Anda di halaman 1dari 17

Dislokasi dan

Mekaniskme Penguatan
Dislokasi
Dalam ilmu material, dislokasi adalah kristalografi cacat, atau
ketidakteraturan, dalam struktur kristal. Teori ini awalnya
dikembangkan oleh Vito Volterra pada tahun 1905, akan tetapi istilah
dislokasi baru digunakan Sir Frederick Charles Frank dari departemen
Fisika Universitas Bristol.
Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam
sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan
deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Kekuatan
(strength) dan keuletan (ductility) atom di dalam melalui tingkat
kesulitan atau kemudahan gerakan dislokasi di dalam sistem kristal
logam. Misalya pada proses pengerjaan dingin (cold work) terjadi
peningkatan dislokasi di dalam kristal logam sehingga kekuatan logam
meningkat, namun keuletan menurun. Ada dua tipe utama: dislokasi
tepi, dislokasi ulir, dan dislokasi campuran.
1. Dislokasi pinggir atau
dislokasi garis/sisi
Dimana terdapat sebuah bidang atom extra atau setengah bidang
atom, dan sisinya berakhir ditengah-tengah (di dalam) kristal. Skema
Diagram (kisi pesawat) menunjukkan dislokasi sisi. Vektor Burgers
hitam, garis dislokasi dengan warna biru.
2. Dislokasi sekrup (screw) atau
ulir
Adalah dislokasi yang terjadi karena gaya geser dimana bagian atas
depan kristal bergeser ke kanan sebesar satu atom terhadap bagian
bawah Skema Diagram (kisi pesawat) menunjukkan Dislokasi Ulir.
3. Dislokasi campuran
Adalah dislokasi pada material dimana terdapat kedua jenis dislokasi
diatas. Dalam banyak bahan, dislokasi dapat ditemukan di mana garis arah
dan Burgers vektor yang tidak tegak lurus atau paralel dan dislokasi ini
disebut dislokasi campuran, yang terdiri dari karakter ulir dan karakter tepi.
Pengamatan Dislokasi
• Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat logam adalah, deformasi
akan menyebabkan naiknya kekerasan, naiknya kekuatan, tatapi
disertai dengan turunya keuletan. Untuk mengembalikan logam
kesifat semula (lunak dan ulet) perlu dilakukan proses pemanasan
terhadap benda kerja yang telah mengalami pengerjaan dingin.
Pengaruh pemanasan setalah pegerjaan dingin, perubahan sifat
akibat pemanasan tergantung pada temperatur dan waktu
pemanasan. Prinsip dasarnya ialah bahawa pemanasan terhadap
benda kerja yang telah mengalami deformasi akan menurunkan
kerapatan dislokasinya.
Pemanasan pada daerah yang dibawah temperatur
rekristalisi akan menyebabkan dua hal:
1. Terjadinya gerakan dislokasi difusi yang disebut gerakan memanjat (climb).
2. Adanya pengaturan kembali susunan dislokasi yang tadinya kurang teratur menajdi lebih
teratur. Peristiwa ini disebut poligonisasi. Hubungan deformasi dengan dislokasi :
a. Akibat adanya tegangan, maka dislokasi akan bergerak menuju permukaan luar, sehingga
terjadi deformasi.
b. Selama bergerak, dislokasi – dislokasi tersebut bereaksi satu dengan yang lainnya. Hasil
reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yang sukar bergerak.
c. Hasil reaksi yang sukar bergerak justru akan berfungsi sebagai sumber dislokasi baru, sehingga
kecepatan dislokasi akan bertambah (dari 106 : 108 dislokasi per cm2 dapat naik menjadi 1010 :
1011 dislokasi per cm2).
d. Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi akan lebih sulit akibat makin
banyaknya hasil reaksi yang sukar bergerak.
e. Akibat nyata dari sukarnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan logam.
Mikroskopi elektron transmisi dapat digunakan untuk mengamati dislokasi dalam
pengamatan mikrostruktur material. Foil tipis digunakan untuk membuat berkas
elektron mikroskop transparan. Elektron-elektron yang mengalami berkas difraksi .
relatif berbeda sudut antara balok dan bidang kisi. Struktur atom yang kurang teratur
antara batas butir dan medan regangan di sekitar garis dislokasi berbeda sifat.
dislokasi dipandang sebagai garis gelap dalam terang. Transmisi mikrograf elektron
dislokasi biasanya memanfaatkan magnifications dari 50.000 sampai 300.000 kali.
Mekanisme penguatan pada
material
Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan
antar pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan
suatu material logam untuk di ubah secara plastis tergantung pada
kemampuan dislokasi untuk dapat bergerak. Dengan mengurangi
pergerakan dislokasi, kekuatan mekanik dapat di tingkatkan, dimana di
sebabkan energi mekanik yang di butuhkan untuk membuat deformasi
plastis akan semakin besar. Sebaliknya apabila pergerakan dislokasi
tidak ada yang menahan, logam akan lebih mudah untuk terdeformasi.
Secara umum mekanisme penguatan yang di gunakan pada material
logam adalah melalui pengerasan regang, penguatan larutan padat,
penguatan presipitasi, dan penguatan batas butir.
Mekanisme penguatan memiliki 3
metode
• Pengerasan Tegangan (Strain Hardening)
• Pengerasan Endapan (Precepitation Hardening)
• Penghalusan Butir (Grain-Size Reduction)
1. Pengerasan Tegangan (Strain
Hardening )
Strain hardening (pengerasan regangan) adalah penguatan logam untuk deformasi plastik (perubahan
bentuk secara permanen atau tidak dapat kembali seperti semula). Penguatan ini terjadi karena
dislokasi gerakan dalam struktur kristal dari material. Deformasi bahan disebabkan oleh slip
(pergeseran) pada bidang kristal tertentu. Jika gaya yang menyebabkan slip ditentukan dengan
pengandaian bahwa seluruh atom pada bidang slip kristal serempak bergeser, maka gaya tersebut akan
besar sekali. Dalam kristal terdapat cacat kisi yang dinamakan dislokasi. Dengan pergerakan dislokasi
pada bidang slip yang menyebabkan deformasi dengan memerlukan tegangan yang sangat kecil.
Strain hardening (pengerasan regangan) terjadi selama pengujian tarik. Pada proses uji tarik regangan
akan bertambah sehingga kekuatan tarik, kekuatan mulur dan kekerasannya akan meningkat pula
sedangkan massa jenis dan hantaran listriknya menurun. Hal ini juga mengakibatkan menurunnya
keuletan.
Kristal logam mempunyai kekhasan dalam keliatan yang lebih besar dan pengerasan yang luar biasa.
Sebagai contoh, kekuatan mulur baja lunak sekitar 180 MPa dan dapat ditingkatkan sampai kira – kira
900 MPa oleh pengerasan regangan (Surdia Tata : 1984). Inilah yang melatarbelakangi mengapa
mekanisme pengerasan logam merupakan sesuatu yang berguna.
2. Pengerasan Endapan
(Precepitation Hardening )
Pengerasan presipitasi , atau usia pengerasan , menyediakan salah satu mekanisme yang
paling banyak digunakan untuk penguatan paduan logam . Pemahaman dasar dan dasar
untuk teknik ini didirikan pada awal bekerja di US Bureau of Standards on Duralumin .
Pentingnya saran teoritis untuk pengembangan paduan baru jelas dari catatan sejarah .
Pada akhir abad ke-19 , besi cor adalah satu-satunya paduan komersial yang penting belum
diketahui teknologi barat pada zaman Romawi . Ketika usia pengerasan aluminium
ditemukan secara tidak sengaja oleh Wilm , selama tahun-tahun 1903 -1911 , dengan cepat
menjadi paduan komersial yang penting di bawah nama dagang Duralumin .
Kekuatan dan kekerasan dari beberapa paduan logam dapat ditingkatkan dengan
pembentukan seragam tersebar sangat kecil partikel fase kedua dalam fase matriks asli
dalam proses yang dikenal sebagai presipitasi atau usia pengerasan . Partikel endapan
bertindak sebagai hambatan untuk gerakan dislokasi dan dengan demikian memperkuat
paduan dipanaskan . Banyak paduan aluminium berbasis , tembaga - timah , baja tertentu ,
nikel berbasis super- paduan dan paduan titanium dapat diperkuat dengan proses
pengerasan usia .
3. Penghalusan Butir ( Grain Size
Reduction )
Penghalusan butir adalah salah satu cara yang efektif bagi penguatan yang
dihasilkan dengan menghalangi pergerakan dislokasi di sekitar batas butir.
Dengan mengecilnya ukuran dari butir akan meningkatkan batas butir per
unit volume dan mengurangi garis edar bebas dari slip yang berkelanjutan.
Pergerakan selanjutnya membutuhkan tegangan yang tinggi untuk membuka
atau menghasilkan suatu dislokasi baru pada butir berikutnya.
Grain boundary barrier terhadap pergerakan dislokasi : Slip plane tidak
berlanjut atau mengalami perubahan arah. Sudut yang kecil dari lapisan butir
tidak efektif dalam menahan dislokasi.Sudut yang besar dari lapisan butir
mampu menahan block slip dan meningkatkan kekuatan pada material.
Konsentrasi tegangan di ujung slip plane kemungkinan akan memicu dislokasi
baru dalam pertambahan butir.
Material dengan butir yang halus akan lebih keras dan kuat dibanding
butiran yang kasar, disebabkan karena mempunyai jumlah permukaan
lebih besar pada total area lapisan butir yang akan menghambat
pergerakan dislokasi. Penurunan ukuran butir biasanya lebih baik dalam
meningkatkan ketangguhan.
4. Penguatan Larutan Padat ( Solid
Solutir Strengthening )
Paduan umumnya logam paduan lebih kuat dibandingkan dengan logam murni, karena impuritas atom yang
masuk ke dalam larutan padat memaksakan tegangan kisi di sekeliling atom induknya.
Interstisial atau impuritas substitusi dalam sebuah larutan akan mengakibatkan regangan kisi. Dan hasilnya
impuritas ini akan berinteraksi dengan bidang dislokasi regangan dan menghambat pergerakan dislokasi.
Impuritas cenderung menyebar dan memisah di sekitar inti (core) dislokasi untuk menemukan atom yang
sesuai dengan radiusnya. Hal ini akan menurunkan tegangan energi keseluruhan dan “jangkar” dislokasi.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai