Anda di halaman 1dari 38

REVIEW JURNAL

KAJIAN BIAYA OPERASIONAL ALAT MEKANIS PADA AKTIVITAS


PENGUPASAN OVERBURDEN DI PIT UTARA PT. XYZ

ROKI BINOLA
1710024427038

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
2021
JURNAL 1

Judul Desain Pit Tambang Air Laya Barat Untuk Memenuhi Target Produksi
Tahun 2018 Pt. Bukit Asam (Persero) Tbk Sumatera Selatan
Penulis Kiki Gusmaningsih1,*, Murad Murad1, And Dedi Yulhendra1

Jurnal Jurnal Bina Tambang


Keterangan Volum Vol. 3, No. 3

jurnal e

ISSN 2302-3333
Tahun 2018

Latar Belakang 1. Dalam upaya pencapaian target produksi dan pemanfaatan cadangan
Masalah yang ada di PT. Bukit Asam, maka sangat diperlukan perencanaan
tambang yang tepat. Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan
tambang adalah perancangan (desain) pit tambang.
2. Semakin besarnya permintaan pasar akan penggunaan batubara
memicu PT. BA untuk meningkatkan target produksi pertahun. Target
produksi batubara pada Tambang Air Laya Barat tahun 2017 sebesar
3.500.000 Ton batubara dan 20.750.000 BCM overburden. Tahun
2018 meningkat menjadi 5.500.000 Ton batubara dan 33.000.000
BCM overburden. Berdasarkan kondisi tersebut saat ini perusahaan
membutuhkan pertimbangan opsi desain pit untuk tahun 2018.
Penentuan target produksi perbulan, jumlah unit yang bekerja, serta
keuntungan yang akan didapat.

Metodologi Jenis penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian terapan (Applied
Penelitian Research).

Data primer

1. data cycle time alat tambang utama yaitu alat gali muat dan alat
angkut yang digunakan untuk menentukan produktivitas alat

Data sekunder
1. topografi daerah penelitian,
2. peta lokasi daerah penelitian,
3. data curah hujan,
4. kontur struktur,
5. spesifikasi alat,
6. data geoteknik dan tarif biaya penggalian overburden dan batubara

Tujuan Penelitian 1. membuat bentuk desain pit Tambang Air Laya Barat

2. menghitung volume overburden dan batubara dengan

menggunakan software pertambangan

3. membuat jadwal produksi pengupasan overburden dan batubara

setiap bulannya

4. mendapatkan jumlah alat yang dibutuhkan untuk penambangan

5. mendapatkan keuntungan yang akan diperoleh pada pit Tambang

Air Laya Barat PT. Bukit Asam (Persero), Tbk tahun 2018.
Tinjuan Pustaka 1. Perhitungan Geometri Jalan Angkut
Pada pit Tambang Air Laya Barat alat angkut terbesar yang digunakan
adalah dump truck Komatsu HD 785, sehingga dijadikan acuan untuk
menentukan lebar jalan. Grade yang digunakan adalah 8%, jalur yang
diinginkan sebanyak 2 jalur, maka lebar jalan angkut dapat dihitung
sesuai ketentuan The American Association of State Highway and
Transportation Officials (AASHTO):

1.1. Lebar Jalan Lurus


Unit = Dump truck Komatsu HD 785
Lebar dump truck (Wt) = 5,980 m
Jumlah jalur (n) = 2
L(min) = n. Wt + (n + 1) (1/2. Wt)
= 2(5,980 m) + (2 + 1) (1/2 × 5,980 m)
= 11,96 m + 3 × 2,99 m
= 11,96 m + 8,97 m
= 20,93 ≈ 21 meter

1.2. Lebar Jalan Tikungan


Jarak antar roda (U) = 4,325 meter
Jumlah jalur (n) = 2
Jarak antara poros roda depan dan belakang (Wb) = 4,950 meter
Jari-jari lintasan roda depan (R) = 10,1 meter
Jarak roda depan dengan bagian depan truk (Ad) = 2,150 meter Jarak
roda belakang dengan bagian belakan truk (Ab) = 3,190 meter
Lebar juntai depan membelok (Fa)
Lebar juntai belakang (Fb)
Jarak dua truk bersimpangan (C)
Jarak sisi luar truk ke tepi jalan (Z)
Sudut simpang roda depan (∝)

Wb
R =
sin ∝
4,950
10,1 =
sin ∝
Sin ∝ = 0,49
∝ = 29,34o
Fa = Ad sin ∝
= 2,150 meter × sin 29,34o
= 1,05 meter
Fb = Ab sin ∝
= 3,190 meter × sin 29,34o
= 1,56 meter
C = Z=1/2 (U + fa + fb)
= (4,325 m + 1,05 m + 1,56 m)/2
= 3,47 meter
Lt = n (U +Fa + Fb + Z ) + C
= 2 (4,325 m + 1,05 m + 1,56 m + 3,47 m) + 3,47 m
= 20,81 m + 3,47 m
= 24,28 meter ≈ 25 meter

Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut


1) Produktivitas alat muat
q = q1 x K
Keterangan :
q = Kapasitas Bucket (bcm)
q1= Kapasitas Bucket (teoritis)
K=Faktor Koreksi Bucket (faktor pengisian)

Produktivitas alat muat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:


3600
Q = qx xE
cm
Keterangan :
Q =Produksi per jam (bcm/jam)
q = Kapasitas Bucket (bcm)
Cm = Cycle time (detik)
E = Efesiensi kerja

2. Produktivitas alat angkut


Dalam menghitung kapasitas vessel dump truck, digunakan persamaan:
C = n x q1 x k
Keterangan :
C = Produksi persiklus (m3)
n = jumlah pengisian alat muat ke alat angkut.
q1 = Kapasitas backet (m3)
k = Faktor pengisian (%)

Produktivitas alat angkut dihitung dengan persamaan:


3600
Q =cx xExM
cmt
Keterangan :
Q = Produksi perjam (m3/jam)
C = Produksi persiklus (m3)
Cmt = Cycle time (detik)
M = Jumlah alat angkut

Hasil dan 1. Desain Pit Tahun 2018


pembahasan
Desain pit ini dirancang menggunakan software pertambangan yaitu
minescape. Desain pit tambang pada daerah Tambang Air Laya Barat
arah penambangannya dimulai dari arah barat menuju ke arah timur,
memiliki elevasi tertinggi +76 mdpl dan elevasi terendah –60 mdpl
dengan luas daerah 98,94 hektar didapat volume untuk batubara dan
overburden di pit Tambang Air Laya Barat dengan recovery 90% total
batubara 5.639.178 Ton dan overburden 32.764.431 BCM. Dari hasil
perhitungan tonnase batubara dan volume overburden diperoleh SR
1:5,81. Adapun parameter yang digunakan dalam mendesain pit
seperti tinggi jenjang 9 meter, lebar jenjang 15 meter, sudut lereng
jenjang 45o, lebar jalan 30 meter dan grade jalan 8% berdasarkan
rekomendasi geoteknik yang digunakan oleh perusahaan.
2. Penjadwalan Produksi
Produksi overburden dan batubara yang akan ditambang pada
tahun 2018 ada dua parameter yaitu target produksi berdasarkan
kapasitas alat dan target produksi berdasarkan desain pit. Target
produksi berdasarkan desain pit harus lebih besar dibanding target
produksi berdasarkan kapasitas alat karena akan menjadi masalah
jika volume desain lebih kecil dari kapasitas alat yang digunakan.
3. Rencana Kebutuhan Alat

Secara keseluruhan kebutuhan alat angkut setiap bulannya dari bulan


Januari – Desember 2018 dapat dilihat pada Tabel

3.1. alat angkut


3.2. alat muat

4. Keuntungan Perusahaan
Total biaya penjualan batubara = Rp. 7.403.987.221.897
Total biaya pengupasan OB = Rp. 1.285.969.138.002
Total biaya produksi batubara = Rp. 97.182.467.072
Keuntungan = Total biaya penjualan batubara – (Total biaya pengupasan
overburden + Total biaya produksi batubara)
Keuntungan = Rp. 7.403.987.221.897 – (Rp.1.285.969.138.002 + Rp.
97.182.467.072)
Keuntungan=Rp. 6.020.835.616.822

5. Volume overburden dan tonase batubara


berdasarkan kapasitas alat 32.057.828 BCM overburden dan 5.609.644
Ton batubara dengan (SR) 1:5,71. Berdasarkan desain 32.764.431 BCM
overburden dan 5.639.178 Ton batubara dengan (SR) 1 : 5,81

Relevansi Peneliti juga akan menghitung Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut
untuk menentukan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat.
JURNAL 2

Judul Kajian Teknis Dan Perencanaan Biaya Produksi Alat Muat Dan
Alat Angkut Pada Kegiatan Pengupasan Overburden
Penambangan Batubara Di Pt. Karbindo Abesyapradhi
Penulis Toni Mayyondra1, Murad2, Fadhilah2

Keterangan Jurnal Jurnal Penelitian


Jurnal Volume

ISSN

Tahun Agustus 2015

Latar Belakang Kegiatan produksi pengupasan overburden belum optimal. Hal ini
Masalah disebabkan karena tidak optimalnya penggunaan peralatan yang
terlihat dari adanya alat muat yang menunggu di lapangan, hal ini
akan berdampak pada tingginya biaya penambangan
Metodologi Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian terapan, dalam
Penelitian rangka mengatasi masalah nyata dan langkah-langkah perbaikan
bagi suatu aspek kehidupan yang dipandang perlu diperbaiki.
a. Populasi
Populasi dari penelitian ini yaitu alat muat dan alat angkut yang
bekerja pada kegiatan pengupasan overburden di PT. Karbindo
Abesyapradhi.
b. Sampel
Sampel pada penelitian adalah Exc. Komatsu PC 1800, Exc.
Komatsu PC 300, DT. Euclid R60, dan DT. Terex TA40.
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Effisiensi kerja alat muat dan alat angkut
secara actual
2. Total produktivitas alat muat dan alat angkut secara aktual
3. Besarnya biaya produksi alat muat dan alat angkut untuk
mengupas overburden sesuai dengan target produksi
Tinjauan Pustaka a. Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut
1) Produktivitas alat muat
q = q1 x K
Keterangan :
q = Kapasitas Bucket (bcm)
q1= Kapasitas Bucket (teoritis)
K=Faktor Koreksi Bucket (faktor pengisian)

Produktivitas alat muat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:


3600
Q = qx xE
cm
Keterangan :
Q =Produksi per jam (bcm/jam)
q = Kapasitas Bucket (bcm)
Cm = Cycle time (detik)
E = Efesiensi kerja

2) Produktivitas alat angkut


Dalam menghitung kapasitas vessel dump truck, digunakan persamaan:
C = n x q1 x k
Keterangan :
C = Produksi persiklus (m3)
n = jumlah pengisian alat muat ke alat angkut.
q1 = Kapasitas backet (m3)
k = Faktor pengisian (%)

Produktivitas alat angkut dihitung dengan persamaan:


3600
Q =cx xExM
cmt
Keterangan :
Q = Produksi perjam (m3/jam)
C = Produksi persiklus (m3)
Cmt = Cycle time (detik)
M = Jumlah alat angkut

b. Keserasian Kerja
produksi alat angkut
MF = 1 =
produksi alat muat
n x Na x Cm
MF =
Nm x Cmt
Keterangan:
MF = Faktor keserasian kerja
Cm = Waktu edar alat muat
Cmt = Waktu edar alat angkut
Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat muat
n = banyak pengisisan bucket alat muat ke alat angkut

Hasil dan Perhitungan Effisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut
Pembahasan Secara Aktual

Perhitungan Kemampuan Produksi Alat Muat dan Alat


Angkut Secara Aktual

1. Produktivitas Excavator Komatsu PC 1800

Diketahui:

Kapasitas bucket (ql) = 10,1 m3

Faktor bucket (k) = 0,8

Effisiensi kerja (E) = 0,62

Cycle time = 32,59 detik


a) Kapasitas Produksi per Siklus

q = ql × k

= 10,1 m3 × 0,8

= 8,08 m3

b) Produksi Excavator

q x 3600 x E
Q=
cm

8,08 x 3600 x 0,62


Q= x 0,76
32,59

Q = 418,80 BCM/jam

2. Produktivitas DT. Euclid R60

Diketahui:

Kapasitas bucket (q1) = 10,1 m3

Faktor bucket (k) = 0,8

Effisiensi kerja (E) = 0,64

Jumlah bucket (n) = 3

Cycle time = 629,64 detik

a) Kapasitas Produksi per Siklus

C = n x ql x k

= 3 x 10,1 m3 x 0,8

= 24,24 m3

b) Total Produksi Dump Truck

c x 3600 x E
Q= x SF
cmt
24,24 x 3600 x 0,64
Q= x 0,76
629,64

Q = 67,41 BCM/jam

Rekapitulasi hasil perhitungan produktivitas alat muat dan


alat angkut secara actual

Perhitungan Biaya Produksi Alat Muat dan Alat Angkut


Setelah Perbaikan Effisiensi Kerja dan Penambahan Alat
Angkut

Relevansi Peneliti juga akan menilai keserasian alat muat dan alat angkut
dapat digunakan dengan rumus Match Factor.
JURNAL 3

Judul Kajian Teknis Optimasi Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Pada Kegiatan Pengupasan Overburden Berdasarkan Efisiensi Biaya
Operasional Di Pit Barat PT. Allied Indo Coal Jaya Kota Sawahlunto
Penulis Dita Aprilia Istiqamah*, Mulya Gusman1**

jurnal Jurnal Bina Tambang

Keterangan volume Vol. 5, No. 1


jurnal Tahun 2019
Latar Belakang Tidak tercapainya target produksi overburden di pit barat yang telah
Masalah ditetapkan pada bulan Juli 2019 yaitu sebesar 54.000 bcm sedangkan
produksi aktualnya sebesar 50.966,19 bcm. Terdapat beberapa hari
pada bulan Juli 2019 jam kerja alat melebihi jam kerja yang telah
ditetapkan sehingga terjadi kelebihan pembiayaan.
Metodologi Metoda penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitan
Penelitian kuantitatif dan penelitian ini lebih terarah kepada penelitian terapan.
Penyusun menggabungkan antara teori dan kenyataan dilapangan yang
didapat dari data primer melalui pengamatan secara langsung
dilapangan maupun data sekunder yang didapat dari perusahaan,
sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan masalah yang paling
baik.
Tujuan Penelitian 1. berapa produktivitas aktual alat gali muat excavator CAT
330D2 L dan alat angkut dump truck HINO 500 FM 260 JD
pada kegiatan pengupasan overburden
2. bagaimana keserasian kerja alat gali muat excavator CAT
330D2 L dan alat angkut dump truck HINO 500 FM 260 JD
3. berapa biaya operasional yang efisien dikeluarkan oleh alat gali
muat excavator CAT 330D 2L dan alat angkut dump truck
HINO 500 FM 260 JD untuk kegiatan pengupasan overburden
Tinjauan Pustaka Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut
1. Alat Gali Muat
e x I x kb
Pm = 3600
Ctm
Keterangan :
Pm = Produksi alat gali muat (m3/jam)
Ctm = Waktu edar alat gali muat (menit)
E = Efisiensi kerja alat gali muat (%)
I = Faktor pengembangan (Swell factor) (%)
Kb = Kapasitas nyata bucket alat gali muat (m3)
= Kapasitas bucket x bucket fill factor (m3)
2. Alat Angkut
e x I x kd
Pa = x 60
Cta
Keterangan :
Pa = Produksi alat angkut (m3/jam)
Kd = Kapasitas nyata dump truck (m3)
= Kb x n (Jumlah pemuatan)
Cta = Waktu edar dump truck (menit)

Match Factor
Match Factor dapat dihitung dengan :
Na x ctm x n
MF =
CTa x Nm
Keterangan:
n = Jumlah pemuatan
Na = Jumlah alat angkut (unit)
Nm = Jumlah alat gali muat (unit)

Jumlah alat angkut dapat dihitung dengan rumus :


Pm
Na =
Pa
Keterangan :
Pm = Produksi penggalian oleh alat gali muat (m3/hari)
Pa = Produksi pengangkutan oleh alat angkut (m3/hari)

Keserasian hubungan kerja antara alat gali muat dan alat angkut dapat
dilihat dari Tabel

Efisiensi Kerja
Eff kerja = (Wke/Wkt) x 100%
Keterangan :
Wke = Waktu kerja efektif (Wke = Wkt – (Whd + Whdt))
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari
Wkt = Waktu kerja yang tersedia
Whdt = Waktu kerja yang tidak dapat dihindari

Hasil dan Produktivitas


Pembahasan 1. Excavator CAT 330D2 L
Diketahui:
E = 89,6%
I = 80%
Kb = 2,12 m3
Bff = 77,4%
Ctm = 22,7 detik
0,896 x 0,8 x 2,12 m3 x 0,774
Pm = x 3600
22,7
Pm = 186,53 bcm/jam
Jam kerja efektif dalam 1 bulan adalah 261,5 jam, maka:
Pm = 186,53 bcm/jam x 261,5 jam = 48.777,59 bcm

2. Dump truck HINO 500 FM 260 JD


Diketahui:
E = 87,2%
I = 80%
Kd = 2,12 m3
N = 5.5
Bff = 77,4%
Ctm = 8,35 menit
0,872 x 0,8 x 2,12 m3 x 0,774 x 5,5
Pa = x 60
8,35
Pa = 45,24 bcm/jam

Jam kerja efektif dalam 1 bulan adalah 258,75 jam, maka: Pa = 45,24
bcm/jam x 258,75 jam x 3 dump truck = 35.117,55 bcm.

Match Factor
Na x ctm x n
MF =
CTa x Nm
Diketahui :
Na = 3 dump truck
CTm = 22,7 detik
n = 5,5
CTa = 8,21 menit = 501 detik
Nm = 1
3 x 22,7 x 5,5
MF =
501 x 1
MF = 0,75
Biaya Operasional Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Alat Gali Muat Excavator CAT 330D2 L

Alat Angkut Hino 500 FM 260 JD

Perhitungan Biaya Operasional Alat Gali Muat dan Alat Angkut


Perhitungan Biaya Operasional Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Setelah Perbaikan Jam Kerja

Relevansi Peneliti juga akan melakukan pengolahan Efisiensi kerja untuk


menentukan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja
dengan waktu yang tersedia.
JURNAL 4

Judul Evaluasi Biaya Dan Kebutuhan Alat Angkut Dan Alat Muat
Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden) Pit B PT. Bina Bara
Sejahtera Kecamatan Ulok Kupai, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu
Penulis Fachrur Isgianda1,*, Sumarya1, and Heri Prabowo1

Jurnal Jurnal Bina Tambang

keteranga Volum Vol.3, No. 3


n e

ISSN 2302-3333
jurnal
Tahun

Latar Belakang Excavator Komatsu PC 300 dan alat angkut ADT Volvo BM A35C
Masalah belum mencapai target produksi yaitu sebesar 175.000 bcm/bulan

Metodologi Penelitian Yang Digunakan Adalah Penelitian Terapan.


Penelitian Pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu:
1. Data primer yang berupa data cycle time alat muat dan alat angkut
overburden, jumlah alat yang beroperasi, efisiensi kerja
2. Data sekunder yang berupa data curah hujan, peta kemajuan tambang,
spesifikasi alat muat dan alat angkut, jam kerja alat, lapopran pemakaian
bbm alat, harga OB per Bcm.
Tujuan Penelitian 1. Menghitung Efisiensi kerja setelah peningkatan (setelah evaluasi)
untuk unit Excavator Komatsu PC 300dan ADT Volvo BM A35C
2. Menghitung Produksi setelah peningkatan efisiensi kerja (setelah
evaluasi) operasi pembongkaran overburden
3. Biaya produksi per Bcm overburden (setelah evaluasi)
Tinjauan Pustaka Efisiensi Kerja
Adapun persamaan yang didapat digunakan untuk menghitung efisiensi
kerja adalah sebagai berikut.
We = Wtp – (Whd + Wtd)
We
Ek = x 100%
Wtp
Keterangan:
We = Waktu kerja Efektif (menit)
Wtp = Waktu kerja yang tersedia (menit)
Whd = Waktu hanbatan yang dapat dihindari (menit)
Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)
Ek = Efisiensi kerja (%)

Waktu kerja yang sering terhambat disebabkan karena kehilangan


waktu yang direncanakan (Available Delay) seperti waktu pergantian
shift, waktu persiapan pergantian shift, dan waktu makan siang.
Sedangkan kehilangan waktu yang tidak direncanakan (unavailable
delay) seperti hujan, inspeksi tambang, dan alat rusak.

Produksi Persiklus Alat Muat


Produksi persiklus alat muat yaitu produksi alat muat untuk satu kali
swing. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
q= q1 × 𝐾
Keterangan:
q = Produksi persiklus (BCM)
q1 = Kapasitas bucket (m³)
K = Faktor pengisian bucket (%)

Produktivitas Alat Muat


Alat muat berfungsi untuk memuat overburden ke ADT untuk diangkut
ke disposal area. Produktivitas alat gali muat dapat dihitung dengan
rumus.
3600
Q= x q x e x SF
CTm
3600
Q= x (q1 x k)E x SF
CTm

Keterangan:
q = kapasitas produksi alat gali muat (BCM/jam)
q = Kapasitas bucket alat gali muat (m³)
q1 = Kapasitas munjung bucket (m³)
E = Efisiensi optimal (%)
SF =Swell Factor
CTm = Cycle Time Alat muat (detik)

Produksi Persiklus Alat Angkut

Produksi alat angkut persiklus dapat dirumuskan sebagai berikut:


𝑞 = 𝑛 × 𝑞1 × 𝐾

Keterangan:
q = Produksi persiklus alata angkut (Bcm)
n = Jumlah pengisian oleh bucket
q1 = Kapasitas bucket (m3)
K = Faktor pengisian bucket (%)

Produktivitas Alat Angkut

Untuk mencari kemampuan produktivitas alat angkut dapat dihitung


menggunakan rumus:
3600
Q = x q x E x SF
CTa
3600
Q = x (q1 x k)E x SF
CTa

Keterangan:
Q = kapasitas produksi alat gali angkut (BCM/jam)
q = Kapasitas bucket alat gali muat (m³)
q1 = Kapasitas munjung bucket (m³)
E = Efisiensi optimal (%)
SF =Swell Factor
CTa = Cycle Time Alat angkut (detik)

Analisis Biaya Produksi Overburden

Biaya operasional adalah biaya- biaya yang berkaitan dengan


pengoperasian suatu alat. Tidak seperti biaya kepemilikan, biaya
opersional hanya dikeluarkan ketika alat beroperasi dan dianggap
sebagai biaya variabel (variable cost). Biaya opersional alat meliputi
biaya bahan bakar, biaya servis, dan biaya operator.
Alat mekanis untuk pembongkaran overburden PT. Bina Bara Sejahtera
menggunakan alat sistem rental atau sewa. Jadi untuk biaya yang
dikeluarkan untuk produksi overburden yaitu biaya sewa alat dan biaya
bahan bakar.

Hasil dan Efisiensi Kerja Alat Setelah Dilakukan Evaluasi


Pembahasan Setelah dilakukan peningkatan efisiensi kerja, maka waktu kerja efektif
meningkat, dan persentase efisiensi kerja juga akan meningkat. Adapun
hasil dari peningktan efisiensi kerja alat muat Excavator Komatsu PC
300 dan alat angkut ADT Volvo BM A35C setelah dilakukan evaluasi
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Produksi Overburden Kondisi Aktual


Produksi Overburden Setelah Dilakukan Evaluasi
Setelah dilakukan peningkatan efisiensi kerja maka waktu kerja efektif
menjadi meningkat begitu juga halnya dengan produksi juga akan jadi
meningkat Maka dari itu setelah dilakukan perhitungan produksi setelah
dilakukan evaluasi (peningktan efisiensi) jumlah total produksi per
bulan yaitu 206.663,23 Bcm/Bulan.

Biaya Produksi Overburden Kondisi Aktual


Biaya Produksi Overburden Setelah Dilakukan Evaluasi
Untuk biaya total pembongkaran overburden setelah dilakukan evaluasi
yaitu sebesar Rp. 3.019.797.720 dan biaya pembongkaran per Bcm yaitu
sebesar Rp.14.612 per Bcm

Biaya pembongkaran OB per Bcm yaitu


biaya operasi
=
jumlah hasil produksi
Rp .2,317,249,728
= = Rp.19.772/ Bcm
117,197,02 Bcm
Relevansi Peneliti juga akan menentukan Produksi Persiklus Alat Muat angkut
untuk menentukan produksi alat muat angkut untuk satu kali swing.
JURNAL 5

Judul Biaya Operasional Alat Mekanis Pada Aktivitas Pengupasan Overburden Di


Pit Utara Pt Kamalindo Sompurna Desa Rantau Tenang Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi

Penulis Yodi Putra Nanda

Nama Jurnal Laporan Kerja Praktek


jurnal
Issn

Tahun 2019

Latar Belakang Produksi yang dicapai selama 2 bulan terakhir terhitung bulan Oktober dan
Masalah November masih jauh dari target perusahaan perbulannya dengan
pencapaian produksi bulan Oktober yaitu 114.580 BCM dari target
produksi 210.000 BCM, dan pencapaian produksi bulan November yaitu
143.772 BCM dari target produksi 210.000 BCM.
Metodologi Data Primer
Penelitian 1. Cycle time alat gali muat Excavator Komatsu PC 400 dan alat angkut
DT Mitsubishi Fuso PS200
2. Dokumentasi
Data sekunder
1. Sejarah perusahaan
2. Struktur organisasi perusahaan
3. Kondisi geologi dan statigrafi perusahaan
4. Spesifikasi alat
5. Jam kerja produktif perusahaan
6. Harga Bahan Bakar
7. Upah Operator
8. Biaya Sewa Alat Mekanis

Tujuan 1. Menghitung jumlah produksi overburden di PT. Kamalindo Sompurna


Penelitian 2. Menghitung biaya yang di keluarkan selama proses produksi overburden
Tinjauan Efisiensi Alat
Pustaka a. Mechanical Availability (MA)
W
MA = x 100%
W +R
Keterangan :
W = Jam kerja alat
R = Jumlah jam untuk perbaikan

b. Physical Avability (PA)


W +S
PA = x 100%
W +S + R
Keterangan :
W = Jam kerja alat
S = Jumlah jam standby
R = Jumlah jam untuk perbaikan
T = W + R + S (jumlah jam kerja yang tersedia)

c. Use of Avaibility (UA)


W
UA = x 100%
W +S

d. Effective Utilization (EU)


W
EU = x 100%
T
Keterangan :
W = Jam kerja alat
T = Jumlah jam kerja yang tersedia

Perhitungan Produksi
Menurut Bara Mukthi Pratama (2011) perhitungan produksi dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut :
Produksi = Schedule jam kerja x PA x UA x Produktivitas
Keterangan :
Produksi = Hasil kerja persatuan waktu (BCM/shift)
Schedule jam kerja = Waktu kerja tersedia (jam)
PA = Ketersediaan fisik alat
UA = Ketersediaan penggunaan alat
Produktivitas = Hasil kerja persatuan waktu (BCM/jam)

Faktor Keserasian (Match Factor)


NT x CL
MF =
nL x CT
Keterangan :
NT = Jumlah alat angkut (unit)
nL = Jumlah alat muat (unit)
CL = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 bak truk
CT = Cycle Time alat angkut (menit)

Biaya Operasi (Operating Cost)


Biaya pelumas dan Filter (Oil and Filter Cost)

Biaya minyak pelumas = Minyak pelumas perjam x harga minyak


pelumas tempat.
Biaya filter = Harga filter yang dimaksud dibagi interval
waktu penggantian filter

Biaya perbaikan dan perawatan (Repair and Maintenance Cost)


Biaya reparasi = FAKTOR PERBAIKAN X ¿ ¿
Hasil dan Produktivitas Alat
Pembahasa 1. Produktivitas Aktual Excavator Komatsu PC 400
n 3600
Q= xqxE
CT
3600
= x 3 BCM × 0,75
17,74
= 456,59 BCM
Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA
= 9 jam x 456,59 BCM/Jam x 63 %
= 2.588,87 BCM/shift
Jika produksi aktual alat gali muat = 2.243,73 BCM/shift x 30 hari =
67.311,9 BCM/Bulan.

2. Produktivitas Aktual Alat Angkut Mitsubishi Fuso 220 PS


q = n x q1 x k x Sf
q = 5 x 3,2 m3 x 1,1 x 0,85
q = 14,96 BCM

a. DT Z05
3600
Q= xqxE
CT
3600
= x 14,96 BCM × 0,65
716,46
= 48,81 BCM
Sedangkan untuk produksi/shift alat angkut muat dapat dicari dengan cara
sebagai berikut :
Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA
= 9 Jam x 48,81 BCM/Jam x 66 %
= 289,93 BCM/shift

b. DT Z03
Sedangkan untuk produksi/shift alat angkut muat dapat dicari dengan cara
sebagai berikut :
Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA
= 9 Jam x 70,66 BCM/Jam x 64 %
= 278,38 BCM/shift
c. DT Z02
Sedangkan untuk produksi/shift alat angkut muat dapat dicari dengan cara
sebagai berikut :
Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA
= 9 Jam x 47,36 BCM/Jam x 61 %
= 260,01 BCM/shift

d. DT Z06
Sedangkan untuk produksi/shift alat angkut muat dapat dicari dengan cara
sebagai berikut :
Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA
= 9 Jam x 48,43 BCM/Jam x 61 %
= 265,88 BCM/shift

e. DT Z04
Sedangkan untuk produksi/shift alat angkut muat dapat dicari dengan cara
sebagai berikut :
Produksi = schedule jam kerja x produktivitas x PA x UA
= 9 Jam x 47,26 BCM/Jam x 57 %
= 242,44 BCM/shift

Biaya Operasional
Rekapitulasi Biaya Operasi
Dari tabel di atas dapat dilihat biaya produksi OB perjam Komatsu PC 400
dan alat angkut Mitsubishi Fuso 220 PS sebesar Rp 2.624.655,-/Jam. Dengan
diperoleh data produksi perjam dan total biaya produksi sehingga dapat
dihitung biaya pengupasan OB per BCM nya, yaitu dengan cara membagi
total biaya penambangan dengan jumlah produksi.
Biaya pengupasan OB
Biaya pengupasan =
jumlah produksi
Rp . 2.624 .665 ,/ jam
= = Rp 6.835,-/BCM
383,97 bcm/ jam
Maka biaya operasional pengupasan overburden di PT. Kamalindo
Sompurna per BCM yaitu Rp 6.835,-
Relevansi Peneliti juga akan menghitung biaya operasi pada saat alat dioperasikan
mulai dari biaya bahan bakar , biaya pelumnas , biaya perbaikan dan
perawatan , upah operator.
RANCANGAN PENELITIAN

1.1 Identifikasi Masalah

1. Produksi yang dicapai selama 2 bulan terakhir terhitung bulan Oktober dan November
masih jauh dari target perusahaan perbulannya
2. Penggunaan alat tambang yang tidak optimal akan menimbulkan dampak pada target
produksi yang ingin dicapai dan biaya yang dikeluarkan.

1.2 Batasan Masalah

1. Menghitung produksi OB alat gali muat Komatsu PC 400 dan alat angkut Mitsubshi
Fuso 220 PS.
2. Biaya yang di hitung adalah biaya teknis yang berhubungan dengan produksi OB yaitu
biaya rental alat gali muat dan alat angkut, biaya BBM, dan upah operator.

1.3 Rumusan Masalah


1. Berapakah produksi OB pada pit PT. XYZ dengan menggunakan alat gali muat
excavator Komatsu PC 400, dan alat angkut dump truck Mitshubishi Fuso 200 PS?
2. Berapakan biaya produksi OB per BCM (BCM/Rupiah) pada PT. XYZ ?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Menghitung jumlah produksi overburden di PT. XYZ
2. Menghitung biaya yang di keluarkan selama proses produksi overburden
Persamaan Yang Digunakan

1. Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Alat Gali Muat

e x I x kb
Pm = 3600
Ctm

Keterangan :

Pm = Produksi alat gali muat (m3/jam)

Ctm = Waktu edar alat gali muat (menit)

E = Efisiensi kerja alat gali muat (%)

I = Faktor pengembangan (Swell factor) (%)

Kb = Kapasitas nyata bucket alat gali muat (m3)

= Kapasitas bucket x bucket fill factor (m3)

Alat Angkut

e x I x kd
Pa = x 60
Cta

Keterangan :

Pa = Produksi alat angkut (m3/jam)

Kd = Kapasitas nyata dump truck (m3)

= Kb x n (Jumlah pemuatan)

Cta = Waktu edar dump truck (menit)

2. Match Factor
Match Factor dapat dihitung dengan :
Na x ctm x n
MF =
CTa x Nm
Keterangan:
n = Jumlah pemuatan
Na = Jumlah alat angkut (unit)
Nm = Jumlah alat gali muat (unit)

Jumlah alat angkut dapat dihitung dengan rumus :


Pm
Na =
Pa
Keterangan :
Pm = Produksi penggalian oleh alat gali muat (m3/hari)
Pa = Produksi pengangkutan oleh alat angkut (m3/hari)

3. Keserasian Kerja
produksi alat angkut
MF = 1 =
produksi alat muat
n x Na x Cm
MF =
Nm x Cmt
Keterangan:
MF = Faktor keserasian kerja
Cm = Waktu edar alat muat
Cmt = Waktu edar alat angkut
Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat muat
n = banyak pengisisan bucket alat muat ke alat angkut

4. Produksi Persiklus Alat Muat


Produksi persiklus alat muat yaitu produksi alat muat untuk satu kali swing. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
q= q1 × 𝐾
Keterangan:
q = Produksi persiklus (BCM)
q1 = Kapasitas bucket (m³)
K = Faktor pengisian bucket (%)

5. Produksi Persiklus Alat Angkut

Produksi alat angkut persiklus dapat dirumuskan sebagai berikut:


𝑞 = 𝑛 × 𝑞1 × 𝐾

Keterangan:
q = Produksi persiklus alata angkut (Bcm)
n = Jumlah pengisian oleh bucket
q1 = Kapasitas bucket (m3)
K = Faktor pengisian bucket (%)

Produktivitas Alat Angkut

Untuk mencari kemampuan produktivitas alat angkut dapat dihitung menggunakan rumus:
3600
Q = x q x E x SF
CTa
3600
Q = x (q1 x k)E x SF
CTa

Keterangan:
Q = kapasitas produksi alat gali angkut (BCM/jam)
q = Kapasitas bucket alat gali muat (m³)
q1 = Kapasitas munjung bucket (m³)
E = Efisiensi optimal (%)
SF =Swell Factor
CTa = Cycle Time Alat angkut (detik)

6. Efisiensi Kerja
Adapun persamaan yang didapat digunakan untuk menghitung efisiensi kerja adalah sebagai
berikut.
We = Wtp – (Whd + Wtd)
We
Ek = x 100%
Wtp

Keterangan:
We = Waktu kerja Efektif (menit)
Wtp = Waktu kerja yang tersedia (menit)
Whd = Waktu hanbatan yang dapat dihindari (menit)
Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)
Ek = Efisiensi kerja (%)

7. Perhitungan Produksi
Menurut Bara Mukthi Pratama (2011) perhitungan produksi dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :
Produksi = Schedule jam kerja x PA x UA x Produktivitas
Keterangan :
Produksi = Hasil kerja persatuan waktu (BCM/shift)
Schedule jam kerja = Waktu kerja tersedia (jam)
PA = Ketersediaan fisik alat
UA = Ketersediaan penggunaan alat
Produktivitas = Hasil kerja persatuan waktu (BCM/jam)

8. Biaya Operasi (Operating Cost) Biaya operasi peralatan adalah biaya yang timbul pada
saat alat dioperasikan. Biaya ini terdiri dari :

1. Biaya bahan bakar (Fuel Cost)

2. Biaya pelumas dan Filter (Oil and Filter Cost)

Biaya minyak pelumas = Minyak pelumas perjam x harga minyak pelumas tempat.

Biaya filter = Harga filter yang dimaksud dibagi interval waktu penggantian filter

3. Biaya perbaikan dan perawatan (Repair and Maintenance Cost)


4. Upah Operator (Operator Wage)

Anda mungkin juga menyukai