MEKANISME PENGUATAN SESI V

/STRENGTHING MECHANISM
WHICH ONE IS PLASTIC DEFORMATION WHICH
ONE IS ELASTIC?
 1

DISLOCATION

which one is edge dislocation?

which one is screw dislocation? 2
 MEKANISME PENGUATAN /STRENGTHING
MECHANISM
Deformasi plastis skala makroskopis bergantung dengan gerakan dislokasi, kemampuan logam Gerakan
untuk berubah bentuk secara plastis bergantung pada kemampuan dislokasi untuk bergerak.
dislokasi /
Karena kekerasan dan kekuatan (baik luluh maupun tarik) terkait dengan kemudahan terjadinya dislocation
deformasi plastis, dengan mengurangi mobilitas dislokasi, kekuatan mekanik dapat ditingkatkan; motion
yaitu, gaya mekanik yang lebih besar akan dibutuhkan untuk memulai deformasi plastis.
Sebaliknya, semakin bebas gerakan dislokasi, semakin besar fasilitas yang dapat digunakan
logam untuk berubah bentuk, dan semakin lunak dan lemah jadinya. Hampir semua teknik Possibility
penguatan bergantung pada prinsip sederhana ini: Membatasi atau menghalangi gerakan
dislokasi membuat material menjadi lebih keras dan lebih keras. lebih kuat. deformation
plastis
Macroscopic plastic deformation corresponds to the motion of large numbers of dislocations, the
ability of a metal to plastically deform depends on the ability of dislocations to move.
Because hardness and strength (both yield and tensile) are related to the ease with which plastic
deformation can be made to occur, by reducing the mobility of dislocations, the mechanical strength
may be enhanced; that is, greater mechanical forces will be required to initiate plastic deformation. Ulet / ductile
In contrast, the more unconstrained the dislocation motion, the greater is the facility with which a metal
may deform, and the softer and weaker it becomes.Virtually all strengthening techniques rely on this
simple principle: Restricting or hindering dislocation motion renders a material harder and stronger.
MEKANISME PENGUATAN /STRENGTHING
MECHANISM
Kemampuan suatu logam/paduan untuk berubah bentuk secara plastis bergantung
pada kemampuan dislokasi untuk bergerak. Teknik penguatan bergantung pada
pembatasan gerakan dislokasi untuk menghasilkan material yang lebih keras dan
lebih kuat.
The ability of a metal/ alloy to plastically deform depends on the ability of
dislocations to move. Strengthening techniques rely on restricting dislocation motion
to render a harder and stronger material.

Solid Solution Strain Grain

Strengthening hardening / Boundary Precipitation
Cold Working
GRAIN SIZE REDUCTION
The grain boundary acts as a barrier to
dislocation motion for two reasons:
1. Because the two grains are of different
orientations, a dislocation passing into grain
B will have to change its direction of
motion; this becomes more difficult as the
crystallographic misorientation increases.
2. The atomic disorder within a grain
boundary region will result in a
discontinuity of slip planes from one grain
into the other
Batas butir bertindak sebagai penghalang
gerakan dislokasi karena dua alasan:
1. Karena dua butir berbeda orientasinya,
dislokasi yang melewati butir B harus
mengubah arah geraknya; ini menjadi lebih
sulit karena misorientasi kristalografi
meningkat.
2. Gangguan atom dalam daerah batas
butir akan mengakibatkan diskontinuitas
bidang gelincir dari satu butir ke butir
lainnya
GRAIN BOUNDARY STRENGTHENING
Material berbutir halus (berbutir kecil) lebih keras dan lebih
kuat daripada berbutir kasar, karena bahan berbutir halus
memiliki luas batas butir total yang lebih besar untuk
menghalangi gerakan dislokasi. Untuk banyak bahan,
kekuatan luluh σy bervariasi menurut ukuran butir
A fine-grained material (one that has small grains) is harder
and stronger than one that is coarse grained, because the
former has a greater total grain boundary area to impede
dislocation motion. For many materials, the yield strength σy
varies with grain size according to

Hall – Petch Equation

 INFLUENCE OF GRAIN SIZE

The influence of grain size on the yield

strength of a 70 Cu–30 Zn brass alloy.
Solid Solution Strain Grain
Strengthening hardening / Boundary Precipitation
Cold Working
SOLID SOLUTION STRENGTHENING
Adanya atom terlarut menyebabkan adanya reganagan kisi, baik itu regangan tarik
atau tekan tergantung dari ukuran atom terlarutnya
Atom terlarut menghasilkan geser lokal yang menentang gerakan dislokasi.
The presence of solute atoms produces lattice strain, either tensile or compressive,
depending on the relative size of the solute atom.
Solute atom generates local shear that opposes dislocation motion.
LATTICE STRAIN
Adanya interaksi antara dislokasi dan atom
pengotor mengakibatkan terjadi regangan kisi.
Regangan kisinya yang menyebabkan gerakan
dislokasi berkurang
Lattice strain field interactions between
dislocations and these impurity atoms result,
and, consequently, dislocation movement is
restricted.
VARIATION WITH NICKEL CONTENT OF
TENSILE STRENGTH, AND YIELD STRENGTH
Solid Solution Strain Grain
Strengthening hardening / Boundary Precipitation
Cold Working
PRECIPITATION HARDENING
Pengerasan presipitasi adalah pembentukan partikel halus (endapan) yang berfungsi
untuk memblokir pergerakan dislokasi sehingga dapat memperkuat dan
membentukkan logam.
Precipitation hardening is the formation of fine particles (precipitates) which function
to block the movement of dislocations so as to strengthen and shape the metal.
Kekuatan dan kekerasan beberapa paduan logam dapat ditingkatkan dengan
pembentukan partikel fase kedua yang sangat kecil dan terdispersi secara seragam
di dalam matriks fase asli dalam proses yang dikenal sebagai presipitasi atau
pengerasan usia.
The strength and hardness of some metal alloys may be enhanced by the formation
of extremely small uniformly dispersed second-phase particles within the original
phase matrix in a process known as precipitation or age hardening
 PROCESS PRECIPITATION
HARDENING
Proses perlakuan panas (pengerasan presipitasi) terdiri dari tiga langkah:The heat treatment (precipitation
hardening) process consists of three steps:

1. Solution treatment, di mana logam paduan dipanaskan hingga suhu di atas garis solvus di daerah alpha dan
panasnya dipertahankan dengan waktu tertentu sampai melarutkan fase beta (suhu Ts). / Solution treatment, in
which the alloy is heated to a temperature above the solvus line in the alpha region and the heat is maintained for a
certain time until it dissolves the beta phase (Ts temperature).

2. Quenching (pendinginan cepat) / Quenching (quick cooling).

3. Perlakuan presipitasi, di mana logam paduan dipanaskan lagi namun dengan suhu yang lebih rendah
dari solution treatment (suhu Tp). Langkah ketiga ini disebut aging. Oleh karena itu, seluruh proses perlakuan panas
kadang-kadang disebut age hardening / Precipitation treatment, in which the alloy is heated again but at a lower
temperature than the solution treatment (Tp temperature). This third step is called aging. Therefore, the whole
process of heat treatment is sometimes called age hardening
 Pengerasan presipitasi, juga disebut pengerasan usia
STRENGTHENING CURVE atau pengerasan partikel, adalah teknik perlakuan
panas yang didasarkan pada pembentukan partikel
(presipitat) yang sangat kecil dan terdispersi secara
seragam dari fase kedua dalam matriks fase asli untuk
meningkatkan kekuatan dan kekerasan beberapa
paduan logam.
Partikel fase kedua menghadirkan jenis hambatan lebih
lanjut untuk pergerakan dislokasi, meskipun partikel
tersebut belum tentu atom tunggal. Kehadiran partikel
fase kedua merupakan distorsi dalam kisi matriks.

Precipitation hardening, also called age hardening or

particle hardening, is a heat treatment technique based
on the formation of extremely small, uniformly dispersed
particles (precipitates) of a second phase within the
original phase matrix to enhance the strength and
hardness of some metal alloys.
Second phase particles present further type of obstacles
for dislocation movement, though the particles are not
necessarily single atoms. The presence of a second
phase particle represents a distortion in the matrix
lattice.
 AL-CU PRECIPITATION
Diagram fase Al-Cu (Duralumin adalah paduan aluminium
dari kelompok 2XXX) yang ditunjukkan pada Gambar 1
menunjukkan jenis penurunan ini di sepanjang solvus antara
daerah α dan α+θ. Pertimbangkan paduan 96wt%Al –
4wt%Cu yang dipilih karena ada penurunan besar dalam
kelarutan padat larutan padat α dalam penurunan suhu dari
550°C menjadi 75°C.
The Al-Cu (Duralumin is an aluminum alloy of 2XXX group)
phase diagram shown in Figure 1 shows this type of decrease Contoh dari terbentuknya endapan proses
along the solvus between the α and α+θ regions. Consider a pengerasan precipitation Al-Cu dalam tiga
96wt%Al – 4wt%Cu alloy which is chosen since there is a langkah
large degrease in the solid solubility of solid solution α in An example of the formation of a precipitate is the
decreasing the temperature from 550°C to 75°C. Al-Cu precipitation hardening process in three steps
Solid Solution Strain Grain
Strengthening hardening / Boundary Precipitation
Cold Working
STRAIN HARDENING
Pengerasan regangan adalah fenomena di mana logam ulet menjadi lebih keras dan
lebih kuat karena mengalami deformasi plastis
karena suhu di mana deformasi terjadi adalah "dingin" relatif terhadap suhu leleh
absolut logam, pengerjaan dingin. Sebagian besar regangan logam mengeras pada
suhu kamar
Strain hardening is the phenomenon whereby a ductile metal becomes harder and
stronger as it is plastically deformed
because the temperature at which deformation takes place is “cold” relative to the
absolute melting temperature of the metal, cold working. Most metals strain harden
at room temperature
COLD WORKING
It is sometimes convenient to express the degree
of plastic deformation as percent cold work
rather than as strain. Percent cold work (%CW) is
defined as
Kadang-kadang mudah untuk menyatakan tingkat
deformasi plastis sebagai persen kerja dingin
daripada sebagai regangan. Persen pekerjaan
dingin (%CW) didefinisikan sebagai:

Isotropik anisotropik
THE EFFECT OF PERCENT COLD WORK ON
MECHANICAL PROPERTIES
Solid Solution Strain Grain
Strengthening hardening / Boundary Precipitation
Cold Working
ANNEALING
✓Proses di mana bahan dipanaskan hingga di atas suhu rekristalisasi sampel dan
kemudian didinginkan. / Process where material is heated to above the recrystallization
temperature of the sample and then cooled down.
✓Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan sifat cold work dengan meningkatkan
keuletan dan mempertahankan sebagian besar kekerasan. / Main purpose is to
improve Cold work properties by increasing ductility and retaining most of the hardness.
✓Ada 3 langkah yang terlibat dengan anil: pemulihan, rekristalisasi dan
pertumbuhan butir/ There are 3 steps involved with annealing: recovery,
recrystallization and grain growth
RECOVERY
➢During recovery, some of the stored internal strain energy is relieved through
dislocation motion due to enhanced atomic diffusion at the elevated temperatures.
➢Leads to reduction in the number of dislocations.
➢Selama pemulihan, beberapa energi regangan internal yang tersimpan dilepaskan
melalui gerakan dislokasi karena peningkatan difusi atom pada suhu tinggi.
➢Menyebabkan pengurangan jumlah dislokasi.
 RECRSTALIZATION
➢Setelah pemulihan selesai, butiran masih dalam keadaan energi regangan yang relatif
tinggi. / After recovery is complete, the grains are still in a relatively high strain energy state.
➢Rekristalisasi adalah pembentukan sekumpulan butir baru bebas regangan dan uniaksial
yang memiliki kerapatan dislokasi rendah. / Recrystallization is the formation of a new set of
strainfree and uniaxial grains that have low dislocation densities.
➢Kekuatan pendorong untuk menghasilkan struktur butiran baru adalah perbedaan energi
internal antara material yang terregangkan dan tidak terregangkan. / The driving force to
produce the new grain structure is the internal energy difference between strained and
unstrained material.
➢Butir baru terbentuk sebagai nuklei yang sangat kecil dan tumbuh hingga memakan bahan
induknya. / The new grains form as very small nuclei and grow until they consume the parent
material.
 GRAIN GROWTH
Setelah rekristalisasi, butiran bebas regangan akan
terus tumbuh jika spesimen logam dibiarkan pada
suhu tinggi. / After recrystallization, the strain-free
grains will continue to grow if the metal specimen is
left at elevated temperatures.
Saat butiran bertambah besar, total batas butir
berkurang, seperti halnya energi total. / As grains
increase in size, the total boundary area decreases,
as does the total energy.
Biji-bijian besar tumbuh dengan mengorbankan biji-
bijian yang lebih kecils / Large grains grow at the
expense of smaller grains
 Process Annealing:
A – B Recovery
C – D Recrstallization
E – F Grain Growth

Schematic diagram of main annealing processes; a) Deformed

state, b) recovered, c) partially recrystallized, d) fully
recrystallized, e) Grain growth, f) abnormal grain growth
INFULENCE ANNEALING TO
MECHANICAL PROPERTIES
Temperatur Annealing (°F) pengaruh temperatur
annealing (untuk waktu annealing 1 jam) terhadap
kekuatan tarik dan ductility paduan kuningan.
Ukuran butir sebagai fungsi suhu anil ditunjukkan.
Struktur butir selama pemulihan, rekristalisasi, dan
tahap pertumbuhan butir ditunjukkan secara
skematis.
The Annealing temperature (°F) influence of
annealing temperature (for an annealing time of 1
h) on the tensile strength and ductility of a brass
alloy. Grain size as a function of annealing
temperature is indicated. Grain structures during
recovery, recrystallization, and grain growth stages
are shown schematically.