A. Latar Belakang
HaulTruckCAT 793C merupakan alat yang digunakan dalam
proses pengangkutan material (hauling) untuk di dumping ke primary
crusher, stockpile dan juga wastedump . Menurut (Indonesianto, 2016)
waktu dumping dan manuver merupakan bagian terpenting dari cycle
time yang dimana jika waktu dumping dan manuver besar maka cycle
time juga akan menjadi besar artinya produksi akan berkurang. Dalam
kegiatan dumping terdapat tiga kategori waktu yakni queue time,
backing timeand tipping time . Berdasarkan Informasi dari
Dumpingand Project PT. Amman Mineral Nusa Tenggara bahwa pada
tahun 2016 data waktu dumping dan manuver yang ditargetkan oleh
Dumping and Project masih belum terevaluasi serta ada indikasi
tingginya waktu dumping dengan kemungkinan banyak kelebihan plan
( losetime ) yang terjadi tiap harinya. Maka untuk mengetahui
tercapainya target waktu dumping dan manuver perlu dilakukan
evaluasi terhadap waktu dumping dan manuver yang terjadi.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yakni dengan mengevaluasi
data historycal selama tahun 2016 serta mengevaluasi data terbaru di
lapangan sebagai plan dan analisis pemecahan masalah bagi
perusahaan.
Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah :
1. Studi literatur,
2. Kegiatan lapangan dan pengumpulan data,
3. Pengolahan data dan analisis data,
4. Hasil penelitian.
C. Hasil
Data dumping dan manuver di Primary Crusher didapakan dari
data yang tersimpan pada aplikasi Mine Operational Reporting System
( M O R S ) meliputi data queue , backing dan tipping Penyajian data
harian automatis terinput pada Jigsaw Dispatch System
Dispatch system merupakan peralatan yang digunakan sebagai
kendali aktivitas kerja dan keberadaan alat produksi. Penggunaan di
spatch system dimaksudkan untuk meningkatkan kerja alat muat dan
alat angkut serta alat tambang lainya, dan dispatch dapat meningkatkan
efesiensi kerja sehingga target produksi yang diinginkan perusahaan
dapat tercapai (AlQadry, 2011). Setelah melakukan pengambilan data
historycal MORS pada bulan Januari – November 2016. Dilakukan
pengevaluasian terhadap waktu dumping dan manuver yang terjadi
pada setiap haul truck yang dumping di primary crusher tiap harinya,
bulan dan tahun. Data tersebut merupakan waktu dumping dan
manuver semua jenis haul truck CAT 793C, semua crew dan semua
shift
A. Latar Belakang
Propinsi Kalimantan Timur banyak dijumpai perusahaan pertambangan
yang mengusahakan dan memanfaatkan batubara untuk memenuhi
kebutuhan pasar domestic maupun pasar mancanegara (komoditi ekspor).
Meningkatnya ekspor batubara keluar negri ini perlu adanya batubara
dengan kualitas yang baik. Harus ada analisis batubara dengan parameter
tertentu untuk meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan. Pemanfatan
dan pengembangan batubara dalam negri masih terkendala infrastuktur
pendukung terutama dalam hal transportasi dan distibusi.Proses
pengolahan batubara pada unit Crushing plant yang bertujuan untuk
mengecilkan ukuran untuk memenuhi permintaan pasar, hal ini menjadi
bagian yang harus di lakukan karena buyer (pembeli) memiliki permintaan
yang berbeda – beda sesuai dengan kebutuhan batubara yang akan mereka
gunakan biasanya pembeli meminta batubara berukuran dibawah 5cm
(Sukandarmuidi, 1994).
B. Metode Penelitian
1. Studi literatur, tahapan ini merupakan awal dari kegiatan penelitian
yang akan dilakukan. Tahapan ini diantaranya adalah melakukan studi
pustaka atau mencari referensi, informasi serta laporan sebagai
pendukung kegiatan penelitian yang bersifat teoritis.
2. Observasi lapangan, yaitu peninjuan dan pengamatan langsung
kelapangan terhadap objek kajian yang sedang dilakukan berkaitan
dengan pengolahan batubara pada unit crushing plant.
3. Pengambilan data : a. Data primer. Jam kerja crusher, Cycle time
crusher, Jumlah umpan, Ukuran umpan, Ukuran Produk b. Data
sekunder, Data curah hujan, Spesifikasi crusher,Data Produksi crusher,
Sejarah Perusahaan
4. Pengolahan data dan kajian data. Analisis data menggunakan
Microsoft Office kemudian dikaji untuk menemukan nilai hambatan
dari setiap crushernya
C. Hasil
Dari hasil penelitian selama satu bulan dengan data selama 14
hari mengenai kemampuan crushing plant PT. Anugerah Bara Kaltim,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
C. Hasil
1. Nilai produktifitas aktual batu kapur unit crushing plant Tuban 1 milik
PT Semen Indonesia adalah sebesar 304.445 ton/bulan dan nilai ini belum sesuai
dengan target produksi perusahaan yaitu sebesar 425.250 ton/bulan atau tingkat
ketercapaiaannya sebesar 71,59%.
2. Nilai-nilai kesediaan aktual alat yaitu: a. nilai kesediaan mekanis
(mechanical availability) sebesar 94,43%, b. nilai kesediaan fisik (physical
availability) sebesar 98,17%, dan c. nilai kesediaan penggunaan (use of
availability) sebesar 31,60%. Setelah dilakukan alternatif solusi, nilai-nilai
kesediaan alat berubah menjadi: a. nilai kesediaan mekanis (mechanical
availability) sebesar 96,65% b. nilai kesediaan fisik (physical availability) sebesar
98,17%, dan c. nilai kesediaan penggunaan (use of availability) sebesar 53,84%.
3. Kinerja alat membaik setelah alternatif solusi diterapkan. Nilai efisiensi
kerja meningkat dari sebelumnya 31,02% menjadi 52,86%, nilai produktivitas
meningkat dari sebelumnya sebesar 304.445 ton/bulan menjadi 518.827,40
ton/bulan, nilai beban produksi per jam unit crushing plant mengalami penurunan
menjadi 1.081,33 ton/jam hal ini dirasa cukup baik karena nilai tersebut berada di
bawah nilai kapasitas teoritis alat yaitu sebesar 1.400 ton/jam. Adapun nilai
efektifitas produksi unit crushing plant adalah 97,12% nilai ini dianggap cukup
baik , tetapi unit crushing plant memiliki nilai losses sebesar 2,88%, nilai ini
masih dianggap kurang baik karena batas toleransi yang bisa diterima atas
kehilangan material pada umumnya adalah sebesar ≤ 2%
JUDUL : EVALUASI PRODUKTIVITAS ROLL CRUSHER UNTUK
MENCAPAI TARGET PRODUKSI CLAYSTONE PT.
SEMEN BATURAJA
PENULIS : R. R. Rukmana, A. T. Arief, H. Iskandar
JURNAL : Jurnal Pertambangan Vol 3. No 3.
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang industri semen
yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi
Sumatera Selatan, PT. Semen Baturaja (PT.SB) memiliki area
penambangan yang terbagi menjadi 2 pit yaitu pit batu gamping
(limestone) dan pit tanah liat (clay) dengan luas izin penambangan (IUP)
masing-masing sebesar 103,4 ha dan 96,8 ha dengan metode
penambangan terbuka dengan sistem quarry minin.
Tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengevaluasi faktor – faktor yang menghambat kinerja alat roll
crusher dan menganalisis cara mengatasi hambatan tersebut.
2. Menganalisis nilai kesediaan alat untuk mengetahui kemampuan alat
dalam bekerja sehingga target dapat terpenuhi.
3. Menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan agar
produksi dapat tercapai.
B. Metode Penelitian
1. Studi Literatur
2. Survei Lapangan
3. Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan penulis berupa :
c. Data Primer
d. Data sekunder
4. Pengolahan Data
5. Analisa Data
C. Hasil
1. Faktor penyebab tidak tercapainya target produksi tanah liat pada
alat Roll Crusher antara lain : Sering menumpuknya material, waktu
persiapan yang terlalu lama, penghentian sementara di karenakan
adanya blasting, stockpile penuh, dan hambatan pada pabrik, belt
conveyor yang sering mengalami slip karena karet yang sudah getas.
2. Nilai kesediaan kerja alat sebesar 77 %, nilai kesediaan alat Roll
Crusher di PT.SB Yaitu MA sebesar 95%, PA sebesar 96%, Rata-rata
kesediaan alat sebesar 89%,
3. Solusi yang di dapatkan adalah dengan mengurangi waktu stanby
alat sebesar 29,41 jam pada bulan September menyebabkan naiknya
nilai efisiensi kerja alat menjadi 83%, nilai kesediaan alat UA sebesar
85% dan rata-rata kesediaan alat menjadi 92% dengan produksi semula
yang besarnya 42.470 ton/bulan meningkat menjadi 47.117 ton/bulan
yang membuat target produksi Roll Crusher pada bulan september
tercapai.
C. Hasil
1. Waktu kerja efektif aktual rata-rata bulan Maret 2018 sebesar
50,12 jam/bulan.
2. Kesediaan alat unit crushing plant untuk nilai Mechanical
Avaibility (MA) sebesar 11,76%, Physical Availability (PA) sebesar
24,23%, Use of Availability (UA) sebesar 41,7% dan Efesiensi
Utilization (EU) sebesar 10,1%.
3. Produktivitas dari alat muat sebesar 21,357 ton/bulan.
4. Kapasitas produksi rata-rata unit crushing plant sebesar
4.787,713 ton/bulan, kapasitas hopper sebesar 47,544 ton, dan kapasitas
belt conveyor U01 sebesar 931,877 ton/jam, belt conveyor U02 sebesar
911,397 ton/jam, sedangkan untuk belt conveyor U07 sebesar 385,064
ton/jam.
5. Faktor-faktor yang menyebabkan target produksi tidak
tercapai yaitu rendahnya waktu kerja efektif aktual, banyaknya waktu
repair, keausan pada fix linear jaw crusher, losses pada belt conveyor,
ukuran umpan dan kondisi material.
6. Perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan target produksi
yaitu pergantian pada motor pulley dan pembalikkan liner jaw crusher.
C. Hasil
1. Besarnya hambatan dari kegiatan produksi pada unit crushing plant
di PT Damwoo Indo dipengaruhi oleh hambatan yang diperoleh pada alat
seperti pembersihan hopper, perbaikan alat, menunggu material
dikarenakan loader yang digunakan hanya ada 1 unit, sehingga didapatkan
waktu hambatan total adalah 1,45 jam/hari, yang terjadi pada alat jaw
crusher 1 sebesar 0,62 jam/hari, pada jaw crusher 2 sebesar 0,43 jam/hari,
dan pada alat hammer mill didapatkan waktu hambatan sebesar 0,40
jam/hari.
2. Hasil produksi pada bulan April sebesar 8.224,57 ton/bulan, dan
untuk target produksi perbulannya adalah 10.000 ton/bulan. Dari hasil
perhitungan dapat dilihat bahwa target produksi belum tercapai sebesar
1361,36 ton/bulan. Hal ini disebabkan karena besarnya waktu hambatan
dan material yang masuk pada jaw crusher kurang optimal sementara pada
spesifikasi alat didapatkan produksi sebesar 80 ton/jam, sementara
produksi aktual dari jaw crusher 1 sebesar 52,87 ton/jam.
3. Untuk meningkatkan produksi dari alat crushing plant dapat
dilakukan dengan optimasi waktu hambatan yang apabila waktu hambatan
dapat dioptimasikan akan mendapatkan nilai produksi sebesar 8.683,28
ton/bulan. Sehingga kekurangan produksi yang diperoleh tidak terlalu jauh
dari target produksi per bulannya.
A. Latar Belakang
Unit peremuk batubara di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
menggunakan berbagai macam peralatan yang terangkai dalam satu
rangkaian pengolahan batubara pada mesin crusher proses pengolahan
batubara yang terdiri dari hopper, conveyor, primary crusher, vibrating
screen, secondary crusher. Batubara hasil tambang direduksi melalui dua
tahap yaitu peremukan pertama (primary crushing) dan peremukan kedua
(secondary crushing), kemudian produk batubara akan dialirkan menuju
tempat penimbunan produk batubara (stockpile).
Optimasi Perawatan Stone Crusher Menggunakan Reliability Centered
Maintenance [Biyanto, 2006] Dengan masalah bagaimana mendapatkan
kegiatan perawatan yang optimum pada sistem stone crusher ditinjau dari
reliability sistem dan bagaimana cara untuk menganalisa variabel dari data
yang diperoleh yang bisa menunjukkan indeks reliability untuk
mendapatkan waktu yang tepat untuk melakukan perawatan. Tujuannya
adalah memperoleh kegiatan perawatan yang optimum ditinjau dari
reliability sistem dan menganalisa variable data untuk mendapatkan waktu
yang tepat untuk melakukan perawatan pada sistem. Penelitian ini
membahas tentang kegiatan perawatan yang optimum ditinjau dari
reliability sistem dan menganalisa variable data untuk mendapatkan waktu
yang tepat untuk melakukan perawatan pada sistem (crusher stone) pada
asphalt .
B. Metode Penelitian
penelitian ini diawali dengan melihat literatur pemodelan crusher dan
menemukan variabel - variabel pada pemodelan matematis berdasarkan
hukum Kick yang selanjutnya mensurvey pada PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara dan ditemukan gangguan pada crusher. Data yang diperlukan
adalah availability crusher, material handling equipment list.
Analisa data dilakukan dengan pemodelan matematis menggunakan
hukum Kick. Selanjutnya membuat skenario simulasi dengan simulink
Matlab sesuai proses pengolahan batubara pada PT. PKN Simulasi
keadaan normal adalah melakukan simulasi sesuai kondisi real dilapangan
dengan menggunakan parameter – parameter diameter batubara (Df/Dp)
input hopper ±800 mm, output primary crusher ±200 mm, output
secondary crusher ±50 mm. Kapasitas batubara (m) input hopper ±500
ton/jam, pada proses pengolahan batubara ada dua simulasi gangguan
yaitu gangguan diameter adalah gangguan input hopper dengan umpan
diameter batubara >800 mm. Gangguan tumpukan adalah gangguan yang
terjadi pada primary crusher berupa tumpukan batubara ±2 ton.
C. Hasil
Sistem pengendalian umpan maju (feedforward control system)
disebut juga dengan istilah positive feedback. Positive feedback
mencoba mendorong proses dari sistem supaya manghasilkan hasil
balik yang positif. Sistem pengendalian umpan maju ini merupakan
perkembangan dari sistem pengendalian umpan balik. Di dalam sistem
pengendalian umpan balik, pengendalian dilakukan setelah keluaran
dihasilkan. Pengendalian seperti ini diangap mempunyai kelemahan
bilamana penyimpanan dari luar dengan standar sangat besar. Pada
primary crusher gangguan penumpuk disebabkan proses masuknya
batubara terlalu cepat dan keluaran lambat sehingga terjadi
penumpukan oleh karena itu sistem kendali yang digunakan adalah
sistem kendali kendali PID umpan balik (close loop). Sistem kendali
umpan balik merupakan sistem yang menggunakan hubungan antara
output dan input yang diinginkan dengan cara membandingkannya.
Dengan sistem kendali umpan balik, keberadaan gangguan yang
menyebabkan output menyimpang dari input yang diinginkan dapat
diantisipasi. Untuk merancang suatu kendali PID, digunakan metoda
trial and error sehingga perancang harus mencoba kombinasi pengatur
beserta konstantanya untuk mendapatkan hasil terbaik yang paling
sederhana.