Anda di halaman 1dari 20

REVIEW JURNAL

KELOMPOK 2

Dicky Prayogo (21419783)


Rifqi Rizqulloh Rama Wijaya (25419564)
Rizky Maulana Saputra (25419702)
REVIEW JURNAL TENTANG PEMBANGKIT LISTRIK
Tempat Publikasi Jurnal

Judul Jurnal Analisis Ketersediaan Uranium di Indone-


sia Untuk Kebutuhan PLTN Tipe PWR
1000 MWe
Tahun Terbit 2017

Vol. No Vol. 19, No. 2,

Halaman 7 Halaman

Penulis Imam Bastori*, Moch. Djoko Birmano


ABSTRAK
KETERSEDIAAN URANIUM DI INDONESIA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BA-
HAN BAKAR PLTN. Bahan bakar nuklir merupakan komponen penting PLTN dalam
menghasilkan panas. Besarnya kebutuhan bahan bakar nuklir akan menpengaruhi jum-
lah penyediaan bijih uranium. Demi menjaga keberlangsungan operasi PLTN, sangat
penting untuk menjaga keseimbangan, kebutuhan dan pasokan uranium. Oleh karena
itu, sebelum PLTN dibangun di Indonesia perlu dilakukan analisis ketersediaan ura-
nium, agar dapat dibuat strategi pasokan uranium yang baik dan berkelanjutan. Tujuan
penelitian adalah untuk mengkaji pasokan uranium untuk pengoperasian PLTN di In-
donesia dengan menekankan kemampuan pasok uranium dalam negeri yang di-
dasarkan pada data cadangan uranium yang dimiliki Indonesia. Metode yang digu-
nakan meliputi pengumpulan data sekunder cadangan uranium di Indonesia,
penyusunan spread sheet Nuclear Fuel Mass Balance (NFMB) Calculator untuk
menghitung jumlah kebutuhan uranium pada setiap tahap siklus, bahan bakar nuklir,
selanjutnya membandingkan antara kebutuhan rill uranium PLTN dan cadangan ura-
nium yang dimiliki oleh Indonesia. Hasil analisis memperlihatkan bahwa PLTN jenis
PWR dengan kapasitas 1000 Mve akan menghasilkan energi listrik sebesar 7.884 GWh
dalam setahun. Dengan burn – up 43 GWd/tonU, bahan bakar nuklir pertahun dibu-
tuhkan sekitar 28,93 ton yang dapat dipenuhi dari uranium alam U 3O8 (Yellow cake)
sebanyak 244,68 ton atau setara dengan 108362,2 ton bijih uranium. Dengan cadan-
gan uranium Indonesia terbanyak 70000 ton dalam bentuk yellow cake akan mampu
memenuhi kebutuhan bagi 7 unit PLTN dengan kapasitas masing – masing 100 Mwe
yang beroperasi untuk 40 tahun.
PENGANTAR

Didalam paragraph pertama penulis menjelaskan mengenai mate-


rial uranium, Dimana Uranium adalah unsur utama di antara bahan
radioaktif alami yang ada di bebatuan terutama batuan beku dan
metamorfosa dari batuan sedimen yang bersifat asam, seperti
granit, fosfat, dan black shales kaya organik, yang terdapat di
kerak bumi dan air laut.
Pada paragraph berikutnya penulis menjelaskan bahwa Tujuan
penelitian adalah mengkaji pasokan uranium untuk
pengoperasian PLTN di Indonesia dengan menekankan
kemampuan pasok uranium dalam negeri yang didasarkan pada
data cadangan uranium yang dimiliki Indonesia. Hasil kajian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pembangunan PLTN.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi meliputi beberapa tahapan, yaitu:
1. Mengumpulkan data sekunder tentang cadangan uranium di
Indonesia
2. Menyusun spread sheet untuk menghitung jumlah kebutuhan
bahan bakar nuklir.
3. Membandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan spread
sheet dengan cadangan yang dimiliki oleh Indonesia, dan
membuat berbagai skenario pasokan yang mungkin dapat
dilakukan untuk keberlanjutan operasi PLTN.

Spread sheet perhitungan kebutuhan bahan bakar nuklir ini


merupakan rangkaian perhitungan untuk memperoleh berbagai
parameter yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar nuklir
dalam teras reaktor nuklir, termasuk kebutuhan pasokan uranium.
Spread sheet ini didasarkan pada konsep kesetimbangan material
bahan bakar nuklir (Nuclear Fuel Mass Balance (NFMB)
Calculator)[35,36].
PEMBAHSAN
Pada tahapan ini penulis mengansumsikan bahwa PLTN
menggunakan reaktor tipe PWR berkapasitas 1.000 MWe
dengan nilai parameter seperti tercantum pada Tabel 2.
PEMBAHSAN
Tampilan hasil perhitungan dengan menggunakan spread
sheet NFMB Calculator disajikan dalam Gambar 5 dan
Tabel 3. Sebuah PLTN tipe PWR berkapasitas 1.000 MWe
berisi 200 perangkat bahan bakar nuklir terdiri dari 43.000
batang bahan bakar dan sekitar 16 juta pelet bahan bakar
[6]. Dari Tabel 3 terlihat bahwa PLTN dengan kapasitas
1.000 MWe akan menghasilkan energi listrik sebesar 7.884
GWh dalam setahun. Jika burnup bahan bakar yang
digunakan adalah 43 GWd/ton U maka kebutuhan bahan
bakar nuklir per tahun sekitar 28,93 ton. Untuk
memproduksi bahan bakar nuklir sebesar itu diperlukan
uranium alam U3O8 (yellow cake) sebanyak 244,68 ton
atau setara dengan 108.362,2 ton bijih uranium.
PEMBAHASAN

Untuk mengoperasikan reaktor selama 10 tahun diperlukan pasokan


yellow cake sekitar 2.446,8 ton. Jumlah tersebut telah melebihi
cadangan terukur yang dimiliki Indonesia, sehingga harus ada upaya
untuk menambah cadangan uranium terukur agar dapat
mengamankan pasokan untuk kebutuhan PLTN.
PEMBAHASAN
Untuk menghilangkan kecenderungan mengimpor uranium,
maka sejak awal harus dilakukan eksplorasi atau investigasi
lanjutan agar cadangan terukur uranium meningkat, minimal
mampu untuk memenuhi pasokan satu periode umur reaktor
nuklir yang berkisar 40 – 60 tahun. Usaha-usaha yang harus
dilakukan antara lain:
1. Melakukan investigasi lanjutan untuk mengubah status
cadangan terindikasi menjadi cadangan terukur.
2. Melakukan investigasi lanjutan untuk mengubah status
cadangan tereka menjadi terukur atau minimal terindikasi.
3. Melakukan investigasi lanjutan untuk mengubah status
cadangan hipotetik menjadi terukur atau minimal terindikasi.
KESIMPULAN
Diperkirakan PLTN pertama di Indonesia akan beroperasi pada
tahun 2027 atau 2030 dengan kapasitas 2x1.000 MWe, sehingga,
dari cadangan uranium terukur 1.608 ton yang dimiliki Indonesia
hanya dapat memasok secara penuh kebutuhan bahan bakar
PLTN selama 3 tahun. Jika hanya mengandalkan cadangan
terukur, maka pada tahun keempat operasi PLTN harus mulai
mengimpor uranium untuk memenuhi kebutuhan operasi PLTN.
Jika Indonesia mampu untuk menambang seluruh cadangan
uranium 70.000 ton tersebut maka dipastikan dapat menyediakan
pasokan uranium untuk 7 unit PLTN dengan daya masing-masing
1.000 MWe yang beroperasi selama 40 tahun umur PLTN. Jika
Indonesia gagal mengeksploitasi seluruh cadangan uranium yang
ada, maka alternatif pemenuhan kebutuhan hanya dapat diatasi
dengan cara impor.
REVIEW JURNAL TENTANG PROSES MANUFAKTUR

Tempat Publikasi Jurnal Yogyakarta

Judul Jurnal Proses Manufaktur End Grip Pada Sepeda


Motor Berbantuan CAD, CAM, CNC
Tahun Terbit 2020

Vol. No

Halaman 8 Halaman

Penulis Robbi Setya Budi1, Joko Waluyo2,


Adi Purwanto3
ABSTRAK
Perkembangan teknologi semakin pesat dibidang otomotif, khususnya
komponen sepeda motor, salah satunya adalah end grip, merupakan
komponen tambahan pada stang sepeda motor yang berfungsi untuk
memberikan rasa aman dan nyaman saat berkendaraan. Tujuan dari
perncangan ini adalah mengetahui proses produksi pembuatan end grip
menggunakan mesin CNC untuk mengoptimalkan proses manufaktur
dalam pembuatan end grip. Metode yang digunakan adalah ekperimental
yang meliputi proses desain CAD, proses simulasi CAM, proses
pemesinan dan finishing. bahan yang digunakan adalah alumunium alloy
6061 dengan dimensi 160x35x30 mm. Pahat yang digunakan adalah jenis
HSS berdiameter 16 mm untuk proses roughing, 12 mm untuk finishing
dan 7 mm untuk drilling, mesin yang digunakan adalah mesin milling
CNC 3 axis. Hasil pengujian proses pemesinan dalam pembuatan end grip
ini diperoleh kecepatan potong sebesar 120 meter/menit, putaran mesin
3819 rpm, kecepatan pemakanan sebesar 954 mm/menit. Sedangkan
waktu pengerjaan benda kerja dalam pembuatan satu end grip dibutuhkan
waktu pengerjaan sebesar 13,33 menit.
PENGANTAR

Didalam paragraph pertama penulis menjelaskan mengenai


perkembangan teknologi yang semakin pesat dibidang ototmotif,
dimana salah satu contoh yang disebutkan oleh penulis adalah end
grip. Yaitu merupakan komponen komponen tambahan pada stang
sepeda motor yang berfungsi untuk memberikan rasa aman dan
nyaman saat berkendaraan. Sehingga tujuan dalam perancangan ini
untuk mengetahui proses produksi pembuatan end grip
menggunakan mesin CNC
untuk mengoptimalkan proses manufaktur dalam pembuatan end
grip. Penulis juga menjelaskan bahwa Metode yang digunakan
adalah ekperimental yang meliputi proses desain CAD, proses
simulasi CAM, proses pemesinan dan finishing. bahan yang
digunakan adalah alumunium alloy 6061 dengan dimensi
160x35x30 mm. Pahat yang digunakan adalah jenis HSS
berdiameter 16 mm untuk proses roughing, 12 mm untuk finishing
dan 7 mm untuk drilling, mesin yang digunakan adalah mesin
milling CNC 3 axis.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi meliputi beberapa tahapan, yaitu:
1. Proses desain CAD (Computer Aided Design)
2. Proses simulasi CAM (Computer Aided Manufakturing)
3. Proses permesinan CNC dan finishing

Desain gambar CAD berisikan tentang gambar produk yang


meliputi ukuran dan bentuk geometri, sedangkan desain gambar
CAM adalah berupa desain tentang proses pemakanan, toolpath,
setup mesin dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses agar
dihasilkan produk yang sesuai dengan desain yang digambar pada
proses CAD. Desain dari software CAD/CAM ini nantinya akan
diubah menjadi bahasa pemrograman (NC code), hal tersebut yang
melatar belakangi pemilihan judul mengenai pembuatan end grip.
PEMBAHASAN

Pada bagian pembahasan, penulis telah melakukan proses


perancangan menggunakan software CAD yang kemudian
dilakukan proses simulasi menggunakan software CAM dan
nantinya akan diubah menjadi bahasa pemrograman (NC code).
End grip variasi yang dirancang adalah sebuah end grip variasi
yang akan digunakan pada jenis kendaraan bermotor matic.
Pembuatan desain mengacu pada end grip yang sudah ada
dipasaran.
PEMBAHASAN
Pada rancangan end grip menggunakan bahan alumunium alloy
6061 dengan dimensi 160x35x30 mm. Pahat yang digunakan adalah
jenis HSS dengan diameter 16 mm untuk proses roughing, 12 mm
untuk proses finishing dan 7 mm untuk proses drilling. sedangkan
mesin yang digunakan adalah mesin milling CNC 3 axis.
PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian proses pemesinan yang dilakukan dalam


pembuatan end grip ini diperoleh kecepatan potong sebesar 120
meter/menit. Putaran mesin 3819 rpm. Kecepatan pemakanan
sebesar 954 mm/menit. Sedangkan waktu pengerjaan benda kerja
dalam pembuatan satu end grip dibutuhkan waktu pengerjaan
sebesar 13,33 menit, karna end grip yang dibuat adalah dua buah
maka total waktu yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan sebesar
27,32 menit.
PEMBAHASAN

Untuk hasil pengujian real dalam pembuatan end grip variasi


diperoleh waktu pengerjaan benda kerja dalam pembuatan satu buah
end grip dibutuhkan waktu pemesinan sebesar 25 menit, sehingga
untuk menghasilkan dua buah produk maka total waktu yang
dibutuhkan untuk proses pemesinan sebesar 50 menit.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan proses manufaktur endgrip


variasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
untuk menghasilkan suatu produk meliputi beberapa tahapan
yang panjang, tidak langsung menghasilkan produk jadi.
Tahapan tersebut meliputi; proses desain CAD, proses simulasi
CAM, proses pemesinan CNC dan finishing. Pembuatan end
grip menggunakan mesin millimg CNC ini sangatlah efektif
dalam proses manufaktur, dimana memerlukan waktu setup
yang lebih singkat dibandingkan dengan mesin perkakas
konvensiaonal, selain itu lebih unggul dari segi ketelitian
(accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas
produksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai