penambahan paduan. Dalam hal ini ukuran butir
dikendalikan melalui pengaturan temperatur dan besar deformasi dalam suatu
konsep perlakuan thermomekanik atau TMCP. Gambar 2. grafik perubahan
Grain size terhadap yield strength dan diameter butir pada paduan kuningan
70Cu30 Zn.
D. Penguatan Laruran Padat (Solid Solutir Strengthening)
Paduan umumnya logam paduan lebih kuat dibandingkan dengan logam
murni, karena impuritas atom yang masuk ke dalam larutan padat
memaksakan tegangan kisi di sekeliling atom induknya. Interstisial atau
impuritas substitusi dalam sebuah larutan akan mengakibatkan regangan kisi.
Dan hasilnya impuritas ini akan berinteraksi dengan bidang dislokasi regangan
dan menghambat pergerakan dislokasi. Impuritas cenderung menyebar dan
memisah di sekitar inti (core) dislokasi untuk menemukan atom yang sesuai
dengan radiusnya. Hal ini akan menurunkan tegangan energi keseluruhan dan
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam masa pemulihan atau disebut juga recovery, sebagian energi
regangannya di simpan logam di lepaskan akibat dari peningkatan dufusi atom
pada suhu di naikan. Karena energi tersebut, dislokasi yang semula saling
menghambat, mulai bergerak membentuk sususan stabil sehingga terjadi
pengurangan jumlah dislokasi. Dislokasi yang terbentuk pada tahap ini
memiliki energi regang yang kecil, dalam proses ini tidak mengubah stuktur
butir logam. Rekristalisasi merupakan proses pembentukan sejumlah butir
baru yang rata sisi, bebas energi regangan dan kepadatan dislokasinya cukup
rendah. Kondisi tersebut memiliki ketika deformasi plastis belum di lakukan.
Selama proses ini berlangsung, sifat-sifat mekanis, seperti kekerasan dan
kekuatan menurun, serta kembali seperti kondisi sebelum pengerjaan dingin,
pada proses ini, atomatom bergerak dan menata kembali dan penataan ini
lebih mudah pada suhu tinggi. Suhu rekristalisasi di definisikan sebagai suhu
dimana butiran baru mulai muncul pada butiran yang lama.